Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm.

55-63 ISSN: 2541-2280

PROFIL RETENSI PENGETAHUAN SISWA SMA PADA MATERI


SISTEM PERTAHANAN TUBUH MELALUI METODE MEMBACA SQ5R

Vitta Yaumul Hikmawati


Studi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka
Jln. KH. Abdul Halim No. 103, Majalengka
e-mail:vivallaya_12@yahoo.com

ABSTRAK
Membaca merupakan salah satu strategi yang dapat membantu siswa dalam memaknai
informasi dan meningkatkan retensi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran bermakna tentang retensi pengetahuan siswa SMA pada materi Sitem
Pertahanan Tubuh melalui metode membaca SQ5R. Penelitian ini menggunakan metode
weak experiment dengan desain “The One Group Pre-Post and Retest” dan melibatkan 32
siswa kelas XI IPA sebagai subjeknya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
mencakup 20 soal pilihan ganda (jenjang kognitif C1 dan C2), daftar cek keterlaksanaan
SQ5R, angket untuk menjaring tanggapan siswa terhadap penerapan SQ5R. Hasil analisis
data menggunakan Recognition Methods untuk retest 1 dan retest 2, rata-rata kekuatan
retensi siswa mengalami peningkatan berturut-turut yaitu 104% dan 114%. Predikat skor
retensi dengan kedua persentasi tersebut termasuk ke dalam kategori sangat baik. Hasil
penjaringan daftar cek keterlaksanaan SQ5R menunjukkan bahwa sebagian besar
(81,25%) siswa telah melaksanakan tahapan SQ5R. Tanggapan 62,5% siswa terhadap
penerapan metode membaca SQ5R dalam mengingat materi Sistem Pertahan Tubuh
adalah sangat membantu. Organisasi tahapan SQ5R mulai dari fase sebelum, selama dan
setelah membaca berperan meningkatkan retensi pengetahuan siswa SMA pada materi
Sistem Pertahanan Tubuh.

Kata kunci : SQ5R, retensi, pertahanan tubuh

[55]
Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm. 55-63 ISSN: 2541-2280

PENDAHULUAN menentukan retensi dan proses pemanggilan


Salah satu cara pemerolehan informasi kembali (recalling) ketika dibutuhkan pada
pada kegiatan belajar yaitu melalui kegiatan situasi yang berbeda. Sebagaimana Tomo
membaca. Membaca merupakan cara siswa (2003) mengungkap bahwa salah satu cara
untuk memperoleh informasi yang dapat untuk membantu siswa memahami bacaan
membuka wawasannya tentang sesuatu yang dan menyimpan informasi (retensi) yaitu
tidak pernah diketahuinya sebelum membaca. dengan memperhatikan tentang metode atau
Pada hakikatnya membaca melibatkan teknik membaca. SQ5R merupakan metode
aktivitas kognitif yang kompleks, bukan membaca yang telah melalui beberapa kali
sebatas melafalkan tulisan melainkan juga penyempurnaan dari metode-metode
melibatkan aktivitas visual, berpikir, dan sebelumnya yaitu SQ3R dan SQ4R. Sebagai
metakognitif (Maimunah, 2012). Proses modifikasi dari metode membaca SQ3R dan
visual dari aktivitas membaca ialah proses SQ4R, SQ5R merupakan metode yang relatif
menerjemahkan simbol huruf ke dalam baru dan biasa diterapkan dalam pelajaran
bentuk kata-kata. Pada proses berpikir, Bahasa, padahal tugas membaca bukan hanya
membaca mencakup aktivitas pengenalan bagian dari pelajaran Bahasa melainkan
kata, pemahaman literal, interpretasi, bagian dari kehidupan. Tidak ada satu
membaca kritis dan pemahaman sementara pelajaran pun yang tidak menuntut siswa
untuk proses metakognitif. Sebagaimana untuk membaca, oleh karena itu kemampuan
disampaikan oleh Thorndike (1917), membaca perlu mendapatkan perhatian guru
membaca melibatkan sebagian kecil dari semua bidang studi, bukan hanya guru
proses organisasi dan analisis seperti halnya Bahasa.
berpikir, membaca juga melibatkan belajar, Sebagai bagian dari sains, Biologi
refleksi, judgement analisis, sintesis dan merupakan subjek visual yang seringkali
memecahkan masalah. Membaca berarti membutuhkan keterlibatan multisensori
melakukan seleksi inferensi, menyusun untuk memahami urutan peristiwa ataupun
informasi, membandingkan data, menentukan suatu mekanisme yang kompleks. Hasil
hubungan dan melakukan evaluasi kritis dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
sumber bacaan. kemampuan memahami bacaan pada siswa
Hasil penilaian Programme for tingkat lanjut dan mahasiswa tingkat pertama
International Student Assessment (PISA) jurusan Biologi masih tergolong rendah
yang dilakukan tahun 2009 terhadap (Cromley & Snyder, 2007). Rendahnya
kemampuan literasi membaca siswa kemampuan siswa tingkat lanjut dalam
Indonesia berusia 15 tahun masih jauh memahami bacaan dijelaskan oleh Graesser
tertinggal dari negara berkembang lainnya. (2000) karena teks Biologi menuntut beban
Temuan ini mendorong pada pengembangan kognitif yang lebih tinggi dibandingkan
dan penerapan suatu teknik membaca yang dengan teks sains lainnya seperti fisika dan
dapat membantu meningkatkan membaca kimia. Bacaan Biologi menuntut siswa untuk
pemahaman siswa. Tingkat membaca cenderung disibukkan dengan memahami
pemahaman berkaitan erat dengan makna dalam istilah latin, menghafal bagian
pengetahuan awal dan kualitas pemrosesan dari anatomi, mengidentifikasi dan
informasi. Informasi yang diperoleh dari mengklasifikasikan hewan ataupun tumbuhan
bacaan akan bermakna jika informasi berdasarkan persamaan dan perbedaan
tersebut dapat digunakan pada situasi yang karakteristiknya serta memahami
berbeda. Retensi merujuk pada seberapa mekanisme-mekanisme dasar dalam Biologi.
banyak seseorang mampu mengingat hal-hal Penggunaan artikel sebagai sumber
yang telah dialami dan dipelajarinya. belajar merupakan salah satu cara alternatif
Beberapa penelitian mengnungkap selain penggunaan buku teks. Artikel tidak
bahwa metode yang digunakan ketika akan pernah menggantikan buku teks tetapi
memasukkan informasi dari bacaan turut artikel dapat memberikan pendekatan baru

[56]
Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm. 55-63 ISSN: 2541-2280

terhadap satu pokok bahasan. Artikel juga Fraenkel & Wallen (2008) dan melibatkan 32
dapat melibatkan siswa dalam berbagai orang siswa SMA Negeri 1 Majalengka
aktivitas yang menuntut mereka untuk tahun ajaran 2012/2013. Pembelajaran
menggunakan pengetahuan yang sudah dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dan
dimiliki sebelumnya, serta mendorong siswa pengumpulan data dilakukan dengan cara tes
untuk melakukan eksplorasi terhadap pokok dan non-tes.
bahasan. Selain itu artikel juga mendorong
siswa membuat hubungan yang berarti antara Tabel 1. Desain Penelitian
berbagai disiplin ilmu dalam sains (Jarman et 3
T0 X T1 T2
al., 2005). Kelebihan penggunaan artikel minggu
sebagai sumber belajar menurut Jarman et al.
(2005) yaitu sifatnya yang up-to-date atau Instrumen yang digunakan untuk
menyajikan informasi terkini, menggunakan menjaring data dalam penelitian ini berupa 1)
gaya bahasa yang fleksibel yang dapat soal pilihan ganda untuk menjaring
dipahami oleh semua kalangan, biasanya penguasaan konsep dan retensi siswa, 2)
artikel juga menggunakan ilustrasi yang lembar observasi sebagai alat kendali
menarik untuk membangkitkan minat terhadap keterlaksanaan SQ5R, 3) angket
pembaca. untuk menjaring tanggapan siswa terhadap
Materi sistem Pertahanan Tubuh penerapan SQ5R pada pembelajaran Sistem
merupakan salah satu materi dalam Biologi Pertahanan Tubuh. Instrumen untuk
yang memiliki karakteristik relatif sulit untuk mengukur retensi siswa menggunakan soal
dipelajari dengan cara menghafal karena bentuk pilihan ganda berdasarkan revisi
memuat banyak konsep yang tidak mudah taksonomi Bloom yaitu pada level mengingat
untuk dibayangkan seperti mekanisme yang (C1) sebanyak 6 soal dan level memahami
terjadi di dalam tubuh ketika sedang aktif (C2) sebanyak 14 soal.
melakukan pertahanan terhadap benda asing Peningkatan penguasaan konsep siswa
yang masuk. Cara menghafal cenderung dianalisis dengan menghitung indeks gain
membuat siswa untuk mampu mengingat untuk selanjutnya diinterpretasikan
materi hanya dalam kurun waktu yang berdasarkan Nilai Gain ternormalisasi
singkat tetapi cara ini sulit untuk diterapkan Meltzer (2002). Analisis data retensi siswa
dalam mempelajari materi Sistem Pertahanan dilakukan dengan Recognition Method. Data
Tubuh. Hal senada diungkap oleh Bruce & keterlaksanaan SQ5R diperoleh dari hasil
Weil (2009) bahwa belajar dengan cara pengamatan langsung selama proses
menghafal tidak efektif untuk memahami pembelajaran dan hasil penjaringan daftar
sebuah materi yang berisi tentang mekanisme cek yang diisi langsung oleh masing-masing
ataupun proses. Bertolak dari pemahaman siswa di akhir setiap pertemuan. Analisis data
tersebut maka diperlukan suatu metode yang dihitung berdasarkan kemunculan indikator
tepat untuk membantu siswa menyimpan untuk setiap tahapan SQ5R dan hasil
informasi yang diperolehnya melalui bacaan perolehan angket tentang tanggapan siswa
Biologi tentang Sistem Pertahanan Tubuh. terhadap pembelajaran dengan SQ5R
dikonversi ke dalam bentuk persentase.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada satu HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompok subjek yang bertujuan untuk Metode SQ5R secara operasional
mendapatkan gambaran tentang retensi didefinisikan sebagai teknik membaca yang
pengetahuan siswa setelah siswa membaca diterapkan ketika siswa dihadapkan pada
menggunakan metode SQ5R. Metode sebuah artikel yang bersifat menjelaskan
penelitian yang digunakan yaitu weak konsep-konsep dasar dalam materi Sistem
experiment dengan desain One-Group Pre- Pertahanan Tubuh. Prosedur dalam metode
Post and Re-test yang diadaptasi dari tersebut meliputi 1) survey (telaah awal):

[57]
Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm. 55-63 ISSN: 2541-2280

memperhatikan judul, gambar, istilah-istilah 60 57.02 53 %


bercetak miring atau tebal; 2) question
50
(membuat pertanyaan): membuat pertanyaan
tertulis yang berkaitan dengan isi bacaan; 3) 40 37.14
read (membaca): siswa membaca artikel 30
secara utuh untuk mendapatkan informasi
mengenai jawaban yang tepat dari 20
pertanyaan-pertanyaan yang telah 10
diajukannya; 4) recite (menyebutkan
kembali): siswa menyebutkan kembali 0
jawaban atas pertanyaannya; 5) record Pretest Posttest N-Gain
(mencatat): menuliskan poin-poin penting
yang terdapat dalam bacaan serta jawaban Gambar 1. Perbandingan Rata-rata Nilai
untuk pertanyaan yang telah dibuat; 6) reflect Pretest dan Posttest serta N-Gain Kemampuan
(merefleksikan): memberi contoh, Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sistem
mengevaluasi dan memberi tanggapan; 7) Pertahanan Tubuh di Kelas Perlakuan
review (meninjau kembali): membaca ulang
seluruh jawaban atas pertanyaan pada Hasil posttest menunjukkan bahwa
langkah sebelumnya, memeriksa kembali sebagian besar siswa menjawab benar pada
bagian-bagian penting dari bacaan seperti soal level C1 (mengetahui), kecuali untuk
judul, gambar, diagram dan detail-detail soal yang menggunakan gambar siswa
lainnya. banyak yang menjawab salah. Soal dengan
Penguasaan konsep siswa diukur level C2 yang menuntut jenjang kognitif
menggunakan 20 soal pilihan ganda memahami, rata-rata hanya setengah dari
mengenai materi Sistem Pertahanan Tubuh. jumlah siswa yang menjawab benar.
Nilai penguasaan konsep siswa dihitung Berdasarkan Gambar 1. terdapat hasil rata-
menggunakan SPSS 20.0 dan dibandingkan rata nilai yang berbeda antara tes awal dan
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tes akhir penguasaan konsep siswa pada
untuk mata pelajaran Biologi yang sudah materi Sistem Pertahanan Tubuh. Perolehan
ditentukan oleh pihak sekolah yaitu sebesar rata-rata nilai siswa pada tes awal yaitu 37,14
73 untuk materi sistem pertahanan tubuh. sedangkan rata-rata nilai siswa pada tes akhir
Nilai KKM tersebut telah ditentukan yaitu 57,02. Nilai tertinggi dan terendah
sebelumnya berdasarkan kompleksitas untuk pretest berturut-turut yaitu 60 dan 20,
(kesulitan dan kerumitan), daya dukung dan sedangkan untuk posttest nilai tertinggi
intake (tingkat kemampuan rata-rata) siswa mencapai 73 dan terendah yaitu 35. Hasil
yang ada di sekolah tersebut khususnya tersebut menunjukkan bahwa terdapat
terhadap materi sistem pertahanan tubuh. peningkatan penguasaan konsep siswa pada
Hasil perbandingan rata-rata nilai tes awal materi sistem pertahanan tubuh setelah
dan tes akhir dapat dilihat dalam Gambar 1. melalui pembelajaran menggunakan SQ5R.
Berdasarkan hasil perhitungan uji
rerata satu sampel diperoleh Zhitung 0,53 dan
Zkritis ±1,96 untuk α = 0,05. Dengan demikian
Zhitung berada pada daerah penerimaan H0 dan
H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
secara statistik siswa belum mencapai
ketuntasan belajar. Ditinjau dari ketuntasan
belajarnya, siswa yang mencapai nilai KKM
baru sebanyak 9,38% (3 orang) sedangkan
90,62 % siswa belum mencapai nilai KKM.
Belum tercapainya nilai KKM oleh sebagian
besar siswa (90,62%) dapat disebabkan
[58]
Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm. 55-63 ISSN: 2541-2280

karena rendahnya minat siswa untuk


membaca. Rendahnya minat membaca siswa
terungkap dari hasil penjaringan angket yang
menunjukkan bahwa sebagian besar (70,6%)
siswa menganggap membaca bukanlah
kegiatan yang menyenangkan. Pembelajaran
dengan metode SQ5R berarti menerapkan
langkah-langkah membaca strategis untuk
menyerap informasi dari bacaan, siswa yang
tidak memiliki minat membaca tentu tidak
akan termotivasi, merasa bosan bahkan tidak Gambar 2. Perbandingan Rata-rata Nilai
bersemangat selama pembelajaran. Sebagai Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep
akibat rendahnya minat membaca siswa dan Nilai Retest 1 dan Retest 2 Siswa pada
berdampak pada rendahnya nilai penguasaan Materi Sistem Pertahanan Tubuh di Kelas
konsep siswa. Perlakuan
Siswa pada tingkat sekolah lanjut telah
memiliki pola kebiasaan membaca yang telah Selain dilihat dari rata-rata nilai
terbentuk dari pengalaman belajar pengukuran retensi siswa juga dapat dilihat
sebelumnya. Pola kebiasaan membaca yang dari hasil pengukuran kekuatan retensi.
telah terbentuk sejak lama memungkinkan Berdasarkan perhitungan menggunakan
siswa mengalami kesulitan ketika Recognition Methods didapatkan hasil yaitu
dihadapkan pada metode membaca SQ5R untuk retest 1 dan retest 2, kekuatan retensi
yang relatif baru. Organisasi tahapan metode siswa berturut-turut yaitu 104% dan 114%.
membaca SQ5R yang sistematis dan Predikat skor retensi dengan kedua persentasi
berkelanjutan sesuai jenjang kognitif siswa tersebut termasuk ke dalam kategori sangat
dapat menjadi kendala bagi sebagian siswa. baik. Terdapat peningkatan predikat retensi
Hal ini terungkap dari hasil rekap data daftar dari retest 1 ke retest 2. Hal ini menunjukkan
cek keterlaksanaan SQ5R yang menunjukkan bahwa kemampuan retensi siswa dalam
baru 81,25% siswa yang sudah melaksanakan kurun waktu 2 dan 4 minggu masih sangat
keseluruhan tahapan SQ5R dan sebagian kuat dengan nilai rata-rata kemampuan
siswa lainnya belum melaksanakan seluruh penguasaan konsep yang lebih tinggi
tahap SQ5R. Terbentuknya suatu pola dan dibandingkan tes akhir. Hasil peningkatan
kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu penguasaan konsep dan retensi pengetahuan
singkat melainkan dibutuhkan proses siswa pada materi sistem pertahanan tubuh
perkembangan yang dapat memakan waktu secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
relatif lama. Siswa yang terbiasa melakukan berikut :
tahapan-tahapan SQ5R tidak mengalami Tabel 2.
kesulitan selama dihadapkan pada bacaan Rekapitulasi Rerata Nilai Kemampuan
sehingga setiap tahapannya dilakukan dengan Penguasaan Konsep Siswa
efisien sedangkan siswa yang tidak terbiasa
melakukan tahapan-tahapan SQ5R
membutuhkan penyesuaian yang lebih
banyak karena tidak sesuai dengan pola dan
kebiasaannya selama ini. Akibatnya waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
keseluruhan tahapan SQ5R pun menjadi
lebih banyak.
Nilai rata-rata pretest, posttest dan
Kemampuan retensi menunjukkan
retest kemampuan penguasaan konsep siswa
adanya hubungan memori jangka pendek
dapat dilihat pada Gambar 2.
dengan jangka panjang yang

[59]
Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm. 55-63 ISSN: 2541-2280

mengindikasikan proses daya ingat siswa penguatan informasi agar bertahan di dalam
terhadap materi yang telah dipelajarinya memori lebih lama.
(Dahar, 1996). Hasil penelitian mengungkap Skor setelah minggu ke 4
adanya peningkatan nilai rata-rata skor siswa menunjukkan hasil tertinggi yaitu 63,33. Hal
yaitu untuk waktu 2 dan 4 minggu berturut- tersebut terjadi karena banyak siswa yang
turut yaitu 58,33 dan 63,33. Peningkatan masih mengingat soal yang diberikan dan
yang signifikan untuk keseluruhan tes tidak menutup kemungkinan siswa berusaha
dimulai dari pretest hingga retest 2. Skor mencari jawaban yang benar dari sumber
tersebut menunjukkan bahwa dengan lainnya sehingga nilai siswa tersebut
penerapan SQ5R kemampuan retensi mengalami peningkatan. Hal tersebut
pengetahuan siswa mengalami peningkatan. menunjukkan memori siswa untuk mengingat
Hasil temuan tersebut ditunjang dengan materi sistem pertahanan tubuh sudah
rekapitulasi penjaringan tanggapan siswa berpindah dari memori jangka pendek ke
melalui angket yang menunjukkan bahwa menjadi memori jangka panjang. Sesuai
62,5% siswa menganggap SQ5R sangat dengan pernyataan Custers (2010) bahwa
membantu untuk mengingat tentang materi adanya retensi pengetahuan merupakan
Sistem Pertahanan Tubuh. Sebagaimana proses terjadinya pemindahan informasi dari
Tampubolon (2008) menegaskan bahwa memori jangka pendek ke memori jangka
memahami materi dengan membaca yang panjang. Untuk melihat distribusi sebaran
baik dapat membantu dalam mengingat nilai retest 1 dan retest 2 dapat dilihat pada
materi bacaan lebih lama. Dalam hal ini gambar berikut:
membaca yang baik menurut Tampubolon
(2008) adalah dengan menerapkan teknik
membaca yang tepat. Sebagai sebuah metode
membaca, SQ5R melibatkan tiga fase yaitu
fase sebelum, selama dan setelah membaca.
Fase sebelum dan selama membaca
menekankan pada proses untuk mendapatkan
informasi sedangkan fase setelah membaca
bertujuan untuk memperkuat pemahaman
Gambar 3. Grafik Sebaran Nilai Retest 1
dan retensi pengetahuan yang telah diperoleh
dari hasil integrasi informasi pada bacaan
Berdasarkan Gambar 3. jumlah siswa
dengan pengetahuan sebelumnya yang telah
yang memeroleh nilai di atas rata-rata lebih
dimiliki siswa dari pengalaman sebelumnya
banyak dibanding siswa yang mendapatkan
baik dari kegiatan pembelajaran sewaktu
nilai di bawah rata-rata (75), tetapi tidak ada
SMP maupun dari informasi yang
siswa yang mencapai KKM. Distribusi nilai
diperolehnya dari kegiatan membaca atau
retest 2 yang terdapat pada Gambar 4.
menyimak di luar kegiatan belajar mengajar
mengindikasikan bahwa rata-rata kelas
secara formal di sekolah misalnya dari koran,
meningkat setelah selang waktu 4 minggu
artikel, televisi, radio atau sumber informasi
tetapi siswa yang dibawah rata-rata juga
lainnya. Pada fase setelah membaca yang
meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dimulai dari tahap recite membantu siswa
hanya sejumlah kecil saja kemampuan siswa
untuk mengingat kembali informasi yang
yang mengalami peningkatan. Pada
telah diperoleh dari bacaan. Berkolaborasi
penjaringan data ini, nilai siswa tetap belum
bersama teman untuk saling memberikan
mencapai KKM yang diinginkan. Pendapat
tanggapan terhadap jawaban pertanyaan
siswa mengenai proses pembelajaran materi
masing-masing memungkinkan siswa untuk
sistem pertahanan tubuh menggunakan
mengkombinasikan informasi yang
model SQ5R sangat diperlukan.
dimilikinya masing-masing. Langkah ini
merupakan bentuk pengulangan dan

[60]
Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm. 55-63 ISSN: 2541-2280

keseluruhan bacaan, tahap ini mendorong


siswa untuk memberi perhatian khusus pada
unsur-unsur bacaan seperti panjang bacaan,
jumlah paragraf, istilah yang dicetak
miring/tebal serta gambar. Melalui strategi
scanning berarti siswa telah mendapatkan
gambaran menyeluruh tentang isi bacaan
mulai dari panjang bacaan serta mengamati
ada tidaknya gambar yang membantu
penjelasan dari isi bacaan. Setelah
Gambar 4. Grafik Sebaran Nilai Retest 2 mengetahui gambaran umum bacaan,
seyogianya tahap ini dapat meningkatkan
Diketahui sebanyak 67% siswa merasa kesadaran siswa terhadap tujuan dari
sangat terbantu dengan langkah-langkah kegiatan membaca yang hendak dicapai.
dalam metode membaca karena menjadi Tahap survey bersifat selektif karena selama
lebih paham. Sebanyak 65% siswa tahap ini siswa dibimbing untuk menandai
merasakan manfaat dari pembelajaran istilah-istilah yang dianggap penting.
menggunakan metode SQ5R. Keseluruhan Penentuan istilah yang dianggap penting
konsep sistem pertahanan tubuh menjadi menunjukkan hasil yang berbeda antara satu
dikuasai dan dipahami terutama untuk siswa dengan siswa lainnya. Tahap ini
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. mendorong siswa untuk terlibat lebih dalam
Sebanyak 35% siswa cukup menyukai dengan bacaan. Pada tahap question, siswa
metode membaca ini, tetapi tidak menyukai diminta untuk mengajukan pertanyaan yang
beban tugas yang diberikan. berkaitan dengan topik berdasarkan hasil
Siswa masih belum mencapai nilai survey, langkah ini memfasilitasi siswa untuk
yang sesuai, tetapi terjadi peningkatkan melakukan proses asosiasi yang
beberapa strategi kognitif siswa seperti yang menggabungkan pengetahuan awal dengan
telah diungkapkan oleh Weinstein dan Mayer informasi baru yang diperolehnya dari
(dalam Dahar, 1996) yaitu menghafal, bacaan. Selain itu dengan mengajukan
elaborasi, pengaturan, metakognitif dan pertanyaan tentang materi yang berkaitan
afektif. Temuan dalam penelitian ini dengan bacaan berarti siswa menetapkan
mendukung hasil penelitian sebelumnya yang tujuan membaca. Siswa mengajukan
dilakukan oleh Hedberg (2002) yang pertanyaan pada diri sendiri untuk
mengungkap bahwa metode SQ5R selanjutnya dicari jawabannya dari bacaan.
membantu meningkatkan pemahaman dan Langkah ini secara mental menyiapkan
retensi siswa. Kemampuan retensi sangat pembaca untuk secara efektif mempelajari
ditentukan oleh proses pemasukan atau bacaan.
penerimaan, pemrosesan serta pemanggilan Strategi pengulangan materi yang
kembali informasi yang telah disimpan dalam dilakukan pada fase setelah membaca
jangka waktu tertentu. Keberhasilan proses (Recite, Record, Review dan Reflect)
pemasukan atau penerimaan informasi merupakan suatu cara yang memfasilitasi
melibatkan atensi atau perhatian siswa siswa dalam mengolah informasi dengan
selama informasi tersebut disampaikan. baik. Mengulang materi yang telah dipelajari
Proses pemasukan informasi pada dan mengelaborasikannya dengan informasi
pembelajaran yang menerapkan metode lain akan membuat informasi menjadi lebih
SQ5R terjadi pada serangkaian tahap yang bermakna dan mudah diingat. Sebagaimana
dimulai dari fase sebelum membaca (survey Santrock (2006) menjelaskan bahwa semakin
dan question) dan selama fase membaca. lama informasi dipertahankan di dalam
Pada tahap survey siswa diarahkan memori jangka pendek dengan bantuan
untuk melakukan scanning terhadap pengulangan (rehearsal), semakin besar

[61]
Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm. 55-63 ISSN: 2541-2280

kemungkinannya untuk masuk ke memori DAFTAR PUSTAKA


jangka panjang.
Kemampuan retensi pengetahuan pun Bruce, J & Weil. Models of Teaching.
dilihat berdasarkan predikat skor retensi Boston-London: Allyn and Bacon.
dengan menggunakan Recognition Methods Custers. A.(2010). Long-term Retention of
yang menunjukkan nilai retensi 1 dan 2 Basic Science Knowledge : A Review
berturut-turut yaitu 104% dan 114%. Nilai Study. Health Science Education, 15
tersebut menunjukkan kadar memori siswa (1). Hlm. 109-128.
baik pada waktu 2 ataupun 4 minggu Cromley, J. & Snyder, L.E. (2007). Testing
termasuk kategori tinggi. Kategori retensi the Fit of the DIME Model of Reading
yang tinggi tersebut menunjukkan Comprehension with Biology Text.
penggunaan variasi strategi pembelajaran [Online] Tersedia:
mampu mengubah kebiasaan siswa http://hub.mspnet.org/media/data/Crom
menyimpan memori jangka pendek menjadi ley_AERA2008.pdf?media_000000005
jangka panjang. Berdasarkan uraian tersebut 615.pdf [16 Januari 2012]
dapat disimpulkan bahwa kekuatan retensi Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-teori
setiap siswa berbeda-beda dan dapat Belajar. Jakarta: Erlangga.
dipertahankan dengan penggunaan cara Fraenkel JR. & Wallen NE. (2008). How to
belajar yang bervariasi. Kemampuan retensi Design and Evaluate Research in
pengetahuan akan maksimal saat Education. New York: McGraw Hill.
menggunakan pembelajaran aktif yang Graesser, W. et al.( 2000). Introduction to
berulang secara simultan (Kolb & Fry, 1975). the Psychology of Science Text
Penggunaan artikel eksposisi yang bersifat Comprehension. [Online]
informatif mengenai materi sistem Tersedia:http://archives.limsi.fr/Individ
pertahanan tubuh dapat menjadi salah satu u/poudade/articles/olg5.pdf [16 Januari
alternatif bagi guru dalam mengatasi 2012]
kompleksitas materi tersebut dan penerapan Hedberg, K. (2002). Using SQ3R Method
SQ5R secara signifikan dapat meningkatkan with Fourtth Grade ESOL Students.
retensi pengetahuan siswa. [Online] Tersedia:
http://gse.gmu.edu/research/tr/article/sq
KESIMPULAN 3r method/sq3r/. [14 Januari 2014]
Berdasarkan penelitian yang telah Jarman, R. & McClune, B. (2005). Science
dilakukan kepada siswa kelas XI SMA Newswise, a guide to the use of
dengan menerapkan metode membaca SQ5R newspaper in science teaching.
pada materi sistem pertahanan tubuh dapat http://www.qub.ac.uk/schools/Schoolof
disimpulkan bahwa retensi pengetahuan Education/Staff/Academic/DrRuthJarm
siswa meningkat dengan rata-rata nilai hasil an/ [7 Januari 2012]
retest 1 dan retest 2 berturut-turut 58,33 dan Kolb, D.A & Fry, R. (1975). Toward an
63,33. Kekuatan retensi pengetahuan siswa Applied Theory of Experiential
termasuk kategori sangat tinggi melalui Learning. In C. Cooper (Ed), Theories
penerapan metode membaca SQ5R. Respon of Groupp Process. London: John
siswa terhadap penerapan metode SQ5R Wiley.
dalam pembelajaran sistem pertahanan tubuh Maimunah. (2012). Pengertian Membaca
adalah baik. Terbukti sebanyak 62% siswa Pemahaman. [Online] Tersedia:
merasakan manfaat dari metode membaca ini http://id.shvoong.com/social-
karena membuat mereka lebih termotivasi sciences/education/2250140-
ketika dihadapkan pada bacaan. pengertianomembaca-pemahaman/ [16
Januari 2012]
Meltzer, D.E. (2002). The Relation Between
Mathematics Preparation And

[62]
Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm. 55-63 ISSN: 2541-2280

Conceptual Learning Gain In Physics :


A Posible Hidden Variable In
Diagnostic Pretest Score Journal Of
Atm J.phys 70
Santrock, J. (2008). Psikologi Pendidikan .
Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Media
Group.
Sawrey, J.M. & Telfrod, C.W.(1988).
Educational Pshychology 4th Edition.
Boston: Allyn & Bacon.
Strangman J. & Hall T.(2009). Background
knowledge. [Online]
Tersedia:http://aim.cast.org/sites/aim.c
ast.org/files/ncac_BKNov3.pdf [4
Januari 2012]
Tampubolon, D.P.(2008). Kemampuan
Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa.
Tomo. (2003). Mengintegrasikan Teknik
Membaca SQ4R dan Membuat Catatan
Berbentuk Graphic Postorganizer
dalam Pembelajaran Fisika. Disertasi
Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam UPI: Tidak
diterbitkan.
Thorndike, Edward L. (1917). Reading as
Reasoning : a Study of Mistakes in
Paragraph reading. Journal of
Educational Psychology. Baltimore :
Warwick & York Inc.

[63]

Anda mungkin juga menyukai