Anda di halaman 1dari 29

Plagiarism Checker X Originality

Report
Similarity Found: 39%

Date: Thursday, June 13, 2019


Statistics: 2488 words Plagiarized / 6309 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective
Improvement.
------------------------------------------------------------------------------------------
-

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN


MOTORIK KASAR PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GATTARENG KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2019 PROPOSAL PENELITIAN /
OLEH WAHYUNI NIM. A. 15.07.074 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PANRITA HUSADA BULUKUMBA 2018 BAB I
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kesehatan dalam periode 2015-
2019 difokuskan pada empat program prioritas yaitu penurunan angka kematian
ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian
penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular.

Upaya peningkatan status gizi masyarakat termasuk penurunan prevalensi balita


pendek menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang tercantum
dalam sasaran pokok rencana pembangunan jangka menengah tahun 2015-2019.
Target penurunan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak
baduta (bawah dua tahun) adalah menjadi 28% (Kementerian Kesehatan, 2013)
Permasalahan gizi, salah satunya stunting merupakan salah satu keadaan
kekurangan gizi yang menjadi perhatian utama di dunia terutama di negara-
negara berkembang, memberikan dampak lambatnya pertumbuhan anak, daya
tahan tubuh yang rendah.

Stunting memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat
dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya kemiskinan, perilku hidup tidak
sehat dan pola asuh atau pemberian makanan yang kurang baik dari sejak anak
dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. (Winowatan et al., 2018)
Berdasarkan Data Profil dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2016
lebih dari 25% jumlah anak yang berumur dibawah lima tahun yaitu sekitar 165
juta anak mengalami stunting. Di Indonesia termasuk peringkat kelima prevalensi
stunting tertinggi dari seluruh dunia.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2016, untuk skala Nasional prevalensi anak balita
stunting di Indonesia sebesar 37,2%, apabila masalah stunting masih diatas 20%
maka merupakan masalah kesehatan masyarakat (WHO, 2016) Berdasarkan Data
Profil dari Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 prevalensi
balita pendek secara nasional yaitu 37,2% . Prevalensi pendek sebesar 37,2%
terdiri dari 18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek.

Masalah kesehatan masyarakat dianggap berat bila prevalensi pendek sebesar


30-39% dan serius bila prevalensi pendek = 40%. Sedangkan pada tahun 2017
prevalensi stunting sekitar 29,6% dan pada tahun 2018 prevalensi balita sangat
pendek dan pendek sebesar 30,8% (Riskesdas, 2018) Berdasarkan Data Profil dari
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan pada Tahun 2013 pravalensi balita
stunting di Sulawesi Selatan meningkat kembali yaitu sekitar 41%, Hal ini
menandakan bahwa masalah stunting pada balita merupakan masalah kesehatan
masyarakat dianggap serius karena mencapai pravalensi stunting = 40%.

Sedangkan pada tahun 2016 prevalensi stunting mengalami penurunan sebanyak


35,6%, dan tahun 2017 sebanyak 34,8% (Riskesdas, 2013) Berdasarkan Data Profil
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba pada tahun 2017, dari 10 kecamatan
yang terdiri dari 20 puskesmas didapatkan jumlah kasus balita stunting sebanyak
277 anak. Sedangkan prevalensi stunting di Puskesmas Gattareng didapatkan
jumlah kasus pada anak balita sebanyak 38 orang.

Faktor penyebab langsung dari kejadian stunting (kurang gizi kronis) pertama
adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi
yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam sesuai kebutuhan, bersih
dan aman (misalnya karena bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif). Faktor
penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan
tingginya kejadian penyakit menular terutama diare dan penyakit pernapasan
akut (ISPA).

Faktor ini banyak terikat dengan mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya
imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan perilaku hidup sehat (I’in Ebtanasari, n.d.
2018) Saat ini, gangguan pertumbuhan dan perkembangan masih menjadi salah
satu permasalahan. Salah satu aspek yang dapat dipantau dalam perkembangan
(Suwandi & Rafiony, 2018)anak usia balita adalah gerakan kasar atau motorik
kasar.

Aspek yang mempengaruhi motorik kasar salah satunya status gizi (TB/U).
Gerakan kasar atau motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan sebagian
besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh
otot-otot besar misanya otot paha (Kemenkes RI, 2010).

Dampak yang diakibatkan oleh stunting pada balita adalah, perkembangan


motorik terlambat, terhambatnya mental, dan dapat meningkatkan resiko
terjadinya kesakitan dan kematian. Anak-anak stunting menghadapi
kemungkinan yang lebih besar untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang
kurang berpendidikan, miskin, kurang sehat dan lebih rentan penyakit tidak
menular (UNICEF, 2014).

Balita yang mengalami stunting mempunyai resiko retradasi pertumbuhan di


masa dewasa yaitu dalam hal ukuran tubuh, perfoma kerja dan reproduksi dan
resiko penyakit kronis (Semba,2010) dalam (Dwi, Maharani, Wulandari, & Melina,
2018). Anak yang mengalami status gizi kurang, secara langsung akan
berpengaruh pada perkembangan motorik anak yang menyebabkan
terganggunya proses tumbuh kembang dan terlambatnya perkembangan
motorik.

Keterlambatan perkembangan motorik kasar menunjukkan adanya kerusakan


pada sususnan syaraf pusat seperti cerebral palsy, yaitu gangguan system
motoric yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang mengatur otot-otot
tubuh yang menyebabkan anak sudah untuk melakukan gerakan atau aktivitas
(Suwandi and Rafiony, 2018) Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, anak yang perkembangan motorik kasarnya terlambat
adalah anak yang status gizinya pendek (stunting).

Tetapi pada anak yang status gizi normal juga ada yang memiliki perkembangan
motoric terlambat walaupun jumlahnya sedikit namun tetap menjadi masalah
pada perkembangan anak kedepannya. Anak yang mengalami pendek (stunting)
akan berdampak pada perkembangannya karena anak yang pendek pasti
pertumbuhannya akan terlambat, oleh sebab itu pertumbuhan dan
perkembangan yang baik akan sejalan dengan bersamaan.

Pada anak yang mengalami pendek (stunting) dikarenakan saat bayi tidak
mendapatkan ASI dan kurangnya asupan zat gizi terutama asupan protein selama
ibu hamil yang mengakibatkan kurangnya gizi pada anak yang lahir (Argianti et
al., 2017) Pada penelitian yang dilakukan di Aceh oleh Hudaini bahwa hubungan
antara stunting dengan perkembangan motorik kasar didapatkan bahwa proporsi
anak yang gangguan perkembangan motorik kasar lebih banyak ditemukan pada
anak yang mengalami stunting yaitu 73,1% dibandingkan dengan anak yang
tidak stunting hanya 30,6%.

Hasil ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara stunting mempunyai
resiko 6 kali lebih besar untuk mengalami gangguan perkembangan motorik
kasar dibandingkan dengan anak yang tidak stunting. Sedangkan hasil penelitian
di Wilayah Puskesmas Kopri menemukan satatus gizi pada anak berusia 1-3
tahun dengan indikator TB/U menunjukkan 39,51% yang stunting lebih tinggi
dibandingkan dengan Prevalensi Nasional sebesar 37,2% Berdasarkan data diatas,
maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul ‘’ hubungan antara
perkembangan motorik kasar dengan kejadian stunting pada anak balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Gattareng Kabupaten Bulukumba ‘’.

Rumusan Masalah Stunting pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena
dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Stunting berkaitan
dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnya
pertumbuhan kemampuan motorik dan mental. Balita yang mengalami stunting
memiliki risiko terjadinya penurunan kemampuan intelektual, produktivitas, dan
peningkatan risiko penyakit degeneratif di masa mendatang (Eka Kusuma, 2013)
Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi perkembangan motorik kasar seorang
anak.

Status gizi, sebagai salah satu indikator dalam menentukan pertumbuhan


individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Penelitian yang
dilakukan oleh Olne, et.al (2007) menunjukkan bahwa anak Zanzibari yang
kekurangan zat besi, anemia dan stunting (pendek), memiliki skor kemampuan
motorik kasar lebih rendah dan membutuhkan waktu yang lama dalam
melakukan gerakan-gerakan perpindahan.

Berdasarkan data dari WHO, pada tahun 2016 lebih dari 25% jumlah anak yang
berumur dibawah lima tahun yaitu sekitar 165 juta anak mengalami stunting.
Prevalensi anak balita stunting di Indonesia sebesar 37,2%, namun pada tahun
2018 prevalensi balita sangat pendek dan pendek mengalami penurunan sebesar
30,8%. Sedangkan di Sulawesi Selatan pada tahun 2016 prevalensi stunting
mengalami penurunan sebanyak 35,6%, dan tahun 2017 34,8% (Riskesdas, 2013).
Dinas Kabupaten Bulukumba pada tahun 2017, dari 10 kecamatan yang terdiri
dari 20 puskesmas didapatkan jumlah kasus balita stunting sebanyak 277 anak.
Hal ini menandakan masalah kesehatan masyarakat dianggap serius jika
prevalensi stunting pada balita = 40%. Berdasarkan uraian dalam latar belakang
masalah diatas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan
penelitian yaitu ‘’ Apakah ada hubungan antara perkembangan motorik kasar
dengan kejadian stunting pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gattareng
Kabupaten Bulukumba ‘’?.

Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relapan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan penelitian, belum jawaban yang empirit.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ‘’ Ada hubungan antara perkembangan


motorik kasar dengan kejadian stunting pada anak balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Gattareng Kabupaten Bulukumba Tahun 2019 ‘’. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
perkembangan motorik kasar dengan kejadian stunting pada anak balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Gattareng Kabupaten Bulukumba Tahun 2019.

Tujuan Khusus Untuk mengetahui perkembangan motorik kasar di Wilayah Kerja


Puskesmas Gattareng Kabupaten Bulukumba Untuk mengetahui kejadian
stunting pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gattareng Kabupaten
Bulukumba Menganalisis hubungan antara perkembangan motorik kasar dengan
kejadian stunting pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gattareng
Kabupaten Bulukumba Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini
dapat digunakan untuk menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan
dengan kejadian stunting dan perkembangan anak.

Manfaat Aplikatif Bagi tenaga kesehatan: dapat menjadi masukan dalam upaya
peningkatan deteksi dini tumbuh kembang anak Bagi orang tua: dapat
memberikan informasi tentang kejadian stunting dengan perkembangan anak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori Tentang Kejadian Stunting Definisi
Stunting Stunting merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan anak yang
terlalu rendah.

Stunting atau terlalu pendek berdasarkan umur adalah tinggi badan yang
dibawah minus dua standar devisi (<-2SD) dari table status gizi WHO child
growth standar (WHO, 2012) dalam (I’in Ebtanasari, n.d. 2018) Klasifikasi Stunting
Adapun klasifikasi/kategori stunting menurut (Kemenkes, 2011) : Sangat pendek
bila Z-Score terletak <-3 SD Pendek bila Z-Score terletak -3 s/d <-2 SD Faktor-
Faktor Penyebab Stunting Faktor Langsung Asupan gizi balita Asupan gizi yang
adekuat sangat diperlukan untuk pemenuhan dan perkembangan tubuh balita.
Masa kritis ini merupakan masa saat balita akan mengalami tumbuh kembang
dan tumbuh kejar.

Balita yang mengalami kekurangan gizi sebelumnya masih dapat diperbaiki


dengan asupan yang baik sehingga dapat melakukan
tumbuh kejar sesuai dengan perkembangannya (Dr. M. Adriani & Wiriatmadi,
2014) Penyakit infeksi Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penyebab
langsung stunting, kaitan antara penyakit infeksi dengan pemenuhan asupan gizi
tidak dapat dipisahkan. Adanya penyakit infeksi akan memperburuk keadaan bila
terjadi kekurangan asupan gizi.

Anak balita dengan kekurangan gizi akan lebih mudah terkena penyakit infeksi.
Faktor tidak langsung Ketersedian pangan Ketersedian pangan merupakan faktor
penyebab terjadinya stunting, ketersediaan pangan dirumah tangga dipengaruhi
oleh pendapatan keluarga, pendapatan keuarga yang lebih rendah dan biaya
yang digunakan untuk pengeluaran pangan yang lebih rendah dan biaya yang
digunakan untuk pengeluaran pangan yang lebih rendah merupakan ciri
beberapa rumah tangga dengan anak pendek.

Status gizi ibu saat hamil Status gizi ibu saat hamil dipengaruhi oleh banyak
factor, factor tersebut dapat menjadi sebelum kehamilan maupun selama
kehamilan. Berat badan lahir Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, bayi
dengan berat badan lahir rendah akan mengalami hambatan pada pertumbuhan
dan perkembangannya serta kemungkinan terjadi kemunduran fungsi
intelektualnya selain itu bayi lebih rentan terkena infeksi dan terjadi hipotermi
(Direktorat bina gizi dan KIA, 2012) dalam (Dr. M.

Adriani & Wiriatmadi, 2014) Panjang badan lahir Asupan gizi ibu yang kurang
adekuat sebelum masa kehamilan menyebabkan gangguan pertumbuhan pada
janin sehingga dapat menyebabkan bayi lahir dengan panjang badan lahir
pendek. Bayi yang dilahirkan memiliki panjang badan lahir normal bila panjang
badan lahir bayi tersebut berada pada panjang 48-52 cm (Kemenkes R.I, 2010)
ASI Eksklusif ASI eksklusif menurut peraturan pemerintah republic Indonesia
nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu eksklusif dan pemberian air
susu ibu (ASI) tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau
minuman yang lain diberiakan pada bayi sejak baru lahir selama 6 bulan.

Pemenuhan kebutuhan bayi 0-6 bulan telah dapat terpenuhi dengan pemberian
ASI saja. Menyusui eksklusif juga penting karena pada usia ini, makanan selain
ASI belum mampu dicerna oleh enzim-enzim yang ada di dalam usus selain itu
pengeluaran sisa pembakaran makanan belum bias dilakukan dengan baik
karena ginjal belum sempurna (Kemenkes R.I, 2012) dalam (Dr.

Rita Ramayulis & Nur’aini Susilo Rochani, 2018) MP – ASI Kebutuhan anak akan
pemenuhan nutrisi bertambah sering bertambahnya umur. Pengertian dari MAP –
ASI menurut WHO adalah makanan/minuman selain ASI yang mengandung zat
gizi yang diberikan selama pemberian makanan peralihan yaitu pada saat
makanan/minuman lain yang diberikan bersamaan dengan pemberian ASI
kepada bayi (Arifin dkk, 2013) dalam (Dr. M.

Adriani & Wiriatmadi, 2014) Dampak Stunting Dampak menurut WHO (World
Health Organization). Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi 2
yaitu: dampak jangka pendek dan jangka panjang (Bappennas, n.d. 2013)
Dampak Jangka Pendek Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
Perkembangan kognitif, motorik, verbal pada anak tidak optimal dan
Peningkatan biaya kesehatan Dampak Jangka Panjang Postur tubuh yang tidak
optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya) Meningkatnya
resiko obesitas dan penyakit lainnya Menurunnya kesehatan reproduksi Upaya
Pencegahan Stunting Stunting merupakan salah sat target Sustainable
Developmental Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan
berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi
pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan.

Target yang ditetapkan adalah menurunankan angka stunting hingga 40% pada
tahun 2025. (Bappennas, n.d. 2013) Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah
menetapkan stunting sebagai salah satu program prioritas. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, upaya
yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting diantaranya sebagai
berikut : Ibu Hamil dan Bersalin Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan
Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu Meningkatkan
persalinan di fasilitas kesehatan Deteksi dini penyakit (menular dan tidak
menular) Menyelenggarakan konseling inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI
eksklusif dan Penyuluhan dan pelayanan KB Balita / Anak Pra Sekolah
Pemantauan pertumbuhan anak Menyelenggarakan kegiatan pemberian
makanan tambahan (PMT) untuk anak Menyelenggarakan stimulasi dini
perkembangan anak Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal Anak Usia
Sekolah Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Menguatkan
kelembagaan Tim Pembina UKS Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah
(PROGRAS), dan Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan
narkoba Remaja Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba
Pendidikan kesehatan reproduksi Dewasa Muda Penyuluhan dan pelayanan
keluarga berencana (KB) Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular
Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak
merokok/mengonsumsi narkoba (Bappennas, n.d.)

Metode Pengukuran Antropometri dilihat dari sudut pandang gizi adalah


berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi gizi. Dasar dari
antropometri adalah konsep pertumbuhan adalah gizi. Jadi untuk mengukur
status gizi seseorang dapat digunakan antropometri (M. Adriani & Wirjatmadi,
2014). Pengukuran antropometri berdasarka tinggi badan menurut umur barguna
untuk mengukur status nutrisi pada populasi, karena pengukuran pertumbuhan
tulang ini mencerminkan dampak kumulatif yang mempengaruhi status nutrisi
yang menyebabkan terjadinya stunting dan juga mengacu sebagi malnutrisi
kronis.

Parameter Antropometri Antropometri sebagai indicator status gizi dapat


dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran
tunggal dari tubuh manusia, antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit
(Dr. M. Adriani & Wiriatmadi, 2014) Umur Faktor umum sangat penting dalam
penentuan status gizi.

Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interprestasi status gizi menjadi


salah. Namun penentuan umur kadang dapat menjadi masalah yang mengganjal
terutama di masyarakat pedesaan, karena banyak yang tidak punya akta kelahiran
anaknya atau surat keluarga.

Untuk melengkapi data umur, dapat dilakukan dengan : Meminta surat kelahiran
atau kartu keluarga Mencocokkan kelender lokal (jika ada) dengan kelender
nasional Berdasarkan daya ingat orangtua atau berdasarkan kejadian-kejadian
penting Berat Badan Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling
baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-
perubahan konsumsi makanan.

Berat badan digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik dan status gizi, juga
menggambarkan jumlah protein lemak, karbohidrat, lemak, air, dan mineral pada
tulang. Tinggi Badan Tinggi badan merupakam parameter antropometri yang
menggambarkan keadaan lalu dan sekarang. Pengukuran tinggi badan anak
sekolah menggunakan alat pengukur tinggi badan mikroba (microtoise) dengan
ketelitian 0,1 cm.

Cara mengukurnya yaitu dengan menempatkan mikrotoa pada dinding yang


lurus datar setinggi 2 meter. Indeks Antropometri Menurut (Dr. M. Adriani &
Wiriatmadi, 2014), Indeks antropometri merupakan kombinasi antara berbagai
parameter gizi. Data antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan,
tinggi badan, sedangkan indeks antropometri yang sering dipakai untuk menilai
status gizi yaitu antara lain : Berat badan menurut umur (BB/U) Berdasarkan
karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan
sebagai salah satu cara pengukuran status gizi dan lebih menggambarkan status
gizi balita saat ini.

Tinggi badan menurut umur (TB/U) Tinggi badan merupakan pengukuran


antropometri yang dapat menggambarkan keada an pertumbuhan skeletal.
Berdasarkan karakteristik indeks tinggi badan menurut umur disamping
memberikan gambaran status gizi masa lampau/masa lalu. Berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB) Berat badan memiliki hubungan linier dengan tinggi badan.

Perkembangan berat badan searah pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan


tertentu pada kondisi normal. Indeks ini untuk mengidentifikasi status gizi saat ini
(sekarang). Dan indeks BB/TB merupakan indeks yang independen terhadap
umur. Tinjauan Teori Tentang Perkembangan Motorik Kasar Definisi
Perkembangan Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian
gerakan tubuh melalui kegiatan yang terintegrasi antara susunan saraf, otot, otak
dan spinal cord.

Perkembangan motorik istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku


gerakan yang dilakukan dan semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh tubuh
manusia (Hurlock & Elizabeth B, 1998) Perkembangan motorik kasar adalah yang
membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, melibatkan aktivitas
otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh.

Gerakan ini memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih
besar, membutuhkan kematangan dalam koordinasi (Dr. Soetjiningsih, 2017)
Prinsip perkembangan motorik kasar Menurut (Hurlock & Elizabeth B, 1998)
menyatakan bahwa ada lima prinsip perkembangan motorik kasar yang diuraikan
sebagai berikut: Perkembangan motorik kasar bergantu pada kematangan otot
dan syaraf Otak sebagai pusat koordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak,
akan mempengaruhi perkembangan motorik.

Dibutuhkan kematangan perkembangan system syaraf otak yang dapat


mengatur oto, dimana semakin baik perkembangan system otak maka akan baik
pula perkembangan motoric anak, karena di dukung oleh kekuatan otot yang
baik Perkembangan yang berlangsung secara terus-menerus Berdasarkan hukum
rangkaian perkembangan, hukum cephalocaudal menerangkan bahwa
perkembangan menyebar ke seluruh tubuh dari kaki hingga ke kepala, kemajuan
struktur dan fungsi pertama-tama terjadi dikepala, kemudian badan dan berakhir
ditungkai. Hukum proximodisal menerangkan tentang perkembangan bergerak
dari yang dekat ke yang jauh.

Adanya tahapan dari tonjolan lengan memanjang dan kemudian berkembang


menjadi tangan dan jari Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat
diramalkan Hal ini menyangkut adanya proses diferensial dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedekimian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya .

setiap perkembangan motoric dapat diramalkan, misalnya anak yang dapat


duduk lebih dahulu maka akan lebih awal pula dalam berjalan dibandingkan anak
yang duduknya terlambat. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik
Urutan perkembangan setiap anak sama, akan tetapi faktor genetik dan
lingkungan yang mempengaruhi kecepatan perkembangannya Jenis-jenis
Motorik Kasar Menurut (Dian Adriana, n.d.) motorik kasar mencakup gerakan
otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan.

Adapun jenis perkembangan motorik kasar) pada anak adalah: Menangkap


sesuatu Meraih sebuah benda Berjalan Melompat Memainkan jar-jari Melempar
benda Meremas-remas kertas Menirukan sesuatu berjalan Duduk Berdiri
Menendang sesuatu Naik dan turun tangga Memukul Mengayunkan tangan
Berguling ke kanan dan ke kiri Tahap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak
Balita Usia Balita Motori Kasar 2 – 3 Tahun Melompat ditempat Berjalan mundur
hingga 3 meter Menendang bola dengan mengayungkan kaki Memanjat mebel
dan berdiri diatasnya Berdiri 1 kaki 1 detik 3 – 4 Tahun Berdiri 1 kaki 2 detik
Berdiri dengan tumit, tangan disamping tanpa kehilangan keseimbangan
Melompat dengan 1 kaki Berdiri 1 kaki 3 detik Berdiri 1 kaki 4 detik Faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik kasar Beberapa faktor dapat
mempengaruhi perkembangan motorik halus seorang anak.

Faktor-faktor ini dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal, antara lain:
Faktor internal Faktor genetik Setiap individu memiliki beberapa faktor keturunan
yang dapat menunjang peningkatan laju perkembangan motorik halus seperti
kecerdasan. Jenis kelamin Pada umumnya sebelum melewati masa pubertas,
pertmbuhan dan perkembangan anak akan lebih pesat pada anak perempuan.
Hal ini akan berkurang perlahan-lahan mengikuti bertambahnya usia anak hingga
pada akhirnya perbedaan tersebut hilang. Factor kesehatan pada periode
prenatal Periode prenatal yang baik seperti gizi makanan ibu yang selalu
tercukupi dengan baik, ibu dalam kondisi sehat, ibu tidak keracunan dapat
mendorong perkembangan kemampuan motorik anak lebih cepat pada masa
pasca natal.

Kelainan Seorang individu yang memiliki kelainan baik fisik maupun psikis, social,
dan mental biasanya akan mengalami gangguan juga pada perkembangan
motoric Factor eksternal Kesehatan dan gizi Pada awal kehidupan pasca bayi
lahir, kesehatan dan gizi yang baik perlu diperhatikan karena dua hal tersebut
dapat mempercepat perkembangan motorik.

Stimulasi Anak perlu diberikan rangsangan, bimbingan, dorongan, dan


kesempatan untuk menggerakan semua bagian tubuhnya sehingga
perkembangan motoric anak dapat berjalan dengan cepat Perlindungan
Perlindungan orang tua terhadap anak yang terlalu berlebihan dapat
mengganggu kebebasan anak dalam bergerak sehingga perkembangan motoric
anak pun juga bias terhambat Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi dapat
ditunjukkan dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan orangtua.

Pendidikan berperan penting dalam perkembangan anak. Tingkat pendidikan


orang tua dapat mempengaruhi orang tua dalam mendidik anak agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan yaitu perkembangan anak sesuai dengan
pertambahan usia dan tugas perkembangannya.

Penilaian Perkembangan Anak Pengertian KPSP KPSP (Kuesioner Pra Skrening


Perkembangan) merupakan tes pemeriksaan perkembangan anak dengan
menggunakan kuesioner (Depkes RI, 2010) Tujuan Tujuan skrining/pemeriksaan
perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal Skrining Jadwal
skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,
36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan.

Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali
pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7
bulan, diminta dating kembali untuk skrining pada umur 9 bulan. Apabila
orangtua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. Alat /
Instrument Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkambangan yang telah dicapai anak.

Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan. Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil,
kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm
sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit 0,5-1 cm.

Interprestasi hasil KPSP Hitunglah berapa jawaban Ya Jawaban Ya: bila


ibu/pengasuh anak menjawab: anak bias atau pernah atau sering atau kadang-
kadang melakukannya. Jawaban Tidak: bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak
belum pernah melakukannya atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak
tahu. Jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangan (S) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P) Untuk jawaban ‘’Tidak’’, perlu dirinci jumlah jawaban tidak
menurut jenis keterlambatan (Gerak Kasar) Kerangka Konsep Kerangka konsep
adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep atau variabel yang akan
diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud dan sesuai dengan apa yang
diuraikan dalam tinjauan pustaka (Sugiyono, 2017) Variabel Independen Variabel
Dependen Gambar 2.1

: Kerangka Konsep Penelitian Keterangan : : Variabel independen yang diteliti :


Variabel dependen yang diteliti : Hubungan antar Variabel
BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah model
atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang
memberikan arah terhadap jalannya penelitian (Dr. Kelana Kusuma Dharma,
S.kep., 2011) Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif.

Jenis penelitian ini menggunaan rancangan penelitian observasional analitik


dengan desain cross sectional. Desain cross sectional adalah desain penelitian
analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana
variabel independen dan variabel dependen diidentifikasi pada satu satuan waktu
(Dharma, 2011). Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Waktu penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2019.

Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas


gattareng Kabupaten Bulukumba tahun 2019
Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2017). Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,
2017). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Rumus pengambilan sampel yaitu : Gambar 3.1

: Rumus Pengambilan Sampel Keterangan : Za = kesalahan tipe I yaitu 5 % = 1,96


Zß = kesalahan tipe II yaitu 20 % = 0,84 P2 = Presentase yang mengalami
permasalahan = 0,4 % Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,7 = 0,3 P1-P2 = Selisih proporsi yang
mengalami permasalahan yang dianggap bermakna ditetapkan 0,3 Jadi : P1 = P2
+ 0,3 = 0,4 + 0,3 = 0,7 Q1 = 1 – P1 = 1 - 0,7 = 0,3 P = P1-P2 0,3 = 0,7+0,4 0,3 =
0,55 Q = 1 – P = 1 – 0,55 = 0,45 n = 1,96 2.0,55.0,45 +0,84 0,7.0,3+0,4.0,3 0,3 =
38 responden Tehknik Sampling Tehknik sampling merupakan tekhnik
pengambilan sampel untuk menentukan sampel dalam penelitian (Sugiyono,
2014).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan


metode Non Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018) dengan pendekatan consecutive
sampling. Consecutive sampling adalah suatu metode pemilihan sampel yang
ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan, sampai jumlah sampel yang diinginkan
terpenuhi (Dr.

Kelana Kusuma Dharma, S.ke p., 2011) Adapun sampel yang diambil harus
memenuhi kriteria sebagai berikut : Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria
yang harus dimiliki oleh individu dalam populasi untuk dapat dijadikan sampel
dalam penelitian (Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.kep.,

2011) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : Anak yang mengalami stunting
Anak balita usia 2-4 tahun Anak yang dalam keadaan sehat pada saat penelitian
Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak boleh dimiliki oleh
sampel yang akan digunakan untuk penelitian (Dr. Kelana Kusuma Dharma,
S.kep., 2011) Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : Anak yang sakit atau
cacat Anak yang tidak bersedia menjadi responden Variabel Penelitian Variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

Variabel yang digunakan dalam penelitian hubungan antara perkembangan


motorik kasar dengan kejadian stunting di wilayah kerja puskesma gattareng
Kabupaten Bulukumba Yang menjadi : Variabel Independen yaitu karakteristik
dari subjek yang dengan keberadaannya menyebabkan perubahan pada variabel
lainnya (Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.kep., 2011). Variabel independen pada
penelitian ini yaitu kejadian stunting.

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi


akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Variabel dependen pada
penelitian ini yaitu perkembangan motorik kasar. Defenisi Operasional Defenisi
Operasional adalah mengukur atau menilai variabel penelitian, kemudian
memberikan gambaran tentang variabel tersebut atau menghubungkannya.

Sehingga penting untuk menjelaskan variabel penelitian, meliputi variabel-


variabel yang diteliti, jenis variabel, defenisi konseptual dan operasional (Dr.
Kelana Kusuma Dharma, S.kep., 2011) Definisi operasional dalan penelitian ini
adalah : Perkembangan Motorik Kasar Perkembangan motorik kasar adalah
perkembangan gerakan tubuh anak yang terkendali dan terintegrasi antara saraf,
otot, otak dan spiral cord yang diamati melalui perilaku gerakan sehari-hari.

Kriteria objektif : Sesuai (S) : Jika jawaban ‘’Ya’’ = 9 atau 10 Meragukan (M) : Jika
jawaban ‘’Ya’’ = 7 atau 8 Kemungkinan ada penyimpangan penyimpangan (P) :
Jika jawaban ‘’Ya’’ = 6 atau kurang Alat Ukur : Lembar KPSP (Kuesioner Pra
Skreening Perkembangan Anak) Skala : Ordinal Kejadian Stunting Stunting adalah
anak yang tinggi badanya tidak sesuai dengan usia.

Kriteria objektif Pendek bila Z-Score terletak -3 SD s/d <-2 SD Sangat pendek bila
Z-Score terletak = -3 SD Alat Ukur : Observasi dengan menggunakan microtoice
dan timbangan Skala : Nominal Instrument Penelitian Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang di gunakan oleh peneliti untuk mengobservasi, mengukur atau
menilai suatu fenomena. Data yang diperoleh dari suatu pengukuran kemudian
dianalisis dan di jadikan sebagai bukti (evidence) dari suatu penelitian (Dr.

Kelana Kusuma Dharma, S.kep., 2011) Instrumen yang digunakan dalam


penelitian ini menggunakan lembar observasi DDST dan pengukuran secara
langsung. Instrument penelitian untuk variabel perkembangan motorik kasar
adalah lembar kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP), yang berisi 9-10
pertanyaan tetang kemampuan perkembangann yang telah dicapai anak. Sasaran
KPSP anak adalah anak usia 0-72 bulan.

Yang akan digunakan pada penelitian ini adalah anak usia 24,30,36,42,48 bulan
untuk aspek perkembangan motorik kasar (Depkes RI, 2012) Instrument
penelitian untuk variabel kejadian stunting yaitu menggunakan pengukuran
antropometri dengan mengukur langsung tinggi badan dan menentukan
menggunakan kategori stunting. Teknik Pengumpulan Data Metode
pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan dalam pengumpulan data
penelitian.

Cara pengumpulan data tersebut meliputi wawancara berstruktur, observasi,


angket atau pengukuran, atau melihat data statistik (data sekunder) seperti
dokumentasi (Hidayat, 2018). Data Primer Data primer adalah data yang
dikumpulkan langsung oleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, survey,
dan lain-lain. Data primer dari penelitian ini adalah data yang berasal dari
responden dengan cara pengukuran secara langsung dan observasi berperan
serta.

Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti yang
diperoleh dari pihak lain, badan atau instansi yang secara rutin mengumpulkan
data (Setiadi, 2013). Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari Wilayah Kerja
Puskesmas Gattareng Kabupaten Bulukumba. Alur Penelitian Gambar 3.1 Alur
penelitian Pengolahan dan Analisa Data Teknik Pengolahan Editing Kegiatan
untuk memeriksa data mentah yang telah dikumpulkan, meliputi: Memeriksa
kelengkapan pertanyaan dan jawaban Memperbaiki kesalahan atau kekurang
jelasan dari pencacatan data Memeriksa konsistensi data sesuai dengan data
yang diinginkan Memeriksa keseragaman hasil pengukuran Memeriksa realibilitas
data (misalnya membuang data-data yang ekstrim) (Setiadi, 2013b).

Coding Memberi tanda adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para


responden ke dalam bentuk angka atau bilangan. Biasanya klasifikasi dilakukan
dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing
jawaban. Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analisa
data dan juga mempercepat pada saat Entry data (Setiadi, 2013b) Scoring
Scoring adalah pengubahan jawaban ke dalam bentuk bilangan atau angka
disesuaikan dengan kriteria penelitian yang telah ditentukan (Setiadi, 2013b).
Tabulating Kegiatan untuk membuat tabel data (menyajikan data dalam bentuk
tabel) untuk memudahkan dan memberikan informasi interpretasi hasil analisis.
Tabel data dibuat sesederhana mungkin sehingga informasi mudah ditangkap
oleh pengguna data maupun bagi bagian analisis data (Setiadi, 2013b). Analisis
Data Setelah data di olah menjadi suatu data yang di harapkan (tepat dan
konsisten) selanjutnya di lakukan analisa untuk menjawab pertanyaan peneliti
(Sugiyono, 2017).

Analisa univariat Analisa univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif


mengenai distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti,
baik variabel bebas maupun variabel terikat. Analisis univariat yang bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian
analisa bivariat (Sumantri, 2011) Analisa Bivariat Penelitian analisa bivariat yang
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga untuk menguji hipotesis dengan
menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terkait melalui Uji Statistik
(Sumantri, 2011). Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square alternative
fisher diuji dengan menggunakan SPSS 20.

Etika Keperawatan Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu memandang


adanya rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapatkan
persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan menekankan pada masalah
etika penelitian. Informed Consent Merupakan pernyataan kesediaan dari subyek
penelitian untuk diambil datanya dan keikutsertaan dalam penelitian.

Tiap individu adalah unik dan bebas, memiliki hak dan kapasitas untuk
memutuskan, mempunyai nilai dan martabat, serta memiliki hak untuk
mendapatkan informasi (Timotius, 2017). Beneficience Menyangkut prinsip untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia dan untuk tidak mencelakakannya. Prinsip
ini sudah menjadi salah satu prinsip yang fundamental dalam etika medis.

Dalam bidang riset medis, maka prinsip ini menyangkut suatu kewajiban untuk
meminimalisir risiko bila disbanding dengan potensi keuntungan yang bisa
dipetik dari riset itu (Soetanto, Aulanni’am, Guritno, & Suharto, 2013). Justice
Prinsip ini menyangkut kewajiban untuk memperlakukan setiap subjek (manusia)
sesuai denga apa yang baik dan benar serta memberikan apa yang menjadi hak
pada setiap orang (Soetanto et al., 2013). Jadwal Penelitian LAMPIRAN 1
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN DAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, saya mahasiswa Program Studi Pendidikan Keperawatan Stikes
Panrita Husada Bulukumba, bermaksud melaksanakan penelitian mengenai
“Hubungan Antara Kejadian Stunting Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gattareng Kabupaten Bulukumba”.
Sehubungan dengan penelitian tersebut, saya selaku peneliti memohon
kesediaan untuk menjadi responden dalam kegiatan penelitian saya ini.

Pengumpulan data yang saya lakukan ini murni hanya untuk tujuan pendidikan
dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi S1 Keperawatan di Stikes Panrita
Husada Bulukumba. Adapun data atau hasil yang berhubungan dan diperoleh
dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan
kepada pihak lain selain pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini. Data
yang saya kumpulkan akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila
sudah tidak digunakan akan dimusnahkan.

Oleh karena itu, sangat diharapkan agar Ibu bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini dan dapat memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Demikian informasi yang saya sampaikan, apabila Ibu bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini, maka saya mohon untuk
menandatangani lembar surat persetujuan menjadi responden yang telah
tersedia (terlampir). Atas perhatian dan kesediaan adek, saya ucapkan terima
kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bulukumba, April 2019 Peneliti Wahyuni LAMPIRAN 2 PERNYATAAN KESEDIAAN


MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONCENT) Setelah mendapat
penjelasan tentang tujuan dari penelitian, maka saya menyatakan bersedia
berpartisipasi dan tidak keberatan menjadi responden di dalam penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panrita Husada
Bulukumba, atas nama : Wahyuni dengan judul ‘’Hubungan Antara Kejadian
Stunting Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gattareng Tahun 2019’’.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negative terhadap saya
dan keluarga saya, sehingga jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiannya,
hanya peneliti yang mengetahui kerahasian data. Demikian secara pernyataan ini
saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, saya
bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Bulukumba, April 2019 Responden LAMPIRAN 3 LEMBAR KPSP MOTORIK KASAR


ANAK Identitas Responden No. Identitas : Nama Anak : Nama Orang Tua/Wali :
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Tanggal Lahir : Berat Badan : Tinggi Badan :
Usia Balita : No KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN YA TIDAK 1. Apakah anak
dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan?
dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan
posisi tegak atau jawab TIDAK jika ia naik tangan dengan merangkak atau anda
tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang

Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa
berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
Apakah anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua
kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3
kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau
lebih?
Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3
kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau
lebih?
& Wiriatmadi, Prof. dr. B. (2014). Gizi dan Kesehatan Balita Peranan Mikro Zinc
pada Pertumbuhan Balita. Jakarta: Prenamedia Group. Adriani, M., & Wirjatmadi,
B. (2014). Peranan Gizi dalamSiklus Kehidupan (2nd ed.).
https://doi.org/9786029413236 Bappennas. (n.d.). Pedoman Perencanaan
Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka 1000 Hari
Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Dharma, K. K. (2011).

Metodologi Penelitian Keperawatan (Panduan Melaksanakan dan Menerapkan


Hasil Penelitian) (Edisi Revi). Jakarta: TIM. Dian Adriana. (n.d.). Tumbuh Kembang
& Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika. Dr. Kelana Kusuma
Dharma, S.kep., M. kes. (2011a). Metode Penelitian Keperawatan Panduan
Melaksanakan Dan Menerapkan Hasil Peneliti. Jakarta Timur. Dr. Kelana Kusuma
Dharma, S.kep., M. kes. (2011b).

Metode Penelitian Keperawatan panduan Melaksanakan Dan Menerapkan Hasil


Peneliti. jakarta timur: TIM. Dr. Rita Ramayulis, T. K., & Nur’aini Susilo Rochani.
(2018). STOP Stunting dengan Konseling Gizi. Jakarta Timur: Penebar Swadaya
Group. Dr. Soetjiningsih, Dr. G. R. (2017). TUMBUH KEMBANG ANAK. Jakarta?:
EGC: Buku Kedokteran EGC. Dwi, S., Maharani, S., Wulandari, S. R., & Melina, F.
(2018).

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN PADA


BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU KRICAK YOGYAKARTA. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 7(1), 37–46. Hidayat, A. A. A. (2018). Metodologi Penelitian
Keperawatan dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Hurlock, & Elizabeth B.
(1998). PERKEMBANGAN ANAK. Jakarta?: Erlangga. I’in Ebtanasari. (n.d.).

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Stunting Pada Anak
Usia 1-5 Tahun DI Desa Ketandan Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.
Kemenkes. (2011). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Kementerian
Kesehatan, R. (2013). Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Riskesdas 2018, R. (2018). Hasil Utama
Riskesdas. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Setiadi. (2013a).

Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta. Setiadi. (2013b).


Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta. Soetanto, H.,
Aulanni’am, Guritno, B., & Suharto, B. (2013). Model Pendidikan Karakter. malang:
Tim UB Press. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono, P. D. (n.d.). METODE PENELITIAN
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (2017th ed.).

ALFABETA, Cv?: Bandung. Sugiyono, Prof. D. (2017). METODE PENELITIAN


KUANTITATIF, KUALITATIF DAN R & D. Bandung: Alfabeta. Sumantri, A. (2011).
Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: KENCANA. Suwandi, S., & Rafiony, A.
(2018). HUBUNGAN STATUS GIZI (TB/U) TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK
KASAR PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KORPRI
KABUPATEN KUBU RAYA.

Pontianak Nutrition Journal, 1(1), 19–22. Timotius, K. H. (2017). Pengantar


Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset. Winowatan, G., Malonda, N.
S., & Punuh, M. I. (2019). HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK
DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BATITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SONDER KABUPATEN MINAHASA. KESMAS, 6(3).

INTERNET SOURCES:
------------------------------------------------------------------------------------------
-
<1% - https://id.scribd.com/doc/126894520/Skrip-Si
<1% - https://www.scribd.com/document/356012990/Laporan-Kependidikan-Fix
<1% - https://www.slideshare.net/irfiandibukittinggi/data-gizi-terbaru-rikesdas-
2013
<1% - https://slideplayer.info/slide/12081591/
<1% - https://akg.fkm.ui.ac.id/peningkatan-pengetahuan-ibu-balita-mengenai-
gizi-seimbang-melalui-pendidikan-gizi-oleh-divisi-social-concern-asosiasi-
keluarga-gizi-2017-di-posyandu-tenggiri-kecamatan-beji-depok/
<1% - http://www.trp.or.id/komponen/produk/the_file/Buku%20Saku%20RPJMN
%202015%20-%202019%20terkait%20Bidang%20Tata%20Ruang%20dan
%20Pertanahan.pdf
<1% - http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/situasi-
balita-pendek-2016.pdf
1% - http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70060/potongan/S2-2014-
323734-chapter1.pdf
<1% - http://ejournalhealth.com/index.php/kesmas/article/download/484/472
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/61604/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
<1% - https://kahaba.net/opini/62901/pis-pk-untuk-menanggulangi-stunting-
pada-anak.html
<1% - https://jacklinsaisab.blogspot.com/2016/11/stunting.html
<1% - http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20170203/0319612/%ef%bb%bf%ef%bb%bfinilah-hasil-pemantauan-
status-gizi-psg-2016/
<1% - https://ejournalhealth.com/index.php/kesmas/article/download/486/474
<1% - http://eprints.ums.ac.id/55916/11/ARTIKEL%20PUBLIKASI%20r.pdf
<1% - https://docplayer.info/137108237-Pedoman-pelaksanaan-pkh-tahun.html
<1% - http://www.kesmas.depkes.go.id/portal/konten/
<1% - http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-
Sihah/article/download/1978/1910
1% - http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78374/potongan/S2-2015-
336898-chapter1.pdf
<1% - https://een-henrayani.blogspot.com/2013/11/makalah-perbandingan-
sistem-pendidikan.html
<1% - https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/570/455
<1% - https://qrenyenz.blogspot.com/2013/03/makalah-motorik-anak-usia-
dini.html
<1% -
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/76947/I15dba.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
<1% - https://doctormums.com/tag/anak/
<1% - https://rohmatulummah19.blogspot.com/p/masalah-masalah-psikologi-
pada-anakyang.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/326685650_PERBEDAAN_TINGKAT_KEC
UKUPAN_ZAT_GIZI_DAN_RIWAYAT_PEMBERIAN_ASI_EKSKLUSIF_PADA_BALITA_ST
UNTING_DAN_NON_STUNTING
<1% - http://repository.unimus.ac.id/1794/2/BAB%20I.pdf
<1% - https://d3kebidanan.blogspot.com/2012/05/kti-kebidanan-2012-
hubungan-tingkat.html
<1% - http://repositori.uin-alauddin.ac.id/view/year/2010.html
1% - http://scholar.unand.ac.id/6541/2/bab%20I%20perbaikan%20new.pdf
<1% - http://repository.unimus.ac.id/1794/8/NASKAH%20PUBLIKASI%20.pdf
<1% -
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/1963
03111990012-
ELIS_ENDANG_NIKMAWATI/PENDIDIKAN_GIZI__MENUJU_INDONESIA_SEHAT__S
ALAH_SATU_OK.pdf
<1% - https://mangihot.blogspot.com/2016/11/penelitian-terdahulu.html
<1% - http://repository.unimus.ac.id/2724/
<1% - http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/buletin/Buletin-
Stunting-2018.pdf
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/6782/4/Bab%201.pdf
<1% - https://www.academia.edu/14956100/Makalah_Hipotesis_Penelitian
1% - https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/landasan-teori-
penelitian/
<1% - http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/Artikel-Miranti-
Potutu.pdf
<1% - http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3444/1/BAB%20V.pdf
<1% - https://mafiadoc.com/daftar-penerima-hibah-penelitian-tahun-
2014_59bf3d5f1723dde201ad18dd.html
<1% - http://repositori.uin-alauddin.ac.id/view/year/2014.html
<1% - https://asramamedicafkunhas.blogspot.com/2009/04/hubungan-
karakteristik-ibu-hamil-dengan.html
<1% - https://eprints.uns.ac.id/9163/1/184581511201105311.pdf
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55466/Chapter
%20II.pdf;sequence=4
<1% - https://www.bastamanography.id/klasifikasi-status-gizi/
1% - https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1320015026-3-BAB%20II.pdf
<1% - https://halosehat.com/gizi-nutrisi/cara-mengatasi-kekurangan-gizi
<1% - https://arycoloum.blogspot.com/2009/10/gizi-buruk-bumil.html
<1% - https://ba-yikuning.blogspot.com/2016/06/berat-badan-bayi-lahir-
rendah.html
<1% - http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-
Sihah/article/download/6874/5602
<1% - https://zombiedoc.com/info-pangan-dan-gizi-volume-xx-no-1-tahun-
2011.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/220/1/13ROLLA%20DESTARINA.pdf
<1% - https://eprints.uns.ac.id/38942/1/S531408050_pendahuluan.pdf
<1% - http://apiycna.org/wp-content/uploads/2014/01/Indonesia_Government-
Regulation-no-33-year-2012.pdf
<1% - http://eprints.umm.ac.id/38902/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://askep-fiesta.blogspot.com/2010/04/pengaruh-sikap-ibu-terhadap-
pemberian.html
<1% - https://nysinasa.blogspot.com/
<1% - https://www.kajianpustaka.com/2019/03/makanan-pendamping-asi-
mpasi.html
<1% - https://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/09/imunisasi-anjuran.html
<1% - https://chirpstory.com/li/419376
<1% - https://khayalanmaya.wordpress.com/
<1% - https://yenneymeong.blogspot.com/2013/05/makalah-perbatasan-
wilayah-dalam-politik.html
<1% -
http://hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._16_ttg_Nusantara_S
ehat_1.pdf
<1% - https://docplayer.info/30810074-Pedoman-umum-program-indonesia-
sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html
1% - https://konsumsihidupsehat.blogspot.com/2017/11/kegiatan-prioritas-
pembangunan.html
<1% -
https://www.academia.edu/16424836/Hubungan_Pengetahuan_Gizi_Dengan_Pola
_Makan_Dan_Status_Gizi_Anak_Sekolah_Dasar_Di_SDN_SUkasenang_Kecamatan_S
ingaparna_Kabupaten_Tasikmalaya
<1% - https://jcgirlonthemove.blogspot.com/2011/03/penilaian-status-gizi.html
<1% - https://mutiarakesehatann.blogspot.com/2012/05/pelatihan-penerapan-
penilaian-status.html
<1% - https://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/03/balita-gizi-kurang-dan-
cara.html
1% - https://anidesnita.blogspot.com/2011/11/cara-penilaian-status-gizi.html
<1% - https://www.slideshare.net/oothee/chapter-ii-15786233
<1% - https://rukayahgizi11.blogspot.com/2012/12/penilaian-status-gizi-
antropometri-imt.html
<1% - https://gizi-atoz.blogspot.com/2014/08/Penilaian-Status-Gizi-Pengukuran-
Antropometri.html
<1% - https://ejournal.persagi.org/index.php/Gizi_Indon/article/download/4/4
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67708/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
<1% - https://puskes-online.blogspot.com/2014/05/status-gizi-balita.html
<1% - https://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/laporan-pendahuluan-
keluarga-dengan_7129.html
<1% - https://monatheresiaqueen.blogspot.com/2014/06/penilaian-status-gizi-
di-posyandu.html
<1% - https://gvbbvbxvfdzv.blogspot.com/2012/02/bab-ii.html#!
<1% - https://ekawahyuningsihrespati.blogspot.com/2015/03/perkembangan-
motorik-kasar.html
<1% - https://kecamba.blogspot.com/2011/04/makalah-perkembangan-fisik-
motorik.html
<1% - https://allaboutlynns.blogspot.com/2016/04/aktivitas-melatih-motorik-
halus.html
<1% - https://bratadiangga.blogspot.com/2017/04/prinsip-perkembangan-
motorik-kasar.html
<1% -
https://www.academia.edu/13129735/PERKEMBANGAN_MOTORIK_KASAR_ANAK
_USIA_DINI_meresume_materi_perkembangan_motorik_kasar_anak_usia_dini
<1% - https://rangganurjaman3.blogspot.com/2014/06/resume-mata-kuliah-
psikologi.html
<1% - https://agroedupolitan.blogspot.com/2018/12/upaya-meningkatkan-
kemampuan-motorik.html
<1% - https://inzpirasikuw.blogspot.com/2010/03/pengertian-
perkembangan.html
<1% - https://mustafaholidi.blogspot.com/2012/09/autisme.html
<1% - http://www.digilib.ump.ac.id/files/disk1/5/jhptump-a-sitimaspup-216-2-
babii.pdf
<1% - https://chipamrhami.blogspot.com/2015/01/masa-bayi-kanak-kanak-awal-
dan-kanak_29.html
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sukesihg2a-
5144-3-bab2.pdf
<1% - https://destiwd.blogspot.com/2012/11/psikologi-sosial.html
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-hartinig2a-5149-
3-bab2.pdf
<1% - https://cyndrell4.blogspot.com/2009/03/teori-dan-prinsip-tumbuh-
kembang.html
<1% - https://suryaatika.wordpress.com/2011/12/02/tumbuh-kembang-anak-
usia-0-2-tahun/
<1% - https://madehartawan.blogspot.com/2015/06/perkembangan-fisik-
motorik-anak-usia.html#!
<1% - https://raraswurimiswandaru.blogspot.com/2014/08/makalah-kekerasan-
terhadap-anak-di.html
<1% - https://khoirulanis.blogspot.com/2017/01/hubungan-tingkat-sosial-
ekonomi.html
<1% - https://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/peran-orang-tua-
dalam-mendidik-anak.html
<1% - https://nurulauliamediabki.wordpress.com/2017/06/01/pengaruh-jenjang-
pendidikan-orangtua-terhadap-perkembangan-anak/
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-tribudiast-5424-
2-bab2.pdf
1% - https://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/09/perkembangan-motorik-
pada-bayi.html
<1% - https://agroedupolitan.blogspot.com/2018/05/skrining-atau-pemeriksaan-
perkembangan.html
<1% - https://izzatycha.blogspot.com/2014/03/tumbuh-kembang-bayi-7-12-
bulan.html#!
1% - https://www.scribd.com/presentation/349815728/Deteksi-Dini-
Penyimpangan-Perkembangan-Anak-Kpsp
<1% - https://emmaaning.blogspot.com/2011/06/deteksi-dini-penyimpangan-
tumbuh.html
<1% - https://docobook.com/csl-semester-
4bf2686957fc3da6688d720b21333c1e628011.html
<1% - http://taura-taura.com/kuesioner-pra-skrining-perkembangan-kpsp/
<1% - https://puspawardhani26.blogspot.com/2015/02/kerangka-konsep-dan-
definisi-operasional.html
<1% - http://eprints.undip.ac.id/43466/4/BAB_III_METODE_PENELITIAN_..pdf
<1% - https://www.academia.edu/19531146/MAKALAH_DESAIN_PENELITIAN
<1% - https://id.123dok.com/document/oz11xovz-hubungan-kualitas-
pelayanan-kesehatan-terhadap-tingkat-kunjungan-lansia-ke-posyandu-lansia-di-
wilayah-kerja-puskesmas-bumiaji-kota-batu.html
<1% - http://digilib.unila.ac.id/6691/37/BAB%20III.pdf
<1% - https://slideplayer.info/slide/3219482/
<1% - https://docplayer.info/260960-Analisis-data-catch-effort.html
<1% -
https://www.academia.edu/23164135/Penelitian_Peserta_PREG_SULAWESI_SELAT
AN_X_2015_BULUKUMBA
<1% - https://alfallahu.blogspot.com/2013/04/tehnik-pengenbilan-sample-
dalam.html
<1% - http://repository.unpas.ac.id/37123/7/BAB%20III.pdf
<1% - https://theorymethod.blogspot.com/2015/12/populasi-dan-sampel.html
<1% - http://fatkhan.web.id/pengertian-populasi-sampel-jenis-sampling-dan-
teknik-sampling/
<1% - https://davinplus.blogspot.com/2012/05/macam-macam-sampel-
penelitian.html
<1% - https://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2019/05/jenis-dan-metode-
sampling-skripsi-dan.html
<1% - http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/66580/Chapter
%20III-VI.pdf?sequence=3&isAllowed=y
<1% - https://poltekkes-palangkaraya.ac.id/events/
<1% - https://karyatulisilmiah.com/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-
pemenuhan-kebutuhan-personal-hygiene-pasien-rawat-inap-di-ruang-interna-
rumah-sakit-umum-sawerigading-kota-palopo-periode-april-mei-2011/
<1% - https://bejocommunity.blogspot.com/2010/12/kti-hubungan-usia-
pernikahan-dengan.html
<1% - https://www.scribd.com/document/392124582/Fkik
<1% - https://subijakto.blogspot.com/2011/01/contoh-kti-2011.html
<1% - https://navelmangelep.wordpress.com/tag/variabel-dalam-penelitian-
kualitatif/
<1% - https://cendikiapendidikan.blogspot.com/2015/05/penelitian-ex-post-
facto.html
<1% - http://digilib.unila.ac.id/5808/118/BAB%20III.pdf
<1% - https://amarmboiss.blogspot.com/2015/12/jenis-jenis-penelitian-beserta-
ciri.html
<1% - http://ejournal.poltekkes-
pontianak.ac.id/index.php/SJNR/about/submissions
<1% - https://marwan-bajang.blogspot.com/
<1% - https://www.curhatibuhamil.com/2019/05/berat-bayi-tidak-sesuai.html
<1% - https://inspirasi-mahasiswa01.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - https://www.slideshare.net/nrukmanarukmana/bentuk-jurnal-penelitian
<1% - https://aperlindraha.wordpress.com/category/uncategorized/
<1% - https://ejournalhealth.com/index.php/kesmas/article/download/961/944
<1% - https://azharnasri.blogspot.com/2015/04/sumber-data-jenis-data-dan-
teknik.html
<1% - https://anisadyahnurkhasanah.blogspot.com/2015/09/pengumpulan-data-
untuk-memenuhi-tugas.html
<1% - https://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahan-data.html
<1% - https://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/11/pengumpulan-
pengolahan-data.pdf
<1% - https://putuermawan.blogspot.com/p/langkah-langkah-penelitian.html
<1% - https://ispendimantari.blogspot.com/2012/04/hubungan-pola-makan-
dan-gaya-hidup.html
<1% - https://laporankuu.blogspot.com/2013/12/analisis-regresi.html
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-rokhaelisy-6023-
3-babiii.pdf
<1% - http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-ikawartina-5746-
3-babiii.pdf
<1% - https://bamschalampa.blogspot.com/2011/03/hubungan-kinerja-perawat-
dengan.html
<1% - https://junaedybonggaupa.blogspot.com/2014/11/etika-penelitian-
skripsi.html
<1% - https://dianspt.blogspot.com/2015/
<1% - https://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/07/
<1% - https://s-ipoel.blogspot.com/2015/02/mengetahui-sikap-dan-hubungan-
antar.html
<1% - https://libfkmui.files.wordpress.com/2012/06/skripsi.xlsx
<1% - https://ilmukesehatanterbaru.blogspot.com/2014/10/metode-
penelitian.html
<1% - https://karyatulisilmiakesehatan.blogspot.com/2011/06/hubungan-
pengetahuan-ibu-tentang.html
<1% - http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/200/3/Appendices-farida.pdf
<1% - https://id.123dok.com/document/wyervk1q-hubungan-antara-sense-of-
humor-dengan-kebermaknaan-hidup-pada-masyarakat-betawi.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42401/Appendix.pdf;seq
uence=1
<1% - http://www.dinkes.kalteng.go.id/berita-pelatihan-manajemen-puskesmas-
angkatan-i-tahun-2019.html
<1% - https://docplayer.info/52037066-.html
<1% - https://faradilatugassekolah.blogspot.com/2011/09/contoh-surat-
pernyataan.html
<1% - https://jofipasi.wordpress.com/2013/01/page/6/
1% - https://safinasa.blogspot.com/2011/10/akhirnya-safin-lulus-tes-
kuesioner.html
1% - https://lindamariani.blogspot.com/2013/04/konsep-tumbang.html
<1% - https://niamidwife.blogspot.com/2013/03/format-kpsp-anak-umur-30-
dan-54-bulan.html
1% - https://cellyimoetya.blogspot.com/2013/02/tingkat-pengetahuan-ibu-
balita-tentang_1944.html
<1% - https://nagoklansimbolonpande.blogspot.com/2014/04/pengkajian-
perkembangan-anak-dengan-kpsp.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/222589986/aji
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57341/Reference.pdf?
sequence=2&isAllowed=y
<1% - https://www.scribd.com/document/338505546/skripsi-Hubungan-Status-
Gizi-Dengan-Perkembangan-Anak-Usia-3-5-Tahun-pdf
<1% - https://id.123dok.com/document/q296e3ez-hubungan-umur-ibu-
melahirkan-jarak-kelahiran-dan-berat-bayi-lahir-rendah-terhadap-angka-
kematian-neonatal-di-rumah-sakit-phc-surabaya-tahun-2013.html
<1% - https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/view/2292
<1% - https://mafiadoc.com/sugiyono-2010-metode-penelitian-kuantitatif-
kualitatif-dan-rd-_59c80c811723dd11f81ddce9.html
<1% - https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo/article/view/27576
<1% - http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/PNJ/search/titles

Anda mungkin juga menyukai