Anda di halaman 1dari 102

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUANTENTANG ANEMIA PADA IBU HAMIL

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

BORONG RAPPOA

TAHUN 2019

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
USWATUN KHASANAH
NIM. A. 15.07.073

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BORONG RAPPOA
TAHUN 2019

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
USWATUN KHASANAH
NIM. A.15.07.073

Proposal penelitian ini telah disetujui


tanggal 10 Januari 2019

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Fitriani, S,Kep. Ns, M.Kes A.Nurlaela Amin, S.Kep. Ns, M.Kes


LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN TENTANG ANEMIAPADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BORONG RAPPOA
TAHUN 2019

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
USWATUN KHASANAH
NIM. A.15.07.073

Proposal penelitian ini telah disetujui


tanggal 27 Februari 2019

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Fitriani, S,Kep. Ns, M.Kes A.Nurlaela Amin, S.Kep. Ns, M.Kes

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Stikes Panrita Husada Bulukumba

Hj. Fatmawati S.kep, Ns, M.Kep


LEMBAR PERSETUJUAN TELAH UJIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BORONG RAPPOA
TAHUN 2019

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:
USWATUN KHASANAH
NIM. A.15.07.073

Proposal penelitian ini telah diujikan

tanggal 23 Maret 2019

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Fitriani, S,Kep. Ns, M.Kes A.Nurlaela Amin, S.Kep. Ns, M.Kes

Penguji I Penguji II

Amirullah, S.Kep. Ns, M.Kep Ilhamsyah, S.Kep, Ns, M.kep


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada

Nabi Muhammad SAW. sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Di Wilayah Kerja Puskesma

Borong Rappoa Tahun 2019” dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu

Keperawatan Stikes Panrita Husada Bulukumba.

Bersamaan dengan ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. H. Muh. Idris Aman., S.Sos selaku Ketua Yayasan Stikes Panrita

Husada Bulukumba.

2. Dr. Muriyati., S.Kep, M.Kes selaku Ketua Stikes Panrita Husada

Bulukumba yang telah merekomendasikan pelaksanaan penelitian.

3. A. Suswani Makmur., SKM, M.Kes selaku pembantu Ketua I yang telah

merekomendasikan pelaksanaan penelitin.

4. Hj. Fatmawati., S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan yang telah merekomendasikan pelaksanaan penelitian.

5. Fitriani., S.kep, Ns, M.Kes selaku dosen pembimbing utama yang telah

bersedia memberikan bimbingan sejak awal sampai akhir penyusunan

proposal penelitian ini.


6. A. Nurlaela Amin., S.kep, Ns, M.Kes selaku dosen pembimbing

pendamping yang telah bersedia memberikan bimbingan sejak awal

sampai akhir penyusunan proposal penelitian ini.

7. H. Arwis S, Si, M, M.Kes, Apt., selaku Kepala Puskesmas Borong

Rappoa yang telah member izin dan memberi kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas

Borong Rappoa.

8. Armayanti., Amd, Keb. selaku Bidan dan Kepala Ruang KIA

Puskesmas Borong Rappoa yang telah bersedia membantu penulis

dalam mengumpulkan data responden di wilayah kerja Puskesmas

Borong Rappoa tahun 2019.

9. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf Stikes Panrita Husada Bulukumba

atas bekal keterampilan dan pengetahuan yang telah diberikan kepada

penulis selama proses perkuliahan.

10. Khususnya kepada ibunda tercinta Hj. Wardah dan Almarhum

ayahanda tercinta H. Arifunddin, serta saudara/i atas seluruh bantuan

dan dorongan yang selalu diberikan baik secara moral, material,

maupun spiritual kepada penulis dalam menuntut ilmu.

11. Teman-teman Prodi S1 Keperawatan angkatan 2015, yang telah

memberikan dukungan serta bantuan hingga proposal ini dapat

terselesaikan.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak


langsung kepada penulis selama penelitian dan penyusanan proposal

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini masih

jauh dari sempurna, serta banyak terdapat kesalahan maupun

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Penulis juga berharap semoga proposal penelitian ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi semua pihak, khususnya bagi

dunia pendidikan keperawatan di Indonesia.

Bulukumba, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................ i

Lembar Persetujuan Judul .......................................................................... ii

Lembar Persetujuan Proposal………………………………………………... iii

Lembar Persetujuan Telah Ujian……………………………………………...iv

Kata Pengantar……………………………………………………………….... v

Daftar Isi ................................................................................................. viii

Daftar Tabel ............................................................................................. xii

Daftar Gambar ........................................................................................ xiii

Daftar Lampiran………………………………………………………………. xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 7

D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8

1. Tujuan Umum ............................................................................... 8

2. Tujuan Khusus ............................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 8

2. Manfaat Aplikatif ........................................................................... 9


BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 10

A. Tinjauan Teori Tentang Pengetahuan .......................................... 10

1. Pengertian Pengetahuan ....................................................... 10

2. Tingkat Pengetahuan............................................................. 11

3. Cara Memperoleh Pengetahuan ............................................. 12

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .................. 14

5. Kriteria Tingkat Pengetahuan .................................................. 15

B. Tinjauan Teori Tentang Pendidikan Kesehatan Tentang Anemia

Pada Ibu Hamil .............................................................................. 16

1. Pendidikan Kesehatan ............................................................. 16

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan…………………………...15

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan………………………………..17

c. Sasaran Promosi Kesehatan……………………….………...17

d. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan……………………..…...19

e. Tahap-Tahap Kegiatan Dalam Pendidikan Kesehatan…….20

2. Anemia ..................................................................................... 22

a. Pengertian Anemia…………………………..……………….. 22

b. Faktor-Faktor Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil………… 24

c. Batasan Anemia Dalam Kehamilan………………………… 26

d. Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil…………………………. 26

e. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil………..………. 27

f. Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil………………………. 27


g. Pencegahan dan Pengobatan Anemia Pada Ibu Hamil….. 29

h. Dampak Anemia Pada Kehamilan………………………….. 30

i. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu

Hamil…………………………………………………………… 31

3. Kehamilan ................................................................................ 35

a. Pengertian Kehamilan………………………...……………… 35

b. Proses Kehamilan……………………….……………………. 36

c. Tanda-Tanda Kehamilan…………………………………….. 40

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan…………… 45

e. Komplikasi Dalam Kehamilan………………………..……… 47

C. Kerangka Konsep .......................................................................... 50

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 51

A. Desain Penelitian .......................................................................... 51

B. Waktu Dan Lokasi Penelitian ........................................................ 51

C. Populasi Dan Sampel .................................................................... 52

E. Variabel Penelitian……………………………………………………. 54

F. Definisi Operasional ...................................................................... 55

G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 56

H. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................... 56

I. Alur Penelitian .............................................................................. 59

J. Teknik Pengelolaan dan Analisa Data.......................................... 60


K. Etika Penelitian ............................................................................ 62

L. Jadwal Penelitian ......................................................................... 63

Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ...................................................................... 63


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep.................................................................. 50

Gambar 2. Alur Penelitian ....................................................................... 59


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian dan Permohonan Menjadi

Responden

Lampiran 2. Lembar Informed Concent

Lampiran 3. Lembar Kuesioner

Lampiran 4. Materi Pendidikan Kesehatan

Lampiran 5. Leaflet
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah

nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi

masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “Potensial

danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan

anak). Oleh karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari

semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Nurhidayati,

2013).

Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin (Hb) dibawah 11 gram % pada trimester satu dan tiga

atau kadar Hb kurang dari 10,5 gram % pada trimester dua. Ibu

hamil yang anemia ( kekurangan zat bezi) mempunyai resiko yang

lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah

(BBLR), abortus, terjadi kematian intra uteri, persalinan

prematuritas tinggi, cacat bawaan, intelegensi rendah. Untuk ibu

mudah terjadi perdarahan antepartum, infeksi, ketuban pecah dini

dan gangguan HIS (Manuaba dalam (Tuyu, 2013).

Anemia menjadi penyebab utama terjadinya mortalitas

maternal dan neonatal di negara-negara berkembang, termasuk

Indonesia, yang bisa menyebabkan 2,5-3,4 juta kematian penduduk


di negara berkembang, termasuk Indonesia. Sejumlah 40 persen

kematian pada ibu hamil berhubungan dengan anemia (Aditianti,

Yurista and Diana, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018,

kejadian anemia berkisar hingga 48,1% dari semua wanita yang

tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Anemia selama

kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas

wanita hamil di negara berkembang dan memiliki konsekuensi ibu

dan janin. Diperkirakan anemia menyebabkan lebih dari 115,000

kematian ibu dan 592,000 kematian perinatal secara global per

tahun (Shridevi, 2018).

Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil masih

sangat tinggi, yakni 48,9 persen (Kemenkes 2018), yang

menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil mengalami

peningkatan dari hasil Riskesdas 2013, yakni 37,1 persen. Di

negara berkembang, satu dari dua ibu hamil diperkirakan anemia.

Anemia menjadi masalah kesehatan berat (severe public health

problem), jika prevalensinya lebih dari 40 persen dalam suatu

wilayah.

Berdasarkan data dari profil kesehatan provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2017, ditemukan jumlah ibu hamil yang

mendapatkan tablet tambah darah (TTD) sebanyak 47,7 persen.


Untuk kabupaten Bulukumba, kasus anemia pada ibu hamil di

tahun 2018 tercatat sebanyak 1.654 ibu hamil yang mengalami

anemia berdasarkan laporan dari 20 puskesmas yang berada di

kabupaten Bulukumba. Dan untuk Puskesmas Borong Rappoa

sendiri pada tahun 2018 tercatat sebanyak 124 ibu hamil dengan

anemia dari 244 jumlah ibu hamil secara keseluruhan.

Berdasarkan wawancara sederhana yang dilakukan oleh

peneliti serta pembagian kuesioner pada bulan Maret 2019 terkait

tentang anemia pada beberapa ibu hamil tanpa memperhatikan

kriteria yang ada, dapat memberikan gambaran bahwa tingkat

pengetahuan ibu hamil terkait anemia pada kehamilan di wilayah

kerja Puskesmas Borong Rappoa memang masih kurang. Ini

dibuktikan dari jawaban mereka pada saat dilakukan wawancara

serta jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan rata-rata

mendapatkan angka <56%.

Faktor yang menyebabkan masih tingginya kejadian anemia

pada ibu hamil salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan

yang masih kurang tentang anemia termasuk upaya pencegahan

dan dampaknya. Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah akan

mempengaruhi bagaimana ibu hamil menjaga kehamilannya.

Pengetahuan yang kurang memiliki risiko 1,45 kali lebih besar

untuk menderita anemia dalam kehamilannya dibandingkan dengan

ibu hamil yang berpengetahuan baik (Iswanto, Ichsan and

Ermawati, 2012).
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang

menstimulasi atau merangsang terhadap terwujudnya sebuah

perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami

akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan mempunyai

perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari

berbagai akibat atau risiko dari terjadinya anemia kehamilan.

Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap

penurunan kejadian anemia pada ibu hamil (Purbadewi and Ulvie,

2013).

Tentu hal ini akan lebih gampang terealisasi apabila ibu

hamil telah memahami konsepnya. Konsep yang baik akan

diperoleh salah satunya dengan cara memberikan

penyuluhan/pendidikan kesehatan. Dengan memberikan

pendidikan kesehatan yang baik akan mempermudah ibu hamil

untuk mengadopsi pengetahuan tentang kesehatannya sehingga

mampu dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan

keluarga (Nurhidayati, 2013).

Adapun dampak anemia pada kehamilan jika tidak segera

diatasi menurut Dr.Demsa Simbolon, SKM.,M.Gizi antara lain : bagi

Ibu hamil berisiko dan komplikasi seperti anemia, perdarahan, berat

badan ibu tidak bertambah secara normal dan bisa terkena

penyakit infeksi bahkan meningkatkan resiko kematian ibu. Adapun

dampak bagi proses persalinan yakni kondisi anemia pada

kehamilan berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu


proses persalinan sehingga berisiko terjadinya persalinan yang sulit

dan lama, persalinan premature/sebelum waktunya, perdarahan

post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi cesar

cenderung meningkat.

Sementara dampak bagi janin dan anak antara lain, bagi

janin dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dan dapat

menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat

badan rendah (BBLR). Dan dampak bagi anak bisa mengganggu

tumbuh kembang anak, yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan

metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular diusia

dewasa (Simbolon, Jumiyati and Rahmadi, 2018).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rismintari

tahun 2015 pada semua ibu hamil yang ada di Desa Palbapang,

Kabupaten Bantul yang menjelaskan bahwa terdapat perbedaan

yang sangat signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang anemia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan (Rismintari, 2015).

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Siti Santy

Sianipar, dkk. di UPT. Puskesmas Bukit Hindu Palangkaraya pada

tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat

pengetahuan ibu hamil dalam pencegahan anemia sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Ini membuktikan bahwa


pendidikan kesehatan mempunyai pengaruh yang cukup besar

terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil dalam pencegahan anemia

(Sianipar, Aziz and Prilia, 2016).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Elsy Noverstiti tahun

2012 di Puskesmas Air Dingin kota Padang dapat disimpulkan

bahwa tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil (Noverstiti, 2012).

Berdasarkan hal tersebut yang dikemukakan di atas yang

berpedoman pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan bahwa

anemia pada kehamilan dapat memberikan dampak yang buruk

bagi ibu dan bayi, bahkan bisa menjadi penyebab meningkatnya

angka kematian ibu (AKI). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemberian pendidikan kesehatan memang penting dalam upaya

menunjang tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai pencegahan

anemia pada kehamilan.

Tingginya angka kejadian ibu hamil dengan anemia, baik di

Indonesia maupun di Puskesmas Borong Rappoa yang mempunyai

ibu hamil dengan anemia yang cukup banyak dibanding beberapa

puskesmas lain yang ada di kabupaten Bulukumba, yakni terdapat

124 orang ibu hamil dengan anemia dari 244 orang jumlah ibu

hamil pada tahun 2018. Faktor tersebut salah satunya dipengaruhi

oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia termasuk

dalam melakukan kunjungan antenatal care (ANC).


Sesuai yang dikatakan oleh kepala ruang KIA puskesmas

Borong Rappoa, dari sekian banyak ibu hamil setiap tahun, hanya

sekitar ±50 orang ibu hamil yang rutin melakukan pemeriksaan

antenatal care sampai melahirkan. Sehingga peneliti merasa

tertarik untuk meneliti “pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Borong Rappoa”

B. Rumusan Masalah

Prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia masih sangat

tinggi, terutama di negara-negara sedang berkembang termasuk di

Indonesia. Pemberian pendidikan kesehatan tentang anemia dan

dampak dari anemia itu sendiri, diharapkan akan mempermudah

ibu hamil untuk mengadopsi pengetahuan tentang kesehatannya

agar mampu dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan

keluarga sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merumuskan

masalah yaitu apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Borong Rappoa ?

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang kebenarannya

harus diuji atau rangkuman kesimpulan secara teoritis yang

diperoleh melalui tinjauan pustaka (Martono, 2010). Hipotesis


dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Borong Rappoa.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Borong Rappoa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang anemia

sebelum diberikan pendidikan kesehatan.

b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang anemia

sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

c. Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini secara teoritis sebagai sumber

informasi dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya, serta

sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk menambah

wawasan yang bersifat teoritis dan ilmiah tentang pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang

anemia.
2. Manfaat Aplikatif

Manfaat penelitian ini secara aplikatif kedepannyan bagi

petugas kesehatan penting untuk selalu memberikan pendidikan

kesehatan tentang anemia termasuk upaya pencegahan dan

dampaknya pada ibu hamil agar mereka dapat mengetahui dan

dapat terhindar dari bahaya akibat anemia pada kehamilan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Wawan and

Dewi, 2011).

Pengetahuan merupakan kemampuan untuk mengingat

beberapa informasi yang digunakan melalui pemikiran manusia

yang memberikan arti serta tujuan, kemampuan untuk

mengetahui tempat, kemampuan untuk mengetahui waktu,

kemampuan untuk mengungkapkan pendapat dan lain

sebagainya (Siombo, 2010).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia

sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan

adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman

yang didapatkan oleh setiap manusia (Mubarak, 2012).


2. Tingkat Pengetahuan

a. Tingkat tahu (know)

Pada tahap ini menuntut seseorang untuk mampu

mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima

sebelumnya.

b. Tingkat pemahaman (comprehension)

Pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan

dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,

informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri.

Pada tahap ini seseorang diharapkan menerjemahkan atau

menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata

sendiri.

c. Tingkat penerapan (application)

Penerapan merupakan kemampuan untuk

menggunakan atau menerapkan informasi yang telah

dipelajari kedalam situasi yang baru, serta memecahkan

berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

d. Tingkat analisis (analysis)

Analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi,

memisahkan, dan membedakan komponen-komponen atau

elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa

atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut

untuk melihat ada tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini


seseorang diharapkan menunjukkan hubungan di antara

berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan

tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah

dipelajari.

e. Tingkat sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam

mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen unsur

pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang

lebih menyeluruh.

f. Tingkat evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan level tertinggi yang

mengharapkan seseorang mampu membuat penilaian dan

keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk,

atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu (Zainal,

Kamal and Muhammad, 2014).

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara untuk memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo

dalam kutipan Wawan and Dewi, yaitu :

a. Cara tradisional

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba salah ini dipakai orang sebelum

kebudayaan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara

coba salah ini digunakan dengan menggunakan


kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan ini tidak berhasil maka akan dicoba lagi.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan oleh

orang yang mempunyai otoritas baik berupa pimpinan-

pimpinan masyarakat formal maupun informal, ahli

agama, pemegang pemerintah, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta yang empiris maupun pendapat

sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahkan yang dihadapi masalalu

(Notoatmodjo dalam Wawan and Dewi, 2011).

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau

suatu metode penelitian ilmiah dan lebih popular

(Notoatmodjo dalam Wawan and Dewi, 2011).


4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke

arah cita-cita tertentu yang menetukan manusia untuk

berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaannya.

Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah ia menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan

akan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah

yang membosankan, menyita waktu, berulang, dan

banyak tantangan.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berpikir dan bekerja (Wawan and Dewi, 2011).


b. Faktor eksternal

Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di

sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.

2) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima

informasi (Wawan and Dewi, 2011).

5. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Dalam buku Arikunto, 2013 pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan skala, yaitu :

a. Baik : 76%-100%

b. Cukup : 56%-75%

c. Kurang : <56%
B. Tinjauan Teori Tentang Pendidikan Kesehatan Dalam Upaya

Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil

1. Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan (Promosi Kesehatan)

Promosi kesehatan adalah suatu bagian atau cabang dari

ilmu kesehatan yang menunjang keberhasilan pelaksanaan

program-program kesehatan yang lain. Artinya, untuk

mencapai keberhasilan dari setiap kegiatan kesehatan yang

akan diinformasikan ke masyarakat harus melalui

promosi/pendidikan kesehatan (Solang, Losu and Tando,

2016).

Pendidikan kesehatan adalah program kesehatan yang

dirancang untuk membawa perubahan ke arah perbaikan,

baik dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi

dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik

dan sebagainya) (Australian Health Foundation dalam

Solang, Losu and Tando, 2016)

Pendidikan kesehatan adalah upaya menerjemahkan apa

yang telah diketahui tentang kesehatan ke dalam perilaku

yang diinginkan dari perorangan ataupun masyarakat melalui

proses pendidikan (Grout dalam Susilo, 2015).

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan

pada diri manusia yang ada hubungannya dengan


tercapainya tujuan kesehatan perorangan dan masyarakat

(Susilo, 2015).

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

1) Terlaksananya program-program kesehatan di

masyarakat.

2) Terwujudnya masyarakat yang berbudaya hidup bersih

dan sehat.

3) Tercapainya gerakan hidup sehat di masyarakat untuk

menuju terwujudnya Indonesia sehat.

4) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat untuk hidup sehat.

5) Berkembangnya upaya kesehatan yang berkualitas

bersumber dari masyarakat.

6) Terciptanya lingkungan yang kondusif yang mendorong

terbentuknya kemampuan masyarakat dalam mencegah

terjadinya penularan suatu penyakit (Solang, Losu and

Tando, 2016).

c. Sasaran Promosi Kesehatan

Secara principal, sasaran promosi kesehatan adalah

masyarakat. Masyarakat dapat dilihat dalam konteks

komunitas, keluarga maupun individu. Sasaran promosi

kesehatan juga dapat dikelompokkan menurut ruang

lingkupnya, yakni tatanan rumah tangga, tatanan sekolah,


tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan

institusi pelayanan kesehatan (Solang, Losu and Tando,

2016)

Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan,

maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :

1) Sasaran primer (primary target)

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat

dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah

kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui anak untuk

masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak

sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagainya.

2) Sasaran sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam pendidikan/promosi

kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama,

tokoh adat, serta orang-orang yang punya pengaruh

penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan

harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka

masyarakat tersebut akan dapat kembali memberitahu

atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada

lingkungan masyarakat sekitarnya.

3) Sasaran tersier (tertiary target)

Kelompok yang menjadi sasaran tersier dalam

promosi kesehatan adalah pembuat keputusan (decision


maker) atau penentu kebijakan (police maker). Hal ini

dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-

kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh

kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta

pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer

(Solang, Losu and Tando, 2016).

d. Prinsip-prinsip promosi kesehatan

1) Promosi kesehatan (health promotion) adalah proses

pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,

meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process

of enabling people to control over and improve their

health), lebih luas dari pendidikan atau penyuluhan

kesehatan, dan di pihak lain penyuluh/pendidikan

kesehatan merupakan bagian penting (core) dari promosi

kesehatan.

2) Promosi kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan

perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya

mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat

berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas

kesehatan.

3) Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat

promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya

preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan


rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya

kesehatan yang komprehensif.

4) Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya

pendekatan edukatif yang selanjutnya disebut gerakan

pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan

upaya advokasi dan bina suasana (social support).

5) Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang

dikembangkan dalam lima tatanan yaitu di rumah/di

tempat tinggal, di sekolah, di tempat kerja, di tempat-

tempat umum, dan di sarana kesehatan

6) Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih

ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity),

keterbukaan (transparency) dan saling memberi manfaat

(mutual benefit).

7) Promosi kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan

pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti

hasil apalagi dampak kegiatan (Solang, Losu and Tando,

2016).

e. Tahap-tahap kegiatan dalam pendidikan kesehatan

1) Tahap sensitisasi

Tahap ini dilakukan guna memberikan informasi dan

kesadaran pada masyarakat terhadap adanya hal-hal

penting berkaitan dengan kesehatan, misalnya

kesadaran akan adanya pelayanan kesehatan,


kesadaran akan adanya fasilitas kesehatan, kesadaran

akan adanya wabah penyakit, kesadaran akan adanya

kegiatan imunisasi.

Kegiatan ini tidak memberikan peningkatan atau

penjelasan mengenai pengetahuan, tidak pula mengarah

pada perubahan sikap, serta tidak atau belum bermaksud

agar masyarakat mengubah pada perilaku tertentu.

Bentuk kegiatan adalah siaran radio berupa radio spot,

poster, selebaran atau lainnya.

2) Tahap publisitas

Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap sensitisasi.

Bentuk kegiatan misalnya press release dikeluarkan oleh

departemen kesehatan untuk menjelaskan lebih lanjut

jenis atau macam pelayanan kesehatan apa saja yang

diberikan pada fasilitas pelayanan kesehatan,

umpamanya macam pelayanan pada puskesmas,

polindes, pustu atau lainnya.

3) Tahap edukasi

Tahap ini sebagai kelanjutan dari tahap publisitas.

Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah

sikap serta mengarahkan kepada perilaku yang

diinginkan oleh kegiatan tersebut, misalnya setelah

adanya kegiatan ini, ibu-ibu yang hamil memahami benar

pentingnya memeriksakan secara rutin mengenai


kesehatan kehamilannya pada Polindes atau

Puskesmas, yakni kepada bidan atau dokter.

4) Tahap motivasi

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap edukasi.

Perorangan atau masyarakat setelah mengikuti

pendidikan kesehatan, benar-benar mengubah perilaku

sehari-harinya, sesuai dengan perilaku yang dianjurkan

oleh pendidikan kesehatan tahap ini (Susilo, 2015).

2. Anemia

a. Pengertian anemia

Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel

darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar

hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan

perempuan. Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan

sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan

pada wanita kadar hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml

(Proverawati, 2017).

Anemia merupakan kondisi di mana kadar hemoglobin

(Hb) seseorang kurang dari 10 g/dL, sedangkan angka

idealnya untuk ibu dewasa berdasarkan standar WHO

adalah 12 g/dL. Artinya, seorang ibu dewasa yang sedang

hamil maupun tidak akan didiagnosis mengalami anemia jika

kadar Hb-nya dibawah 12 g/dL. Akan tetapi, munculnya

gejala bersifat individual, bisa jadi orang yang memiliki Hb 10


g/dL masih dapat beraktivitas secara normal dan energik,

sedangkan yang lain tampak letih dan lesu (Fathonah,

2016).

Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang

darah, kadar sel darah merah (hemoglobin/Hb) dibawah nilai

normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat besi untuk

pembentukan darah merah, misalnya zat besi, asam folat,

dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia

karena kekurangan zat besi (Prawirohardjo, 2014).

Ibu hamil seringkali menderita anemia, karena

kekurangan zat besi yang berfungsi sebagai unsur

pembentuk sel darah merah. Ibu hamil yang menderita

anemia sangat berbahaya, karena akan beresiko sulit

melahirkan dan perkembangan janin tidak sempurna

(Muaris, 2012).

Para ahli kebidanan menuturkan bahwa anemia terjadi

karena pada ibu hamil akan terjadi penambahan cairan yang

tidak sebanding dengan pertambahan massa sel darah

merah, akibatnya kadar hemoglobin dalam tubuh menurun.

Penurunan ini biasanya terjadi mulai pada usia kandungan 2

bulan hingga 8 bulan. Selain itu anemia juga disebabkan

berkurangnya cadangan zat besi dalam tubuh ibu, karena

digunakan untuk kebutuhan janin. Hal ini dapat menjadi lebih


parah jika terjadi pada ibu yang keadaan zat gizinya kurang

baik (Muaris, 2012).

b. Faktor Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

1) Defisiensi zat-zat nutrisi

Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat

nutrisi. Seringkali defisiensinya bersifat multipel dengan

manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi buruk, atau

kelainan herediter seperti hemoglobinopati. Namun,

penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan

yang tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat,

bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang

berlebihan, dan kurangnya utilisasi nutrisi hemopoietik.

2) Tidak mengkonsumsi cukup makanan yang mengandung

zat besi

Sekitar 75 % anemia dalam kehamilan disebabkan

oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran

eritrosit mikrositik hipokrom pada asupan darah tepi.

3) Gangguan pencernaan

Adanya gangguan pencernaan pada ibu hamil

sehingga penyerapan zat-zat makanan tidak berlangsung

secara maksimal.

4) Sering muntah-muntah

Ibu terlalu sering muntah-muntah akan sulit baginya

mengkonsumsi makanan secara normal.


5) Sedikit mengkonsumsi makanan asam atau mengandung

vitamin C

Ibu hamil yang sedikit mengkonsumsi makanan asam

atau mengandung vitamin C juga menyebabkan

menurunnya kadar zat besi.

6) Terlalu kerap hamil

Ibu yang terlalu kerap hamil yaitu jaraknya kurang dari

dua tahun dapat menyebabkan anemia.

7) Pendarahan yang berulang

Terjadinya pendarahan yang berulang-ulang pada

kehamilan sebelumnya juga dapat menyebabkan anemia.

8) Anemia karena kekurangan folicacid

Ibu yang hamil harus memperhatikan unsur-unsur

dalam menu makanannya, khususnya ketersediaan

protein.

9) Anemia karena megaloblastik

Anemia megaloblastik yang dapat disebabkan oleh

defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12.

10) Anemia hemoglobinopati

Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui antara

lain adalah hemoglobinopati, proses inflamasi, toksitas

zat kimia, dan keganasan (Prawirohardjo, 2012).


c. Batasan Anemia Dalam Kehamilan

Kategori tingkat keparahan pada anemia menurut

WHO adalah sebagai berikut :

1) Kadar Hb 11 gr % tidak anemia

2) Kadar Hb 9-10 gr % anemia ringan

3) Kadar Hb 7-8 gr % anemia sedang

4) Kadar Hb <7 gr % anemia berat

d. Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil

1) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah tidak cukupnya suplai

besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb,

mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang

hipokrom dan mikrositer.

2) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah defisiensi folat atau

vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis

timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang timbul

adalah pembesaran precursor sel darah (megaloblas) di

sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan

pansitopenia.

3) Anemia aplastik

Anemia aplastik adalah sumsum tulang gagal

memproduksi sel darah akibat hiposelularitas,

hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun,


radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada

perbaikan DNA serta gen.

4) Anemia mieloptisi

Anemia mieloptisi adalah anemia yang terjadi akibat

penggantian sumsum tulang oleh infiltrasi sel-sel tumor,

kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan

eritroid pada tahap awal (Prawirohardjo, 2012).

e. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

Gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik

(misalnya, kelelahan, kelemahan, pusing, dispnea ringan

dengan tenaga). Gejala dan tanda lain mungkin termasuk

pucat dan jika terjadi anemia berat, akan mengalami

takikardi atau hipotensi. Anemia meningkatkan risiko

kelahiran prematur dan infeksi ibu post partum. Banyak

gejala anemia selama kehamilan, juga gejala anda mungkin

mengalami bahkan jika anda tidak hamil, ini meliputi :

1) Merasa lelah atau lemah

2) Kulit pucat progresif dari kulit

3) Denyut jantung cepat

4) Sesak napas

5) Konsentrasi terganggu (Proverawati, 2017).

f. Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga

memicu peningkatan eritropoietin. Akibatnya, volume plasma


bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat.

Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi

yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan

eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin

(Hb) akibat hemodilusi.

Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia

fisiologik pada kehamilan. Volume plasma yang terekspansi

menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah

(Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah

absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Mekanisme yang

mendasari perubahan ini belum jelas. Ada spekulasi bahwa

anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan menurunkan

viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi

plasental dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi

ke janin.

Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke-6

kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke-24

kehamilan. Tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke-

37 pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih

tinggi pada ibu hamil dibandingkan perempuan yang tidak

hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan

terus menurun sampai minggu ke-16 sampai minggu ke-22

ketika titik keseimbangan tercapai.


Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi

Hb sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada

trimester pertama, konsentrasi Hb tampak menurun, kecuali

pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah

(<11,5 g/dl). Konsentrasi paling rendah didapatkan pada

trimester kedua, yaitu pada usia kehamilan sekitar 30

minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb,

kecuali pada perempuan yang sudah memiliki kadar Hb

tinggi (>14,6 g/dl) pada pemeriksaan pertama

(Prawirohardjo, 2012)

g. Pencegahan dan Pengobatan Anemia Pada Ibu Hamil

1) Pencegahan anemia pada ibu hamil

Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah

terjadinya anemia jika sedang hamil atau mencoba

menjadi hamil. Makan makanan yang tinggi kandungan

zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,

sereal, telur, dan kacang tanah) dapat membantu

memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang

diperlukan untuk berfungsi dengan baik.

Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh

memiliki cukup asam besi dan folat. Pastikan tubuh

mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap hari. Jika

mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat

diobati dengan mengambil suplemen zat besi. Pastikan


bahwa wanita hamil dicek pada kunjungan pertama

kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati,

2017).

2) Pengobatan anemia pada ibu hamil

Perawatan diarahkan untuk mengatasi anemia.

Transfusi darah biasanya dilakukan untuk setiap anemia

jika gejala yang dialami cukup parah (misalnya, sakit

kepala ringan, kelemahan, kelelahan) atau mendapat

gejala atau tanda-tanda gangguan kardiopulmonal

(misalnya, dyspnea, takikardi, tachypnea), maka

keputusan tidak didasarkan pada kadar Hct tersebut

(Proverawati, 2017).

Di Indonesia dosis suplemen besi yang diberikan

adalah sebesar 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam

folat perhari atau satu butir tablet tambah darah (TTD)

melalui kegiatan ANC dan pemerintah berencana untuk

meningkatkan kandungan asam folat pada suplemen

tersebut sehingga menjadi 60 mg besi elemental dan 0,4

mg asam folat dalam satu butir tablet tambah darah

(Kemenkes RI 2015) Dalam (Fitri et al., 2015)

h. Dampak Anemia pada kehamilan

Adapun dampak anemia pada ibu hamil jika tidak

segera diatasi menurut Dr.Demsa Simbolon, SKM.,M.Gizi

antara lain :
1) Bagi ibu : Ibu hamil berisiko dan komplikasi seperti

anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah

secara normal dan bisa terkena penyakit infeksi bahkan

meningkatkan resiko kematian ibu.

2) Bagi janin : Gangguan pertumbuhan janin dan dapat

menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,

kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum,

lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

3) Bagi Anak : Akibat anemia pada kehamilan akan

mengganggu tumbuh kembang anak, yaitu pertumbuhan

fisik (stunting), otak dan metabolisme yang menyebabkan

penyakit tidak menular diusia dewasa.

4) Proses Persalinan : Kondisi anemia pada kehamilan

berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu

proses persalinan sehingga berisiko terjadinya persalinan

yang sulit dan lama, persalinan premature/sebelum

waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan

dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat

(Simbolon, Jumiyati and Rahmadi, 2018)

i. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil

1) Faktor dasar

a) Sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan


psikologis ibu hamil. Menurut pendapat peneliti, sosial

ekonomi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kejadian anemia.

Satus sosial ekonomi yang rendah akan

mempengaruhi ibu hamil terkena anemia. Disamping

penghasilan yang diperoleh kemungkinan tidak

tercukupi dapat terpenuhinya status gizi yang

memadai, juga dikarenakan saat hamil seseorang

dengan sosial ekonomi rendah tidak mampu untuk

melakukan ANC sehingga kemungkinan besar gejala-

gejala anemia tidak terdeteksi (Mariza, 2016).

b) Pendidikan

Tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi

bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari

penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang

berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih

rasional.

Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan

lebih mudah menerima gagasan baru. Demikian

halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan

memeriksakan kehamilannya secara teratur demi

menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam

kandungannya (Walyani, 2015) dalam (Mariza, 2016).


c) Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi

perilakunya, makin tinggi pendidikan atau

pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk

mencegah terjadinya anemia (Nurhidayati, 2013).

2) Faktor tidak langsung

a) Kunjungan antenatal care (ANC)

Antenatal care adalah pengawasan sebelum

persalinan terutama pada pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia

defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan

malnutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal pada

keengganan ibu untuk menjalani pengawasan

antenatal.

b) Umur ibu

Semakin muda dan semakin tua umur seorang

ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap

kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda (<20

tahun) perlu tambahan gizi yang banyak karena selain

digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan

dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang

sedang dikandung.

Sedangkan untuk umur yang tua diatas 30

tahun perlu energi yang besar juga karena fungsi


organ yang makin melemah dan diharuskan untuk

bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi

yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang

berlangsung (Kristiyanasari, 2010).

3) Faktor langsung

a) Kecukupan konsumsi tablet besi

Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk

menanggulangi anemia gizi besi yang diberikan

kepada ibu hamil.

b) Jarak kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila

jaraknya kurang dari dua tahun.

c) Paritas

Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20

minggu, tanpa memperhatikan apakah bayi hidup

atau mati. Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah

melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi.

d) Status gizi

Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan

akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat

menderita anemia, sehingga suplai darah yang

mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan

terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan

pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu


pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting

dilakukan (Maulana, 2010)

e) Penyakit infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko

anemia. Infeksi itu umumnya adalah TBC, cacingan,

dan malaria, karena menyebabkan terjadinya

peningkatan penghancuran sel darah merah dan

terganggunya eritrosit.

Cacingan jarang sekali menyebabkan kematian

secara langsung, namun sangat mempengaruhi

kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing akan

menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan

anemia defisiensi besi. Infeksi malaria juga dapat

menyebabkan anemia (Nurhidayati, 2013).

3. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Menurut Federasi Obsetri Ginekologi Internasional,

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi

atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam

waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut

kalender internasional (Prawirohardjo, 2014).


Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua

berlangsung 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)

(Prawirohardjo, 2012).

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita

memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang

pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan diawali dari

proses konsepsi, yakni proses pembuahan dimana sel telur

wanita (ovum) bertemu dengan zigot. Kehamilan pada

manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal

periode menstruasi terakhir sampai melahirkan (Setyawati

and Hartini, 2018).

Kehamilan merupakan proses yang alamiah

perubahan-perubahan terjadi pada wanita selama kehamilan

normal bersifat fisiologis bukan patologis, oleh karenanya,

asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang

meminimalkan intervensi (Vivian, 2011).

b. Proses Kehamilan

1) Konsepsi

a) Ovum

(1). Bisa dibuahi jika sudah melewati proses

oogenesis.
(2). Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, suatu

kali setiap siklus haid dan akan habis ketika sudah

masuk masa menopause.

(3). Ovum mempunyai waktu hidup 24-48 jam setelah

dikeluarkan dari ovarium.

(4).Mempunyai lapisan pelindung yaitu sel-sel

granulose dan zona pellusida yang harus bisa

ditembus oleh sperma untuk dapat terjadi suatu

kehamilan.

b) Sperma

(1). Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa

pematangannya disebut spermatogenesis.

(2). Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan

habis seperti pada ovum dan tetap berproduksi

meskipun pada lansia.

(3). Kemampuan fertilsasi selama 2-4 hari, rata-rata 3

hari.

(4). Terdapat 100 juta sperma pada setiap milliliter air

mani yang dihasilkan, rata-rata 3 cc tiap ejakulasi.

(5). Mengeluarkan enzim hialuronidase untuk

melunakkan korona radiate atau sel-sel granulose.

(6). Mempunyai morfologi yang sempurna yaitu kepala

berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti


(nucleus), diliputi lagi oleh akrosom dan membran

plasma (Megasari et al., 2015)

(4) Fertilisasi

Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu

bertemunya sel telur dan sel sperma. Saat terjadi

ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari

organ reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta

sperma. Setelah masuk ke organ genitalia interna wanita,

sperma akan menghadapi beberapa rintangan antara

lain: lendir vagina yang bersifat asam, lendir serviks yang

kental, panjangnya uterus serta silia yang ada di tuba

fallopi. Untuk bisa menghadapi rintangan tersebut, maka

sperma harus mempunyai akrosom dan melewati proses

kapasitasi.

Sedangkan ovum akan dikeluarkan dari ovarium

sebanyak satu setiap bulan, ditangkap oleh fimbriae dan

berjalan menuju tuba fallopi. Tempat bertemunya ovum

dan sperma yang paling sering adalah di daerah ampula

tuba (Megasari et al., 2015)

(5) Pembelahan

Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel

(30 jam), 4 sel, 8 sel sampai dengan 16 sel disebut

blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan

tersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan


membelah membentuk buah arbei dari 16 sel disebut

morula (4 hari). Saat morula memasuki rongga rahim,

cairan mulai menembus zona pellusida masuk ke dalam

ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur-

angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya

terbentuklah sebuah rongga atau blastokel sehingga

disebut blastokista (4-5 hari).

Sel yang bagian dalam disebut embrioblas dan sel

diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya

menghilang sehingga trofoblas bisa memasuki dinding

rahim (endometrium) dan siap berimplantasi (5,5-6 hari)

dalam bentuk blastokista tingkat lanjut (Megasari et al.,

2015).

(6) Nidasi/Implantasi

Nidasi/implantasi adalah penanaman sel telur yang

sudah dibuahi (pada stadium blastokista) ke dalam

dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi

pada pars superior korpus uteri bagian anterior dan

posterior.

Pada saat implantasi, selaput lendir rahim sedang

berada pada fase sekretorik (2-3 hari setelah ovulasi).

Proses nidasi : blastokista tingkat lanjut diselubungi oleh

suatu simpai disebut trofoblas yang mampu

menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika


blastokista mencapai rongga rahim, jaringan

endometrium berada dalam masa sekresi.

Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel

desidua yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung

glikogen serta muda dihancurkan oleh trofoblas. Blastula

dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cel

mass) akan muda masuk ke dalam desidua,

menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan

menutup lagi. Itulah sebabnya terkadang saat nidasi

terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (Megasari

et al., 2015).

c. Tanda-Tanda Kehamilan

1) Tanda tidak pasti hamil

a) Amenorrhea (tidak haid)

Pada wanita sehat dengan haid yang teratur,

amenorrhea menandakan kemungkinan kehamilan.

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita

hamil tidak dapat haid lagi.

b) Nausea (mual) dan vomiting (muntah)

Mual terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama

kehamilan sampai akhir triwulan pertama disertai

kadang-kadang oleh muntah. Sering terjadi pada pagi

hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut

morning sickness.
c) Mengidam

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

d) Mammae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen

dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli

pada mammae, sehingga glandula montglomery

tampak lebih jelas.

e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah

itu nafsu makan akan timbul lagi.

f) Sering kencing

Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan

pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai

membesar.

g) Obstipasi

Terjadi karena tonus otot menurun yang

disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.

h) Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada

pipi, hidung, dan dahi, kadang-kadang tampak deposit

pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma

gravidarum (topeng kehamilan).


i) Epulis

Suatu hipertropi papilla gingivae (gusi berdarah).

Sering terjadi pada triwulan pertama.

j) Varices (penekanan vena-vena)

Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat

pada daerah genitalia eksterna, fossa popliteal, kaki

dan betis. Pada multi gravida kadang-kadang varices

ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, kemudian

timbul kembali pada triwulan pertama (Jannah, 2012).

2) Tanda mungkin hamil

a) Uterus membesar

Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi

rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa

uterus membesar dan makin lama makin bundar

bentuknya.

b) Tanda hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah

menjadi lunak, terutama daerah ismus.

c) Tanda Chadwick

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina

dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan

(livide). Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon

esterogen.
d) Tanda piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang

pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi

lebih cepat tumbuhnya.

e) Tanda Broxton hicks

Bila uterus dirangsang akan lebih muda

berkontraksi. Waktu palpasi atau pemeriksaan dalam

uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras karena

berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa

kehamilan.

f) Goodell sign

Di luar kehamilan konsistensi serviks keras,

kerasnya seperti kita merasa ujung hidung, dalam

kehamilan serviks menjadi lebih lunak pada perabaan

selunak vivir atau ujung bawah telinga.

g) Reaksi kehamilan positif

Ciri khas yang dipakai dengan menentukan

adanya human chorionic gonadotropin pada

kehamilan muda adalah air kencing pertama pada

pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu

menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin

(Jannah, 2012).
3) Tanda pasti hamil

a) Terasa gerakan janin

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan

oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan

pada multigravida pada kehamilan 16 minggu karena

telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu.

b) Teraba bagian-bagian janin

Bagian-bagian jani secara obyektif dapat diketahui

oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut Leopold

pada akhir trimester kedua.

c) Denyut jantung janin

Denyut jantung janin secara obyektif dapat

diketahui oleh pemeriksa dengan menggunakan fetal

electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu, sistem

doopler pada kehamilan 12 minggu, dan stetoskop

laenec pada kehamilan 18-20 minggu.

d) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar

rontgen

Dengan menggunakan USG dapat terlihat

gambaran janin berupa ukuran kantong janin,

panjangnya janin, dan diameter biparetalis hingga

dapat diperkirakan tuanya kehamilan (Jannah, 2012).


d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

1) Faktor fisik

a) Status kesehatan, ada dua klasifikasi dasar yang

berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit

yang dialami oleh ibu hamil yaitu penyakit atau

komplikasi akibat langsung dan penyakit atau

kelainan yang tidak langsung dengan kehamilan.

b) Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan

pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat

berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama

hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan

janin.

c) Gaya hidup meliputi mitos atau kepercayaan tertentu,

kebiasaan minum jamu, aktivitas sehari-hari dan

aktivitas seksual.

d) Substance abuse adalah perilaku yang merugikan

atau membahayakan bagi ibu hamil termasuk

penyalahgunaan obat atau zat-zat tertentu yang

membahayakan ibu hamil.

e) Hamil diluar nikah, jika kehamilan tidak diharapkan

maka secara otomatis ibu akan sangat membenci

kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan dari ibu

untuk melakukan hal-hal posotif yang dapat

meningkatkan kesehatan bayinya (Jannah, 2012).


2) Faktor psikologis

a) Stressor internal, adanya beban psikologi yang

ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan

perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika

bayi lahir.

b) Stressor eksternal, pemicu yang berasal dari luar diri

ibu seperti status sosial, mal adaptasi, hubungan,

kasih sayang, dukungan mental, keretakan keluarga,

respon negatif dari lingkungan dan masih banyak

kasus yang lainnya.

c) Dukungan keluarga, ibu hamil sangat membutuhkan

dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara

menunjukkan perhatian dan kasih sayang.

d) Kekerasan yang dilakukan oleh pasangan, setiap

bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan

harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan

jangan sampai kekerasan yang terjadi dapat

membahayakan ibu dan bayinya (Jannah, 2012).

3) Faktor lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi

a) Kebiasaan dan adat istiadat, ada beberapa adat

istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga

kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan

bijaksana.
b) Fasilitas kesehatan, adanya fasilitas kesehatan yang

memadai akan sangat menentukan kualitas

pelayanan kepada ibu hamil.

c) Tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan dalam

kualitas perawatan bayinya. Penguasaan

pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat

pendidikan seseorang.

d) Ekonomi, tingkat sosial ekonomi terbukti sangat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan

psikologis ibu hamil.

e) Pekerjaan seorang ibu akan menggambarkan

aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang

akan didapatkan (Jannah, 2012)

e. Komplikasi Dalam Kehamilan

1) Anemia

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel

darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar

hemoglobin normal umumnya berbeda antara laki-laki

dan perempuan (Proverawati, 2017).

2) Abortus

Abortus spontan adalah kehilangan kehamilan pada

usia <20 minggu atau janin dengan berat <500 gram.

Abortus dini terjadi sebelum usia 12 minggu, sedangkan


abortus tahap akhir (late abortions) terjadi antara minggu

ke-12 dan ke-20.

3) Penyakit streptokokkus beta hemolitikus

Infeksi janin oleh diplokokus gram-positif,

streptokokus beta hemolitikus menyebabkan penyakit

neonatus awitan cepat atau lambat, mengakibatkan lahir

mati, pneumonia neonates, atau sepsis dan angka

mortalitas 4%.

4) Inkompetensia serviks

Serviks inkompeten dibuktikan dengan dilatasi serviks

pasif, tanpa nyeri selama trimester kedua atau awal

trimester ketiga, yang diikuti penggelembungan selaput

ketuban ke dalam vagina, pecah ketuban, dan pelahiran

janin yang tidak matur.

5) Korioamnionitis

Korioamnionitis biasanya terjadi akibat bakteri yang

turun (ascending). Infeksi kadang-kadang terjadi akibat

diseminasi mikroorganisme transplasenta.

6) Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik adalah implantasi janin di luar

uterus. Sekitar 97% terjadi di dalam oviduk.

7) Kematian janin

Apabila tinggi fundus membentuk flateau dan

kemudian mengalami regresi, perubahan payudara


mengalami regresi, wanita kehilangan atau gagal

meningkatkan berat badannya, tidak terdengar DJJ, dan

tidak terasa gerakan janin, bidan harus mencurigai

kematian janin (Komalasari, 2010).

8) Pre-eklampsia

Pre-eklampsi adalah sekumpulan gejala yang timbul

pada wanita hamil, bersalin dengan nifas yang terdiri dari

hipertensi, edema, dan protein urin tetapi tidak

menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau

hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasa

muncul setelah kehamilan berusia 28 minggu atau lebih

(Icesmi and Sudarti, 2014).

9) Kehamilan ganda

Kehamilan ganda adalah suatu kehamilan dimana

terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus

(Nugroho, 2012).
C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang diteliti

(Setiadi, 2013). Berdasarkan uraian dari teori tersebut, maka

peneliti menyusun kerangka konsep sebagai berikut.

Pendidikan
Kesehatan Tingkat Pengetahuan
Tentang upaya
pencegahan
Anemia

Keterangan

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Pengaruh antar variabel


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian pada dasarnya adalah rancangan penelitian

yang terdiri atas beberapa komponen yang menyatu satu sama lain

untuk memperoleh data dan/atau fakta dalam rangka menjawab

pertanyaan atau masalah penelitian (Lapau, 2013).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan

rancangan penelitian pre eksperimental dimana penelitian ini masih

terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel

dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel

independen (Sugiyono, 2018).

Penelitian ini menggunakan metode one group pretest posttest

design yaitu peneliti mengambil satu sampel kemudian sebelum

diberikan perlakuan, sampel diberikan pretest terlebih dahulu.

Setelah diberi perlakuan, sampel kembali diberikan posttest.

Langkah terakhir hasil pretest dan posttest dibandingkan (Kristanto,

2018).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April – Mei 2019.


2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Borong Rappoa Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Populasi

dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil yang berada

dalam wilayah kerja Puskesmas Borong Rappoa Kecamatan

Kindang Kabupaten Bulukumba sebanyak 123 orang pada

periode bulan Januari – Februari 2019.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi,

2013). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 orang ibu hamil

yang berada di Puskesmas Borong Rappoa yang dapat

dibuktikan dengan menggunakan rumus (Dahlan, 2011) sebagai

berikut.

Diketahui :

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5% sehingga Zα = 1,96

Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Zβ = 0,84

P2 = 0,49
P1-P2 = 0,3

P1 = 0,3+0,49

= 0,79

F = P1(1-P2)+P2(1-P1)

=0,79 (1-0,49)+0,49(1-0,79)

=0,5

(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)²
𝑛1 = 𝑛2 = .𝑓
(𝑃1 − 𝑃2 )²

(1,92+0,84)2
= (0,79−0,49)2 . 0,5

(2,8)2
= (0,3)2 . 0,5

7,84
= 0,09 . 0,5

3,92
= . 0,5
0,09

= 43,5 = 44

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan teknik Non Probability Sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Sugiyono, 2018). Dalam penentuan sampel,

peneliti menggunakan teknik consecutive sampling yaitu semua

subjek yang datang dan memenuhi kriteria penelitian sampai

jumlah subjek yang dibutuhkan terpenuhi (Oktavia, 2015).

a. Kriteria inklusi

1) Ibu hamil yang bisa berbahasa Indonesia


2) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

3) Ibu hamil dengan kehamilan >1 kali

4) Ibu hamil yang bisa baca dan tulis

5) Ibu hamil yang mengalami anemia

b. Kriteria ekslusi

1) Ibu hamil yang mengalami gangguan psikologis

2) Ibu hamil yang sedang sakit

3) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

D. Variabel Penelitian

Menurut Prof. Dr. Sugiyono variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Variabel independen : variabel ini sering disebut sebagai

variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa

Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dalam

upaya pencegahan anemia pada kehamilan.

2. Variabel dependen : sering disebut variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel


bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah fenomena observasional yang

memungkinkan peneliti untuk mengujinya secara empirik, apakah

outcome yang diprediksi tersebut benar atau salah (Thomas et al,

2010 dalam Swarjana, 2015).

1. Variabel dependen

a. Pengertian tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan adalah kemampuan responden

atau ibu hamil dalam memahami konsep penyakit anemia

pada kehamilan dan upaya pencegahannya.

b. Kriteria objektif

1) Baik : 76%-100%

2) Cukup : 56%-75%

3) Kurang : <56%

c. Alat ukur : kuesioner

d. Skala ukur : skala ordinal melalui pendekatan skala Guttman

2. Variabel independen

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu pemberian

informasi tentang upaya pencegahan anemia pada ibu hamil

termasuk penyebab dan dampaknya bila tidak dicegah.


F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang dialami (Sugiyono,

2018). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat untuk

menunjang pengumpulan data yaitu buku tulis, ballpoint, pensil,

penghapus dan lain-lain, yang digunakan untuk mencatat informasi

yang dianggap penting untuk keperluan penelitian yang didapat di

lapangan.

Pada tingkat pengetahuan (variabel dependen) peneliti

menggunakan instrumen penelitian berbentuk kuesioner. kuesioner

untuk menggali pengetahuan tentang anemia pada kehamilan

disusun dengan model multiple choice (pilihan ganda) sebanyak 20

nomor dengan menggunakan skala Guttman. Apabila responden

menjawab pertanyaan dengan benar diberi skor 1 dan apabila

salah diberi skor 0.

Sedangkan pada pendidikan kesehatan (variabel

independen) peneliti menggunakan metode ceramah selama ± 90

menit dengan menggunakan bahasa Indonesia sederhana (yang

mudah dipahami responden) serta menggunakan media leaflet

yang dibagikan pada responden.

G. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara

memberikan lembar persetujuan (informed consent) dan

membagikan kuesioner pada para ibu hamil di Puskesmas Borong


Rappoa, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.

Responden diminta mengisi sendiri kuesioner yang telah dibagikan,

lalu peneliti meminta kembali kuesioner yang telah diisi oleh

responden saat itu juga. Setelah itu, data diolah untuk mengetahui

berapa jumlah pengetahuan responden yang kurang, cukup, dan

baik. Jika kurang, maka peneliti akan kembali lagi ke Puskesmas

Borong Rappoa untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang

anemia pada ibu hamil dan upaya pencegahannya dengan

menggunakan metode ceramah.

Pendidikan kesehatan dilaksanakan di kelas ibu hamil

dengan waktu pendidikan kesehatan ± 90 menit. Setelah

penyuluhan, peneliti kembali membagikan kuesioner pada

responden untuk mengetahui perbandingan dan perubahan pada

tingkat pengetahuannya setelah dilakukan metode pretest dan

posttest design.

Data yang diperoleh terdiri atas :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh

peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, survey, dan lain-lain

. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari

sumbernya dan dari jawaban atas pernyataan yang disediakan

melalui pengisian kuesioner oleh responden.


2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

yang diperoleh dari pihak lain, badan atau instansi yang secara

rutin mengumpulkan data (Setiadi, 2013). Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Borong Rappoa.


H. Alur Penelitian

Proposal Penelitian :
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat
Pengetahuan Dalam Upaya Pencegahan Anemia Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Borong Rappoa

Hipotesis Penelitian :
Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan dalam upaya pencegahan anemia pada
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Borong Rappoa

Populasi :
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu
hami yang berada di wilayah kerja Puskesmas Borong
Rappoa berdasarkan data kunjungan pelayanan
kesehatan

Sampel :
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 orang ibu
hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Borong
Rappoa tahun 2019

Instrumen penelitian : Menggunakan lembar


kuesioner

Pengumpulan data Di wilayah kerja


Izin penelitian menggunakan lembar Puskesmas Borong
kuesioner Rappoa tahun 2019

Variabel Independen : Variabel dependen :


Pendidikan Kesehatan Tingkat Pengetahuan

Analisa data :
Univariat dan Bivariat

Hasil dan
Pembahasan Kesimpulan dan Saran
I. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya data

tersebut diolah dengan tahapan sebagai berikut :

a. Editing

Kegiatan untuk memeriksa data mentah yang telah

dikumpulkan, meliputi :

1) Memeriksa kelengkapan pertanyaan dan jawaban

2) Memperbaiki kesalahan atau kekurang jelasan dari

pencatatan data.

3) Memeriksa konsistensi data sesuai dengan data yang

diinginkan.

4) Memeriksa keseragaman hasil pengukuran.

5) Memeriksa reliabilitas data (misalnya membuang data-

data yang ekstrim) (Setiadi, 2013).

b. Coding

Memberi tanda adalah mengklasifikasikan jawaban-

jawaban dari para responden ke dalam bentuk angka atau

bilangan. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara

memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-

masing jawaban. Kegunaan dari Coding adalah untuk

mempermudah pada saat analisa data dan juga

mempercepat pada saat entry data (Setiadi, 2013).


c. Scoring

Scoring adalah pengubahan jawaban ke dalam bentuk

bilangan atau angka disesuaikan dengan kriteria penelitian

yang telah ditentukan (Setiadi, 2013).

d. Tabulating

Kegiatan untuk membuat tabel data (menyajikan data

dalam bentuk tabel) untuk memudahkan dan memberikan

informasi interpretasi hasil analisis. Tabel data dibuat

sesederhana mungkin sehingga informasi mudah ditangkap

oleh pengguna data maupun bagi bagian analisis data

(Setiadi, 2013).

2. Analisa Data

Setelah data diolah menjadi suatu data yang di

harapkan (tepat dan konsisten) selanjutnya dilakukan analisa

untuk menjawab pertanyaan peneliti.

a. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk

menganalisis setiap variabel. Variabel independen adalah

pendidikan kesehatan dan variabel dependen adalah tingkat

pengetahuan (Sujarweni, 2014).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari

dua variabel. Analisa bivariat pada penelitian ini adalah

untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan


terhadap tingkat pengetahuan dalam upaya pencegahan

anemia pada ibu hamil (Sujarweni, 2014). Variabel ini

dianalisa dengan menggunakan uji Marginal Homogenity

dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05 yang dilakukan dengan

bantuan komputer SPSS.

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu memandang

adanya rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan

mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat penelitian.

Setelah mendapatkan persetujuan barulah dilakukan penelitian

dengan menekankan pada masalah etika penelitian.

1. Informed Consent

Merupakan pernyataan kesediaan dari subyek penelitian

untuk diambil datanya dan keikutsertaan dalam penelitian. Tiap

individu adalah unik dan bebas, memiliki hak dan kapasitas

untuk memutuskan, mempunyai nilai dan martabat, serta

memiliki hak untuk mendapatkan informasi (Timotius, 2017).

2. Beneficience

Menyangkut prinsip untuk meningkatkan kesejahteraan

manusia dan untuk tidak mencelakakannya. Prinsip ini sudah

menjadi salah satu prinsip yang fundamental dalam etika medis.

Dalam bidang riset medis, maka prinsip ini menyangkut suatu

kewajiban untuk meminimalisir risiko bila dibanding dengan


potensi keuntungan yang bisa dipetik dari riset itu (Soetanto et

al., 2013).

3. Justice

Prinsip ini menyangkut kewajiban untuk memperlakukan

setiap subjek (manusia) sesuai dengan apa yang baik dan

benar serta memberikan apa yang menjadi hak pada setiap

orang (Soetanto et al., 2013).

K. Jadwal Penelitian

N Uraian kegiatan Bulan

O Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Pengajuan judul

2 ACC judul

3 Susunan proposal

4 Bimbingan proposal

5 ACC proposal

6 Ujian proposal

7 Penelitian

8 Penyusunan skripsi

9 ACC skripsi

10 Ujian skripsi
LAMPIRAN 1

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

DAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, saya mahasiswa Program Studi Pendidikan

Keperawatan Stikes Panrita Husada Bulukumba, bermaksud

melaksanakan penelitian mengenai “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Terhadap Tingkat Pengetahuan Dalam upaya pencegahan Anemia Pada

Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Borong Rappoa”. Sehubungan

dengan penelitian tersebut, saya selaku peneliti memohon kesediaan Ibu

untuk menjadi responden dalam kegiatan penelitian saya ini.

Pengumpulan data yang saya lakukan ini murni hanya untuk tujuan

pendidikan dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi S1

Keperawatan di Stikes Panrita Husada Bulukumba. Adapun data atau

hasil yang berhubungan dan diperoleh dari penelitian ini akan dijaga

kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan kepada pihak lain selain

pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini. Data yang saya

kumpulkan akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila

sudah tidak digunakan akan dimusnahkan. Oleh karena itu, sangat

diharapkan agar Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan

dapat memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.
Demikian informasi yang saya sampaikan, apabila Ibu bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini, maka saya mohon untuk

menandatangani lembar surat persetujuan menjadi responden yang telah

tersedia (terlampir). Atas perhatian dan kesediaan Ibu, saya ucapkan

terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bulukumba, April 2019

Peneliti

Uswatun Khasanah
LAMPIRAN 2

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONCENT)

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dari penelitian ini,

maka saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden dalam

penelitian yang akan dilakukan oleh :

Nama : Uswatun Khasanah

Nim : A.15.07.073

Judul : “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan Dalam Upaya Pencegahan Anemia di

Wilayah Kerja Puskesmas Borong Rappoa.”

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa

ada paksaan dari pihak manapun.

Bulukumba, April 2019

Responden

(.……………………….)
LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

“PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU

HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BORONG RAPPOA”

No. Responden : (diisi oleh peneliti)

A. Petunjuk Umum Pengisian

1. Isilah identitas anda secara lengkap pada tempat yang sudah

disediakan.

2. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.

3. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat.

4. Demi kelancaran penelitian ini, dimohon untuk menjawab semua

pertanyaan yang tersedia dan jangan sampai ada yang

terlewatkan.

5. Terima kasih atas kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini.

B. Identitas Responden

1. Nama :

2. Usia :

3. Alamat :

4. Pendidikan Terakhir : (Silang [x] salah satu)

a. Tidak Sekolah

b. SD

c. SMA
d. SMA

e. Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan : (Silang [x] salah satu)

a. Ibu Rumah Tangga

b. Karyawati

c. Pedagang

d. Buruh

e. Petani

f. PNS

g. Lain-lain, sebutkan : ……………………………………………

C. Riwayat Kehamilan

1. Sampai sekarang ibu sudah mengalami :

a. Kehamilan : …………kali

b. Keguguran : …………kali

2. Jumlah anak hidup :

3. Tanggal HPHT :

4. Umur kehamilan saat ini : ………….minggu

D. Pengetahuan Tentang Anemia

Berilah tanda (x) pada salah satu jawaban yang dianggap paling

benar !

1. Apakah yang dimaksud dengan anemia ?

a. Darah rendah

b. Kurang darah

c. Darah tinggi
d. Kelebihan darah

2. Kondisi yang seperti apakah yang dikatakan anemia ?

a. Tekanan darah dibawah 90/60 mmHg

b. Hb dibawah 11 g/dL

c. Tekanan darah diatas 120/80 mmHg

d. Hb diatas 14 g/dL

3. Apakah penyebab tersering dari anemia pada kehamilan ?

a. Kurangnya zat gizi seperti zat besi, vitamin B12, asam folat

b. Terlalu kerap hamil

c. Perdarahan yang berulang

d. Kekurangan folicacid seperti makanan yang kurang protein.

4. Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat penurunan

komponen darah tepi, disebut ?

a. Anemia defisiensi bezi

b. Anemia megaloblastik

c. Anemia mieloptisi

d. Anemia aplastik

5. Anemia megaloblastik adalah….

a. Anemia karena kekurangan zat besi

b. Anemia karena kekurangan asam folat atau vitamin B12

c. Anemia karena sumsum tulang gagal menghasilkan sel

darah

d. Anemia karena adanya penyerapan sel-sel tumor


6. Kadar Hb 9-10 gr% termasuk dalam kategori anemia…

a. Sedang

b. Berat

c. Ringan

d. Tidak anemia

7. Kadar Hb <7 gr% termasuk dalam kategori anemia…

a. Sedang

b. Berat

c. Ringan

d. Tidak anemia

8. Apakah tanda dan gejala dari orang yang terkena anemia ?

a. Cepat marah, emosian

b. Sering mengantuk, cepat bosan

c. 5 L (lelah, lemah, lesu, letih, lunglai)

d. Nafsu makan menurun

9. Bagaimana penampakan orang yang terkena anemia ?

a. Badan kurus

b. Badan gemuk

c. Muka pucat, selaput mata pucat

d. Muka terlihat segar

10. Konsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti

konsumsi sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal, telur,

dan kacang tanah merupakan salah satu cara ?

a. Mengobati anemia
b. Menghilangkan Anemia

c. Memperparah anemia

d. Mencegah anemia

11. Rutin melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) merupakan

salah satu cara untuk mencegah anemia anemia pada

kehamilan. Yang dimaksud antenatal care adalah… ?

a. Kunjungan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan setelah

melahirkan

b. Kunjungan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan selama

masa kehamilan

c. Kunjungan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan 1 minggu

sebelum melahirkan

d. Kunjungan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan 1 minggu

pertama usia kehamilan

12. Di bawah ini adalah contoh makanan yang tinggi kandungan zat

besinya, adalah….

a. Sayuran berdaun hijau, daging merah, telur, kacang tanah

b. Teh, air putih, kopi

c. Nasi putih, ikan, mentimun

d. Mangga, semangka, durian, rambutan

13. Berapa miligram minimal zat besi yang diperlukan ibu hamil

setiap hari untuk mencegah anemia ?

a. 10 mg/perhari

b. 15 mg/hari
c. 27 mg/hari

d. 35 mg/hari

14. Berapa pemberian dosis suplemen besi yang dianjurkan di

Indonesia ?

a. 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat perhari (1 butir

tablet tambah darah)

b. 60 mg besi elemental dan 0,50 mg asam folat perhari (1 butir

tablet tambah darah)

c. 30 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat perhari (1 butir

tablet tambah darah)

d. 50 mg besi elemental dan 0,50 mg asam folat perhari (2 butir

perhari)

15. Yang tidak termasuk faktor dasar yang mempengaruhi anemia

pada ibu hamil adalah…

a. Umur ibu

b. Sosial ekonomi

c. Pendidikan

d. Pengetahuan

16. Kecukupan konsumsi tablet besi, jarak kehamilan, paritas,

status gizi, penyakit infeksi merupakan ……. yang

mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil.

a. Faktor langsung

b. Faktor tidak langsung

c. Faktor dasar
d. Faktor pemicu

17. Dampak anemia pada kehamilan bagi ibu jika tidak segera

diatasi, kecuali….

a. Terjadi perdarahan

b. Terkena penyakit infeksi

c. Berat badan bertambah

d. Meningkatkan resiko kematian

18. Dampak anemia pada kehamilan bagi janin jika tidak segera

diatasi….

a. Anak mengalami kelainan pertumbuhan fisik (stunting)

b. Keguguran, abortus

c. Gangguan tumbuh kembang anak

d. Janin akan aktif bergerak

19. Dampak anemia pada kehamilan bagi persalinan jika tidak

segera, kecuali….

a. Menyebabkan persalinan yang lama dan sulit

b. Menurunkan kekuatan otot yang membantu persalinan

c. Meningkatkan kekuatan otot pada saat persalinan

berlangsung

d. Menyebabkan perdarahan setelah melahirkan

20. Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa kita terkena anemia?

a. Periksa tekanan darah

b. Periksa gula darah

c. Periksa kolestrol
d. Periksa darah (disuntik)
LAMPIRAN 4

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Cabang ilmu : Keperawatan Maternitas

Topik :Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan Dalam Upaya Pencegahan Anemia Pada Ibu

Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Borong Rappoa

Waktu : 10.00 – 11.30

Tempat : Puskesmas Borong Rappoa

Sasaran : Ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Borong

Rappoa

Metode : Ceramah, Tanya jawab

Media : Leaflet

Materi : Terlampir

Pemateri : Uswatun Khasanah

A. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan diharapkan seluruh

masyarakat, khususnya ibu hamil yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Borong Rappoa dapat mengetahui seputar tentang anemia

pada kehamilan dan upaya pencegahannya.


B. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan diharapkan seluruh

masyarakat, khususnya ibu hamil yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Borong Rappoa akan mampu :

1. Memahami apa yang dimaksud dengan anemia pada kehamilan

2. Memahami faktor penyebab anemia pada kehamilan

3. Memahami klasifikasi dan kategori anemia

4. Memahami tanda dan gejala anemia

5. Memahami upaya pencegahan dan pengobatan anemia pada

kehamilan

6. Memahami dampak anemia pada kehamilan

7. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada

kehamilan

C. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu

1. Pendahuluan 1. Memberikan 1. Menjawab salam 30

salam terapeutik 2. Mendengarkan menit

dan membuka 3. Menjawab

acara kuesioner yang

2. Menjelaskan telah dibagikan

tujuan

3. kontrak waktu

4. Membagikan

kuesioner
sebelum

melakukan

penyuluhan.

2. Penyajian 1. Menjelaskan apa 1. Mendengarkan 50

yang dimaksud 2. Memperhatikan menit

dengan anemia 3. Memahami

pada kehamilan 4. Bertanya

2. Menjelaskan

faktor penyebab

anemia pada

kehamilan

3. Menjelaskan

klasifikasi dan

kategori anemia

4. Menjelaskan

tanda dan gejala

anemia.

5. Menjelaskan

upaya

pencegahan dan

pengobatan

anemia pada

kehamilan

6. Menjelaskan
dampak anemia

pada kehamilan

7. Menjelaskan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

anemia pada

kehamilan

8. Menjawab

pertanyaan

responden

3. Penutup 1. Membuat 1. Mendengarkan 10

kesimpulan dan menyimak menit

2. Menutup acara dengan seksama

sambil 2. Menjawab salam

memberikan

salam terapeutik

D. Evaluasi

1. Pembagian kuesioner yang sama untuk dijawab kembali


ANEMIA

A. Definisi

Anemia atau lebih dikenal dengan istilah kurang darah

adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau biasa

juga disebut dengan jumlah hemoglobin (Hb) dalam tubuh kurang

dari normal. Adapun jumlah sel darah merah yang normal menurut

Badan Kesehatan Dunia idealnya 12 g/dL pada orang dewasa,

akan tetapi sel darah merah yang berjumlah 11 g/dL masih

dikatakan tidak anemia, kecuali <11 g/dL.

B. Faktor Penyebab Anemia

Anemia pada kehamilan bisa disebabkan oleh berbagai

faktor, yakni kurangnya zat-zat bernutrisi yang masuk ke dalam

tubuh, misalnya ibu hamil yang kurang mengkonsumsi makanan

yang mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Ini

merupakan penyebab anemia tersering pada kehamilan.

Adapun faktor lain yang dapat menyebabkan anemia pada

kehamilan, antara lain : adanya gangguan pada sistem

pencernaan, sering muntah-muntah, terlalu sering hamil, terjadi

pendarahan yang berulang.


C. Klasifikasi dan Kategori Anemia

1. Klasifikasi (bagian-bagian) anemia

a. Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi

karena kurangnya atau tidak cukupnya asupan zat besi

dalam tubuh.

b. Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia yang terjadi

karena kurangnya/tidak cukupnya asupan asam folat atau

vitamin B12.

c. Anemia aplastik

Anemia aplastik adalah anemia yang terjadi karena

sumsum tulang gagal menghasilkan sel darah akibat

penurunan komponen darah tepi.

d. Anemia mieloptisi

Anemia mieloptisi adalah anemia yang terjadi akibat

penggantian sumsum tulang oleh adanya penyerapan sel-sel

tumor yang menyebabkan ketidakseimbangan pelepasan sel

darah merah.

2. Kategori anemia

Kategori tingkat keparahan anemia menurut badan

kesehatan dunia adalah sebagai berikut :

a. Kadar Hb 11 gr% tidak anemia

b. kadar Hb 9-10 gr% anemia ringan


c. Kadar Hb 7-8 gr% anemia sedang

d. Kadar Hb <7 gr% anemia berat

D. Tanda dan Gejala Anemia

1. 5 L (Lemah, letih, lesu, lelah, lunglai)

2. Kulit tampak pucat

3. Denyut jantung cepat

4. Sesak napas

5. Konsentrasi terganggu

E. Pencegahan dan Pengobatan Anemia Pada Kehamilan

1. Pencegahan anemia pada kehamilan

Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah

terjadinya anemia jika sedang hamil atau mencoba menjadi

hamil. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti

sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal, telur, dan kacang

tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga

pasokan zat besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.

Konsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin yang

diperlukan oleh tubuh ibu hamil. Pastikan bahwa tubuh

mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap hari. Pastikan

juga bahwa ibu hamil dicek pada kunjungan pertama kehamilan

untuk pemeriksaan anemia agar bisa diatasi dengan cepat dan

lebih awal.

2. Pengobatan anemia pada kehamilan


Biasanya pada anemia yang cukup parah, ibu hamil akan

dianjurkan untuk melakukan transfusi darah. Selain itu, ibu hamil

yang terdeteksi anemia akan diberikan tablet tambah darah

(TTD) untuk diminum sesuai anjuran. Di Indonesia dosis

suplemen besi yang diberikan adalah sebesar 60 mg besi

elemental dan 0,25 mg asam folat perhari atau satu butir tablet

tambah darah (TTD) setiap harinya melalui kegiatan kunjungan

kehamilan ke petugas kesehatan setempat.

F. Dampak Anemia Pada Kehamilan

1. Bagi ibu : Ibu hamil dengan anemia bisa berisiko terjadi

perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal

dan bisa terjadi penyakit infeksi bahkan meningkatkan resiko

kematian ibu.

2. Bagi janin : Bisa terjadi gangguan pertumbuhan janin dan dapat

menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, cacat bawaan,

kematian bayi pada saat dilahirkan sampai usia 28 hari, resiko

bayi lahir dengan berat badan rendah.

3. Bagi anak : Akan mengganggu tumbuh kembang anak, yaitu

pertumbuhan fisik (stunting), gangguan pada otak dan

metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular diusia

dewasa.

4. Proses persalinan : Dapat berisiko menurunkan kekuatan otot

yang membantu proses persalinan sehingga berisiko terjadinya

persalinan yang sulit dan lama, kelahiran bayi sebelum


waktunya (prematur), terjadin perdarahan setelah melahirkan,

dan risiko dilakukannya operasi cesar meningkat.

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia

1. Faktor dasar

a. Sosial ekonomi

Status sosial ekonomi yang rendah akan

mempengaruhi ibu hamil terkena anemia. Disamping

penghasilan yang diperoleh kemungkinan tidak mencukupi

terpenuhinya kebutuhan gizi yang memadai, juga

dikarenakan saat hamil seseorang dengan sosial ekonomi

rendah tidak mampu untuk melakukan kunjungan ke petugas

kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sehingga

gejala-gejala anemia tidak diketahui.

b. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan ibu hamil, biasanya

semakin mudah untuk menerima informasi, termasuk untuk

memeriksakan kehamilannya ke tempat pelayanan

kesehatan secara teratur.

c. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya,

makin tinggi pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi

kesadaran untuk mencegah terjadinya anemia.


2. Faktor tidak langsung

a. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Kunjungan antenatal care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil

ke tempat pelayanan kesehatan untuk memeriksakan

kehamilannya. Seberapa sering iya melakukan kunjungan,

pernah atau tidak.

b. Umur ibu

Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu

yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan

gizi yang diperlukan.

3. Faktor langsung

a. kecukupan konsumsi tablet besi

b. jarak kehamilan

c. paritas

d. status gizi

e. penyakit infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Aditianti, Yurista, P., & Diana, J. E. (2015). Pendampingan Minum Tablet


Tambah Darah (TTD) Dapat Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi TTD
Pada Ibu Hamil Anemia, 38(1).
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipata.
Dahlan, M. S. (2011). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian
Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Fathonah, S. (2016). Gizi dan Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta:
Erlangga.
Fitri, Y. P., Briawan, D., Tanziha, I., & Amalia, L. (2015). Kepatuhan
Konsumsi Suplemen Besi dan Pengaruhnya Terhadap Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil di Kota Tangerang, 10(November), 171–178.
Icesmi, S., & Sudarti. (2014). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan
Neonatus Resiko Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Iswanto, B., Ichsan, B., & Ermawati, S. (2012). Hubungan Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Karangdowo, Klaten, 5(2),
110–118.
Jannah, N. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta:
Andi Offse.
Komalasari, R. (2010). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.
Kristanto, V. H. (2018). Metodologi Penelitian : Pedoman Penulisan Karya
Tulis Ilmiah. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Kristiyanasari, W. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lapau, B. (2013). Metode Penelitian Kesehatan : Metode Ilmiah Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi (2nd ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Mariza, A. (2016). Hubungan Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil DI BPS T Yuhan Way Halim Bandar
Lampung Tahun, 10 (1), 5–8.
Martono, N. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa Isi dan Analisis
Data sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Maulana, M. (2010). Panduan Lengkap Kehamilan : Memahami
Kesehatan Reproduksi, Cara Menghadapi Kehamilan, dan Kiat
Mengasuh Anak. Jogjakarta: Kata Hati.
Megasari, M., Triana, A., Andriyani, R., Ardhiyanti, Y., & Damayanti, I. P.
(2015). Panduan Belajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Muaris, H. (2012). Hidangan Sehat Favorit Ibu Hamil Kehamilan Triwulan
Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mubarak, W. I. (2012). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Noverstiti, E. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Air
Dingin Kota Padang.
Nugroho, T. (2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nurhidayati, R. D. (2013). Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo.
Oktavia, N. (2015). Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta:
Deepublish.
Proverawati, A. (2017). Anemia dan Anemia Kehamilan. Bantul: Nuha
Medika.
Purbadewi, L., & Ulvie, Y. N. S. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil, 2(April),
31–39.
Rismintari. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode
Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Anemia Pada
Ibu Hamil Di Desa Palbapang Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan.
Yogyakarta.
Setyawati, W. A. V., & Hartini, E. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi
Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Shridevi. (2018). Study of prevalence of anemia among pregnant women
attending antenatal checkup in a rural teaching hospital in Telangana
, India, 7 (7), 2612–2616.
Sianipar, S. S., Aziz, Z. A., & Prilia, E. (2016). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Anemia Pada Kehamilan Terhadap Pengetahuan
Ibu Hamil Di UPT Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya, 7 (1), 266–
271.
Simbolon, D., Jumiyati, & Rahmadi, A. (2018). Pencegahan dan
Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia Pada Ibu
Hamil. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Siombo, M. R. (2010). Hukum Perikanan Nasional dan Internasional.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Soetanto, H., Aulanni’am, Guritno, B., & Suharto, B. (2013). Model
Pendidikan Karakter. malang: Tim UB Press.
Solang, S. D., Losu, N., & Tando, N. M. (2016). Promosi Kesehatan.
Bogor: Penerbit In Media.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:
Gava Media.
Susilo, R. (2015). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Timotius, K. H. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Tuyu, S. O. (2013). Hubungan Perilaku Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kecamatan
Ambosian Kabupaten Minahasa Selatan, 5 (1), 45–49.
Vivian. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Wawan, A., & Dewi, M. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Zainal, V. R., Kamal, H., & Muhammad, N. (2014). The Economics Of
Education. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai