Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA MASYARAKAT RW 03 DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN


SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Dosen : Madyo Maryoto,MNS

DISUSUN OLEH KELOMPOK II :

HENI PURWANINGSIH ( 16142014741199 )


JOKO TRI PAMUNGKAS ( 16142014742200 )
KRISTIANTO ( 16142014743201 )
KUSWANTORO ( 16142014744202 )
LAELI UTAMI ( 16142014745203 )
LIA FITRIANI ( 16142014746204 )
LILIS TRI WARDHUANI ( 16142014747205)
MEI SUSWARINI ( 16142014748206 )
MURIANI AGUSTINA ( 16142014749207 )
NANIK WIYATI ( 16142014750208 )
NARYANTO ( 16142014751209 )
NUR LAILA AMALIA ( 16142014765223 )
REZANIA P ( 16142014752210 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1 ALIH JENJANG


STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2017/2018
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum w. w.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA
MASYARAKAT RW 03 DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN
SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA”. Dalam rangka pemenuhan
tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Keluarga dan Komunitas.
Selesainya penyusunan makalah ini tentunya tidak luput dari dukungan beberapa
pihak. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-
Nya kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Tentunya karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, makalah
ini belum sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran
mengenai penyusunan studi kasus ini sangat diharapkan oleh penyusun.

Wassalammu’alaikum w.w.

Purwokerto, 20 April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 17
BAB IV PEMBAHASAN 31
BAB V PENUTUP 32
DAFTAR PUSTAKA 33
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati
suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta
terikat oleh rasa identitas suatu komunitas (Koentjaraningrat, 1990; Wahit
Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Sedangkan ANA (1973) mendefinisikan keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Dari dua definisi diatas menjelaskan bahwa dalam suatu masyarakat
ataupun komunitas perlu adanya peningkatan kesadaran dari komunitas
tentang kesehatan sehingga adanya keperawatan komunitas membantu proses
tersebut dan dapat mencegah pengendalian wabah penyakit terutama penyakit
menular.
Dalam pelaksanaannya, keperawatan kesehatan masyarakat
diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan
yang utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan
kesehatan yang akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang
diberikan tersebut merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan
oleh masyarakat, dan secara universal upaya tersebut mudah dijangkau.
Dengan demikian, di dalam keperawatan komunitas penggunaan teknologi
tepat guna sangat ditekankan. Wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah
seorang perawat komunitas mampu melakukan rangsangan atau memotivasi
masyarakat di wilayah binaannya dengan memilih alat edukatif sederhana
yang tersedia di wilayah tersebut.
Sehingga hal ini dapat memberikan perawat sisi lain dari proses
keperawatan yang ada pada rumah sakit. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai proses asuhan keperawatan komunitas.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana proses pemberian asuhan keperawatan komunitas ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan komunitas di RT 03 desa Gumelem
wetan kecamatan susukan kabupaten Banjarnegara.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini, yakni:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di RT 03 desa
Gumelem wetan kecamatan susukan kabupaten Banjarnegara.
b. Menganalisa masalah kesehatan yang ada di RT 03 desa
Gumelem wetan kecamatan susukan kabupaten Banjarnegara.
c. Menyusun rencana tindakan (POA) yang berhubungan dengan
asalah kesehatan yang ada di RT 03 desa Gumelem wetan
kecamatan susukan kabupaten Banjarnegara.
d. Melaksanakan kegiatan bersama-sama dengan masyarakat untuik
mengatasi masalah kesehatan yang ada di RT 03 desa Gumelem
wetan kecamatan susukan kabupaten Banjarnegara.
e. Mengevaluasi hasil kegiatan selanjutnya untuk menyususn
rencana tindak lanjut terhadap hal-hal yang dirasa perlu bersama
masyarakat.
f. Mendokumentasikan dan melaporkan hasil kegiatan selama
praktek keperawatan komunitas di RT 03 desa Gumelem wetan
kecamatan susukan kabupaten Banjarnegara.

3. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah :
a. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang konsep
keperawatan komunitas.
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penerapan asuhan keperawatan
komunitas.
c. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan yang dapat
diberikan untuk komunitas.
d. Masyarakat dapat menambah wawasan mereka tentang pentingnya
kesehatan lingkungan dan individu di masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas


1. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas
WHO (1974) mendefinisikan komunitas merupakan kelompok
sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilasi keyakinan
dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dana interaksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan Koentjaraningrat (1990) menjelaskan komunitas
sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat
oleh rasa identitas suatu komunitas (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul
Chayatin, 2013).
Keperawatan komunitas sendiri didefinisikan oleh Ruth B.
Freeman (1981) sebagai kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan
maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau
masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat.
American Nursing Association (1973) mendefinisikan
keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk (Wahit Iqbal
Mubarak & Nurul Chayatin, 2013).
2. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya berikut ini:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah
atau isu kesehatan masyarakat dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan dan memprioritaskan masalah kesehatan
3. Merumuskan serta memecahkkan masalah
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, dan kelompok, baik yang sehat maupun
yang sakit, khususnya mereka yang berisiko tinggi dalam masyarakat.
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Peran perawat
komunitas disini adalah membantu individu agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dna mental
yang dialami, keterbatasan pengetahuannya, dan kurangnya
kemauan menuju kemandirian.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang
berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian
darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga yang
satu dengan yang lainnya saling bergantung dan berinteraksi. Dan
fokus pelayanan kesehatan yang strategis adalah keluarga.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan (problem),
serta kegiatan terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Berikut ini kelompok khusus yang ada di masyarakat
dan institusi yang diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan
kebutuhan yang mereka hadapi :
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth development)
seperti: kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, anak
balita, anak usia sekolah dan kelompok usia lanjut.
2) Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, seperti:
penderita penyakit menular, penderita penyakit tidak menular,
dan kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi.
4. Strategi Keperawatan Kesehatan Komunitas
Berikut ini adalah strategi keperawatan kesehatan
komunitas:
a. Proses kelompok (Group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya
setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi,
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.
Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering
mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya
penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak
akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan kesehatan (Health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses
transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi
adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau
masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan
menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya;
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial. Dalam
kasus ini, perawat melakukan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat tentang ispa pada anak, merokok remaja, atau
diabetes. Dan diberikan cara untuk mencegahnya juga dampak
buruk bila masalah terus berlangsung. Masyarakat juga bisa
menanyakan apa saja yang kurang paham dari pembahasan pada
saat pendidikan kesehatan.

c. Kerja sama (Partnership)


Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi
ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja
sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di
dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih
cepat. Perawat atau pelayan kesehatan bekerja sama dengan
seluruh perangkat yang ada di masyarakat untuk mengurangi
masalah kesehatan. Ini juga merupakan bentuk agar masyarakat
bisa lebih mandiri.
5. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu
kepada paradigma keperawatan secara umum, yaitu manusia yang
merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari
pandangan ini disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang
terdiri atas empat komponen dasar yaitu manusia, kesehatan (konsep
sehat-sakit), lingkungan, dan keperawatan.

B. Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas


a. Definisi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-lagkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010)
Keperawatan kesehatan komunitas berorientasi pada proses
pemecahan masalah yang dikenal dengan proses keperawatan (nursing
proses), yaitu suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan pelayanan
keperawatan yang sesuai respon manusia dalam menghadapi masalah
kesehatan. Langkah-langkah dalam proses keperawatan kesehatan
komunitas adalah pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dalam penerapan proses keperawatan, terjadi proses alih peran
dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan
masalah kesehatannya (Depkes RI, 2006; dikutip dari Ferry Efendi dan
Makhfudli, 2009)
b. Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas
a. Tujuan proses keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut:
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan
untuk:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut;
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
b. Fungsi keperawatan komunitas
Adapun proses keperawatan komunias berfungsi sebagai:
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

3. Langkah-langkah Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas


Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa
fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase
pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan
komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner
ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu
proses tindakan untuk mengenal komunitas. Orang-orang yang berada
di komunitas merupakan mitra dan berperan didalam proses
keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam
mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan negatif
yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga
sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi
untuk promosi kesehatan. Pengkajian suatu komunitas dimulai dengan
mengidentifikasi sistem yang ada didalamnya perlu diingat, bahwa
sistem adalah keseluruhan unit yang berfungsi karena saling
tergantungnya bagian tersebut. Komunitas juga merupakan keseluruhan
kesatuan fungsi karena saling ketergantungan antar bagian subsistem.
Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan
sosialisasi program keperawatan kesehatan komunitas serta program
apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut.
Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal
maupun nonformal, kader masyarakat, serta perwakilan dari setiap
elemen dimasyarakat (PKK, Karangtaruna, dan lainnya). Setelah itu,
kegiatan dilanjutkan dengan dilakukannya Survei Mawas Diri (SMD)
yang diikuti dengan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Metode dan pendekatan pengkajian komunitas
Beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang ada di komunitas adalah sebagai berikut:
1) Windshield survey
Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi
berbagai dimensi dari komunitas, lingkungan, serta gaya hidup
masyarakat.
2) Data sekunder
Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah
tercatat sebelumnya, yang termasuk dalam data sekunder meliputi
data-data seperti data statistik, dokumen yang telah diterbitkan,
catatan dalam pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan
kesehatan (C. O. Helvie, 1998)
3) Selain data sekunder diatas, metode pengkajian komunitas bisa
didapatkan dari data survey, wawancara dengan informan, observasi
komunitas, serta forum komunikasi. (Ferry Efendi dan Makhfudli,
2009)
b. Diagnosa
Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori
Neuman dari komunitas dan mengembangkan diagnosis keperawatan
berdasarkan sistem penggabungan penarikan kesimpulan. Pada sistem
ini mereka menggunakan logika berpikir atau penarikan kesimpulan
untuk menggambarkan masalah, menjelaskan faktor etiologi, serta
identifikasi tanda dan gejala yang menjadi karakteristik masalah. Tanda
dan gejala dari diagnosis keperawatan kesehatan komunitas adalah
pernyataan kesimpulan yang menjelaskan durasi atau besarnya masalah.
Sedangkan, Carl O. Helvie (1998) berfokus pada konsep energi atau
memasukkan teori energi dalam diagnosis keperawatan kesehatan
komunitas. (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
c. Perencanaan/Intervensi
Langkah-langkah dalam perencanaan yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
 Menentukan prioritas
Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi
respon komunitas yang aktual atau potensial yang memerlukan
suatu tindakan. Dalam menentukan perencanaan perlu disusun
suatu sistem untuk menentukan diagnosis yang akan diambil
tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan
adalah hierarki Kebutuhan Komunitas.
 Menentukan kriteria hasil
Penentuan kriteria hasil (outcomes) harus ditunjukkan
untuk komunitas. Kriteria hasil harus menunjukkan “apa yang akan
dilakukan komunitas serta kapan dan sejauh mana tindakan akan
dilaksanakan”. Kriteria hasil harus spesifik, dapat diukur, dapat
dicapai, rasional, dan ada batas waktu.
 Menentukan rencana tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk
membantu komunitas dalam mencapai kriteria hasil. Rencana
tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari
diagnosis keperawatan. Oleh sebab itu, rencana mendefinisikan
suatu aktivitas yang dilakukan untuk membatasi faktor-faktor
pendukung terhadap suatu permasalahan.
 Dokumentasi
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk
yang bervariasi untuk mempromosikan perawatan yang meliputi:
perawatan individu, keluarga, dan komunitas; perawatan yang
kontinu (berkesinambungan); komunikasi; dan evaluasi.
Perencanaan asuhan keperawatan pada klien (komunitas)
seyogyanya menyertakan 3 prinsip, yaitu pemberdayaan
(empowerment), negosiasi (negotiation) dan kerjasama lintas sektor
(networking). (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
d. Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996). Tahap
implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukkan
pada rencana strategi untuk membantu komunitas mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik
direncanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
masalah kesehatan komunitas. Tujuan dari implementasi adalah
membantu komunitas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan
keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika selama tahap
pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih
tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan komunitas.
(Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009)
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,
rencana tindakan, dan implementasinya sudah berhasil dicapai. Evaluasi
memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama
tahap pengkajian, analisis perencanaan, dan implementasi tindakan
(Ignatavicius dan Bayne, 1994). Tujuan evaluasi adalah melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan hal ini bisa dilaksanakan
dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat
mengambil keputusan. Proses evaluasi terdiri atas dua tahap yang
mengukur pencapaian tujuan klien baik kognitif, afektif, psikomotor,
dan perubahan fungsi tubuh serta gejalanya, dan membandingkan data
yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan. (Ferry Efendi
dan Makhfudli, 2009)
a. Teori Keperawatan Kesehatan Komunitas
a. Model Health Care System Betty Neuman
Model yang dikemukakan oelh betty neuman ini adalah sebuah
model yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan
kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri yang bersifat fleksibel, normal, serta resisten dengan
sasaran pelayanannaya adalah komunitas. Garis pertahan komunitas
tersebut meliputi garis pertahan fleksibel (buffer zone), yaitu tingkat
kesehatan yang dinamis, merupakan hasil respons sementara terhadap
stresor (respons komunitas terhadap lingkungan seperti banjir, stresor
sosial, ketersediaan dana dalam pelayanan kesehatan, pekerjaan, iklim,
dan lain-lain. Garis pertahan normal. Berupa pola koping, kemampuan
dalam pemecehan masalah dalam jangka yang di perlihatkan sebagai
kesehatan komunitas.
Garis pertahanan ini berupa koping dan kemampuan pemecahan
masalah yang meliputi ketersedian pelayanan adanya perlindungan
terhadap status nutrisi secara general, tingkat pendapatan (cost level),
sikap perilaku masyarakat terhadap kesehatan, serta kondisi rumah yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Garis pertahanan resisten adalah
mekanisme internal untuk menghadapi stresor (penyebab
ketidakseimbangan sistem) yang meliputi tingkat pendidikan
masyarakat, adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, transportasi,
tempat rekreasi, dan cakupan imunisasi. Intervensi diarahkan terhadap
ketiga garis pertahanan dengan tiga level prevensi, yaitu dengan
pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Tujuan keperawatan adalah
stabilitas klien dan keluarga dinamis.
Keyakinan Dan Tata Nilai
Model ini menganalisis interaksi empat variabel yanng
menunjang dalam keperwatan komunitas, aspek fisi atau fisiologi,
psikollogis, sosial, kultural, dan spiritual. Adapun tujuan keperawatan
adalah stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan dinamis. Asumsi
yang dikemukakan oleh betty Neuman tentang empat konsep utama
terkait dengan keperawatan komunitas sebagai berikut:
e. Manusia: Manusia merupakan suatu sistem terbuaka yang selalu
mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan
dari variabel yang utuh, yang terdiri atas variabel fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spritual.
f. Lingkungan: Lingkungan meliputi faktor internal dan ekseternal
atau pengaruh-pengaruh dari sekitar klien.
g. Sehat: Sehat merupakan suatu kondisi terbebasnya tubuh dari
gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat merupakan keseimbnagan
yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau
mengatasi stresor.
Status Kesehatan Seseorang
Sehat menurut model neuman adalah suatu biopsikososio
kultural dan spiritual dan spiritual pada tiga garis pertahanan fleksibel,
normal, dan resiten.
a. Normal well: yaitu sehat secara medis, psikologis, dan sosial.
b. Pessimistic: yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung
harapan (khawatir sakit, ragu akan kesehatanya).
c. Sosially ill: yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang
mampu secara sosial, baik ekonomi maupun, interaksi sosial dengan
masyarakat.
d. Hypocondriacal: yaitu penyakit bersedih, kesedihan tanpa alasan.
e. Martyr: yaitu orang yang rela menderita atau mmeninggal daripada
menyerah karena memperrtahankan agama/kepercayaan (pengertian
harfiah).
f. Optinistic yaitu meskipun secara medis dan sosial sakit, tetapi
mempunyai harapan baik. Keadaan ini sring kali sangat membantu
dalam penyembuhan sakit medisnya.
g. Seriously ill: yaitu benar-benar saikit, baik secar psikososgis, dan
sosial.
Keperawatn ditunjukan untuk memepertahankan
keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi berikut
ini:
1) Intervensi yang bersifat promosi.
2) Intervesnsi yang bersifat prevensi.
3) Intrevensi yang bersifat kuratif.
4) Intervensi yang bersifat rehabilitatatif.
h. Keperawatan
Keperawatan sebagai ilmmu dan kiat meempelajari
terpenuhnya kebutuhan dasar klien (individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas) yang berhubungan dennag ketidakseimbangan yang
terjadi pada tiga garis pertahan fleksibel, normal, dan resisten, serta
berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat.
Intervensi keperawatn bertujuan untuk menurunkan stresor, serta
mendukung koping pada pasien secara konstruktif. Pencegahan
sekundr meliputi berbabagai tindakan keperawatan denga
mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh
lainya karena adanya sttresor. Pencegahan tersier dapat berupa
pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap
adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa penerapan model
konseptual keperwatan komunitas dari betty neuman ini memberi
penekan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri bersifat fleksibel, normal, dan resisten. Intervensi ini
diarahkan terhadap tiga garis pertahanan tersebut ynag berkait tigal
level prevensi untuk lebih jelas.
Aplikasi penerapan model konseptual keperawatan
komunitas dari betty neuman. Sesuai dengan teori neuman,
komunitas sebagi klien yang di pengaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu: komunitas yang merupakan klien dan pengguanaan
keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri atas lima tahapan,
yaitu: pengkajian, diagnosa,perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
a. Pengkajian
Berikut adalah data yang perlu dikaji pada komunitas dan
kelompok.
1) Core atau inti, dikaji mengenai data demografi kelompok
atau komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai
keyakiannan, serta riwayat timbulnnya kelompok atau
komunitas.
2) Mengkaji delapan subsistem yang mempengaruhi
komunitas diantarnya adalah
 Perumahan. Bagaimana perumahan yang dihuni
penduduk, peneranganya, sirkulasi udara, kepadatanya.
 Pendidikan komunitas. Apakah ada sarana pendidikan
yang dapt digunakan untuk mengetahui pengetahuan
penduduk.
 Keamanan dan keselamatan. Bagaiman keselamatan
dan keamanan lingkungna tempat tinggal apakah
masyarkat merasa nyaman atau tidak, dan apakah sering
mengalami stress akibat keamanan dan keselamtan yang
tidak terjamin.
 Politik dan kebijakn keselamtan. Apakah politik dan
kebijakn pemerintah cukup menunjang, sehingga
memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan
berbagai bidang, termasuk kesehatan.
 Pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
tersedia seperti tempat gangguan atau merawat atau
meamantau gangguan yang terjadi.
 Sistem komunitas. Sarana komunikasi apa saja yang
tersedia dan dapat simanfaatkan dimasyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
penyakit. Misalnya media televisi, radio, koran, atau
lesflet, yang diberikan kepada masyarkat.
 Sistem ekonomi. Bagimana tingkat sosial ekonomi
masyarakat secara keseluruan, apakah pendapatan yang
diterima sesuai dengan kebijakan upah minimal regional
(UMR) atau masalah sebaliknya dibawah upah
minimum.
 Rekreasi. Apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja
dibuka, dan apakah biayanya terejangkau masyarakat.
Rekreasi hendaknya digunakan masyarakat untuk
membantu mengurai stresor.
b. Diagnosa keperawatan komunitas dan kelompok
Diagnosa ditegakan berdasarakan tingkat reaksi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
kelompok komponen: P (problem atau masalah), E (etiologi atau
penyebab), S(symptom atau manisfestasi/sata penunjang).
c. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan berkaitan dengan diagnosa
keperawatan komunitas yang muncul diatas diantaranya adalah
sebagai berikut.
 Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
gangguan kardiovaskuler.
 Lakukan demontrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik
relaksasi.
 Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
kardiovaskuler melalui pemeriksaan tekanan darah.
 Lalukan kerjasama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang
tepat bagi yang beresiko.
 Lakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi
jantung.
 Lakukan kerjasama dengan tim aparat pemerintah setempat untuk
memeperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadi
penyebab stresor.
 Lakukan rujukan kerumah sakit bila diperlukan.
d. Pelaksanaan
Perawat bertugas untuk melaksanakan tindakan yang telah direncakan
yang sifatnya:
 Bantuan untuk mengatasi masalah pada gangguan penyakit
kardiovaskuler di komunitas.
 Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hal ini berprilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
 Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit kardiovaskuler.
 Sebagai advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi
sepenuhnya kebutuhan komunitas.
 Melaksanakan olahraga sesuai kemampuan fungsi jantungnya.
e. Evaluasi dan penilaian
Hal-hal yang perlu dievalusi adalah sebagai berikut:
 Menilai respons verbal dan non verbal komunitas setelah dilakukan
intervensi.
 Menilai kemajuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
 Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Hasil Pengkajian
a. Data Inti
1) Demografi/Statistik
Wilayah RW III Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan
Kota Banjarnegara terbagi menjadi 7 RT, dengan data yang
terkumpul sejumlah 327 KK (Data dari Desa). Jumlah usia produktif
sebanyak 543 orang
Hasil pengkajian data demografi masyarakat desa Gumelem
Wetan akan disajikan sebagai berikut :
a) Batas wilayah sebelah barat : Desa Gumelem Kulon
b) Batas wilayah sebelah timur : Desa Derik
c) Batas wilayah sebelah selatan : Kecamatan Tambak Banyumas
d) Batas wilayah sebelah utara : Desa Kedawung

1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan

45%
55%

Gambar 1.1 Distribusi Jenis Kelamin Warga RW III Desa Gumelem Wetan
Kecamatan Susukan
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa sebagian besar warga
RW III Desa Gumelem Wetan 54 % berjenis kelamin Laki-Laki dan 46 %
berjenis kelamin perempuan.
2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan (hasil Kuisioner)

Pendidikan
Tidak Tamat SD Tamat SD - SMP Tamat SMA Tamat Akademi / PT

10% 10%
16%

64%

Gambar 1.2Distribusi Penduduk berdasarkan Pendidikan RW III Desa Gumelem


Wetan Kecamatan Susukan
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan data bahwa pendidikan
warga RW III Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan paling banyak rata-
rata adalah tamatan SMA/sederajat dengan jumlah 57%.
3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Data Distribusi Pekerjaan

Karyawan
Pabrik
31%
Wiraswasta
63%

PNS
6%

Gambar 1.3Distribusi Penduduk berdasarkan Pekerjaan RW III Desa Gumelem


Wetan Kecamatan Susukan
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan Pekerjaan warga RW
III Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan rata-rata bekerja sebagai
karyawan swasta yaitu sebanyak 63 %.
4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan

Distribusi Berdasarkan Penghasilan


< 500.000 500.000 - 1.000.000 1.000.000 - 3.000.000
3.000.000 - 5.000.000 > 5.000.000
4% 8%
12%

29%
47%

Gambar 1.4 Distribusi Penduduk berdasarkan penghasilan RW III Desa Gumelem


Wetan Kecamatan Susukan
5. Distribusi Pengguanaan Jaminan Kesehatan

Distribusi Penggunaan Jaminan


Kesehatan
BPJS PBI BPJS Mandiri Jamkesda

30%
47%

23%

Gambar 1.5 Distribusi Penduduk Penggunaan Jaminan Kesehatan RW III Desa


Gumelem Wetan Kecamatan Susukan

6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pembuangan Air Limbah

Distribusi Pembuangan Limbah


Sembarangan Resapan Got

30%
45%

25%

Gambar 1.6 Distribusi Penduduk Pembuangan Air Limbah RW III Desa


Gumelem Wetan Kecamatan Susukan
7. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Berobat

Distribusi Penduduk Kebiasaan Berobat


Pelayanan Kesehatan Obat Bebas Dibiarkan Lain-lain

6% 4%
15%

75%

Gambar 1.7 Distribusi Penduduk Kebiasaan Berobat RW III Desa Gumelem


Wetan Kecamatan Susukan

8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Merokok

Anggota Keluarga Yang Merokok


Merokok Tidak Merokok

15%

85%

Gambar 1.8 Distribusi Penduduk Kebiasaan Merokok RW III Desa Gumelem


Wetan Kecamatan Susukan
1. Hasil pengkajian berdasarkan kuesioner
Usia Dewasa
Berdasarkan hasil pengkajian kuisiooner di RW III Desa Gumelem
Wetan Kecamatan Susukan di peroleh data sebagai berikut:
No Aspek yang Hasil Metode
dikaji

1. Kondisi a. Berdasarkan hasil kuisioner rumah warga-


lingkungan rata-rata permanen dengan tembok bata Wawan
b. Berdasarkan hasil kuisioner keadaan cara
ventilasi kurang dari 1/10 luas rumah dan - Quisioner
jarang dibuka.
c. Berdasarkan hasil kuisioner rata-rata
warga menggunakan air artetis
d. Hanya ada 10 % warga yang punya
tempat sampah.
e. Banyak warga yang sibuk bekerja di
pabrik
f. Banyak warga yang terdapat genangan air
di rumahnya
g. Terlihat jentik-jentik nyamuk di genangan
air warga

2. Layanan a. Warga memeriksakan diri d Puskesmas -


kesehatan b. Warga menggunakan kendaraan pribadi Wawan
dan angkutan umum cara
c. Asuransi menggunakan BPJS kesehatan - Quisioner

3. Pengetahuan a. Rata-rata tingkat pendidikan SMA -


b. Kesadaran menjaga kebersihan masih Wawan
kurang cara
c. Kesadaran melakukan PSN rendah - Quisioner

4. Perilaku a. Perilaku merokok tinggi Wawancara


b. Tidak setiap rumah punya tempat sampah dan
Observasi
B. ANALISA DATA

Masalah
No Data Fokus
Keperawatan
1 DS :
a. Berdasarkan hasil Ketidakefektifan
wawancara dengan kader pemeliharaan
kesehatan kesadaran warga kesehatan (00099)
terhadap kebersihan
kurang.
b. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kader
kesehatan kesadaran warga
terhadap upaya
pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) masih
rendah.
c. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kader
kesehatan masih sering
ditemukan genangan air di
rumah warga setiap
inspeksi kader.
DO :
a. Jumlah usia produktif
tinggi 543 orang.
b. Hanya ada 10 % warga
yang punya tempat
sampah.
c. Rerata tingkat pendidikan
di RW 3 SMA
d. Banyak warga yang sibuk
bekerja di pabrik
e. Banyak warga yang
terdapat genangan air di
rumahnya
f. Terlihat jentik-jentik
nyamuk di genangan air
warga

2 DS :
a. Berdasarkan hasil Perilaku kesehatan
wawancara dengan kader cenderung berisiko
sesehatan banyak warga (00188)
yang merokok
b. Berdasarkan hasil
wawancara dengan
beberapa warga ventilasi
jendela rumah jarang
dibuka
DO :
a. Rerata penghasilan warga
1,5-3 jt
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kriteria Penilaian Total Prioritas


Diagnosa Keperawatan Komunitas
A B C D E F
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099) 7 8 8 10 7 5 46 1
Perilaku kesehatan cenderung berisiko (00188) 7 7 7 10 7 5 44 2

KET :
A : Kesadaran masyarakat terhadap masalah
B : Motivasi komunitas untuk mengatasi masalah
C : Kemampuan perawat untuk mengatasi maslaah
D : Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi masalah
E : Beratnya akibat jika masalah masih tetap
F : Cepat masalah teratasi
Skor penilaian 1-10

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan sumber daya (pengetahuan) tidak cukup (00099).
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan merokok (00188)
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Noc Nic


Keperawatan
Ketidakefektifan Ketidakefektifan pemeliharaan Ketidakefektifan pemeliharaan
pemeliharaan kesehatan kesehatan
kesehatan (00099)
Domain I : Promosi kesehatan Program Kelompok
Kelas : Menejemen kesehatan - Mengadakan kerja bakti berkala rutin
a. Status kesehatan orang dewasa (2- - Melakukan PSN secara bersama-sama
4). Kemitraan
b. Prevalensi program peningkatan - Kerja sama dengan Puskesmas untuk
kesehatan (2-4) pembagian bubuk abate
c. Tingkat partisipasi warga dalam Pemberdayaan
program kesehatan (2-4). - Maintenance program jumantik yang
telah dilakukan
- Pembentukan jumantik di tiap
keluarga
Pendidikan kesehatan
- Pendidikan kesehatan tentang
pentingnya PSN
- Pendidikan kesehatan tentang DHF
dan gerakan 3M plus

Perilaku kesehatan Domain VII : Kesehatan komunitas Program Kelompok


cenderung berisiko Kelas : Perlindungan kesehatan - Melakukan senam sehat bersama
(00188) komunitas warga
Outcomes : Kontrol risiko komunitas Kemitraan
: tradisi budaya yang tidak sehat - Mengusulkan pembentukan Posbindu
Indikator: Pemberdayaan
a. Program pendidikan untuk - Pembuatan poster bahaya merokok
penguatan praktik budaya yang sehat Pendidikan kesehatan
(2-3). - Pendidikan kesehatan tentang bahaya
a. Penguatan praktik budaya yang merokok
sehat (2-3).Menggunakan sumber-
sumber daya di komunitas (2-4).

F. PLANNING OF ACTION (POA)

Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung


Keperawatan Jawab
Ketidakefektifan a. Mengadakan Warga RW 03 Jumat , 9 Feb 2018 Lingkungan RW 03 BOK Joko
pemeliharaan kerja bakti Gumelem Wetan Pukul 08.00 Desa Gumelem Wetan
kesehatan berkala rutin
berhubungan
dengan sumber b. Melakukan PSN Warga RW 03 Jumat, 9 Feb 2018 Lingkungan RW 03 BOK Joko
daya secara bersama- Gumelem Wetan Pukul 09.00 Desa Gumelem Wetan
(pengetahuan) sama
tidak
cukup(00099). c. Pembentukan Ibu-ibu warga RW Selasa, 13 Feb 2018 Posyandu RW 03 Mandiri Joko
jumantik di tiap 03 Pukul 10.00 Desa Gumelem Wetan
keluarga Gumelem Wetan

d. Pendidikan Ibu-ibu warga RW Kamis, 22 Feb Posyandu RW 03 BOK Joko


kesehatan tentang 03 Gumelem Wetan 2018 Desa Gumelem Wetan
pentingnya PSN Pukul 10.00

Perilaku a. Melakukan Warga RW 03 Desa Jumat, 2 Feb 2018 Lingkungan RW 03 Mandiri Joko
kesehatan senam sehat Gumelem Wetan Pukul 08.00 Desa Gumelem Wetan
cenderung bersama warga
berisiko
berhubungan b. Pembuatan Warga RW 03 Desa Sabtu, 10 Feb 2018 Lingkungan RW 03 Mandiri Joko
dengan merokok poster bahaya Gumelem Wetan Pukul 10.30 Desa Gumelem Wetan
(00188) merokok
c. Pendidikan Bapak-bapak di RW Kamis, 15 Feb Mushola RW 03 Desa BOK Joko
kesehatan tentang 03 Desa Gumelem 2018 Gumelem Wetan
bahaya merokok Wetan Pukul 19.30

G. EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS

Hasil
No
Kegiatan Waktu Dan Tempat Faktor
DX Respon / Hasil
Pendukung Penghambat
1. a. Mengadakan kerja Jumat, 9 Feb 2018 a. 80% warga hadir a. Warga terutama a. Partisipasi bapak-
bakti berkala rutin Pukul 08.00 mengikuti kerja bakti. ibu-ibu antusias bapak masih kurang.
Lingkungan Rw 03 dengan acara
Desa Gumelem
Wetan

b. Melakukan PSN Jumat ,9 Feb 2018 b. Didapatkan hasil b. Semua peserta b. Warga kurang
secara bersama-sama Pukul 08.00 penurunan PSN antusias memiliki kesadaran
Lingkungan Rw 03 kualitas bebas jentik dengan kegiatan. dalam membersihkan
Desa Gumelem dari rata-rata tiap RT area dan tempat yang
Wetan 90% menjadi 75%. berpotensi menjadi
sarang nyamuk.

c. Pembentukan Selasa, 13 Feb 2018 c. Ada 4 orang kader c. Suport system c. Kader yang ditunjuk
jumantik di tiap Pukul 10.00 baru yang menjadi yang baik dari kader masih merasa
keluarga Posyandu RW 03 kader mandiri keluarga. kesehatan lain pada sungkan dengan tugas
Desa Gumelem kader yang baru yang diemban
Wetan

Kamis, 22 Feb 2018 d. 85% warga mampu d. Antusiasme d. Peran serta bapak-
d. Pendidikan kesehatan Pukul 10.00 menyebutkan manfaat peserta tinggi. bapak masih kurang.
tentang pentingnya da pentingnya PSN
PSN secara rutin .
2. a. Melakukan senam sehat Jumat, 2 Feb 2018 a. Ada 35 peserta a. Antusiasme a. Tidak semua warga
bersama warga Pukul 08.00 senam yang hadir. peserta tinggi. undangan menghadiri
Lingkunan Rw 03 senam
Desa Gumelem
H. RENCANA TINDAK LANJUT

Masalah Keperawatan Kegiatan Sasaran Tempat Waktu


Penanggung
Jawab
Ketidakefektifan pemeliharaan1. Kesadaran warga dalam Semua warga di Posyandu Rw 03 Bulan Maret Kader
kesehatan berhubungan melakukan PSN wilayah RW03 Desa Gumelem 2018
dengan sumber daya Desa Gumelem Wetan
(pengetahuan) tidak Wetan
cukup(00099).
Perilaku kesehatan cenderung1. Pelaksanaan pendidikan Bapak-bapak di Mushola RW 03 Bulan Maret Kader
berisiko berhubungan dengan kesehatan tentang bahaya wilayah Rw 03 Desa Gumelem 2018
merokok (00188) merokok dan pembuatan Desa Gumelem Wetan
komitmen untuk berusaha Wetan
menghindari rokok.
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan komunitas berfokus pada peningkatan dan pengembangan kesehatan komunitas dengan melihat berbagai
sektor yakni biopsikososiospiritual dan kultural. Konsep ini berkesinambungan dengan konsep model keperawatan Betty Neuman yang
bertujuan untuk stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis. Model health care system yang dikemukakan oleh Betty
Neuman ini adalah sebuah model yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibel, normal, serta resisten dengan sasaran pelayanannaya adalah
komunitas.
Secara keseluruhan proses keperawatan yang kami terapkan fokus pada health education karena mayoritas keluarga memiliki
status kesehatan yang baik hanya perlu sedikit peningkatan untuk pola hidup bersih dan sehatnya. Tindakan penyuluhan yang dilakukan
dalam satu pertemuan kusus akan tetapi langsung face to face (satu persatu) yang dilakukan setelah memberikan kuisioner. Sebenarnya
hal ini kurang efektif karena proses keperawatan komunitas membutuhkan kontinu sehingga dapat melihat perkembangan status kesehatan
klien.
Oleh karena itu, dilakukan penanggulangan dengan cara memberikan leaflet dan melakukan contoh tindakan pengelolaan
sampah yang baik dan benar yang dilakukan pada salah satu keluarga sehingga setelah warga yang lain mengetahuinya diharapkan
tumbuh keinginan untuk melakukannya.
Sedangkan posyandunya mayoritas anak setelah usia 3 tahun sudah jarang ikut posyandu, lalu diberikan penyuluhan tentang
posyandu dan pentingnya mengikutkan balita posyandu sampai usia 5 tahun. Di desa ini posyandunya ada 4 : 2 madya dan 2 pratama,
kegiatannya rutin dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan kegiatan 5 meja. Tidak memiliki meja inovasi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-lagkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Dan teori keperawatan dari Betty Neuman tepat digunakan untuk pemberian asuhan keperawatan komunitas. Model health care
system yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah sebuah model yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan
kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibel, normal, serta resisten dengan
sasaran pelayanannaya adalah komunitas.

5.2 Saran
Dalam melakukan proses keperawatan akan berhasil jika dilakukan secara kontinu dan terus menerus sampai keluarga mampu
melakukan tindakan yang sudah diajarkan secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M dan Nancy R. Ahern. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC,
Ed. 9. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai