Anda di halaman 1dari 15

Foto Polos Abdomen

Barry James, Barry Kelly

Foto polos abdomen seringkali dapat menjadi suatu prospek yang sangat
menakutkan untuk dimulai, namun dengan mengikuti beberapa prinsip-prinsip
dasar interpretasi pencitraan, bahkan mereka yang dengan pengalaman klinis yang
sedikit dapat hampir selalu mencapai diagnosis yang tepat.

Teknik
Foto polos abdomen (AXR) dilakukan hampir secara eksklusif pada posisi
supinasi dan dalam proyeksi AP (anteroposterior), yaitu sinar x-ray melewati
pasien dari depan ke belakang. Secara historis foto polos abdomen dilakukan baik
pada postur supinasi maupun berdiri, namun praktik ini telah dihentikan karena
kekhawatiran mengenai dosis radiasi yang seringkali berlebihan. Royal College of
Radiologists merekomendasikan agar ketika pasien datang dengan acute
abdomen, dilakukan foto polos abdomen supinasi tunggal. Jika terdapat
kecurigaan klinis perforasi intra-abdomen yang terkait, maka foto polos thoraks
ereksi juga harus dilakukan. Pedoman ini dan banyak yang lainnya dapat
ditemukan pada edisi terakhir Royal College dari iRefer.1
Standar foto polos abdomen harus meluas dari diafragma ke ramus pubis
inferior, dan mencakup struktur otot dinding abdomen lateral. Hal ini
menghasilkan foto polos “portrait” standar. Kegagalan untuk mengambil gambar
keseluruhan abdomen dapat mengarahkan pada kesalahan diagnosis. Sebagai
contohnya, hernia inguinal yang mengobstruksi dapat terlewatkan pada foto polos
abdomen yang tidak diperluas kebawah ketinggian ligamentum inguinalis.
Keterlambatan diagnosis yang terkait dapat meningkatkan resiko inkarserasi dan
perforasi.
Dosis radiasi adalah pertimbangan yang penting ketika memintakan
pemeriksaan pencitraan. Foto polos abdomen pada pasien rata-rata memberikan
dosis radiasi sebesar sekitar 1.5 mSv. Ini sebanding dengan tujuh puluh lima kali
foto polos thoraks (0.02 mSv) atau sekitar satu per enam dosis yang diberikan
oleh CT abdomen standar (9 – 10 mSv). Foto polos abdomen, seperti semua
prosedur radiasi pengionisasi, oleh karenanya harus digunakan secara sesuai.

Interpretasi
Sebagaimana dengan semua foto polos, pendekatan tahap demi tahap yang
dapat diulangi dan logis harus digunakan untuk memeriksa semua aspek film. Hal
ini memungkinkan pembaca untuk melihat tinjauan foto polos dan memungkinkan
semua informasi terkumpulkan untuk sampai pada diagnosis yang paling akurat.
Contoh yang klasik yang menyoroti keuntungan pendekatan seperti itu adalah
pasien dengan karsinoma kolorektal lanjut yang tidak diketahui. Film tersebut
biasanya menunjukkan obstruksi usus besar (yang merupakan diagnosis yang
begitu jelas untuk ditegakkan), namun karena pembaca melewati tinjauan film,
deteksi metastasis pada basal paru dapat membantu mengonfirmasi bahwa
etiologinya hampir selalu pasti adalah obstruksi maligna.
Acute Abdomen
Terdapat sejumlah kelainan abdomen yang signifikan yang tidak boleh
terlewatkan dan ini dibahas dibagian berikut.

Pola Udara Usus


1. Udara Bebas
Perforasi viscus intra abdomen adalah kegawatdaruratan bedah dan hampir
selalu membutuhkan intervensi. Udara bebas seringkali sulit untuk diidentifikasi
pada foto polos abdomen dan oleh karenanya pada pasien dengan kecurigaan
perforasi, foto polos thoraks berdiri adalah suatu keharusan.
Sebanyak sedikitnya 1 ml udara intraperitoneal bebas dapat dideteksi pada foto
polos thoraks berdiri ( Gambar 1a & 1b).

Suatu algoritma yang menguraikan interpretasi foto polos abdomen


disajikan dibawah:

Periksa demografi pasien dan tanggal film

Tinjau pola gas usus dan periksa udara bebas


Tinjau masing-masing
Tinjaulah
Periksa
Catatfilm
Analisis
temuan
basal
organ
untuk
paru
intraabdomen
anda
rangka
kalsifikasi
yang
dalam
yang
tervisualisasikan
rekam
padat
yang
terlihat
abnormal
medis
masing-masing
dan untuk mencari
adanya pembesaran,
konfirmasi
garis yang
sumbernya
abnormal,masing-masing
kalsifikasi atau udara intraparenkim
Algoritma untuk menilai foto polos abdomen

Gambar 1a. Foto polos thoraks ereksi pada pasien dengan nyeri epigastrium akut
dengan latar belakang penyalahgunaan alkohol. Perhatikan hemidiafragma kanan
yang berbatas tegas dengan densitas udara pada kedua sisi (tanda panah hitam),
yang mengindikasikan bahwa terdapat udara pada rongga subphrenicus kanan.
Ulkus duodenum yang perforasi ditemukan pada laparotomi.

Gambar 1b. Foto polos thoraks ereksi pada pasien dengan nyeri fossa iliaka kiri
acute on chronic. Terdapat fokus densitas udara yang kecil dibawah
hemidiafragma kanan (tanda panah hitam) yang kembali mengindikasikan udara
intraperitoneal bebas. Pasien ini ditemukan mengalami divertikulum sigmoid
perforasi pada CT scan selanjutnya.

Deteksi udara bebas intraabdomen pada AXR supinasi dapat bersifat menantang.
Rigler’s sign menggambarkan adanya udara pada kedua sisi dinding usus dan
merupakan indikator yang berguna untuk udara intraperitoneal bebas. Hal ini
dinilai dengan melihat dinding usus dan menetapkan bahwa terdapat densitas
udara pada baik itu permukaan mukosa maupun serosa (gambar 2).
Udara naik, dan oleh karena itu, udara seringkali akan berpindah ke bagian atas
abdomen. Udara seringkali terlihat terletak disepanjang tepi inferior hati atau
melapisi ligamentum falciformis (Gambar 3). Ini merupakan dua indikator udara
intraperitoneal bebas yang dapat diandalkan.

Gambar 2. Obstruksi usus besar dengan perforasi. Terdapat lengkung colon


transversum yang terdistensi di abdomen atas (lihat dibawah). Terdapat lengkung
usus yang jelas terlihat abnormal pada sisi kiri foto polos. Pada inspeksi yang
lebih seksama, perhatikan bahwa terdapat densitas udara pada kedua sisi dinding
usus (Tanda panah) yang menunjukkan udara intraperitoneal bebas dengan
volume yang besar. Ini dikenal sebagai Rigler’s sign.
Udara bebas intraperitoneal juga dapat terkumpul di rongga diantara lengkung
usus dan membentuk segitiga atau bentuk yang normalnya tidak akan terlihat pada
usus yang dipenuhi udara.

Gambar 3. Tanda untuk Ligamentum Falciformis. Normalnya ligamentum


falciformis dilingkupi oleh jaringan lunak dan oleh karena itu tidak terlihat jelas
pada foto polos abdomen. Namun, jika terdapat udara bebas pada rongga
abdomen, udara ini akan mengitari ligamentum falciformis yang menjadikannya
terlihat. Pada contoh diatas, ligamentum falciformis jelas dilapisi oleh udara
(tanda panah hitam).

Suatu hal yang penting adalah operasi yang dilakukan baru-baru ini. Udara bebas
intraperitoneal adalah temuan yang normal pada periode pascaoperatif dini namun
harus dicurigai jika tetap ada setelah hari 6 atau jika pasien tidak sehat secara
klinis.

2. Obstruksi
a) Obstruksi usus Halus
Usus halus berisikan cairan dan udara dalam volume yang berbeda-beda, dan
oleh karena itu tampilannya pada foto polos abdomen bersifat tidak konsisten.
Sebagai aturan umumnya, semakin terlihat jelas usus halus, semakin
berkemungkinan ini bersifat patologis. Usus halus dapat diidentifikasi dengan
lokasinya yang terletak di tengah didalam abdomen dan valvulae conniventes
yang khas yang melintang melalui lumen usus halus. Ini berkontradiksi dengan
lipatan haustral yang tidak merentang ke keseluruhan diameter dinding kolon.
Usus halus yang normal tidak boleh berdiameter lebih dari 3 cm dan oleh karena
itu lengkung usus apapun diatas ambang batas ini harus dipandang dengan
kecurigaan. Semakin besar jumlah lengkung usus halus yang berdilatasi yang
terlihat pada foto polos abdomen, semakin distal letak obstruksi.
Gambar 4. Obstruksi usus halus dengan perforasi. Perhatikan lengkung usus yang
terletak di bagian tengah abdomen. Terdapat lipatan mukosa yang menjangkau
keseluruhan lebar dinding usus yang mengindikasikan bahwa ini menggambarkan
usus halus. Terdapat densitas udara ovoid yang diproyeksikan pada abdomen atas
yang disebut “Football sign” (tanda panah hitam) dan ini sesuai dengan
pneumoperitoneum masif.

Lengkung usus halus yang berdilatasi dapat disebabkan oleh ileus atau
obstruksi usus halus mekanik. Ileus dapat bersifat generalisata, seperti yang
terlihat pada pasien pascaoperatif, atau dapat terlokalisasi. Ileus lokalisata dapat
terjadi akibat reaksi inflamasi yang berdekatan seperti pankreatitis atau
apendisitis. Ileus lokalisata dapat menjadi indikator yang berguna untuk tempat
inflamasi akut. Tidak seperti obstruksi usus halus mekanis, ileus tidak akan
memperlihatkan titik batas yang jelas, meskipun ini seringkali sulit untuk dinilai
pada foto polos abdomen.
Obstruksi usus halus (Gambar 4) paling sering disebabkan oleh patologi-
patologi diluar dinding usus dengan 75% dapat dikaitkan dengan adhesi
intraabdomen. Penyebab kedua tersering obstruksi usus hlus mekanis adalah
hernia. Meskipun sebagian besar hernia bersifat samar pada foto polos abdomen,
cukup memungkinkan untuk mengidentifikasi udara usus yang meluas kebawah
ligamentum inguinale. Opasitas sirkular ang padat pada densitas jaringan lunak
yang diproyeksikan pada abdomen dapat menggambarkan hernia ventral yang
harus dikonfirmasi pada pemeriksaan klinis. Penyebab obstruksi usus halus
lainnya jarang terlihat pada foto polos abdomen karena seringkali bersifat samar
secara radiologi dan juga relatif jarang. Sebagai suatu aturan yang umum,
sebagian besar penyebab obstruksi usus halus tidak dapat didiagnosis dengan foto
polos abdomen.

Obstruksi usus besar


Usus besar terletak pada bagian perifer abdomen dan dapat dikenali dengan
haustranya yang berbeda. Colon ascending dan descending adalah struktur
retroperitoneal dan oleh karena itu posisinya terfiksasi. Colon transversal bisa
memiliki lokasi yang berbeda-beda yang berkisar dari rangkaian yang relatif lurus
melalui abdomen atas hingga lengkung yang tergantung panjang yang meluas
kebawah pelvis. Colon sigmoid juga bisa menunjukkan tampilan yang berbeda-
beda dan dapat terletak dimanapun didalam pelvis, bahkan pada fossa iliaka,
dimana diverticulitis akut dapat secara klinis menyerupai appendisitis akut.
Rektum terfiksasi pada pelvis, dan sebagai aturan umumnya, jika udara terlihat
pada rektum pasien dianggap tidak mengalami obstruksi secara fungsional.
Obstruksi usus besar dikenali dengan dilatasi kolon sebesar hingga lebih dari
6 cm atau lebih dari 9 cm untuk caecum.

Gambar 5. Obstruksi usus besar – open loop. Terdapat lengkung usus besar yang
berdilatasi pada sisi kanan abdomen – perhatikan lipatan mukosa tidak melewati
keseluruhan lebar dinding usus. Juga terdapat dilatasi usus halus kecil yang
terletak di sentral abdomen yang menunjukkan bahwa katup ileosekal dalam
keadaan inkompeten. Pasien ini terbukti mengalami tumor kolon yang
mengobstruksi pada fleksura hepatika.

Gambar 6 a. Volvulus sigmoid. Terdapat lenngkung usus yang besar dan dipenuhi
udara berupa colon sigmoid yang tidak terlihat jelas gambarannya yang berasal
dari pelvis yang berkaitan dengan distensi colon proksimal. Volvulus sigmoid
dicurigai dan enema contrast yang larut air dilakukan. Gambar 6b. Foto lateral
dari pemeriksaan dengan enema contrast yang larut air. Perhatikan keruncingan
yang menyerupai paruh pada bagian anterior badan kontrast (tanda panah) – ini
menggambarkan puntiran pada colon dan seringkali disebut sebagai “Bird of Prey
sign”.

Obstruksi usus besar dapat didefinisikan sebagai lengkung terbuka atau


tertutup, yang mana lengkung tertutup merupakan kelainan yang lebih serius
secara klinis. Obstruksi lengkung tertutup terjadi ketika katup ileo-caecal bersifat
kompeten dan kolon tidak mampu mengalami dekompresi ke usus halus. Hal ini
menyebabkan distensi kolon yang progresif yang menempatkan pasien pada
resiko yang bahkan lebih meningkat untuk mengalami perforasi. Obstruksi
lengkung terbuka seringkali terlihat pada keadaan lanjut dan dengan distensi
kolon yang lebih ringan dan dilatasi tambahan usus halus (gambar 5).

Volvulus
Penyebab obstruksi usus besar yang paling sering adalah lesi didalam usus
misalnya karsinoma kolorektal atau striktur divertikular. Namun, volvulus lebih
jarang namun tidak merupakan penyebab obstruksi kolon akut yang kurang
penting. Volvulus terjadi ketika kolon terpuntir pada mesenteriumnya dan
membentuk obstruksi lengkung tertutup. Sigmoid adalah tempat yang paling
sering untuk volvulus, diikuti dengan caecum. Volvulus sigmoid (Gambar 6a &
6b) membentuk lengkung usus yang berdilatasi yang berbentuk U terbalik dengan
apeks puntiran di pelvis. Aposisi dinding medial lengkung yang berdilatasi
membentuk “coffee bean sign” yang klasik, yang bisa berukuran sangat besar dan
menempati sebagian besar foto polos abdomen. Ketika dicurigai, volvulus
sigmoid biasanya dapat diobati dengan mudah dengan insersi flatus tube. Jika
pengobatan ini berhasil secara klinis, foto polos follow up kemudian harus
menunjukkan tidak adanya coffee bean sign.
Pseudo-obstruksi kolon menyebabkan distensi keseluruhan kolon oleh gas,
dan merupakan ekuvivalen kolon dengan ileus. Kadangkala pseudo-obstruksi
dapat menyerupai volvulus sigmoid jika terdapat dilatasi sigmoid yang
mencukupi. Namun, biasanya perjalanan kolon dapat dilacak ke rektum pada
pseudo-obstruksi dan rektum akan mengandung udara.
Caecum bisa relatif mobile dan oleh karena itu juga memiliki potensi untuk
juga membentuk volvulus. Volvulus caecal klasik (gambar 7) menyebabkan
segmen kolon yang pendek yang terdistensi oleh gas diproyeksikan pada kuadran
atas kiri, dan bergantung pada kompetensi katup ileocaecal, obstruksi lengkung
terbuka atau tertutup akan terbentuk. Volvulus caecal lengkung tertutup dapat
mengancam nyawa dengan cepat dan penilaian operasi segera dibutuhkan untuk
mencegah perforasi.
Gambar 7. Volvulus caecal. Foto polos klasik memperlihatkan viscus yang
dipenuhi udara dan berdilatasi hingga tidak memiliki gambaran khas, yang
menggambarkan caecum yang mengalami puntiran, pada kuadran atas kiri (Tanda
panah hitam) dan obstruksi usus halus (Tanda panah putih). Perhatikan gas pada
kolon yang teridentifikasi.

Colitis
“Thumb printing” sign adalah indikator untuk colitis, namun sayangnya ini
merupakan tanda yang bersifat non spesifik dengan banyak penyebab. Thumb
printing menggambarkan lipatan mukosa yang edema yang terlihat seperti cetakan
ibu jari disepanjang dinding kolon yang dipenuhi udara (gambar 8a dan 8b).

Gambar 8a. Colitis. Perhatikan penebalan lipatan mukosa hemicolon kiri, yang
seringkali disebut sebagai “thumbprinting”. Gambar 8b. Colon transversum tidak
memperlihatkan gambaran yang khas yang sesuai dengan colitis kronis.

Megakolon toksik dapat terjadi pada pasien-pasien dengan colitis. Temuan


foto polos klasik pada megakolon toksik adalah dilatasi colon transversum hingga
6 cm atau lebih namun juga dapat ditunjukkan oleh distensi kolon yang progresif
pada foto polos serial. Megakolon toksik adalah kegawatdaruratan bedah dan
penilaian segera dibutuhkan. Juga layak diperhatikan bahwa enema barium/ yang
larut air dikontraindikasikan pada kelainan ini karena tingginya resiko perforasi.
Colitis kronis menyebabkan atropi dan pembentukan jaringan parut pada
mukosa kolon yang akan menghasilkan apa yang dikenal sebagai kolon “lead-
pipe” pada foto polos abdomen (gambar 8b). Kelainan ini dikenali dengan tidak
adanya haustra kolon yang normal dan pembentukan dua dinding kolon yang
sejajar yang tidak memiliki gambaran khas. Hal ini paling sering terlihat pada
colon descending dan sigmoid karena tingginya prevalensi colitis pada tempat
tempat ini.
Udara di Hati
Hal ini dapat terlihat sebagai dua kelainan klinis: pneumobilia atau gas vena
porta.
Udara pada traktus biliaris, yang juga dikenal sebagai pneumobilia, dapat
terlihat ketika terdapat hubungan yang abnormal antara usus dan traktus biliaris
(gambar 9a). Etiologi yang paling sering adalah sphincterotomi endoskopi
sebelumnya untuk penyakit batu empedu, namun ini juga dapat disebabkan oleh
fistula cholecysto-enterika dalam kasus ileus batu empedu.
Udara vena porta adalah penyebab utama lainnya adanya bayangan udara
pada hati. Ini merupakan tanda yang penting yang hampir selalu menggambarkan
patologi intraabdomen yang mengancam nyawa seperti iskemia atau nekrosis
usus.

Gambar 9a. Pneumobilia. Bayangan udara yang linear tercatat pada bagian
tengah hati di regio porta hepatis (tanda panah hitam). Pasien ini menjalani
sphincterotomi sebelumnya.

Pneumobilia dan gas vena porta dapat dibedakan dengan distribusinya


didalam hati. Gas vena porta akan terlihat pada perifer hati (gambar 9b) dan
pneumobilia akan terlihat pada bagian tengah. Diferensiasi diantara dua kelainan
klinis ini dilakukan dengan CT abdomen.

Gambar 9b. Gas vena porta. Pasien yang dalam kondisi sangat parah ini
diketahui mengalami iskemia usus halus. AXR memperlihatkan bayangan udara
linear yang luas dengan ekstensi yang khas ke perifer hati. Pola ini sesuai dengan
gas vena porta, suatu temuan radiologi yang tidak menyenangkan. Lengkung usus
halus yang terdistensi tercatat pada sudut bawah kiri film (tanda panah putih).

Kalsifikasi
Terdapat serangkaian luas kalsifikasi yang terlihat pada foto polos abdomen
dan penting untuk mengidentifikasi mana yang normal dan mana yang bersifat
patologis.

1. Batu Traktus renalis


Foto polos KUB (ginjal, ureter dan buli) adalah varian foto polos abdomen, yang
dioptimalkan untuk penilaian traktus renalis. Foto polos KUB semakin tergantikan
oleh CT dosis rendah untuk deteksi batu pada ginjal dan CT saat ini adalah
modalitas pencitraan lini pertama. Namun jika pasien memperlihatkan presentasi
yang atipikal, foto polos abdomen dapat diambil sebagai bagian dari pemeriksaan
rutin mereka. Pada pasien-pasien ini masih penting untuk mengidentifikasi outline
ginjal dan menekankan masing-masing untuk adanya batu yang dapat berkisar
dari fokus kalsifikasi yang kecil dan terlihat seperti punctata hingga batu
“staghorn” yang besar (gambar 10). Batu staghorn merupakan batu besar yang
memenuhi kaliks ginjal yang menghasilkan bentuknya yang khas.
Perjalanan masing-masing ureter harus dilacak untuk melihat adanya batu.
Ureter berjalan menuruni batas lateral prosesus transversum vertebra lumbaris
sebagaimana yang diilustrasikan dalam gambar 11. Perhatian khusus harus
diberikan pada tautan pelvicoureter dan tautan vesicoureter, karena ini adalah dua
tempat penyempitan anatomis yang normal didalam ureter dan oleh karena itu
merupakan tempat tersering terjadinya impaksi batu. Terakhir, buli harus dinilai
untuk adanya batu. Batu pada buli bisa berukuran kecil, seperti yang baru saja
melewati ureter, atau bisa saja sangat besar pada pasien-pasien dengan stasis urin
kronis atau infeksi kronis.

Gambar 10. Batu staghorn. Tidak seperti gambar 11, tidak diberikan kontrast
pada pasien ini. Kalsifikasi yang padat yang terlihat pada kedua sistem pengumpul
menggambarkan batu ginjal (Tanda panah putih). Catatan yang dibuat secara tidak
sengaja adalah adanya batu empedu pada kuadran atas kanan (Tanda panah
hitam). Perhatikan beda bentuk dan tipe kalsifikasi yang terlihat pada batu
empedu.
2. Phlebolith
Phlebolith merupakan kalsifikasi mural vena kecil. Kelainan ini terjadi pada
sekitar 40 – 50% pasien dan insidensinya meningkat sejalan dengan bertambahnya
usia. Kelainan ini merupakan temuan yang sangat bersifat insidental dan tidak
terdapat signifikansi klinis. Namun, kelainan ini bisa keliru terlihat dengan batu
ureter distal sehingga penting untuk mengidentifikasinya dan mengabaikannya.
Phlebolith biasanya berbentuk bulat atau ovoid dan mungkin memiliki bagian
tengah yang lusens tidak seperti batu ginjal yang berbentuk irreguler dan berbatas
tegas dan biasanya memiliki densitas tinggi yang seragam. Karena perjalanan
alamiah ureter dapat diasumsikan bahwa kalsifikasi dibawah ketinggian spina
ischial adalah phlebolith. Namun, pada pasien yang simptomatik, kalsifikasi diatas
spina ischium dapat menggambarkan apakah itu kelainan lain dan pada akhirnya
CT dibutuhkan untuk membedakannya.

3. Appendisitis akut
Ini jarang terlihat pada foto polos abdomen, namun pada keadaan tertentu
diagnosis dapat ditegakkan. Kalsifikasi fossa iliaka kanan (RIF) dapat
menggambarkan appendicolith, dan ketika terlihat dalam keadaan adanya riwayat
klinis yang sesuai, dapat mendorong ahli bedah untuk melakukan appendektomi
dibandingkan meminta pencitraan lebih lanjut. Inflamasi appendiks dapat
menyebabkan ileus lokal pada RIF. Inflamasi appendiks juga dapat mengiritasi
otot psoas ipsilateral yang menyebabkan spasme yang dikenali sebagai konveks
skoliosis ke kiri.

Gambar 11. Urogram intravena. Kontrast terlihat mengisi sistem pelvikaliseal


renal, ureter, dan buli. Gambar ini mengilustrasikan perjalanan normal ureter
melalui rongga abdomen.

4. Batu empedu
Ultrasound adalah modalitas pilihan untuk mengonfirmasi adanya batu pada
kandung empedu. Hanya 10% batu empedu yang akan berisikan kalsifikasi yang
memadai hingga bisa terlihat pada foto polos abdomen (gambar 10). Namun
cukup bernilai untuk secara rutin memeriksa kuadran kanan atas pada semua foto
polos abdomen karena penyakit batu empedu seringkali dapat menyerupai
penyebab nyeri abdomen atas lainnya. Batu empedu dapat berukuran berapapun
dan dapat berkisar dari terkalsifikasi ringan dan dapat hampir tidak terlihat hingga
terkalsifikasi padat dan sangat jelas. Batu empedu seringkali memperlihatkan
tampilan dengan multifacet karena pengepakannya yang padat didalam batu
empedu.

Kalsifikasi pembuluh darah


Kalsifikasi pembuluh darah adalah tanda aterosklerosis (gambar 12).
Adanya kalsifikasi mural ini juga dapat memungkinkan deteksi aneurisma aorta
atau arteri iliaka. Ini dapat dikenali dengan bentuk fusiformis hingga kalsifikasi
mural dibandingkan kalsifikasi yang menyerupai jalur trem linear yang normal
yang terlihat pada arteri non-aneurisma. Jika aneurisma dicurigai, pencitraan lebih
lanjut harus dilakukan untuk mengonfirmasi. Urgensi follow up akan diputuskan
oleh gejala pasien dan perkiraan ukuran aneurisma. Aneurisma insidental yang
terdeteksi pada pasien yang asimptomatik membutuhkan ultrasound follow up
setiap tahun jika berukuran antara 3-4.4 cm atau setiap 3 bulan jika berukuran 4.5
– 5.4 cm. Aneurisma yang lebih besar (Gambar 13), atau pasien yang bersifat
simptomatik, harus menjalani pemeriksaan segera dengan CT untuk tidak hanya
mempermudah penilaian ukuran yang akurat dan morfologi aneurisma, namun
juga untuk mengeksklusikan ruptur atau ruptur yang mengancam.

Gambar 12. Plak aterosklerotik yang terkalsifikasi padat tercatat pada aorta dan
arteri iliaka komunikans. Dinding aorta masih tetap sejajar yang menunjukkan
tidak adanya dilatasi aneurismal.
Gambar 13. Gambaran aneurisma aorta abdomen yang seperti kerucut. Terdapat
hilangnya orientasi paralel normal dinding aorta yang terkalsifikasi. Tanda panah
hitam menggambarkan tepi kantong aorta. Ultrasound atau CT pada akhirnya akan
dibutuhkan untuk menilai morfologi aneurisma secara akurat dan memandu
penatalaksanaan atau follow up.

Gambar 14a. Metastasis pelvis. Pasien ini datang dengan nyeri pada fossa iliaka
kanan. Perhatikan metastasis sklerotik pada atap asetabulum kanan (Tanda panah
hitam) yang paling jelas ketika perbandingan dilakukan dengan atap asetabulum
kiri (Tanda panah putih). Pasien kemudian diketahui menderita karsinoma prostat
metastasis. Gambar 14b. Metastasis sklerotik yang menyebar luas tercatat
disepanjang rangka aksial yang tervisualisasikan.

Tulang
Iga bawah, vertebra lumbaris, sakrum, pelvis dan femur proksimal
semuanya akan terlihat pada foto polos abdomen. Tulang harus dievaluasi untuk
bukti lesi tulang fokal serta penyakit pada vertebra dan sendi. Rangka yang
terlihat bisa mengandung lesi metastasis sklerotik (Gambar 14a dan 14b) atau litik
karena pelvis dan vertebra lumbaris adalah tempat yang sering untuk penyakit
metastasis. Sayangnya udara usus seringkali menggelapkan sisi iliaka dan
memberikan kesan yang salah akan lesi litik. Tinggi korpus vertebra juga harus
dinilai karena fraktur osteoporotik akut kadangkala dapat menyerupai patologi
intraabdomen secara klinis, seperti sindroma aortik akut. Sulit untuk secara akurat
menilai vertebra pada proyeksi AP karena lordosis yang alami, namun jika
terdapat kecurigaan akan abnormalitas tulang, maka foto polos vertebra lumbaris
lateral pelengkap harus dimintakan.

Sakroiliitis secara radiologi bermanifestasi sebagai sklerosis tulang


subchondral pada salah satu sisi sendi sacroiliaka, erosi atau bahkan ankilosis
sendi (Gambar 15). Sakroiliitis yang berkombinasi dengan riwayat klinis yang
sesuai atau pola gas usus, dapat mengesankan penyakit inflamasi pada usus.
Perbandingan dengan foto polos sebelumnya dapat membantu memastikan apakah
perubahan yang tervisualisasikan bersifat progresif.
Iga bawah harus ditinjau karena ini mungkin merupakan tempat fraktur atau
metastasis. Sendi panggul juga harus dievaluasi pada setiap film karena patologi
berbasis sendi akut juga dapat seringkali menjalar ke paha ipsilateral atau fossa
iliaka dan menyerupai patologi intra abdomen. Osteoartritis sendi panggul adalah
salah satu patologi yang paling sering ditemukan dan ditandai dengan
penyempitan rongga sendi, sklerosis subkondral/ pembentukan kista dan
osteofitosis marginal (gambar 16).

Gambar 15. Sakroilitis kronis bilateral (Tanda panah hitam). Terdapat hilangnya
celah sendi sakroiliaka secara bilateral dengan sklerosis subchondral yang
berdekatan.

Gambar 16. Osteoartrosis panggul kanan. Terdapat perubahan degeneratif lanjut


pada bagian tengah sendi panggul kanan dengan hilangnya celah sendi,
pembentukan kista subchondral dan sklerosis subchondral. Juga terdapat
pendataran aspek superomedial permukaan artikular kaput femoris.

Basal Paru
Suatu bagian basal paru akan terlihat pada sebagian besar foto polos
abdomen yang memuaskan secara teknis. Pneumonia basal dapat menyebabkan
nyeri epigastrium akut dan ini akan terlihat pada foto polos abdomen sebagai
hilangnya hemidiafragma ipsilateral. Metastasis paru juga kadangkala dapat
terlihat pada basal paru.

Kesimpulan
Foto polos abdomen menyajikan suatu informasi klinis yang sangat luas
yang dapat membantu memandu manajemen pasien. Penting untuk menyadari
bahwa tindakan ini memberikan dosis radiasi yang relatif tinggi, namun ketika
digunakan dalam keadaan klinis yang sesuai dapat mempermudah diagnosis yang
cepat dan pasti.

Gambar

Anda mungkin juga menyukai