BAB 8 Kode Etik Profesi Akuntan Menuju Global
BAB 8 Kode Etik Profesi Akuntan Menuju Global
Oleh :
Nadiya Az Zahra
180810301239
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada abad ke-20, dapat dikatakan ada tiga aliran akuntansi dan audit yang dominan
diterapkan oleh perusahaan atau organisasi, yaitu:
a. Sistem Anglo-Saxon yang dimotori oleh AS,
b. Sistem Kontinental yang berlaku di Belanda, Jerman, dan beberapa Negara Eropa
lainnya,
c. Sistem yang berlaku di Inggris dan Negara-negara persemakmuran, melakukan
prosedur audit. Profesi akuntan publik diawasi oleh organisasi profesi itu sendiri, juga
diawasi oleh beberapa insitusi pemegang otoritas, seperti: pemerintah (di Indonesia
melalui Departemen Keuangan Republik Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), dan institusi lain yang terkait.
Pihak-pihak, badan, atau lembaga yang selama ini berkaitan langsung dengan profesi
akuntansi, antara lain:
2
a. Pemerintah dan Lembaga Legeslatif melalui produk peraturan dan perundang-
undangan
b. Badan pengatur/otoritas pasar modal (Bapepam LK, BEI, SEC, NYSE, dan lain-lain)
c. Organisasi profesi akuntan di masing-masing negara (IAI, IAPI, AICPA, AAA, CICA,
IMA, dan lain-lain)
d. Badan atau Organisasi mandiri Internasional (IFAC dan IASB)
e. Para pemakai/pengguna laporan keuangan dan sebagainya.
3
4. Objektivitas dan Independensi: Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan
bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional.
Seorang anggota dalam praktik publik seharusnya menjaga independensi dalam fakta
dan penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya (Artikel IV).
5. Kehati-hatian (due care): Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar
etika dan teknis profesi terdorong untuk secara terus-menerus mengembangkan
kompetensi dan kualitas jasa, dan menunaikan tanggung jawab profesional sampai
tingkat tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan (Artikel V).
6. Ruang Iingkup dan sifat jasa: Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti
prinsip-prinsip kode Perilaku Profesional dalam menetapkan ruang lingkup dan sifat
jasa yang diberikan (Artikel VI).
4
juga berisi kerangka konsep untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut; bagian B berisi
penjelasan lebih lanjut mengenai penerapan kerangka konsep dan prinsip-prinsip
fundamental pada bagian A untuk situasi-situasi khusus, terutama bagi mereka yang
berpraktik sebagai akuntan publik; dan bagian C berisi penjelasan lebih lanjut mengenai
kerangka konsep dan prinsip-prinsip fundamental pada bagian A untuk diterapkan pada
situasi-situasi khusus, terutama bagi profesi akuntan bisnis (akuntan manajemen).
Pentingnya melakukan identifikasi dan evaluasi keadaan dan hubungan dengan klien atau
atasan guna menentukan:
1. Apakah ada ancaman terhadap sikap independensi akuntan, baik yang berpraktik
sebagai akuntan publik maupun sebagai akuntan bisnis.
2. Ancaman terhadap independensi dapat berbentuk:
a. Kepentingan diri (self-interest)
b. Review diri (self-review)
5
c. Advokasi (advocacy)
d. Kekerabatan (familiarity)
e. Intimidasi (intimidation)
3. Bila ditemui adanya ancaman terhadap independensi, maka pada pedoman kode etik
juga diberikan panduan perilaku cara mengamankan, mengeliminasi, atau mengurangi
risiko ancaman tersebut sampai pada level yang dapat diterima.
4. Ada beberapa cara pengamanan yang dapat diterapkan, diantaranya profesi, legislasi,
regulasi di dalam klien dan firma.
Independensi
6
Sebagaimana telah diketahui, ada dua jenis independensi yang dikenal, yaitu
independensi dalam fakta dan independensi dalam penampilan. Untuk independensi
dalam fakta, IFAC menggunakan istilah lain, yaitu independensi dalam pikiran.
Contoh langsung ancaman kepentingan diri untuk akuntan bisnis antara lain:
Kepentingan keuangan, pinjaman, dan garansi.
Perjanjian kompensasi insentif.
Penggunaan harta perusahaan yang tidak tepat.
Tekanan komersial dari pihak di luar perusahaan.
7
Pengamanan terhadap Ancaman
Ada dua kategori pokok pengamanan terhadap Ancaman Independensi, yaitu:
a. Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi.
b. Pengamanan lingkungan kerja (IFAC, 100.11).
Pengamanan ancaman di tempat kerja untuk akuntan bisnis, antara lain, namun tidak
terbatas pada:
Penerapan struktur pengawasan korporasi (corporate oversight or oversight
structure).
Pedoman kode etik perilaku organisasi.
Pedoman perekrutan yang menekankan pentingnya merekrut tenaga dengan
kompetensi tinggi.
Pengendalian internal yang kuat.
Proses pendisiplinan yang memadai.
Kepemimpinan yang berbasis etika.
Kebijakan dan prosedur pelaksanaan dan pemantauan kinerja karyawan.
Komunikasi tepat waktu tentang berbagai kebijakan dan prosedur termasuk
perubahannya ke seluruh karyawan disertai pelatihan dan pendidikan yang
memadai tentang kebijakan dan prosedur yang ada (IFAC, 300.16).
8
Saat ini profesi akuntan di Indonesia, baik akuntan publik maupun akuntan manajemen,
mengikuti standar kompetensi yang berlaku di AS. Namun dengan kecenderungan
terjadinya penyatuan sistem perekonomian dunia, mau tidak mau seluruh profesi akuntan
di dunia juga harus mendukung ke arah penyatuan sistem ekonomi global tersebut. Kabar
terakhir pengurus IAI bertekad untuk sesegera mungkin agar profesi akuntan Indonesia
mengadopsi standar teknis dan perilaku yang dikeluarkan oleh International Federation of
Accountants (IFAC).
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2014. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya Edisi Revisi. Jakarta Salemba Empat.