OLEH:
Kelas 2016 D
1. Staatsblad Nomor 614 tahun 1936 tentang Pemotongan Ternak Besar Betina
Bertanduk
Menurut undang-undang ini dilarang menyembelih sapi atau kerbau betina. Hal
ini dimaksudkan untuk mencegah penurunan populasi ternak sapi/kerbau. Larangan
tidak berlaku apabila ternak telah diafkir oleh petugas Dinas Peternakkan dengan
alasan ternak sapi/kerbau betina tersebut :
a. Memiliki sifat ras yang tidak d. Warna bulu menyimpang.
sesuai (menyimpang). e. Berumur lebih dari 8 tahun.
b. Cacat atau dikhawatirkan akan f. Sudah beranak minimal 5 kali.
cacat. g. Eksterior tubuh jelek.
c. Majir (mandul) atau
dikhawatirkan majir.
Dinyatakan juga ternak betina terpaksa dipotong apabila (a) mengamuk
membahayakan sekitar, (b) kecelakaan berat, (c) terserang penyakit, (d) jiwanya
terancam, dan (e) berkaitan peraturan pencegahan dan pemberantas penyakit
menular.
4. Instruksi Bersama Menteri Dalam Ngeri dan Menteri Pertanian Nomor 18/
1979 dan Nomor 5/ 1979 tentang Pencegahan dan Larangan Pemotongan
Ternak Sapi/ Kerbau Betina Bunting dan atau Sapi/ Kerbau Betina Bibit
Inti materi instruksi bersama ini merupakan penegasan hal-hal yang terkandung
dalam Staatblad Nomor 614 tahun 1936. Penegasan ini dianggap penting karena
terjadi kecendrungan penurunan populasi ternak sapi/ kerbau akhir- akhir ini. Di
samping itu, terdapat fakta bahwa para jagal cenderung untuk memotong sapi/
kerbau betina karena harga belinya lebih murah, sedangkan harga jual dagingnya
tidak berbeda dengan ternak jantan.