Roku 1
Roku 1
ABSTRAK
Roti dan kue terbagi kedalam quick bread dan yeast bread. Roti adalah makanan berbahan
dasar utama tepung terigu dan air yang difermentasikan dengan ragi atau tidak difermentasi,
kemajuan teknologi menjadikan roti yang diolah ditambahkan dengan berbagai bahan sehingga
didapat tekstur dan rasa tertentu. Kue adalah kudapan atau makanan ringan yang bercita rasa
manis atau ada pula yang gurih dan asin dan dibuat dari adonan tepung beras, tepung sagu,
tapioka, ataupun terigu. Pada praktikum kali ini dilakukan pengenalan bahan dan produk roti &
kue. Pada pengenalan bahan dilakukan pengamatan pada berbagai jenis protein, lemak, susu,
keju, ragi, btp, gula dan telur. Pengenalan produk mengamati perbedaan pada berbagai macam
produk baking, biskuit, pastry dan roti. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenali
bahan-bahan pembuatan roiti dan kue, produk-produk roti dan kue dan memahami setiap jenis
karakteristik dari masing-masing produk roti dan kue.
Kata Kunci : Produk Roti dan Kue, Bahan Baku, Daya Serap Air, Uji Aktivitas Ragi
Aktivitas Ragi
300
250
Volume (mL)
Waktu (menit)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Dilihat dari grafik tersebut tepung cakra Roti yang berkualitas memiliki
kembar 1 memeiliki aktivitas ragi yang karakteristik eksternal tertentu, di antaranya
paling tinggi, hal tersebut sesuai dengan memiliki volume yang cukup; warna kulit
literature dimana semakin tinggi protein roti coklat keemasan, pemanggangan
yang terkandung dalam terigu aktivitas ragi merata, bentuk simetris dan memiliki kulit
akan semakin tinggi pula, namun tepung roti yang tipis. Sedangkan karakteristik
cakra kembar 2 aktivitas ragi sama dengan internal, di antaranya warna bagian dalam
tepung segitga biru 1 dan 2 hal tersebut (crumb) yang cerah, pori-pori seragam
dapat terjadi karena keselahan praktikan dengan dinding pori yang tipis, tekstur
yang salah menggunakan tepung sehingga halus, lembut dan tidak bersifat remah,
hasilnya sama. aroma khas roti yang segar dan
Pengenalan Produk Roti dan Kue menyenangkan.
Parameter mutu yang sangat penting Baking atau yang sering disebut
lainnya adalah kualitas makan. Roti dengan pemanggangan merupakan teknik dalam
kualitas makan yang baik memiliki rasa pengolahan pangan menggunakan oven
yang memuaskan, tidak meninggalkan kompor atau oven listrik untuk
aftertaste yang tidak menyenangkan dan mematangkan masakan tertentu tanpa
ketika dikunyah terasa enak dan lembut, menggunakan minyak atau air sebagai
tidak keras maupun lengket di mulut. Selain medium pindah panas.).Suhu
bahan baku, metode dan proses merupakan pemanggangan sangat mempengaruhi
faktor yang sangat menentukan dalam tingkat kematangan produk yang
menghasilkan produk roti yang berkualitas. dihasilkan. Suhu pemanggangan juga dapat
Selain bahan baku, metode dan proses mempengaruhi waktu yang dibutuhkan oleh
merupakan faktor yang sangat menentukan adonan hingga membentuk produk yang
dalam menghasilkan produk roti yang diinginkan. Semakin tinggi suhu
berkualitas. Secara umum, metode utama pemanggangan yang digunakan, maka
dalam pembuatan roti dapat dibedakan semakin cepat waktu pemanggangan yang
menjadi 3, yaitu straight dough (metode dibutuhkan untuk membentuk produk yang
langsung), no time dough (metode cepat), diinginkan. Pada proses pemanggangan,
dan sponge & dough. Penggunaan metode hampir 50% total energi terserap. Selain itu,
yang berbeda akan mempengaruhi kondisi pada proses pemanggangan akan terjadi
adonan, volume dan banyak faktor lainnya. pembentukan dan pemantapan kualitas
Oleh karenanya, pemilihan metode tertentu produk (Priyanto 1991, dalam Rahma
diperlukan sesuai dengan karakteristik 2015). Proses pemanggangan akan
produk yang diinginkan, dan pertimbangan- menyebabkan penurunan nilai gizi bahan
pertimbangan lain, seperti ketersediaan yaitu kerusakan vitamin yang tidak tahan
waktu, peralatan dan personil. Selain panas, misalnya vitamin C dan thiamin.
pemilihan metode pembuatan, penting pula Perubahan akibat pemanggangan
diperhatikan faktor-faktor yang dipengaruhi oleh kondisi proses (suhu dan
berpengaruh dalam setiap tahapan proses. lama) serta jenis bahan yang dipanggang
Salah satu tahapan terpenting adalah proses (Muchtadi, 2010).
pencampuran. Proses pengadukan Donat merupakan roti yang berbentuk
merupakan tahapan yang sangat penting, bulat dengan lubang ditengahnya dan
faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada proses akhir pengolahan dengan cara
tahap ini adalah desain mixer, jumlah digoreng. Bahan yang digunakan dalam
adonan yang diaduk dibanding kapasitas pembuatan donat yaitu tepung terigu
mixer, kecepatan dan lamanya pengadukan, protein tinggi, telur, yeast, mentega, baking
jenis terigu yang digunakan, jumlah air powder, dan gula pasir. Mempunyai
yang ditambahkan (penyerapan air oleh karakteriktik tekstur lunak, volume ringan,
terigu), dan suhu adonan. rasanya manis dan warna kecoklatan. Pada
Produk roti dan kue yang diamati pada pembuatan donat pencampuran garam
praktikum kali ini adalah produk roti, sebaiknya dipisah dengan yeast karena
baking, biskuit & cookies, dan produk dapat menghambat proses fermentasi
pastry. (Iriyanti, 2012).
Menurut Sari (2016) pengertian baking Teknik yang digunakan untuk membuat
secara umum adalah proses pemanasan donat dengan tepung protein tinggi, baking
terhadap bahan pangan yang dilakukan powder, yeast, susu bubuk, mentega, air
untuk mengubah karakteristik sensorik dan telur dengan pencampuran dan
sehingga lebih diterima konsumen, pengulian, teknik straight dough. Setelah
sedangkan pengertian baking secara khusus itu dilanjutkan dengan menggoreng (deep
adalah pemanasan adonan dalam fraying) dengan minyak banyak suhu 180˚C
pembuatan produk roti (bakery) dan selama 10 menit (Iriyanti, 2012).
mencakup keseleruhan proses dalam Tingkat pengembangan pada pembuatan
pembuatan produk roti. donat selain dipengaruhi dengan ragi,
tingkat pengembangan dipengaruhi dengan
adanya gluten dalam suatu adonan. Adonan chiffon cake lebih 'ringan' dan dikatakan
yang mengandung gluten akan mampu lebih sehat dibandingkan dengan cake
menahan gas hasil peragian, sehingga hasil biasa. Karena rasanya yang ringan tersebut,
yang diperoleh berdaya kembang besar chiffon cake banyak ditambahkan beragam
(Khotmasari, 2013). topping atau filling seperti coklat, lemon,
Warna cokelat dihasilkan dari dan sebagainya.
pembentukan crust yang merupakan hasil Chiffon cake tergolong sebagai foam
reaksi maillard dan karamelisasi gula cake, kue yang diolah dari putih dan kuning
(Koswara, 2009). Bentuk donat yang telur serta minyak sayur. Bahan - bahan
dihasilkan tergantung dengan kerapihan tersebut yang menjaga tekstur kue tetap
saat melakukan pencetakan donat. Jika lembut, bacak, dan empuk, menghasilkan
donat dicetak secara baik maka bentuk kue dengan cita rasa terbaik. Perbedaan
produk akhir donat juga akan baik. Lubang antara chiffon cake dan sponge cake adalah
pada donat berbentuk cincin dulunya tidak terdapat kandungan lemak pada
dimaksudkan agar donat cepat matang. sponge cake.
Brownies merupakan kue bertekstur Kue Sponge (Sponge Cake) merupakan
lembut dan padat, berwarna cokelat jenis cake yang dibuat dari adonan kental
kehitaman dan memiliki rasa khas cokelat yang dengan ciri khasnya yaitu memiliki
(Suhardjito, 2006). Pada dasarnya brownies tekstur yang agak kasar, kurang lentur, dan
digolongkan produk cake namun ada cenderung beremah apabila dipotong.
sebagian orang yang menggolongkan Berdasarkan metode pembuatannya, sponge
brownies ke dalam golongan cookies cake termasuk pada cake metode foam
batang (bar cookies) karena teksturnya yang karena pada tahap awal pembuatannya
kering di permukaan. Menurut Bennion dilakukan pengocokan gula dan telur
(1997) produk brownies memiliki terlebih dahulu sehingga membentuk busa
kandungan lemak mencapai 60% total yang banyak. Cake tergolong produk
adonan bahkan lebih, karena pada bakery dengan komposisi bahan utamanya
pembuatannya, lemak (shortening) yaitu terigu, gula, lemak, dan telur
ditambahkan untuk meningkatkan kualitas (Sunaryo, 1985) yang mana penggunaan
sensoris produk. Lemak yang ditambahkan terigu masih diprioritaskan sebagai bahan
pada brownies umumnya berupa margarin baku utama.
yang memiliki kandungan asam lemak Warna kuning dan coklat pada sponge
jenuh berantai panjang. cakev dihasilkan karena adanya
Warna coklat tua, aroma kakao dan penambahan telur dan mentega sehingga
citarasa manis kakao pada brownies menyebabkan warna kuning karena adanya
dihasilkan karena adanya penambahan pigmen warna xanthofil, kemudian warna
kakao dalam pembuatan brownies, tekstur coklat tersebut disebabkan adanya
yang lembut dihasilkan karena penggunaan pencoklatan non enzimatis atau maillard
telur yang tinggi. Tingkat pori-pori yang akibat pemanasan dengan suhu tinggi,
rendah pada bownies dikarenakan gas yang aroma vanili yang dihasilkan disebabkan
dihasilkan oleh ragi sedikit. Tingkat karena adanya penambahan vanili pada kue
keremahan yang tinggi dikarenakan sponge sehingga menimbulkan flavor
pengikatan antar molekul pada bahan cukup vanili. Tekstur yang lembut dihasilkan
rendah, hal ini disebabkan karena bahan karena penggunaan telur yang tinggi. Telur
baku yang digunakan tidak bersifat elastis dapat berfungsi dalam melembutkan
dan kenyal. adonan. Pori-pori yang cukup tinggi
Chiffon cake adalah cake yang memiliki disebabkan karena dalam pembuatan kue
karakteristik yang sangat ringan, lembut, sponge diperlukan pengembangan yang
dan mengembang. Dalam pembuatan cukup tinggi sehingga diperlukan ragi yang
adonannya tidak menggunakan butter cukup banyak untuk menghasilkan gas
seperti halnya cake biasa, namun tersbeut agar dapat mengembang. Tingkat
menggunakan minyak goreng. Karena tidak keremahan yang tinggi dikarenakan
menggunakan butter, maka secara rasa pengikatan antar molekul pada bahan cukup
rendah, hal ini disebabkan karena bahan dipatahkan penampangannya bertekstur
baku yang digunakan tidak bersifat elastis kurang padat. Aroma kue kering ditentukan
dan kenyal oleh komponen bahan yang digunakan dan
Menurut SNI 01-2973-1992, cookies perbandingannya, seperti margarin, telur,
merupakan salah satu jenis biskuit yang bahan tambahan, dan jenis tepung (tepung
dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak terigu dan tepung gandum). Mentega
tinggi, relatif renyah bila dipatahkan, dan mengandung senyawa volatil yang
penampang potongannya bertekstur kurang memberikan aroma khas pada drop cookies.
padat. Menurut Matz (1972) dalam Selain itu pada mentega itu sendiri sengaja
Indriyani (2007) dan Azizah (2013), ditambahkan bahan tambahan yang
cookies termasuk friable food. Sifat tekstur membuat aromanya lebih menyengat dan
friable food yang penting adalah sedikit tahan lama. Tekstur drop cookies yang
elastis, porous, diskontinyu, dan mudah dihasilkan adalah renyah. Hal ini
pecah menjadi partikel-partikel yang tidak dikarenakan drop cookies mengandung
teratur selama pengunyahan. Menurut lemak (mentega) yang akan membuat
Masye Manaffe (1999) biskuit merupakan tekstur kue menjadi lebih renyah. Rasa
sejenis makanan yang terbuat dari manis pada drop cookies berasal dari
tepungterigu dengan penambahan bahan penambahan gula kastor, sedangkan rasa
makanan lain dengan proses pencetakan gurih berasal dari penambahan mentega.
dan pemanasan.Dalam SNI. 01.2973.1992 Menurut Matz dan Matz (1978), fungsi
biskuit adalah produk makanan kering yang lemak dalam pembuatan cookies adalah
dibuat denganmemanggang adonan yang sebagai penghalus dan pelunak tekstur,
mengandung bahan dasar terigu, lemak, dan meningkatkan cita rasa yang khas dan
bahan pengembangdengan atau tanpa mempercepat pelunakan saat di mulut.
penambahan bahan makanan tambahan lain Lemak akan mengelilingi terigu saat
yang di ijinkan. pengadukan atau pencampuran adonan,
Perbedaan biskuit dan cookies dapat sehingga jaringan gluten terputus dan
dilihat dari tekstur dan bahannya. Cookies terbentuk cookies yang bertekstur lembut
memiliki tekstur yang lembut dan chewy dan renyah. Kelebihan dari cookies adalah
didalam dan garing pada bagian luar. Ini dapat disimpan untuk jangka waktu yang
karena dasar bahan pembuatan cookies ini panjang karena berkadar air rendah,
serupa dengan kue atau cake. Sedangkan kekurangan cookies adalah mudah melunak
biskuit, memiliki tekstur yang lebih garing. akibat masuknya air dari lingkungan ke
Bahkan dalam bahasa Yunani, biscotum dalam cookies.
(panen), biskuit memilik arti dua kali Choco cookies sama dengan cookies
pembakaran. Sehingga membuatnya lebih pada umumnya hanya ditambahkan
garing. Bahan pembuatan biskuit lebih cochochip dan rasa coklat pada adonan
sederana yaitu gula, mentega dan telur. cookies.
Crackers merupakan jenis biskuit yang Pengertian pastry menurut Pengolahan
dibuat dari adonan keras, melalui proses kue dan roti dalam Sudewi dan Patriasih
fermentasi atau pemeraman, berbentuk (2005), pastry ialah adonan yang berlapis-
pipih yang rasanya lebih mengarah ke rasa lapis dengan mentega atau lemak agar
asin dan renyah, serta bila dipatahkan memperoleh hasil berlapisan atau
penampangan potongannya berlapis-lapis. berlembaran. Menurut Gisslen (1994)
Kelebihan dari crackers adalah dapat adonan lembaran ialah adonan pastry yang
disimpan untuk jangka waktu yang panjang digiling, dilipat dan dilapisi dengan
karena berkadar air rendah, kekurangan mentega atau lemak agar memperoleh hasil
crackers adalah mudah melunak akibat berlapis, mengeripik karena sewaktu dalam
masuknya air dari lingkungan ke dalam pembakaran telah terjadi peragian dan
crackers. pengembangan pada adonan tersebut oleh
Cookies merupakan salah satu jenis adanya panas, uap air dan mentega yang
biskuit yang dibuat dari adonan lunak, menguap. Bahan-bahan yang digunakan
berkadar lemak tinggi, renyah dan apabila dalam pembuatan produk pastry sama
dengan bahan dalam pembuatan roti, tetapi menghasilkan gas tersbeut agar dapat
lemak yang digunakan ialah butter mengembang. Tingkat keremahan yang
corsvet/lemak pelapis (rollin fat) rendah dikarenakan pengikatan antar
merupakan margarin khusus untuk molekul pada bahan cukup kuat, hal ini
menghasilkan adonan yang biasa dilipat.\ disebabkan karena bahan baku yang
Croissant adalah salah satu jenis roti digunakan bersifat elastis dan kenyal.
berbentuk bulan sabit adonannya berbeda Kelebihan dari pie adalah dapat disimpan
dengan adonan roti biasa karena diberi untuk jangka waktu yang panjang karena
tambahan korsvert sejenis lemak dengan berkadar air rendah, kekurangan pie adalah
pengolahan teknik lipat, sehingga mudah melunak akibat masuknya air dari
teksturnya terdiri dari lipatan-lipatan kulit lingkungan ke dalam pie.
roti yang terasa empuk tetapi renyah, saat Puff pastry adalah salah satu jenis dari
kita memakannya. Croissant pertama sekali pastry. Puff pastry memiliki tekstur yang
populer di Prancis. Kelebihan dari croissant kering dan berlapis-lapis. Lapisan yang
adalah memiliki tekstur yang lunak dan terdapat pada puff pastry dihasilkan dari
memiliki citarasa tertentu, kekurangan adonan dengan bahan baku tepung terigu
croissant adalah tampilannya kurang yang dilapisi dengan lemak padat (mentega
menarik. pastry) sehingga didapatkan lapisan adonan
Sus atau dalam istilahnya disebut choux dan lemak dalam jumlah yang banyak
pastry merupakan adonan pastry yang (Stevens, 1995 dalam Retnaningsih et al.,
diproses dengan perebusan adonan. Adonan 2006). Adonan puff pastry yang
yang dihasilkan berupa adonan lembut dan dipanggang dapat menghasilkan uap dalam
mengembang. Pastry ini menghasilkan lapisan-lapisan adonan. Uap tersebut akan
rongga pada adonan saat dipanggang menghasilkan tekanan dalam adonan yang
(Ismayani, 2008). Adonan sus berasal dari menyebabkan volume puff pastry
campuran air, lemak, tepung terigu, dan meningkat. Kelebihan dari puff adalah
telur yang harus dimasak terlebih dahulu. dapat disimpan untuk jangka waktu yang
Kandungan air yang cukup banyak panjang karena berkadar air rendah,
menghasilkan uap panas pada saat kekurangan puff adalah mudah melunak
pemanggangan sehingga akibat masuknya air dari lingkungan ke
menggelembungkan adonan. Olahan dari dalam puff.
adonan ini ada yang memiliki rasa manis, Bollen merupakan kue pastry yang
dan ada pula yang memiliki rasa gurih. berisi pisang. Testur bolen ini adalah
Teksturnya bisa lembut atau renyah, renayh karena termasuk ke dalam pastry.
tergantung cara mengolahnya (Kusumo dan Roti beragi menggunakan
Reggie, 2011). mikroorganisme untuk
Kelebihan dari kue adalah dapat mengembangkannya. Proses pembuatan roti
digunakan sebagai camilan, bertekstur beragi lebih lama dibandingkan proses
lembut, memiliki citarasa manis yang pembuatan roti dan kue lainnya.
banyak digemari, kekurangan kue sus Roti tawar merupakan roti yang terbuat
adalah mudah rusak akibat berkadar air dari adonan tanpa menggunakan telur
yang tinggi. dengan sedikit gula atau tidak sama sekali,
Warna coklatpada kue pie disebabkan penggunaan gula pada pembuatan roti tawar
adanya pencoklatan non enzimatis atau hanya digunakan dalam percepatan proses
maillard akibat pemanasan dengan suhu fermentasi ( lilik Noer Yulianti 2004:28).
tinggi. Tekstur yang lembut dan lunak Roti tawar memiliki tekstur yang halus
dihasilkan karena penggunaan telur yang seperti kapas, ringan dan rasanya tawar.
tinggi. Telur dapat berfungsi dalam Roti gandum mirip dengan roti tawar hanya
melembutkan adonan. Pori-pori yang terigu yang digunakan berasala dari seluruh
rendah disebabkan karena dalam bagian gandum.
pembuatan kue pie tidak diperlukan Baguette adalah roti yang bentuknya
pengembangan sehingga tidak diperlukan lain dari roti lainnya yaitu panjang dan
ragi yang cukup banyak untuk ukurannya yang besar, dan sangat renyah.
Diameter standar Baguette kira-kira 5 atau Gisslen, W. 2005. Professional Baking
6 cm, tetapi panjangnya dapat mencapai 1 Study Guide 4th edition. USA: John
meter. Roti ini memiliki berat 250 gram. Wiley and Sons, Inc.
Tekstur luarnya sangat keras. Di mana Iriyanti, Y. 2012. Subtitusi Tepung Ubi
dalamnya putih dan lembut. Dan ketika Ungu dalam Pembuatan Roti Manis,
ditekan, ia akan kembali ke bentuk Donat dan Cake Bread. (Proyek
semulanya. Yang mana ini merupakan tes Akhir). Universitas Negri Yogyakarta.
untuk mengetahui roti yang masih baik. Yogyakarta
Roti ini dibuat hanya dari tepung, air, ragi Ismayani, Yeni. 2008. 100+ Tip Antigagal
dan garam. Tanpa adanya telur, susu dan Bikin Kue. Jakarta: Kawan Pustaka.
minyak. Sehingga tekstur dsri roti ini keras Khotmasari, Rosalin. 2013. Pengaruh
dan padat. Substitusi Tepung Talas Belitung
KESIMPULAN (Xanthosoma Sagittifolium) Terhadap
Praktikum pengenalan bahan baku dan Tingkat Pengembangan dan Daya
produk roti –kue bertujuan untuk mengenal Terima Donat. Naskah Publikasi. Hal
bahan-bahan roti kue agar roti dankue yang 4. Surakarta: Program Studi Diploma
dihasilan memiliki kualitas yang baik. Iii Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Bahan baku yang diamati diantaranya Universitas Muhammadiyah Surakarta.
terigu, lemak, telur, susu, btp, gula, ragi dan Kusumo, Wahyu dan Rafeila Reggie. 2011.
keju. Pengamatan yang dilakukan mengenai 25 Sajian Terlezat: Yuk Otak-Atik
kenampakan dan organoleptiknya. Selain Adonan. Jakarta: Gramedia Pustaka
pengamatan dilakukan pula pengujian daya Utama.
serap terigu dan aktivitas ragi. Semakin Matz, S. A, (1972), Bakery Technology and
tinggi protein dalam terigu daya serap air Engineering, Second Edition The AVI
semakin tinggi pula, dan semakin tinggi Publishing Co, Inc, West Port,
protein dalam terigu aktivitas ragi juga akan Connecticut.
semakin tinggi. Pengamatan produk roti Matz, S. A. and T. D. Matz. 1978. Cookie
dan kue dilakukan pada produk baking and Cracker Technology 2nd Ed. AVI
yaitu donat, brownies, chiffon cake dan Publishing Company, Inc., Conneticut.
sponge cake. Produk biskuit yang diamatii Muchtadi, T. R, dan Ayustaningwarno, F,
adalah crackers, biskuit marie, chocochip (2010), Teknologi Proses Pengolahan
cookies, cookies, kue kering dan biskuit Pangan, Penerbit Alfabeta: Bandung.
sandwitch. Produk pastry yang diamati Patriasih, R dan Yogha S. 2005. Modul
adalah crisaint, sus, puuf pastry, boleen dan Mata Kuliah Cake dan Roti. Jurusan
pie. Pengamatan roti yang diamati adalah Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
bagguet, roti tawar, roti gandum dan burger. FPTK UPI. Bandung.
Andarwulan, N., F. Kusnandar, dan D.
DAFTAR PUSTAKA Herawati. 2011. Analisis Pangan. PT
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 1992. Dian Rakyat, Jakarta.
SNI No. 01-2973-1992. Syarat Mutu Bellitz, H. D. and W. Grosch. 1999. Food
Biskuit. Jakarta: Badan Standardisasi Chemistry. Springer. New York.
Nasional. Damardjati, D.S., S. Widowati, J.
Bennion, E. B., dan G. S. T. Bamford. Wargiono, dan S. Purba. 2000. Potensi
1997. The Technology of Cake dan Pendayagunaan Sumber Daya
Making (6th ed.). London: Int. Bahan Pangan Lokal Serealia, Umbi-
Textbook Comp. Lmt umbian, dan Kacang-kacangan untuk
Benson, R.C. 1988. Muffins. Prosiding Penganekaragaman Pangan. Makalah
Annual Meeting of the American pada Lokakarya Pengembangan.
Society of Rerotian Engineers. Eniza, Saleh. 2004. Dasar Pengolahan Susu
Chicago, USA. Dan Hasil Ikutan Ternak. Sumatera
Fellows, P. J. 1992. Food Processing Utara: Universitas Sumatra Utara
Technology Principles and Practices. Press.
Ellis Horwood Limited. England.
Fennema, O. R. 1996. Principles of Food Murtiningsih dan Suyanti. 2011. Membuat
Science. Marcel Dekker, Inc. New Tepung Umbi dan Variasi Olahannya.
York-Brussel-Hongkong. 665 hlm. Agro Media Pustaka. Jakarta. 132 hlm.
Fox, P.F., T.P. Guinee, T.M. Cogan and Nasution, A. 1980. Metode Penilaian
P.L.H. McSweeney. 2000. Citarasa. Departemen IKK, Institut
Fundamentals of Cheese Science. Pertanian Bogor, Bogor.
Aspen Publishers, Inc. Maryland. Pangastuti, D. 2013. Karakteristik Fisik,
Galloway, J.H. and R.J.M. Crawford. 1985. Kimia, dan Sifat Organoleptik Tepung
Cheese Fermentation in Microbiology Beras Merah Berdasarkan Variasi
of Fermented Foods. Vol. I. ed. B.J.B. Lama Pengeringan. Skripsi. S1
Wood. Elseiver Applied Science Teknologi Pangan. Universitas
Publisher. London Muhamadiyah Semarang, Semarang.
Hartono, S. 2012. Optimasi Formula dan Richana, N. 2012. Ubi Kayu dan Ubi Jalar.
Proses Pembuatan Muffin Berbasis Nuansa. Bandung. 124 hlm.
Substitusi Tepung Komposit Jagung Sartika. 2002. Pengaruh Formulasi Tepung
dan Ubi Jalar Kuning. (Skripsi). Terigu, Singkong, dan Kedelai
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut terhadap Sifat Organoleptik, Fisik, dan
Pertanian Bogor. Bogor. 107 hlm. Kimia Roti Manis. (Skripsi).
Hayat, H. 2004. Pengaruh Formulasi Waluh Universitas Lampung. Bandar
dan Tepung Terigu terhadap Sifat Lampung. 72 hlm.
Fisik, Kimia dan Organoleptik Donat Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar. Penebar
Waluh (Curcubita moschata, l). Swadaya. Jakarta. 81 hlm.
(Skripsi). Universitas Lampung. Scott, E.G. 1981. Cheese Making Practice.
Bandar Lampung. 92 hlm Applied Science Publ. Ltd. London
Herman, Atih S. 1984. Diversifikasi Produk Suprapti, .L.M. 2005. Aneka Olahan
Gula Merah. Balai Besar Industri Hasil Pepaya Mentah dan Mengkal.
Pertanian: Bogor. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Herudiyanto, M. dan S. Hudaya. 2008. Suprapti, Lies. 2002. Tepung Sukun
Pengolahan Roti dan Kue. Widya Pembuatan dan Pemanfaatannya.
Padjadjaran, Bandung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Tjahjadi, Carmencita dkk. 2008. Bahan
Pangan. Penerbit Universitas Ajar Teknologi Pengolahan Cokelat
Indonesia, Jakarta. dan Kembang Gula. Jurusan Teknologi
Kosikowski, F.V. 1982. Cheese and Industri Pangan, Fakultas Teknologi
Fermented Milk Foods. 2nd ed. F.V. Industri Pertanian, Universitas
Kosikowski and Associated, New Padjadjaran, Jatinangor.
York Tjahjadi, Vicynthia. 2009. Mengenal,
Markakis, P. 1982. Stability of Mencegah, Mengatasi Silent Killer
Anthocyanin in Food. Chemistry 6. In Osteoporosis. Pustaka Widyamara:
“Anthocyanin asFood Colors”, P. Bandung
Markakis (Edu.). Academic Press. USDA. 2005. Commersial Item
New York. 354 hlm. Discription. Cheese, Mozzarella, Lite.
Marwati. 2000. Pengetahuan Makanan The U. S. Department of Agriculture.
Indonesia (edisi 1). Yogyakarta: United State.
Adicita Karya Nusa Wade, P. 1988. Biscuit, Cookies and
Mohsenin, N.N. 1980. Physical Properties Crackers. Vol 1. Elsevier Applied
of Plant and Animal Materials. Gordon Science. London. 176 hlm.
and Breach Science Publishers, New Walstra, P., T.J. Geurts, A. Noomen, A.
York. Jellema and M.A.J.S. Van Boekel.
Mudjajanto, E.S. dan L.N. Yuliati. 2004. 1999. Dairy technology: Principles of
Membuat Aneka Roti. Penebar milk properties and process. Marcell
Swadaya, Depok. Dekker, Inc. New York.
Warisno, 2003. Budidaya Pepaya.
Yogyakarta: Kanisius.
Widowati, S. 2003. Prospek Tepung Sukun
Untuk Berbagai Produk Makanan
Olahan dalam Upaya Menunjang
Divertifikasi Pangan. Makalah Pribadi
pengantar ke Falsafah Sains. Program
Sarjana S3. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Winarno, F.G. 1989. Enzim Pangan dan
Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi,
Teknologi dan Konsumen. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
Kunci
(menit) Cakra Kembar Segitiga Biru
Biru
1 3 2 4 5
0 75 88 83 80 85