Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat
dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap
penyusun. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu.

Penyusun makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan penyusun,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun mengharapkan semoga makalah
inidapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Manado, 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebirauan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaucoma
ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya
lapang pandangMata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk
kehidupan manusia. Terlebih lagi dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik
merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Apalagi dengan sempitnya lapangan kerja,
hanya orang-orang yang sempurna dengan segala indranya saja yang mendapat kesempatan
kerja termasuk matanya. Mata merupakan anggota badan yang sangat peka. Trauma seperti
debu sekecil apapun yang masuk kedalam mata, sudah cukup untuk menimbulkan gangguan
yang hebat, apabila keadaan ini diabaikan, dapat menimbulkan penyakit yang sangat gawat.
Salah satu penyakitnya yaitu glaukoma. Di seluruh dunia glaukoma dianggap sebagai
penyebab kebutaan yang tinggi, 2 % penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita
glaukoma. Glaukoma dapat juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria lebih
sering terserang dari pada wanita.
Makalah ini akan membahas asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit
glaukoma.

B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui konsep dasarasuhan keperawatan secara teoritis pada pasien
dengan glaukoma.
C. Metode penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptid naratif yaitu suatu penyebab
dan keadaan secara objektif dan sistematis terdiri dari latar belakang tujuan dan
metode penulisan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan dengan pasien
glaukoma
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Glaukoma berasal dari bahasa Yunani: Glaukos yang berarti hijau kebiruan
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita ditandai dengan adanya
peningkatan tekanan bola mata, atropi papil saraf optik dan menciutnya lapang
pandang. Glaukoma adalah penyakit mata yang menyebabkan proses hilangnya
pengelihatan yang disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan didalam mata, karena
gangguan makanisme pengeluaran cairan mata dan kelainan syaraf mata. Jika tidak
ditangani dengan segera dapat menyebabkan kerusakan retina dan resiko kebutaan
total. Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa
peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang
pandangan mata.

Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan


peningkatan tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996). Jadi, Glaukoma adalah
kelompok penyakit mata yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata sehingga
menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk bagian-bagian retina retina
dibelakang bola mata. Saraf optik menyambung jaringan-jaringan penerima cahaya
(retina) dengan bagian dari otak yang memproses informasi pengelihatan.

B. Pengkajian

a. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Tanggal pengkajian :
No. Med. Rec :
Diagnose Medis :
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama , meliputi apa yang menjadi alasan utama klien masuk ke RS.
Biasanya klien akan mengeluhkan nyeri di sekitar atau di dalam bola mata.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : meliputi apa-apa saja gejala yang dialami klien
saat ini sehingga menganggu aktivitas klien itu sendiri.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu : meliputi penyakit apa saja yang pernah dialami klien
sebelumnya, baik itu yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya
ataupun tidak.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : meliputi riwayat penyakit yang pernah dialami
anggota keluarga.
c. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
2. Pola nuutrisi metabolik
3. Pola Eliminasi
4. Pola aktifitas dan latihan
5. Pola istirahat dan tidur
6. Pola kognitif perseptual
7. Pola konsep diri
8. Poola peran hubungan
9. Pola koping-intoleransi stres
10. Pola reproduksi seksualitas
11. Pola keyakinan

C. Diagnosa
1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan
muntah
2. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan, gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
D. Intervensi

1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah

Tujuan: nyeri hilang atau berkurang

Kriteria Hasil:

a. Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian nyeri

b. Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang

c. Ekspresi wajah rileks

Intervensi:
a. Kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri
b. Kaji tingkatan nyeri untuk menentukan dosis analgesic
c. Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang
d. Atur sikap fowler 30° atau dalam posisi nyaman.
e. Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan TIO
f. Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan
g. Berikan analgesi sesuai anjuran

2. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan, gangguan status organ
ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.

Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optimal


Kriteria Hasil:

a. Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan

b. Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan


lebih lanjut

Intervensi:

a. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan

b. Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan


penglihatan

c. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal,


tidak salah dosis

d. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menanganiketerbatasan penglihatan,


contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang
terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam

e. Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi

D. EVALUASI

1. Nyeri hilang atau berkurang

2. Penggunaan penglihatan yang optimal

3. Cemas hilang atau berkurang

4. Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya


DAFTAR PUSTAKA

1. https://rikayuhelmi116.wordpress.com/2012/12/09/asuhan-keperawatan-pada-
klien-dengan-glaukoma/
2. http://bangeud.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-pada-klien-
glaukoma.html

Anda mungkin juga menyukai