JENIS
NO. CARA PENGKAJIAN
KETERAMPILAN
1 Pengkajian GCS Mengetahui respon dalam GCS (Glass Gow Coma scale)
Penilaian secara Yaitu
kuantitatif - Respon eye (Buka mata)
- Respon Verbal (Bicara)
- Respon Motorik (Gerakan)
Menjelaskan setiap respon dalam GCS
Yaitu
A. Respon eye (Buka mata) : Rentang nilai : 1 - 4
- Tidak membuka mata
- Buka mata dengan stimulus nyeri
- Buka mata dengan stimulus suara
- Buka mata spontan
B. Respon Verbal (Bicara) : rentang nilai 1 – 5
- Tidak ada respon
- Hanya mengeluarkan suara erangan, hem, meringis
- Diberikan pertanyaan respon tidak sesuai
- Pertanyaan sederhana pasien bingung, respon benar
- Pertanyaan komprehensip dijawab benar
C. Respon Motorik (Gerakan) : rentang niali 1- 6
- Tidak ada respon
- Reaksi deceberasi (ekstensi abnormal)
- Reaksi docortikasi (fleksi abnormal)
- Reaksi mengenal nyeri
- Reaksi melokalisir nyeri
- Mengikuti perintah
Penilaian secara Menilai GCS pasien
kualitatif Yaitu
Rentang nilai 3 – 15
- Composmentis (sadar penuh) : 14 – 15
- Acuh tak acuh (Cuek) : 10 -13
- Somnolen (sering mengantuk, respon tepat) : 8 – 9
- Soporocoma (semikoma) : 6 – 7
- Coma (tidak sadar) : 3 – 5
2 Pengkajian saraf Mengetahui nama saraf
cranial I, II Yaitu
I : Olfactorius
II : Ofticus
Menjelaskan persiapan pemeriksaan
I : Olfactorius (mengkaji fungsi penciuman
Persiapan :
- Menyiapkan bau – bauan (alcohol, betadin, kopi dll)
- Mempersiapkan pasien
II : Ofticus (mengkaji fungsi pengelihatan)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
TANDA 0 1 2
Interpretasi : 7 – 10 (Normal)
4 - 6 (Asfiksia ringan)
Gunakan stetoskop, dengarkan denyut jantung selama 30 detik dan catat hasilnya. Untuk
mengetahui denyut per menit, kalikan dua. Alternatif lain, palpasi area tali pusat yang
berhubungan dengan abdomen, hitung pulsasi selama 6 detik, dan kalikan 10 untuk memperoleh
denyut permenit. Berikan nilai 0 jika tidak ada denyut jantung, 1 untuk nilai di bawah 100 denyut
per menit, dan 2 untuk denyut di atas 100.
Hitung pernapasan selama 60 detik, catat kualitas dan regularitas (Nilai Normal : 30-50
pernapasan/menit). Berikan nilai 0 jika tidak bernapas, 1 jika pernapasan lambat, tidak teratur,
lemah atau sesak napas, dan 2 untuk pernapasan yang regular dan menangis kuat.
Observasi fleksi pada ekstremitas dan resistensi untuk ekstensi. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengekstensikan lengan/tungkai dan mengobservasi kecepatan kembalinya ke posisi fleksi
(rekoil). Berikan niai 0 jika tonus ototnya flaksid, 1 jika beberapa fleksi dan yang lain ekstensi, dan
2 untuk fleksi normal untuk siku, lutut dan tumit, dengan resistensi yang baik untuk ekstensi
Observasi respon bayi terhadap pengisapan hidung atau sentilan pada telapak kaki. Berikan nilai
0 jika tidak berespon, 1 untuk menyeringai atau menangis lemah, dan 2 untuk menangis kuat.
e. Menilai Warna
Observasi warna kulit, terutama ekstremitas. Berikan nilai 0 jika pucat dan sianosis pada
keseluruhan, 1 untuk jika tubuh merah muda sedangkan ekstremitas sianosis (akrosianosis), dan
2 jika seluruh tubuh merah muda. Untuk mengkaji warna pada bayi yang berkulit gelap, inspeksi
membran mukosa oral dan konjungtiva, bibir, telapak tangan, telapak kaki.
f. Pertimbangan Khusus
- Jika bayi tidak bernapas atau denyut jantung kurang dari 100 dpm setelah kelahiran,
lakukan resusitasi (cari bantuan). Jangan menunggu sampai 1 menit untuk menilai Apgar
skor.
- Jika pasien dan orang terdekat tidak mengetahui tentang Apgar Skor, diskusikan bersama
mereka selama awal kelahiran, ketika mereka lebih siap menerima pengetahuan baru.
Untuk mencegah kesalahpahaman, jelaskan apa yang terjadi dan mengapa.
26 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
- Jika bayi membutuhkan perawatan/tindakan emergensi (darurat/segera), pastikan tim
menyediakan alat yang dibutuhkan.
- Observasi bayi yang ibunya mendapatkan sedasi sebelum melahirkan. Meskipun jika ia
memiliki nilai Apgar yang tinggi saat lahir, ia mungkin menunjukkan efek lanjut ketika telah
berada di perawatan. Waspada terhadap depresi pernapasan atau tidak responsif.
HIDUNG
Observasi bentuk, letak, - Garis tengah
kepatenan, konfigurasi - Tampak tidak ada tulang hidung, datar, lebar
tulang hidung - Terdapat sedikit mukus (putih encer)
Pendengaran - Bersin
- Berespon terhadap suara tau bunyi lain
MULUT - Gerakan bibir simetris
- Gusi merah muda
- Lidah tidak menonjol, bergerak bebas, bentuk dan
gerakan simetris
- Palatum lunak, keras, utuh
- Uvula di garis tengah
- Saliva minimal atau tidak ada
- Celah di dagu
- Refleks mengisap
- Refleks Rooting
- Refleks ekstrusi
LEHER - Pendek, gemuk, dikelilingi lipatan kulit, tidak ada
selaput
- Kepala bebas bergerak dari satu sisi ke sisi lain dan
PEMERIKSAAN REFLEKS
MULUT/TENGGOROK
Rooting Sentuh bibir, pipi atau susdut mulut Bayi menoleh ke arah stimulus,
Hilang pada 3-4 bln, kdng bayi dengan puting membuka mulut dan mengisap
menetap sampai 12 bln
Menelan Menelan biasanya diatur oleh
menetap Beri bayi minum, menelan mengisap dan terjadi tanpa
biasanya menyertai mengisap dan tersedak, batuk atau muntah
mendapat cairan
Muntah Refleks muntah
Menetap Stimulasi terhadap faring posterior
oleh makanan, hisapan, atau
Menguap masuknya selang Menguap
Menetap Respon terhadap penurunan
Ekstrusi oksigen dengan meningkatkan Menjulurkan lidah keluar
Hilang pada 4 bln jumlah inspirasi
Batuk Sentuh atau tekan lidah Batuk
Menetap Iritasi membran mukosa atau
trakeobronkial
EKSTREMITAS
Menggenggam Tempatkan jari pada telapak Jari-jari bayi menggenggam jari
Telapak tangan tangan pemeriksa
Hilang pada 3 bulan Tempatkan jari pada pangkal jari
Telapak kaki
Hilang pada 8 bln Gores sisi lateral telapak kaki dari Jari-jari kaki menekuk ke
tumit ke arah atas kemudian bawah
Babinski gerakkan jari sepanjang telapak
Hilang pada 1 tahun kaki
Bayi dalam posisi supine, luruskan Ibu jari dorsofleksi dan keempat
satu tungkai, tekan lutut ke dalam, jari lainnya hiperekstensi
rangsang bagian bawah kaki,
(………………………………
…)
Inspeksi
- Inspeksi umum: dilihat anak secara umum apa ada perubahan
- Kesan: keadaan umum pasien
- Inspeksi lokal: pemeriksaan setempat
- Dilihat perubahan sampai sekecil-kecilnya
- Inspeksi yang saksama membutuhkan pencahayaan yang baik
Perkusi
- Dilakukan dengan ketukan untuk menghasilkan gelombang bunyi, yang ditandai dengan
intensitas, nada, durasi, dan kualitas
- Perkusi langsung dilakukan dengan mengetok bagian tubuh secara langsung dengan satu atau
dua jari
- Perkusi tidak langsung dilakukan dengan pleksimeter dan pleksor
Letakkan jari tengah (pleksimeter) tangan nondominan perlahan ke kulit anak
Ketuk sendi distal dari pleksimeter dengan ujung jari tengah tangan yang dominan
- Suara perkusi:
Sonor (suara paru normal)
Pekak (pada perkusi otot)
Timpani (perkusi abdomen bagian lambung)
Redup (di antara sonor dan pekak)
Hiper sonor (antara sonor dan timpani)
Auskultasi
- Merupakan prises mendengarkan bunyi tubuh
- Bel stetoskop digunakan untuk bunyi dengan nada rendah dan diafragma untuk bunyi dengan
nada tinggi
KEADAAN UMUM
Pemeriksaan fisik dimulai dengan penilaian keadaan umum, adalah:
- Keadaan sakitnya (Ringan, sedang, berat)
- Kesadaran
Komposmentis (Sadar penuh dan Respons adequat tehadap semua stimulus)
Apatik (Sadar tapi tak acuh dan Masih ada respons terhadap stimulus)
Somnolen (Tampak mengantuk dan Responsif terhadap stimulus kuat tapi tidur lagi)
Sopor (Sedikit responsif terhadap stimulus kuat dan Refleks pupil terhadap cahaya
masih positif)
Koma (Tidak responsif sama sekali terhadap stimulus dan Refleks pupil terhadap
cahaya negatif (kesadaran yang paling rendah)
Delirium (Kesadaran menurun, kacau, disorientasi, iritatif dan Sering ada halusinasi
(salah persepsi terhadap rangsang itu)
H. Abdomen
- Periksa kontur abdomen ketika anak berbaring dan sedang berdiri
- Periksa warna dan keadaan kulit abdomen. Perhatikan adanya jaringan parut, ekimosis, dan
stoma
- Periksa abdomen terhadap gerakan pada posisi berdiri
- Periksa umbilicus terhadap warna, bau, rabas, inflamasi, dan herniasi
- Lakukan auskultasi bising usus dengan menekan bel atau diafragma stetoskop rapat di atas
abdomen. Dengarkan di keempat kuadran dan hitung bising usus di setiap kuadran selama
1 menit penuh. Bising usus dapat distumulasi dengan mengusap abdomen dengan ujung jari
- Dengan menggunakan perkusi secara tidak langsung, lakukan perkusi secara sistemik di
semua area abdomen. Bunyi pekak atau datar normalnya ditemukan di sepanjang batas iga
kanan dan 1-3 cm di bawah batas iga dari hepar. Bunyi pekak diatas simpisis pubis
menunjukkan kandung kemih yang penuh pada anak kecil dan merupakan keadaan yang
normal. Bunyi tympani normalnya terdengar di seluruh abdoment
- Jika anak mengeluh nyeri di area abdomen, lakukan palpasi area tersebut belakangan. Kaji
abdomen terhadap nyeri tekan, lesi superficial, tonus otot, turgor kulit dan hiperestesia
kutaneus (mengangkat lipatan kulit, tetapi bukan mencubit)
- Kaji lebih jauh terhadap iritasi peritoneal dengan melakukan uji otot psoas. Uji ini dapat
dilakukan pada anak yang kooperatif. Minta anak memfleksikan kaki kanan pada pinggul
dan lutut ketika anda melakukan tekanan kearah bawah. Normalnya tidak ada nyeri yang
dirasakan
- Lakukan palpasi terhadap inguinalis dengan menyelipkan jari yang kecil ke dalam saluran
inguinal di dasar skrotum dan minta anak untuk batuk. Lakukan palpasi terhadap hernia
femoralis dengan menemukan nadi femoralis. Letakkan jari telunjuk di atas nadi dan jari
manis bagian tengah medial terhadap kulit
- Dengan posisi anak tengkurap, periksa bokong dan paha. Periksa kulit sekitar daerah anus
terhadap kemerahan dan ruam
- Periksa anus terhadap tanda fisura, haemoroid, dan polip
42 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
I. Limfatik
- Dengan menggunakan bagian distal jari dan gerakan melingkar yang lembut, lakukan
palpasi pada kepala, leher, aksila, dan lipatan paha (Nodus kecil < 1 cm, dapat bergerak,
tidak nyeri tekan adalah normsl pada anak kecil)
- Perhatikan warna, ukuran, lokasi, suhu, konsistensi, dan nyeri tekan dari nodus yang
membesar
- Dengan posisi anak telentang, letakkan satu tangan di bawah punggung anak dan tangan
yang lain di kuadran kiri atas abdomen anak. Minta anak menarik napas. Tepi limpa akan
dapat dirasakan selama inspirasi dengan palpasi dalam
J. Reproduksi
- Wanita : periksa payudara, perhatikan kontur, kesimetrisan, ukuran, dan warna payudara
pada anak dengan posisi duduk dan kedua lengan disamping
- Periksa putting susu dan aerola. Pperhatikan warna, ukuran, bentuk, dan adanya rabas
- Minta anak untuk mengangkat tangannya di atas kepala, dan kemudian ke pinggulnya.
Maneuver ini membantu untuk menguatkan atau retraksi yang mungkin menghilang.
Perhatikan rambut aksila
- Lakukan palpasi pada jaringan payudara dengan posisi pasien telentang dan tangan pasien
di belakang lehernya. Selama palpasi perhatikan konsistensi jaringan dan area dengan nyeri
tekan
- Lakukan palpasi massa abnormal dan perhatikan lokasinya, ukuran (cm), bentuk,
konsistensi, dan nyeri tekan
- Inspeksi rambut mons pubis. Perhatikan warna, kualitas, jumlah, dan distribusi rambut jika
ada
- Periksa labia mayora dan labia minora terhadap ukuran, warna, integritas kulit, massa, dan
lesi
- Perhatikan ukuran klitoris
- Inspeksi uretra dan lubang vagina terhadap edema, kemerahan, dan rabas
- Pria: periksa penis untuk ukuran, warna, intensitas kulit, massa, dan lesi. Perhatikan anak
apakah sudah disirkumsisi. Jika belum dan anak berusia > 3 tahun, tarik prepusium kea rah
dalam. Jangan berusaha menarik dengan paksa
- Periksa meatus urinarius untuk bentuk, letak, rabas, dan ulserasi
- Periksa kualitas, jumlah, dan distribusi rambut pubis. Inspeksi bagian dasar penis terhadap
adanya luka garukan atau inflamasi. Periksa skrotum untuk warna, ukuran, kesimetrisan,
edema, massa, dan lesi. Lakukan palpasi pada testis dengan menahan jari di atas kanalis
inguinalis ketika melakukan palpasi di kantung skrotum
K. Musculoskeletal
- Jika anak dapat berjalan, amati cara berjalan
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
PEMASANGAN INFUS
48 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
1. Pengertian
Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam vena dalm jumlah banyak dan dalam waktu yang
lama, dengan menggunakan infuse set.
Dilakukan pada :
- Pasien dengan dehidrasi
- Pasien sebelum tranfuse darah
- Pasien pra dan pasca, sesuai dengan program pengobatan
- Pasien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut
- Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiaannya harus dengan cara infus.
2. Tujuan
- Sebagai tindakan pengobatan
- Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
Prosedur : Pemasangan Infus
Nama Peserta :
Hari / Tanggal :
DILAKUKAN
No TINDAKAN Ya Tidak
Baik Kurang
2 1 0
3. 4. Persiapan alat
- Seperangkat infus set steril dan abbocath
- Cairan yang dibutuhkan
- Kain kasa steril dalam tempatnya
- Kapas alcohol dalam tempatnya
- Plaster
- Gunting verband
- Bengkok (nierbekken)
- Standar infuse lengkap dengan gantungan botol (kolf)
- Perlak kecil
- Spalk dalam keadaan siap pakai bila diperlukan
- Karet pembendung (stuing)
5. Persiapan Pasien
- Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan jika keadaan memungkinkan
- Pakaian pasien pada daerah yang akan dipasang infuse
harus dibuka
6. Prosedur / pelaksanaan
- Menjelaskan kepada klien tentang tindakan yang akan
dilakukan
- Bawa alat-alat ke dekat pasien
- Pasang sampiran bila diperlukan
- Atur posisi klien, lepaskan pakaian pada daerah yang akan
diinfus
- Cuci tangan
- Pasang pengalas dibawah anggota badan yang akan
diinfus
- Gantungkan botol cairan pada tiang infuse
- Desinfeksi tutup botol
- Buka infuse set dari pembungkusnya, tusukkan jarum
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
POSTURAL DRAINASE
1. Pengertian
Drainase postural adalah pembersihan secret dari jalan nafas segmen bronkus dengan pengaruh
gravitasi, pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau lebih dari 10 posisi
tubuh yang berbeda.
2. Tujuan
Untuk mengeluarkan secret dari batang trakheobronkiale
TIDAK
DILAKUKA
URAIAN KEGIATAN DILAKUKA
N
N
3. Persiapan
a. Alat
- Bantal 2 atau 3 buah
- Papan pemiring
- Tissue wajah
- Segelas air
- Wadah dari kasa
b. Pasien
- Pasien diberi penjelasan tentang hal – hal yang akan
dilakukan
- Atur posisi pasien sesuai indikasi ( posisi drainase postural )
4. Lokasi
- Bronkus Apikal Lobus Anterior Kanan dan Kiri atas
51 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
Minta klien duduk dikursi, bersandar pada bantal
- Bronkus Apikal Lobus Posterior Kanan dan Kiri atas
Minta klien duduk di kursi, menyandar ke depan pada bantal atau
meja
- Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri atas
Minta klien berbaring dengan bantal kecul di bawah lutut
- Bronkus Lobus Lingual Kiri atas
Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan diatas
kepala pada posisi trendelemburg dengan kaki ketempat tidur
ditinggikan 30 cm ( 12 inci ). Letakkan bantal dibelakang
punggung dan gulingkan klien seperempat putaran keatas bantal
- Bronkus Lobus Kanan Tengah
Minta klien berbaring miring kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30
cm ( 12 inci ). Letakkan bantal dibelakang punggung dan
gulingkan klien seperempat putaran keatas bantal
- Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Bawah
Minta klien berbaring miring kekiri pada posisi trendeleburg kaki
tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm ( 18 sampai 20 inci ).
Biarkan lutut menekuk diatas bantal
- Bronkus Lobus Lateral Kanan Bawah
Minta klien berbaring miring kekiri pada posisi trendelemburg
dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm ( 18 sampai
20 inci )
- Bronkus Lobus Lateral Kiri Bawah
Minta klien berbaring miring ke kanan pada posisi trendelemburg
dengan kaki tempa tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm ( 18 sampai
20 inci )
- Bronkus Lobus Superior Kanan dan Kiri Bawah
Minta klien berbaring tengkurap dengan bantal dibawah lambung
- Bronkus Basalis Posterior Kanan dan Kiri
Minta klien berbaring tengkurap dalam posisi trendelemburg
dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm ( 18 sampai
20 inci )
5. Prosedur
- Cuci tangan
- Pilih area yang tersumbat yang akan di drainase berdasarkan
pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambaran foto
dada.
- Baringkan klien pada posisi untuk mendrainase area yang
tersumbat ( area pertama yang dipilih dapat bervariasi dari satu
klien ke klien yang lain). Bantu klien memilih posisi sesuai
kebutuhan. Ajarkan klien memposisikan postur dan lengan pada
posisi kaki yang tepat. Letakkan bantal untuk menyangga dan
kenyamanan.
- Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit
- Selama 10 sampai 15 menit drainase pada posisi ini lakukan
perkusi dada, vibrasi dan atau gerakan iga diatas area yang di
drainase
- Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan
batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
PEMASANGAN OKSIGEN
1. Pengertian
Memasukkan zat asam kedalam paru – paru pasien melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan alat khusus.
2. Tujuan
- Memenuhi kekurangan zat asam
- Membantu kelancaran metabolisme
- Sebagai tindakan pengobatan
- Mencegah hypoksia ( misalnya pada penyelam, penerbang, pendaki gunung, pekerja tambang dll
)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
PEMBERIAN NEBULIZER
1. Pengertian
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
PEMBERIAN INJEKSI
INJEKSI INTRAVENA
1. Pengertian
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga obat langsung masuk
kedalam system sirkulasi darah.
2. Tujuan
- Memasukkan obat secara cepat
- Mempercepat penyerapan obat
3. Lokasi Injeksi :
- Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
- Pada tungkai (vena saphenosus)
- Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
- Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
4. Persiapan
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
63 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
(………………………………
…)
IRIGASI MATA
1. Pengertian
Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing dari
mata. Irigasi mata diberikan untuk mengaluarkan sekret atau kotoran dan benda asing dan zat kimia
dari mata. Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena merupakan larutan isotonik
yang tidak merubah komposisi elektrolit yang diperlukan mata. Bila hanya memerlukan sedikit
cairan, kapas steril dapat dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata.
2. Tujuan
- Irigasi mata diberikan untuk mengaluarkan sekret atau kotoran dan benda asing dan zat kimia
dari mata
TIDAK
URAIAN KEGIATAN DILAKUKAN DILAKUKA
N
3. Persiapan
a. Alat
-Botol irigasi berisi larutan oftalmik steril (Blinx, Dacrios)
-Mangkuk lengkung kecil
-Sarung tangan
-Kapas untuk menyerap cairan dan eksresi
-Dispenser plastik dengan penutup dan label untuk tempat
larutan
b. Pasien
- Beri tahu informasi tentang rencana tindakan dengan
komunoikasi teurapetik
- Atur posisi pasien sesuai kebutuhan dengan memperhatikan
kenyamanan dan privacy klien
4. Prosedur
- Menjaga privacy
- Posisikan pasien telentang (supinasi) atau duduk dengan
kepala dicondongkan ke belakang dan sedikit miring ke
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
TIDAK
URAIAN KEGIATAN DILAKUKAN DILAKUKA
N
1. Persiapan alat:
- Spuit balon/khusus
- Kom isi cairan mengandung obat sesuai kebutuhan
- Pinset dan mangkok
- Kapas dalam tempatnta
- Handuk
- Kain pengalas
- Bengkok
2. Pelaksanaan prosedur
- Perlak dan alas dipasang diatas bahu, dibawah telinga yang akan
dibersihkan
- Spuit balon diisi cairan yang mengandung obat dengan
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
1. Pengertian
Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara lokal pada kulit.
2. Tujuan
Untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
3. Peralatan
- Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
- Buku obat
- Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
- Sarung tangan
- Lidi kapas atau tongue spatel
- Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun
- Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)
4. Prosedur kerja
68 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
- Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian
- Cuci tangan
- Atur peralatan disamping tempat tidur klien
- Tutup gorden atau pintu ruangan
- Identifikasi klien secara tepat
- Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan iberi
obat
- Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
- Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
- Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topical
- Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
- Oleskan agen topical :
Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian
lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu
Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
Lotion mengandung suspense
Kocok wadah dengan kuat
Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil
Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
Bubuk
Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian
bawah lengan
Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
Spray aerosol
Kocok wadah dengan keras
Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area
(biasanya 15-30cm)
Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan
wajah dari arah spray
Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
- Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak
digunakan pada tempat yang sesuai
- Cuci tangan
(………………………………
…)
1. Pengertian
Pemberian obat melalui mata adalah memberi obat kedalam mata berupa cairan dan salep.
2. Tujuan
- Untuk mengobati gangguan pada mata
- Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
- Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
- Untuk mencegah kekeringan pada mata
3. Persiapan alat
- Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
- Buku obat
- Bola kapas kering steril (stuppers)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
1. Pengertian
Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal, dalam bentuk cair
2. Tujuan
- Untuk memberikan effek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme
penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal)
- Menghilangkan nyeri
- Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil
3. Persiapan alat
(…………………………………)
PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG
1. Pengertian
Memberikan obat tetes melalui hidung
2. Tujuan
- Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
- Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
3. Persiapan alat
- Botol obat dengan penetes steril
- Buku obat
(………………………………
…)
1. Pengertian
Memberikan sejumlah obat ke dalam vagina
2. Tujuan
- Untuk mengobati infeksi pada vagina
- Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada vagina
- Untuk mengurangi peradangan
(………………………………
…)
1. Persiapan Alat
- Obat supositoria dalam tempatnya
- Pelumas larut air
- Pengalas
- Sarung tangan
- Tissue
4. Tahap Akhir
- Evaluasi perasaan pasien
- Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
- Dokumentasi hasil
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
(………………………………
…)
1. Pengertian
Memasukkan selang melalui hidung sampai ke lambung untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan
kepada klien yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral.
2. Tujuan
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
PEMASANGAN GIPS
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
1. Pengertian
Traksi adalah suatu mekanisme dimana terjadi penarikan yang teratur dan terus menerus dipasang
pada anggota badan. Traksi dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
- Traksi skeletal adalah traksi yang langsung pada tulang
- Traksi kulit adalah traksi yang dilaksanakan dengan menggunaka pembalut flanel, plaster atau
alat yang sudah siap dari apotik langsung dipasang pada kulit dan kemudian dipakai pemberat
2. Tujuan
- Mengurangi patah tulang
- Mempertahankan fragmen pada tulang pada posisi yang sebenatnya selama penyembuhan
- Mengiboliasasi bagian tubuh pada jaringan lunak yang sedang dalam penyembuhan
- Mengatasi spasme otot
- Melepaskan adhesi
- Memperbaiki deformitas
BOBOT
URAIAN KEGIATAN
1 2 3
3. Persiapan Alat
- Skin traction 1 set
- Tali neulor 2 meter
- Beban secukupnya
- Katrol 1 buah
- Elastis verband 4 – 6 inci 1 – 2 buah
4. Persiapan pasien
- Informed concent
- Atur posisi pasien sesuai indikasi
5. Prosedur
- Beritahukan pasien tindakan yang akan dilakukan
- Reposisi lokasi patah tulang yang dilakukan oleh dokter
- Lokasi patah tulang difikasi
- Skintraction dipasang pada lokasi fraktur (ekstremitas bawah)
- Elastis verband dipasang dengan cara pembalutan dengan tehnik sirkuler
- Katrol dipasang pada tempat tidur pasien dengan posisi tempat tidur bagian
kaki ditinggikan 450
- Skintraction dihubungkan dengan beban menggunakan tali dengan
perhitungan 1/17 perkilogram berat badan
- Atur posisi tidur pasien dan control posisi traksi tiap jam pada 24 jam pertama
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
e. Prosedur
- Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
- Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan penanganan
Syok Anafilaktik.
B. Penatalaksanaan :
- Penyuntikan Adrenalin 0,3 – 0,5 ml IM bila pasien mengalami reaksi / syok setelah penyuntikan
dengan tanda-tanda : sesak, pingsan, kelainan kulit ).
- Penanganan Utama dan segera :
Hentikan pemberian obat / antigen penyebab.
Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala.
Berikan Adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg/ml ). Segera secara IM pada otot deltoideus, dengan
dosis 0,3 – 0,5 ml (anak : 0,01 ml/kgbb) dapat diulang tiap lima menit, pada tempat
suntikan atau sengatan dapat diberikan 0,1 – 0,3 ml. Pemberian adrenalin IV apabila
terjadi tidak ada respon pada pemberian secara IM, atau terjadi kegagalan sirkulasi dan
syok, dengan dosis ( dewasa) : 0,5 ml adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg / ml ) diencerkan dalam
10 ml larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit.
Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai syok
teratasi.
pasang infus dengan larutan Glukosa faali bila tekanan darah systole kurang dari 100
mmHg.
Pemberian oksigen 5-10 L/menit
Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan pengawasan tenaga medis.
- Penanganan Tambahan :
Pemberian Antihistamin :
(………………………………
…)
PENANGANAN SYOK HAEMORAGIK
1. Defenisi
Suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang disebabkan karena adanya perdarahan
2. Tujuan
- Memulihkan perfusi pada jaringan
- Memulihkan keseimbangan cairan dalam tuibuh
- Mencegah kematian
3. Indikasi
- Syok haemoragik
4. Persiapan
a. Alat
- Alat pelindung diri (kaca mata safety, masker, handscoen, scort)
- Neck collar
- Balut cepat
- Infus set
- Plester
- Ringer lactat yang hangat
- Monitor EKG
- Pulse oksimeter
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
PENANGANAN KEJANG DEMAM
1. Pengertian
Kejang deman merupakan bangkitan kejang yang terjadi oleh karena kenaikan suhu tubuh ≥ 38°C
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
2. Sarana Non Medis (alat bahan) :
- Ruangan 3 x 4 m, dengan ventilasi dan penerangan yang cukup : 1 buah
- Bed pemeriksaan sesuai standar ( tinggi 70 cm, lebar 70 cm, panjang 2 m ) : 1 buah
- Bantal, sprei, perlak, selimut : masing-masing 1 buah
- Meja Kursi : 1 set , meja alat : 1 buah
- Lampu bohlam 18 w : 1 buah
- Kantong obat emergency
- Bolpoint, pensil, penghapus, penggaris : masing-masing 2 buah
- Buku resep : 1 buah
- Rekam medik : 10 set
- Lembar rujukan : 10 lembar
- Inform concent : 10 lembar
- Standar infus : 1 buah
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
MELEPAS KATETER
(………………………………
…)
IRIGASI KANDUNG KEMIH
1. Peralatan:
(………………………………
…)
1. Peralatan:
(………………………………
…)
1. Pengertian
Merupakan cara khusus untuk membersihkan luka, dengan menggunakan spoit irigasi untuk
menyemprot cairan ke area luka dengan tekanan rendah yang konstan.
2. Tujuan:
- Menghilangkan benda asing dari dalam luka
- Mengurangi bau, cairan busuk dan kuman dari dalam luka
- Mempercepat proses penyembuhan.
- Memberikan panas ke area luka dan memberikan obat dalam bentuk larutan steril yang bekerja
secara local.
3. Persiapan Alat:
- Sarung tangan steril
- Kom steril
- Larutan irigasi (200 - 500 ml sesuai pesanan) dihangatkan
- Spuit irigasi steril
- Nierbeckken
- Kain kasa steril
- Plaster
- Gunting verban
- Pinset anatomi
- Perlak
- Bantalan tahan air
- Kantung Plastik
4. Prosedur Kerja
- Jelaskan prosedur kepada klien
- Siapkan peralatan dan dekatkan ke samping kanan pasien
- Pasang perlak dibawah luka
- Posisikan klien sehingga larutan irigasi akan mengalir dari bagian atas tepi luka ke dalam
nierbeckken yang diletakkan di bawah luka
- Letakkan bantalan tahan air dibawah klien
- Cuci tangan
- Gunakan sarung tangan dan lepaskan plaster
- Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan pinset
- Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan meneteskan normal salin steril
- Observasi karakteristik dan jumlah drainase pada balutan
- Buang balutan kotor pada kantung plastik, hindari kontaminasi
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
TIDAK
URAIAN KEGIATAN DILAKUKAN
DILAKUKAN
3. Prosedur pelaksanaan
a. Prosedur umum
- Cuci tangan untuk mencegah transfer organism
- Jaga privacy klien dengan menutup pintu atau memasang
sketsel
- Beri penjelasan pada klien tentang tindakan yang akan
dilakukan
- Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar memudahkan
perawat dalam bekerja
- Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan
perawat dan buka bagian tubuh yang akan digerakkan
- Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada
masing – masing sisi tubuh
- Kembalikan pada posisi awal setelah masing – masing
gerakan. Ulangi masing – masing gerakan 3 kali.
- Selama latihan pergerakan, kaji :
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
PETUNJUK : Berikan tanda (V) sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada kolom yang tersedia.
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
IMAJINASI TERPIMPIN
Petunjuk : Berikan tanda (V) sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada kolom yang tersedia.
(………………………………
…)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
11. Evaluasi
Objektif test
Check list
Mood meter, perfomance test dll.
12. Rujukan/ Kepustakaan
138 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
C. Aktivitas mahasiswa
Setelah mahasiswa membaca dan memahami cara pembuatan SAP penyuluhan kesehatan, maka
diharapkan mahasiswa mampu :
1. Membuat SAP penyuluhan tentang masalah tertentu yang terjadi di masyarakat
Mengaplikasikan / mendemonstrasikan penyuluhan kesehatan di masyarakat sesuai dalam SAP yang
sudah dibuat
D. Kegiatan Mahasiswa :
POSYANDU BALITA
A. Tujuan
Tujuan mempelajari posyandu balita :
1. Untuk mengetahui program yang ada di Posyandu
2. Melaksanakan kegiatan bulanan Upaya Pelayanan Gizi Keluarga (UPGK) di dalam Posyandu
3. Memahami dan dapat mempraktekkan cara pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)
4. Mengerti alur tindakan berdasarkan hasil timbangan.
Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, anak dan balita dan anega kelahiran dalam
Pelita IV telah dikembangkan pendekatan pendekatan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Pelita IV dengan cara membina
masyarakat utnuk berusaha menolong mereka sendiri dalam melaksanakan 5 program prioritas yang
Bagaimana cara memantau pertumbuhan Balita ? Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap
bulan ditimbang hasil penimbangan di catat di KMS, dan antara titik berat KMS dari hasil
penimbangan bulan lau dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis.
1. Balita naik berat badannya, bila :
a. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna
b. Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna di atasnya.
2. Balita tidak naik berat badannya, bila :
a. Garis pertumbuhannya turun atau
143 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
b. Garis pertumbuhannya mendatar
c. Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah-pindah ke pita warna dibawahnya.
3. Berat badan balita di bawah garis merah, artinya :
Balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus sehingga harus langsung
dirujuk ke Puskesmas/ rumah sakit.
4. Berat badan Balita 3 (tiga bulan) berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami
gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ rumah sakit.
5. Balita tumbuh baik : bila garis berat badan naik setiap bulannya.
Balita sehat : bila berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna
di atasnya.
Contoh Format
Pre Planning Pertemuan
Desa………………………………………………..
Stikes Panrita Husada Bulukumba
Kabupaten Bulukumba
A. Latar Belakang
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………
B. Tujuan Umum
1. …………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………..dst
C. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan pertemuan,diharapkan ;
1. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………..dst
D. Sasaran & Target
1. Sasaran
…………………………………………………………………………………………
2. Target
144 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..dst
E. Strategi Pelaksanaan
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
F. Waktu & Tempat
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
G. Alat & Media
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
H. Setting Tempat
(Protokol,moderator, fasilitator,penanggung Jawab,peserta……………….dst)
I. Susunan Acara
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………
J. Uraian Tugas
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
NOTULEN PERTEMUAN
HARI/TANGGAL :
PUKUL :
TEMPAT :
ACARA :……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
A. PERSIAPAN
Mengetahui
Ketua Notulen
………… ………………………….
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
1. Menjelaskan Tujuan ;
Klien mampu mengenal halusinasi, waktu
terjadinya, mengenal perasannya pada saat
2. terjadi halusinasi.
Setting
Klien dapat terapis duduk bersama
3. dalam lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Persiapan Alat
Spidol
4. Papan nana / Name Tag
Papan Tulis / Whiteboard / flipchart
Menjelaskan Metode
5. Diskusi dan Tanya jawab
Bermain peran / simulasi
Persiapan
Memilih pasien sesuai indikasi
Membuat kontrak dengan klien
6. Mempersiapkan alat dan tempat
7. pertemuan
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
TERAPI BERMAIN
1. Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dirinya yang tidak disadari (Wong:
1991)
2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya
PENGERTIAN tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya (Hurlock: 1978)
3. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan dalam mengatasi konflik dari dalam
dirinya yang tidak disadari serta dengan keinginan sendiri ubtuk memperoleh kesenangan
(Roster: 1987)
TUJUAN 1. Meminimalisir tindakan perawatan yang traumatis
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
Waktu : Jumat, 27 Agustus 2008 selama 35 menit (jam 09.30 s.d 10.05).
Metode : 1. Ceramah
2. Bermain bersama
2. Pasel, Bola
PENDAHULUAN:
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode
bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya
karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam
bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada
disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih
mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang
mendapat kesempatan bermain.
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit, anak diharapkan bisa merasa tenang selama
perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman
selama dirawat dirumah sakit.
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
Rencana Pelaksanaan :
KEUNTUNGAN BERMAIN
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat
oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan
kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan
ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang
menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah
pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar,
buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan
warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola.
161 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai
terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar &
tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
6. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut dsb
7. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
8. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video
games, permainan pemecahan masalah.
9. Usia remaja
162 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
KETIKA ANAK MASUK RAWAT INAP
Tujuan kegiatan :
1. Memberi informasi.
2. Memicu normalisasi.
3. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
4. Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
1. Mendesain tanda selamat datang.
2. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak.
3. Memicu orang tua membawa foto dan mainan.
4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
5. Proaktif melakukan permainan.
Kegiatan untuk kesadaran dan citra diri
Tujuan kegiatan : meningkatkan pengetahuan tentang bagian tubuh internal dan eksternal, fungsi
tubuh dan penerimaan akan tubuhnya.
Kegiatan :
1. Belajar tentang bagian tubuh luar.
2. Belajar tentang bagian tubuh dalam.
3. Belajar tentang fungsi tubuh.
4. Belajar menerima tubuh.
EVALUASI
Peserta terapi bermain mampu:
1. Menyebutkan nama permainan
2. Menata pasel dalam bentuk rumah
3. Membedakan warna dan bentuk pasel
4. Bermain bola pasel
5. Menulis dan mengambar
6. Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
A. Ambulasi,
adalah kemampuan pasien untuk tetap aktiv secara fisik dan bergerakdalam mempertahankan
Mekanik tubuh penting bagi perawatan dan klien. Hal ini mempengaruhi kondisi
kesehatan mereka. Mekanik tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan
mempengaruhigerak tubuh. Jika digunakan dengan benar kekuatan ini dapat meningkatkan
Prinsip prinsip yang harus diperhatikan oleh perawat dalam membantu pasien dalam ambulasi
4. Fleksikan lutut, buat kaki tetap lebar.-Dekatkan tubuh perawat dengan klien (objek diangkat)
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
A. PENGERTIAN WALKER
Walker adalah alat bantu ambulasi yang sangat ringan, dan dapat dibawa kemana-mana,
tingginya kira-kira setinggi pinggang, terbuat dari metal disertai adanya pegangan, punya empat kaki
dan terdapat satu bagian sisi yang terbuka.
B. TUJUAN
Menyokong tubuh klien dengan stabilitas & keamanan lebih besar dibandingkan alat bantu
lainnya.Dipilih untuk orang-orang yang memiliki kelemahan pada ekstremitas atas & bawah,
biasanya digunakan pada orang tua yang memiliki arthritis, atau penyakit neuromuscular.
URAIAN KEGIATAN DILAKUKAN TIDAK
DILAKUKAN
C. PERSIAPAN ALAT
1. Alat bantu berjalan (walker)
2. Lingkungan untuk tempat latihan
D. PERSIAPAN PASIEN
1. Kesiapan mental dan fisik pasien
2. Dukungan keluarga pasien
E. PROSEDUR
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
166 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
PROTAP PENGATURAN POSISI
A. Pengertian
Adalah cara berbaring dengan berbagai posisi tertentu ditempat tidur, meja pemeriksaan atau
meja operasi dengan maksud tertentu.
B. Tujuan
1. Memberikan rasa nyaman
2. Membantu pasien untuk memudahkan tindakan perawatan, tindakan pemeriksaan dan
pengobatan
C. Macam – macam posisi berbaring
1. Duduk / setengah duduk ( flower / setengah flower)
2. Sim
3. Trendelemburg
DILAKUKA TIDAK
URAIAN KEGIATAN DILAKUKA
N
N
D. Persiapan
1. Alat :
a. Sandaran punggung atau bantal
b. Bantalan atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu
c. Tempat tidur khusus ( fungsional bed ) bila ada
2. Pasien :
Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
E. Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
2. Pasien didudukkan, sandaran punggung atau bantal diletakkan
dibelakang punggung klien atur sampai posisi duduk / setengah
duduk dan bantal disusun sesuai kebutuhan
3. Pada tempat khusus (functional bed) pasien dan tempat tidurnya
langsung diatur setengah duduk, dibawah lutut ditinggikan sesuai
kebutuhan, kedua lengan ditopan bantal.
4. Pasien dirapikan
POSISI TRENDELEMBURG
A. Pengertian
Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari paha kaki.
B. Tujuan
Melancarkan peredaran darah ke otak.
C. Dilakukan Pada :
1. Pasien shock
2. Pasien yang dipasang skin traksi pada kakinya
TIDAK
URAIAN KEGIATAN DILAKUKAN DILAKUKA
N
D. Persiapan
Alat
1. Balok penopang kaki tempat tidur
2. Bantal
3. Tempat tidur khusus, bila ada
E. Perhatian
1. Perhatikan keadaan pasien
2. Hindarkan terjadinya bahaya jatuh
3. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien serta tetap menjaga
kesopanan
POSISI LHITOTOMI
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………………
…)
1. Pengertian
Adalah melakukan pengumpulan data, pemeriksaan fisik pada ibu hamil dengan simetris dan
menggunakan metode infeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi dengan menggunakan alat – alat
pemeriksaan dengan tepat yang mencakup :
1. Tanda – tanda vital
2. BB/TB
3. Ukur system pernafasan, kardiovaskuler dan pencernaan
4. TFU, bagian bawah samping dan masuknya kepala (Leopold I - IV)
5. Letak kepala
6. Denyut jantung janin
7. Kondisi abdomen, vulva dan vagina
8. Kondisi mammae
9. Kondisi ekstremitas
2. Tujuan
a. Persiapan pasien
Identifikasi klien
Pendekatan dan pemberitahuan tujuan palpasi
Menganjurkan klien untuk BAK bila kandung kemih penuh
Klien berbaring dengan 1 bantal pada ruangan tersedia, pasang sampiran cahaya cukup
b. Persiapan alat
Stetoskop monoaural (Lenek) jam dan detik
Pita cm
Jangka pengukur panggul luar
Alat untuk mencatat
DILAKUKA TIDAK
URAIAN KEGIATAN PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL
N DILAKUKAN
3. Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, ukur tanda –
tanda vital, BB dan TB ibu
1. Inspeksi
(………………………….)
1. Tujuan :
Untuk persiapan menyusui dan memperlancar peredaran darah serta menjaga kebersihan payudara
dan putting susu.
DILAKUKAN TIDAK
URAIAN KEGIATAN
DILAKUKAN
2. Persiapan Alat
1. Minyak bersih secukupnya
2. Beberapa kapas yang bersih
3. 2 handuk
4. Bengkok
3. Persiapan Pasien
Bulukumba, September
2015
Fasilitator
(………………………….)
A. Pengertian
Tindakan untuk membersihkan vulva dan sekitar dari kotoran yang berasal dari dalam maupun
luar
B. Tujuan
a. Menjaga kebersihan vulva
b. Untuk mencegah terjadinya infeksi
c. Sebagai tindakan pengobatan
d. Member rasa nyaman
TIDAK
URAIAN KEGIATAN DILAKUKAN
DILAKUKAN
C. Persiapan Alat
a. Pengalas (perlak + handuk)
b. Kapas sublimate dalam tempatnya
c. Handscoen 1 pasang
d. Pinset anatomis 1 buah
e. Bad pan 1 buah
f. Selimut ekstra
g. Bengkok 1 buah
h. Kertas kloset 1 buah
i. Bototl berisi larutan PK/betadine/salvon
j. Kasa steril (jika perlu)
k. Betadine
l. Duk pembalut (jika perlu)
(………………………….)
A. Pengertian
Perawatan payudara adalah merawat payudara ibu dengan menggunakan alat/bahan tertentu pada
masa nifas
B. Tujuan
a. Memelihara payudara ibu agar tetap bersih
b. Melancarkan sirkulasi darah pada daerah payudara
c. Melancarkan produksi ASI
TIDAK
URAIAN TUGAS DILAKUKAN
DILAKUKAN
C. Persiapan Alat
a. Persiapan alat
Baki dengan alatnya yang berisi :
Handuk 2 buah
Waslap 2 buah
Waskom 2 buah berisi air dingin dan setengahnya
Termos yang berisi air panas
Minyak kelapa pada tempatnya (Baby oil)
(………………………….)
A. Pengertian
Pemberian darah dari kantong darah ke dalam tubuh melalui pembuluh vena
2. Tujuan
Memenuhi Kebutuhan Dasar Dan Mencegah Terjadinya Anemia
(………………………….)
G. PENGERTIAN WALKER
Walker adalah alat bantu ambulasi yang sangat ringan, dan dapat dibawa kemana-mana,
tingginya kira-kira setinggi pinggang, terbuat dari metal disertai adanya pegangan, punya empat kaki
dan terdapat satu bagian sisi yang terbuka.
193 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
H. TUJUAN
Menyokong tubuh klien dengan stabilitas & keamanan lebih besar dibandingkan alat bantu
lainnya.Dipilih untuk orang-orang yang memiliki kelemahan pada ekstremitas atas & bawah,
biasanya digunakan pada orang tua yang memiliki arthritis, atau penyakit neuromuscular.
URAIAN KEGIATAN PEMAKAIAN WALKER Bobot
1 2 3
C. PERSIAPAN ALAT
3. Alat bantu berjalan (walker)
4. Lingkungan untuk tempat latihan
D. PERSIAPAN PASIEN
3. Kesiapan mental dan fisik pasien
4. Dukungan keluarga pasien
6. PROSEDUR
10. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
11. Cuci tangan
12. Bantu klien berdiri ditengah walker
13. Minta pasien untuk meletakkan tangannya pada pegangan walker &
instruksikan untuk memegang handgrip denganpegangan yang kuat.
14. Angkat walker, pindahkan 15-20 cm kedepan, pasti keempat kaki walker
telah bertumpu pada lantai
15. Kaki klien juga melangkah kedepan dengan kaki secara bergantian,
pertahankan langkah yang seimbang, yakinkah keseimbangan& ulangi
langkah tersebut dengan mengangkat walker kembaliJika klien
mengalami kelemahan unilateral ( kaki), setelah walker digerakkan
maju, instruksikan klien untuk melangkah maju dengan kaki yang lemah,
didukung dengan kedua lengan,dan diikuti dengan kaki yang sehat.
16. Jika pasien mengalami hemiplegia/hemiparese, berdiri disamping sisi
tubuh yang sehat. Kemudian dukung pada bagian panggul & bahu klien
6. Lakukan beberapa langkah kedepan bersama klien. Lalu kaji kekuatan
& keseimbangan. Memberikan dasar sokongan antara walker dan klien.
Mempertahankan kontak yang konstan, mengurangi resiko jatuh.
Memastikan klien memiliki kekuatan & keseimbangan yang baik untuk
melanjutkan latihani
17. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
18. Catat tindakan dan respons pasien.
POSISI SIM
A. Pengertian
Membaringkan pasien dalam posisi miring dan setengah telungkup untuk maksud tertentu.
B. Tujuan
Membantu pasien untuk mempermudah tindakan pemeriksaan rectum atau pemberian hukna
atau obat – obatan lain melalui anua.
POSISI TRENDELEMBURG
A. Pengertian
Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari paha kaki.
B. Tujuan
Melancarkan peredaran darah ke otak.
C. Dilakukan Pada :
3. Pasien shock
4. Pasien yang dipasang skin traksi pada kakinya
E. Perhatian
1. Perhatikan keadaan pasien
2. Hindarkan terjadinya bahaya jatuh
3. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien serta tetap menjaga
kesopanan
POSISI LHITOTOMI
A. Pengertian
Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditarik kearah perut
sedangkan tungkai bawah membuat sudut 90º terhadap paha.
B. Tujuan
1. Memudahkan tindakan pemeriksaan daerah genetalia
2. Memudahkan proses persalinan
3. Memudahkan pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
B. Tujuan
1. Mempermudah tindakan pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid
2. Membantu merubah letak kepala janin, pada pasien dengan kemahilan sungsang
Tool evaluasi
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PETUNJUK : Berikan tanda (V) sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada kolom
yang tersedia.
NO PROSEDUR TINDAKAN BOBOT DILAKUKAN TIDAK
DILAKUKAN
a. Fase orientasi
1. Memberikan salam 5
2. Melakukan evaluasi/validasi 5
Bulukumba,……………………………….
Observer
_______________________
LAMPIRAN 2 :
Tool Evaluasi
TINDAKAN PENGIKATAN (RESTRAINT)
(Pada 2 ekstremitas)
Petunjuk : Berikan tanda (V) sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada kolom yang
tersedia.
No Prosedur tindakan bobot dilakuka Tidak
n dilakuka
n
1. Siapkan alat pengekang yang sesuai dan ciptakan 10
suasana lingkungan yang terapeutik dan tidak
Bulukumba,………………………………
Observer
_______________________
LAMPIRAN 3:
Tool evaluasi
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
Petunjuk : Berikan tanda (V) sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada kolom yang
tersedia.
NO Prosedur Tindakan Bobot dilakukan Tidak
dilakukan
a. Fase orientasi
1 Memberikan salam 5
2 Melakukan evaluasi/validasi 5
3 Melakukan kontrak waktu 5
4 Menjelaskan tujuan kegiatan 10
Bulukumba,………………………………
Observer
_______________________
LAMPIRAN 4:
Tool evaluasi
PENYULUHAN KESEHATAN JIWA
Petunjuk : Berikan tanda (V) sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada kolom yang
tersedia.
N ASPEK BOBOT DILAKUKAN TIDAK
O DILAKUKAN
TAHAP PERSIAPAN
1 Menyusun rencana penyuluhan 15
secara tertulis
2 Mempersiapkan sasaran/peserta 5
penyuluhan
Bulukumba,………………………………
Observer
_______________________
LAMPIRAN 5:
Tool evaluasi
IMAJINASI TERPIMPIN
Petunjuk : Berikan tanda (V) sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada kolom yang
tersedia.
NO ASPEK BOBOT DILAKUKAN TIDAK
DILAKUKAN
TAHAP PERSIAPAN
1 Atur lingkungan dengan 5
Bulukumba,……………………………….
Observer
_______________________
LAMPIRAN 6
Tool evaluasi
MANAJEMEN STRESS;RELAKSASI PROGRESSIVE
206 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
Petunjuk : Berikan tanda (V) sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada kolom yang
tersedia.
N ASPEK BOBO DILAKUKAN TIDAK
O T DILAKUKAN
TAHAP PERSIAPAN
1 Music atau rekaman suara bantal 5
2 Cek adanya masalah medis atau 5
emosional
Area injury akan dirasa tidak
aktif.mengetahui masalah akan
membantu efektifitas intervensi.
TAHAP PELAKSANAAN
1 Cuci tangan 10
2 Jaga untuk tidak terputus selama 15- 10
30 menit
3 Kurangi cahaya lampu dan putar 10
music pelan-pelan.
4 Atur posisi klien pada tempat duduk 10
yang nyaman atau ditempat
tidur.gunakan bantal untuk menopang
lengan,buat klien kondisi hangat.
5 Tutup mata pelan-pelan,anjurkan 10
klien tarik nafas 3-6 kali,dalam dan
rileks.
6 Saat menginstruksikan klien 10
pertahankan suara lemah
lembut.betulkan posisi dan
ketegangan,kemudian lanjutkan
secara perlahan pada segmen
berikutnya.
7 Mulai proses penegangan dan 10
relaksasi sesuai petunjuk,atur tarik
nafas dan hembuskan secara
perlahan dengan relaks:
Wajah,rahang,mulut(kedipkan
mata,dan kerutkan wajah)
Leher (tarik dagu keleher)
Tangan kanan(tegangkan siku
lalu relaks)
Tangan kiri genggam lalu relaks.
8 Penghitungan memberikan validitas 10
Bulukumba,………………………………
…….2008
Observer
____________________
A. Pengertian
Membantu klien laki-laki yang hendak buang air
B. Tujuan
a. Membantu klien dalam upaya memenuhi kebutuhan eliminasi
b. Mengurangi pergerakan klien
c. Mengetahui adanya kelainan urine secara langsung
Bobot
Uraian Kegiatan Eliminasi Urine Dengan Urinal
1 2 3
C. Persiapan Alat
Sarung tangan steril
Urinal
Perlak dan pengalas
Air dalam botol
D. Persiapan Pasien
Mengucapkan salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis
serta tidak mengancam.
Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
Privasi klien selama komunikasi dihargai.
Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan
tindakan
7. Pengertian
Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan kedalam kandung kemih
8. Tujuan
Menghilangkan distensi kandung kemih
Mendapatkan spesimen urine steril
Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya
dikosongkan
9. Dilakukan pada
1. Pasien retensi urine
2. Persiapan tindakan operasi secaseria, kandung kemih dan lain-lain
3. Pasien yang akan partus
4. Persiapan sebelum eystroscopy
Bobot
Uraian Kegiatan Pemsangan Kateterisasi Urine
1 2 3
10. Persiapan Alat
- Baki instrument steril :
- Pinset anatomis steril
- Sarung tangan steril
- Kain kasa steril
- Kateter steril ukurannya sesuai dengan kebutuhan
- Bengkok (nierbekken) sekurang-kurangnya dua buah (satu
untuk kapas kotor dan satu untuk menampung urine)
- Cairan pelicin (cylocaijelly,minyak steril dan lain-lain)
- Kapas sublimate steril dalam tempatnya
12. Perhatian
1. Perhatikan teknik septic dan aseptic
211 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
2. Pada wanita kateter jangan salah masuk ke vagina
3. Bentuk dan ukuran kateter harus sesuai dengan kebutuhan
pasien
4. Hasil penyadapan urine diukur bila perlu
5. Perhatikan keadaan urine antara lain warnanya
6. Jika waktu memasukkan kateter pada pasien pria terasa ada
hambatan,hentikan dulu beberapa saat dan kemudian
dilanjutkan.
A. Pengertian
Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah untuk digunakan
dan aman untuk mengalirkan urine pada klien pria
B. Tujuan
Untuk mengeluarkan urine pada klien inkontinensia atau koma yang masih
mempunyai kemampuan mengosongkan kandung kemih spontan dan komplit
Bobot
Uraian Kegiatan Pemasangan Kondom Kateter
1 2 3
C. Persiapan Alat
1. Baki instrument steril :
2. Pinset anatomis steril
3. Sarung tangan steril
4. Kain kasa steril
5. Kateter steril ukurannya sesuai dengan kebutuhan
6. Bengkok (nierbekken) sekurang-kurangnya dua buah (satu untuk
kapas kotor dan satu untuk menampung urine)
7. Cairan pelicin (cylocaijelly,minyak steril dan lain-lain)
8. Kapas sublimate steril dalam tempatnya
1. Pengertian
Water seal drainage adalah suatu tindakan yang dilakukan di ruang operasi,
ruang kedaruratan atau pada tempat tidur pasien yang dilakukan oleh dokter pada
pasien yang mengalami hematothoraks atau efusi fleura.
2. Tujuan
1. Mencegah infeksi sekunder
2. Memantau perkembangan / respon pasien
3. Menentukan tindakan selanjutnya
PENUNTUN BELAJAR PERAWATAN WSD PENGAMATAN
LANGKAH / TUGAS 1 2 3
3. PERSIAPAN
5. PENGERTIAN
Perawatan tracheal tube adalah tindakan perawatan yang dilakukan pada
pasien yang telah dilakukan tindakan tracheostomi pada daerah jakung ( trachea )
karena terjadi kegagalan fungsi pernafasan lewat mulut dan hidung. Tindakan
tracheostomi dilakukan oleh dokter pada ruang operasi atau ruang darurat.
6. TUJUAN
1. Untuk mencegah obstruksi jalan nafas
2. Pernafasan tetap adekuat
3. Mencegah infeksi sekunder
4. Memberikan rasa nyaman pada pasien
PENUNTUN BELAJAR TEHNIK TRACHEAL TUBE PENGAMATAN
LANGKAH / TUGAS 1 2 3
7. PERSIAPAN
1. Alat :
c. Alat ganti balutan / luka (lihat perawatan WSD)
d. Oksigen
e. Suction pump lengkap dengan kanula pengisap
f. Stetoskop
2. Pasien
a. Beri penjelasan tujuandan prosedur perawatan tracheal
canule
b. Atur posisi pasien yang menyenangkan
8. PROSEDUR KERJA
- Hubungkan suction pump dengan arus listrik
- Cuci tangan secara aseptic
- Pasang sarung tangan steril
- Kasa yang menutup tracheal tube diambil lalu dibuang
ketempat sampah
- Lepaskan pengikat tracheal tube dengan cara menggunting
dan menarik pengikat menggunakan pinset anatomi atau
cirurgi dan buang dalam tempat sampah.
- Udara yang ada pada cuff tracheal tube dikeluarkan
- Membersihkan lender yang ada pada tracheal tube dengan
cara :
Canula suction dimasukkan dengan tehnik menekuk bagian
tangan canule suction atau mematikan arus listrik untuk
menghindari pengeluaran FRC yang berlebihan
Canula suction diluruskan atau menghidupkan suction
Canula suction ditarik perlahan / lihat protap penggunaan
A. PEMASANGAN GIPS
1. Pengertian
Gips merupakan fikasi eksternal yang sering dipakai. Gips terbuat dari plester
of fiberglas, dan plastik yang disediakan dalam bentuk golongan verband.
2. Tujuan
Imobilisasi fraktur tulang
Bobot
1 2 3
3. Persiapan Alat
a. Gipsone 4-6 inci sebanyak 6-8 buah
b. Softband 4-6 inci sebanyak 1-2 buah
c. Waskom berisi air
d. Pinsil merah biru
e. Waslap
f. Obat desinfektan atau tincture bensoid
g. Laken
4. Persiapan Pasien
a. Informed Concent
b. Atur posisi pasien
5. Prosedur
a. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Kulit dibersihkan, cek apakah ada luka yang bisa menyebabkan
infeksi
c. Cedera kulit diobati dengan desinfektan, sebelum dipasang
gips kulit yang sehat diberi tincture bensoid
d. Lokasi fraktur dibungkus dengan softband secara sirkuler,
tulang-tulang yang menonjol ditutup dengan pelunak atau kain
laken yang agak tebal untuk mencegah tekanan.
e. Gipsona dibuka dari bungkusnya dan dicelupkan pada air dan
diberikan pada dokter untuk pemasangan pada daerah fraktur
f. Setelah pemasangan gips lapis demi laois oleh dokter
kemudian ratakan dan keringkan.
g. Setelah kering daerah sekitar pemasangan gips dibersihkan
dengan menggunakan waslap
6. Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Pengertian
Traksi adalah suatu mekanisme dimana terjadi penarikan yang teratur dan
terus menerus dipasang pada anggota badan. Traksi dibagi menjadi 2 macam
a. Traksi skeletal adalah traksi yang langsung pada tulang
b. Traksi kulit adalah traksi yang dilaksanakan dengan menggunaka pembalut
flanel, plaster atau alat yang sudah siap dari apotik langsung dipasang pada kulit
dan kemudian dipakai pemberat
2. Tujuan
a. Mengurangi patah tulang
b. Mempertahankan fragmen pada tulang pada posisi yang sebenatnya selama
penyembuhan
c. Mengiboliasasi bagian tubuh pada jaringan lunak yang sedang dalam
penyembuhan
d. Mengatasi spasme otot
e. Melepaskan adhesi
f. Memperbaiki deformitas
Bobot
1 2 3
3. Persiapan Alat
a. Skin traction 1 set
b. Tali neulor 2 meter
c. Beban secukupnya
d. Katrol 1 buah
e. Elastis verband 4 – 6 inci 1 – 2 buah
4. Persiapan pasien
a. Informed concent
b. Atur posisi pasien sesuai indikasi
5. Prosedur
a. Beritahukan pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Reposisi lokasi patah tulang yang dilakukan oleh dokter
c. Lokasi patah tulang difikasi
5. Perhatian
a. Balutan kering (bila terdapat epitel baru pada permukaan luka
jangan sampai dirusak ketika melepas balutan)
b. Kaji sirkulasi yang adekuat pada daerah luka
c. Dengan lembut bersihkan darah yang kering pada sekitar
balutan
d. Kaji balutan apakah sudah menutupi luka dengan baik
e. Kaji rasa nyaman pasien dan mobilitas yang tepat pada daerah
luka
1. Pengertian
Tindakan menjahit luka ( hecting ) dengan alat yang telah disterilkan dan
membersihkanluka sesuai dengan keadaan luka ( luka bersih dengan Betadin dan
luka kotor denganH2O2, cairan steril serta Betadin ).
2. PERSIAPAN ALAT:
a. Sarung tangan steril
b. Duk lubang
c. Set alat bedah minor
d. Benang jahit
e. Jarum jahit
f. Kassa steril
g. Cairan normal saline (Nacl 0.9%)
h. Cairan antiseptik
i. Korentang steril dan tempatnya
j. Perlak dan pengalasnya
k. Obat anastesi
l. Plester
m. Gunting plester
n. Kom steril
o. Tempat sampah medis
p. Disposible syringe
q. Larutan H2O2/perhidrol
223 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
r. Celemek
s. Masker
t. Trolly
3. PROSEDUR/CARA KERJA
a. Cuci tangan
b. eringkan,kemudian pakai sarung tangan steril
c. Menyiapkan alat
d. Bersihkan luka menggunakan cairan antiseptik
e. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril yang lain
f. Jaringan disekitar luka dianastesi
g. Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline(Nacl 0.9%)
h. Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2 O2/perl hidrol 10%
i. Pasang duk lobang
j. Gunakan jarum untuk menjahit kulit,masukan benang ke lubang jarum,pada
penggunaan jarum melengkung(curved needle) dari arah dalam keluar.
k. Pegang jarum dengan menggunakan klem,kemudian mulai menjahit luka.
l. jika luka dalam sampai jaringan otot,maka jahit lapis demi lapis (jenis benang
disesuaikan dengan jaringan yang robek,contoh:catgut,chromic,side,dll)
m. Ikat benang dengan membentuk simpul.
n. Potong benang,sisakan sepanjang 1mm(untuk jahitan dalam),0.65cm (jahitan
luar)
o. Lanjutkan menjahit luka sampai luka tertutup.
p. Oleskan normal salin/desinfectan pada jahitan.
q. Tutup dengan kassa steril.
r. Pasang plester/hipafix
s. Dokumentasikan
Petunjuk penggunaan :
Nilailah setiap kinerja/ langkah yang diamati dengan memberi tanda checklist (√)
pada skala dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkah/tugas tidak dikerjakan dengan benar atau ada
yang dihilangkan
2. Kompeten : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tetapi
kurang tepat dan/ atau perlu bantuan preseptor
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar sesuai urutan, tepat
tanpa ragu-ragu atau tidak perlu bantuan
A. PENGERTIAN
NGT adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung
untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada klien yang tidak mampu untuk
mengkonsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral.
B. TUJUAN
1. Memasukkan makanan dan obat pasien yang tidak bias makan melalui mulit
2. Mencegah distensi gaster
3. Melakukan bilas lambung
4. Mengambil specimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium
A. PENGERTIAN
Alat rekam jantung adalah suatu alat untuk mengetahui ada / tidak adanya
kelainan jantung pada pasien dengan menggunakan alat (EKG).
B. TUJUAN
Sebagai acuan pemasangan Alat Rekam Jantung dengan menggunakan alat
EKG.
C. INDIKASI
1. EKG digunakan pada pasien yang dicurigai adanya kelainan jantung.
2. Pasien dengan keluhan nyeri epigastrium (umur > 45 tahun)
PENGAMATA
PENUNTUN BELAJAR POSTURAL DRAINASE
N
N. Pengertian
Q. Pelaksanaan
Memandikan pasien diruang khusus dengan fasilitas khusus :
d. Sebelum tindakan
1. Bak mandi dibersihkan dan didesinfeksi
2. Bak mandi diisi air dengan suhu 37 – 430 C
3. Memasukkan desinfektan kedalam bak mandi dengan
konsentrasi sesuai aturan
e. Selama tindakan
- Pasien diantar keruang khusus
- Pasien dipersiapkan dengan menanggalkan baju
- Perawat membantu dokter pada saat memandikan pasien
:
Merendam pasien kedalam bak mandi
Mengambil cairan …. Sebelum dan sesudah pasien
dimandikan
Membuang jaringan nekrotik
G. Dasar Pemahaman :
Defenisi :
Selembar kertas yang berisi tulisan cetak rentang sesuatu masalah khususnya
untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu.
H. Pemanfaatan :
3. Dapat ditempel di papan pengumuman puskesmas, rumah sakit, kantor atau
sekolah atau tempat-tempat lainnya yang mudah untuk dilihat oleh masyarakat
umum.
4. Dapat diberikan kepada sasaran setelah penyuluhan
I. Bentuk Leaflet :
5. Tulisan terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak biasanya diselingi dengan
gambar-gambar
6. Harus dapat dibaca sekali pandang
H. Kegiatan Mahasiswa :
Setelah memahami tentang pembentukan POKJAKES, maka diharapkan
mahasiswa mampu mengaplikasikan dalam bentuk kegiatan simulasi pembentukan
POKJAKES. Dalam kegiatan ini Sangat diharapkan partisipasi aktif mahasiswa
dalam memainkan peran untuk menghidupkan kegiatan simulasi ini. Kegiatan
selanjutnya adalah :
5. Mahasiswa membentuk 2 kelompok kecil, satu kelompok sebagai
provider/mahasiswa dan selanjutnya disebut kelompok provider dan kelompok
lainnya sebagai elemen masyarakat (Kadus, kader kesehatan, Kepala
Puskesmas, PKK/Ketua Dasawisma, kelompok pemuda/pemudi dan elemen
lainnya) dan disebut sebagai kelompok masyarakat.
6. Kelompok provider melakukan peran sebagai provider / mahasiswa untuk
mengorganisir kelompok masyarakat untuk membentuk POKJAKES tingkat
dusun.
D. Tujuan
Tujuan mempelajari posyandu balita :
5. Untuk mengetahui program yang ada di Posyandu
6. Melaksanakan kegiatan bulanan Upaya Pelayanan Gizi Keluarga (UPGK) di
dalam Posyandu
7. Memahami dan dapat mempraktekkan cara pengisian Kartu Menuju Sehat
(KMS)
8. Mengerti alur tindakan berdasarkan hasil timbangan.
Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, anak dan balita dan anega
kelahiran dalam Pelita IV telah dikembangkan pendekatan pendekatan partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan dalam Pelita IV dengan cara membina masyarakat utnuk berusaha
menolong mereka sendiri dalam melaksanakan 5 program prioritas yang
mempunyai dampak besar dalam menurunkan angka kematian bayi balita dan
menurunkan angka kelahiran.
5 (lima) program yang dimaksud adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga
Berencana (KB), gizi, Imunisasi dan penanggulangan Diare. Dalam melaksanakan
posyandu balita untuk mengetahui dan memantau pertumbuhan dan perkembangan
seorang anak dapat dilihat pada kartu Menuju Sehat (KMS). KMS untuk balita
adalah alat yang sederhana dan murah hinggá dapat digunakan untuk memantau
kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu
balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi Posyandu atau
fasilias pelayanan kesehatan termasuk bidan dan dokter.
E. Manfaat
Manfaat KMS balita adalah :
4. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan immunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, Kondisi kesehatan,
pemberaian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI.
5. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.
6. Sebagai sarana comunitas yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan
KMS balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
246 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
9. Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita di lakukan setiap bulan
10. Semua kolom isian diisi dengan benar
11. Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat.
12. Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS balita
13. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan
14. Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan
tindakan yang sesuai.
15. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai
ditimbang dan hasil penimbangan di catat dalam KMS.
16. KMS balita disimpan oleh Ibu dan dibawa setiap kali mengunjungi Posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
K. Latar Belakang
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Mengetahui
Ketua Notulen
…………
Nomor :…………………………..
Bulukumba,…………………………..
Lampiran :………………………….
Prihal : Undangan
Kepada
Yth :…………………….
Di :
Tempat
Dengan Hormat
Sehubungan dengan kegiatan KKN Profesi Stikes Panrita Husada
Bulukumba,Maka kami mengundang bapak/ibu/saudara (i) pada :
Hari/tanggal : ………………………………….
Jam :………………………………….
Tempat :………………………………….
Acara : 1. ……………………………..
2. ……………………………….
Demikian undangan kami,atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan banyak
terima kasih
Ketua Sekertaris
……………………. ………………………..
Mengetahui ,
Kepala……….
…………………………………………..
250 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
YAYASAN PANRITA HUSADA BULUKUMBA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
TERAKREDITASI BAN-PT
Prodi S1 Keperawatan SK Nomor : 015/BAN-PT/Ak-XV/S1/VI/2012
Prodi D III Kebidanan SK Nomor : 007/BAN-PT/Ak-XII/Dpl-III/V/2012
Jln. Bakti Adiguna Kel.Caile Kab.Bulukumba Tlp (0413) 84244, Email :
www.stikespanritahusadabulukumba.ac.id
Nomor :…………………………..
Bulukumba,…………………………..
Lampiran :………………………….
Prihal : Permohonan menjadi narasumber
Kepada
Yth :…………………….
Di :
Tempat
Dengan Hormat
Sehubungan dengan akan
diadakannya……………………………………………………kami mengharapkan pihak
puskesmas ………………………….untuk memberikan materi dalam acara tersebut
yang insha Allah akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : ………………………………….
Jam :………………………………….
Tempat :………………………………….
Demikian undangan kami,atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan banyak
terima kasih
Ketua Sekertaris
…………………….
………………………..
Mengetahui ,
Kepala……….
251 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
…………………………………………..
Mengetahui
Suami/istri/oarng tua Yang menyatakan
……………………………..
………………………………..
NO JENIS
CARA PENGKAJIAN
. KETERAMPILAN
1 Pengkajian GCS Mengetahui respon dalam GCS (Glass Gow Coma scale)
Penilaian secara Yaitu
kuantitatif 1. Respon eye (Buka mata)
2. Respon Verbal (Bicara)
3. Respon Motorik (Gerakan)
Menjelaskan setiap respon dalam GCS
Yaitu
D. Respon eye (Buka mata) : Rentang nilai : 1 - 4
1. Tidak membuka mata
2. Buka mata dengan stimulus nyeri
3. Buka mata dengan stimulus suara
4. Buka mata spontan
E. Respon Verbal (Bicara) : rentang nilai 1 – 5
1. Tidak ada respon
2. Hanya mengeluarkan suara erangan, hem,
meringis
3. Diberikan pertanyaan respon tidak sesuai
4. Pertanyaan sederhana pasien bingung, respon
benar
5. Pertanyaan komprehensip dijawab benar
F. Respon Motorik (Gerakan) : rentang niali 1- 6
1. Tidak ada respon
2. Reaksi deceberasi (ekstensi abnormal)
3. Reaksi docortikasi (fleksi abnormal)
4. Reaksi mengenal nyeri
Melakukan pengkajian
D. Sensorik (merasakan larutan)
1. Minta pasien menutup mata
2. Minta pasien menjulurkan lidah (1/3 anterior)
3. Teteskan ke 3 larutan pada lidah
4. Minta pasien merasakan dan membedakan rasa
larutan
Normal : pasien merasakan dan membedakan rasa
E. Motorik (gerakan otot wajah)
1. Minta pasien tersenyum, mengerutkan dahi,
menutup mata
2. Perhatikan simetrisnya
Normal : simetris
F. Otonom
1. Perhatikan adanya lacrimasi (keluarnya air mata
secara berlebihan tanpa respon internal)
2. Perhatikan adanya salvias (keluarnya air liur secara
berlebihan tanpa respon eksternal)
Normal : tidak ada lacrimasi dan salivasi
6 Pengkajian saraf Mengetahui nama saraf
cranial VIII Yaitu
G. Refleks Triseps
1. Menerangkan tujuan pemeriksaan
2. Meminta penderita untuk duduk dengan
santai/jika tidak dibaringkan
3. Meletakkan lengan penderita di atas paha
penderita dalam posisi pronasi
4. Menempatkan lengan bawah penderita dalam
H. Babinsky
1. Menerangkan tujuan pemeriksaan
2. Dengan sebuah benda yang berujung agak tajam
seperti kunci, digoreskan pada telapak kaki dari
arah tumit menyusur bagian lateral menuju
pangkal ibu jari kaki
3. Tanda positif jika terjadi dorsofleksi dari ibu jari
kaki dan biasa disertai dengan pemekaran jari-
jari kaki
Melakukan pengkajian
12 Pengkajian refleks Mengetahui nama dan letak serta Melakukan pengkajian
koordinasi E. Test Hidung jari
1. Menerangkan tujuan pemeriksaan
2. Pasien menunjuk hidungnya sendiri
Melakukan pengkajian
13 Tanda-tanda iritasi Mengetahui nama dan letak serta Melakukan pengkajian
Meninges F. Kaku kuduk
(peradangan 1. Menerangkan tujuan pemeriksaan
selaput otak) 2. Baringkan klien secara terlentang
3. Lakukan pergerakan pasif secara tiba-tiba,
berupa fleksikan leher
4. Lakukan gerakan untuk ekstensi kepala
5. Lakukan juga untuk rotasi kepala
6. Positif jika terdapat kekakuan danj tahan pada
pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan
juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan
rotasi kepala
G. Kernig sign
1. Menerangkan tujuan pemeriksaan
2. Baringkan klien secara terlentang
3. Fleksikan sendi panggul lalu ekstensikan sendi
lutut sejauh mungkin
4. Jangan dipaksakan jika klien terlihat wajah
meringis
5. Positif jika ekstensi sendi lutut tidak mencapai
sudut 135 derajat, disertai spasme otot paha dan
biasanya diikuti rasa nyeri
6. Lakukan penilaian dikedua sisi
H. Laseque sign
1. Menerangkan tujuan pemeriksaan
2. Baringkan klien secara terlentang
3. Fleksikan sendi panggul saat tungkai dalam
keadaan ekstensi
4. Selama dalam keadaan fleksi sendi panggul,
tanyakan pada klien apakah ia merasa nyeri dan
dimana nyeri itu terjadi
5. Positif jika timbul nyeri lekuk isciadicus/adanya
tahanan pada waktu difleksikan kurang dari 60
derajat
6. Lakukan penilaian dikedua sisi
J. Brudisky II (kontralateral)
1. Menerangkan tujuan pemeriksaan
2. Baringkan klien secara terlentang
3. Fleksikan sendi panggul lalu ekstensikan sendi
lutut sejauh mungkin
4. Jangan paksakan klien jika terlihat wajah
meringis
5. Tanda positif jika fleksi envolunter pada sendi
panggul dan lutut kontra lateral (lebih jelas
terlihat pada sendi lutut sesisi dalam posisi
ekstensi)
6. Lakukan penilaian di kedua sisi
14 Pengkajian hidung Melakukan pengkajian (bentuk, simetris, warna, mobilitas)
Hidung bagian luar
1. Amati bentuk dan posisi septum
2. Rongga hidung, selaput lendir : warna, bengkak, sekret
Pengkajian patensi hidung
(dilakukan bila dicurigai ada sumbatan atau deformitas
rongga hidung)
1. Tutup salah satu lubang hidung
2. Letakkan cermin di bawah hidung
3. Anjurkan menghembuskan udara melalui hidung
4. Amati kondensasi udara pada cermin normal seimbang
kanan dan kiri
Menjelaskan masalah pada hidiung
Amati meatus, adakah perdarahan (epistaksis), kotoran,
pembengkakan, mukosa hidung, adakah pembesaran (
polip)
Suara tambahan
- Mengi sonor (Ronchi)
Akibat penumpukan exudat pada bronkus-bronkus
besar, terdengar pada fase inspirasi dan ekspirasi,
hilang bila klien batuk
- Rales
Suara yang terdengar akibat exudat lengket saat
inspirasi
Rales halus , terdengar merintik halus pada akhir
inspirasi
Rales kasar , terdengar merintik sepanjang inspirasi
Rales tidak hilang dengan batuk
- Mengi sibilant (Wheezing)
Terdengar ngiik-ngiik saat inspirasi akibat penyempitan
bronkus
- Pleural fricion rab :
Terdengar kasar seperti gosokan amplas akibat
peradangan pleura terdengar sepanjang pernafasan
lebih jelas pada antero lateral bawah dinding torak
Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
- Kelengkapan dan kesimetrisan mata
- Adakah ekssoftalmus ( mata menonjol ), atau
Enofthalmus ( mata tenggelam )
- Kelopak mata / palpebra : adakah oedem, ptosis,
peradangan, luka, atau benjolan
- Bulu mata : rontok atau tidak
- Konjunctiva dan sclera, adakah perubahan warna,
kemerahan ,kuning atau pucat.
- Warna iris serta reaksi pupil terhadap cahaya, miosis
/mengecil, midriasis/ melebar, pin point / kecil sekali,
nomalnya isokor / pupil sama besar.
- Kornea, warna merah biasanya karena peradangan,
warna putih atau abu-abu di tepi kornea ( arcus senilis
), warna biru, hijau pengaruh ras. Amati kedudukan
kornea,
Nigtasmus : gerakan ritmis bola mata
Strabismus konvergent : kornea lebih dekat ke sudut
mata medial
Strabismus devergent : Klien mengeluh melihat doble,
karena kelumpuhan otat.
25 Pemeriksaan Inspeksi :
kepala dan mata bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong, Brakhiocephalus/
bulat ), kesimetrisan, dan pergerakan. Adakah
hidrochepalus/ pembesaran kepala.
Palpasi :
Nyeri tekan, fontanella cekung / tidak ( pada bayi ).
Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
- Kelengkapan dan kesimetrisan mata
- Adakah ekssoftalmus ( mata menonjol ), atau
Enofthalmus ( mata tenggelam )
- Kelopak mata / palpebra : adakah oedem, ptosis,
peradangan, luka, atau benjolan
- Bulu mata : rontok atau tidak
- Konjunctiva dan sclera, adakah perubahan warna,
kemerahan ,kuning atau pucat.
- Warna iris serta reaksi pupil terhadap cahaya, miosis
/mengecil, midriasis/ melebar, pin point / kecil sekali,
nomalnya isokor / pupil sama besar.
- Kornea, warna merah biasanya karena peradangan,
warna putih atau abu-abu di tepi kornea ( arcus senilis
), warna biru, hijau pengaruh ras. Amati kedudukan
kornea,
Nigtasmus : gerakan ritmis bola mata
Strabismus konvergent : kornea lebih dekat ke sudut
mata medial
Strabismus devergent : Klien mengeluh melihat doble,
karena kelumpuhan otat.
- Pemeriksaan Visus
Dengan jarak 5-6 M dengan snellen card periksa visus
29 Pemeriksaan Inspeksi
payudara dan Ukuran payudara, bentuk, dan kesimetrisan, dan adakah
ketiak pembengkakan. Normalnya melingkar dan simetris
dengan ukuran kecil, sedang atau besar.
Kulit payudara, warna, lesi, vaskularisasi,oedema.
Areola : Adakah perubahan warna, pada wanita hamil
lebih gelap.
Putting : Adakah cairan yang keluar, ulkus,
pembengkakan
Adakah pembesaran pada kelenjar limfe axillar dan
clavikula
Palpasi
Adakah secret dari putting, adakah nyri tekan, dan
kekenyalan.
Adakah benjolan massa atau tidak
Inspeksi
Bentuk abdomen : Membusung, atau datar
Massa / Benjolan : pada derah apa dan bagaimana
bentuknya
b. Palpasi
Menenyakan pada klien bagian mana yang mengalami
nyeri.
Palpasi Hepar :
Atur posisi pasien telentang dan kaki ditekuk
Perawat berdiri di sebelah kanan klien, dan meletakan
tangan di bawah arcus costai 12, pada saat isnpirasi
lakukan palpasi dan diskripsikan :
Ada atau tidak nyeri tekan, ada atau tidak pembesaran
berapa jari dari arcus costae, perabaan keras atau lunak,
permukaan halus atau berbenjol-benjol, tepi hepar tumpul
atau tajam. Normalnya hepar tidak teraba.
Palpasi Lien :
Posis pasien tetap telentang, buatlah garis bayangan
Schuffner ari midclavikula kiri ke arcus costae- melalui
umbilicus – berakhir pada SIAS kemudian garis dari arcus
costae ke SIAS di bagi delapan. Dengan Bimanual
lakukan palpasi dan diskrisikan nyeri tekan terletak pada
garis Scuffner ke berapa ? ( menunjukan pembesaran lien
)
279 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
Palpasi Appendik :
Posisi pasien tetap telentang, Buatlah garis bayangan
untuk menentukan titik Mc. Burney yaitu dengan cara
menarik garis bayangan dari umbilicus ke SIAS dan bagi
menjadi 3 bagian. Tekan pada sepertiga luar titik Mc
Burney : Bila ada nyeri tekan ,nyeri lepas dan nyeri
menjalar kontralateral berarti ada peradangan pada
appendik.
Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau
tidak :
Perkusi dari bagian lateral ke medial, perubahan suara
dari timoani ke dullnes merupakan batas cairan acites
Shiffing Dullnes, dengan perubahan posisi miring kanan /
miring ke kiri, adanya cairan acites akan mengalir sesuai
dengan gravitasi, dengan hasil perkusi sisi lateral lebih
pekak/ dullness
Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah tympani.
Palpasi Ginjal :
Dengan bimanual tangan kiri mengangkat ginjal ke
anterior pada area lumbal posterior, tangan kanan
diletakan pada bawah arcus costae, kemudian lakukan
palpasi dan diskripsikan adakah nyeri tekan, bentuk dan
ukuran.
Normalnya ginjal tidak teraba.
29 Genetalia Pria Inspeksi :
Amati penyebaran dan kebersihan rambut pubis
Kulit penis dan scrotum adakah lesi, pembengkakan atau
benjolan
Lubang uretra adkah penyumbatan, lubang uretra pada
bagian bawah ( Hipospadia ) lubang uretra pada batang
penis ( Epispadia )
Palpasi
Penis : adakah nyeri tekan, benjolan, cairan yang keluar
Scrotum dan testis : Adakah beniolan, nyeri tekan, ukuran
penis, testis normalnya teraba elastis, licin dan tidak ada
benjolan.
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
- Hidrocele : akumulasi cairan serosa diantara selaput
visceral dan parietal pada tunika vaginalis.
280 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
- Scrotal Hernia : Hernia dalam scrotum
- Spermatocele : Cysta epididimis, terbentuk karena,
adanya obstruksi pada tubulus/ saluran sperma.
- Epididmal Mass / Nodularyti : Disebabkan adanya
neoplasma benaign atau maligna, syphilis ,atau
tuberculosis.
- Epididmitis : Inflamasi atau infeksi oleh Escherichia
coli, Gonorrhoe, atau Mycobacterium tuberculosis.
- Torsi pada saluran sperma : Axil rotasi atau vuvulus
pada saluran sperma diakibatkan infarktion pada
testis.
- Tumor testiscular : tumor pada testis penyebabnya
multiple sifatnya biasanya tidak nyeri.
2 Setting
Klien dan terapisduduk bersama
dalam lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
3 Persiapan Alat
Tape Recorder
Kaset ; “Marilah Kemari” (Titiek
4 Menjelaskan Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
Bermain peran /stimulasi
5 Persiapan
d. Memilih pasien sesuai indikasi
e. Membuat kontrak dengan klien
f. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan
Fase Orientasi
Fase Kerja
Dokumentasi
Bulukumba...................................
Penguji,
NIDN
1. Menjelaskan Tujuan ;
Klien mampu mengenal halusinasi,
waktu terjadinya, mengenal
perasannya pada saat terjadi
halusinasi.
2.
Setting
Klien dapat terapis duduk
bersama dalam lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
3.
Persiapan Alat
Spidol
Papan nana / Name Tag
Papan Tulis / Whiteboard /
4. flipchart
Menjelaskan Metode
Diskusi dan Tanya jawab
5. Bermain peran / simulasi
Persiapan
Memilih pasien sesuai indikasi
Membuat kontrak dengan klien
Mempersiapkan alat dan
tempat pertemuan
6. Fase Orientasi
Fase Kerja
Bulukumba............................
Penguji,
TERAPI BERMAIN
STANDAR
OPERASIONAL
289 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
PROSEDUR
1. Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dirinya yang
tidak disadari (Wong: 1991)
2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
PENGERTIAN ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya (Hurlock: 1978)
3. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan dalam mengatasi
konflik dari dalam dirinya yang tidak disadari serta dengan keinginan
sendiri ubtuk memperoleh kesenangan (Roster: 1987)
1. Meminimalisir tindakan perawatan yang traumatis
2. Mengurangi kecemasan
3. Membantu mempercepat penyembuhan
TUJUAN
4. Sebagai fasilitas komunikasi
5. Persiapan untuk hospitalisasi atau surgery
6. Sarana untuk mengekspresikan perasaan
Dilakukan di Ruang rawat inap, Poli tumbuh kembang, Poli rawat jalan
KEBIJAKAN
dan Tempat penitipan anak
PETUGAS Perawat
1. Pasien dan keluarga diberitahu tujuan bermain
2. Melakukan kontrak waktu
PERSIAPAN3. Tidak ngantuk
PASIEN 4. Tidak rewel
5. Keadaan umum mulai membaik
6. Pasien bias dengan tiduran atau duduk, sesuai kondisi klien
1. Rancangan program bermain yang lengkap dan sistematis
PERALATAN
2. Alat bermain sesuai dengan umur/jenis kelamin dan tujuan
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan kontrak waktu
2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel, keadaan umum
membaik/kondisi yang memungkinkan)
3. Menyaiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
PROSEDUR 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
PELAKSANAAN3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri atau
dibantu
3. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
4. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan
SENAM HAMIL
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun dengan melakukan
senam hamil akan banyak memberi manfaatdalam membantu kelancaran proses
persalinan antara lain dapat melatih pernapasandan relaksasi menguatkan otot-otot
panggul dan perut,serta melatih cara mengejan yang benar.Kesiapan ini merupakan
bekal penting bagi calon ibu saat persalinan.
Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta melatih jasmani dan rohani
dari ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi proses persalinan dengan tenang
,sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.
Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Mengurangi pembengkakan
3. Memperbaiki keseimbangan otot
4. Mengurangi resiko gangguangastro intestinal ,termasuk sembelit
5. Mengurangi kram/kejang kaki
6. Menguatkan otot perut
7. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
Mengeluarkan plasenta
36.Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
doso-kranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-
10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
6. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
7. Lakukan kateterisasi (aseptic) jika kandung kemih penuh
8. Minta kelurga untuk menyiapkan rujukan
9. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
10. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera lakukan plasenta manual
A. PENGERTIAN
310 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
Drainase postural adalah pembersihan secret dari jalan nafas segmen
bronkus dengan pengaruh gravitasi, pembersihan dengan cara ini dicapai dengan
melakukan salah satu atau lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda.
B. TUJUAN
Untuk mengeluarkan secret dari batang trakheobronkiale
E. PROSEDUR
1. Cuci tangan
2. Pilih area yang tersumbat yang akan di drainase berdasarkan
pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambaran
foto dada.
3. Baringkan klien pada posisi untuk mendrainase area yang
tersumbat ( area pertama yang dipilih dapat bervariasi dari
satu klien ke klien yang lain). Bantu klien memilih posisi
sesuai kebutuhan. Ajarkan klien memposisikan postur dan
lengan pada posisi kaki yang tepat. Letakkan bantal untuk
menyangga dan kenyamanan.
4. Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15
menit
5. Selama 10 sampai 15 menit drainase pada posisi ini lakukan
perkusi dada, vibrasi dan atau gerakan iga diatas area yang
di drainase
6. Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan
batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang
bersih. Bila klien tidak dapat batuk, harus dilakukan
pengisapan
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Minta klien mengisap air
9. Ulangi langkah 3 hingga 8 sampai semua area tersumbat
yang dipilih telah terdrainase. Setiap tindakan harus tidak
312 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
lebih dari 30 sampai 60 menit
10. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
Petunjuk penggunaan :
Nilailah setiap kinerja/ langkah yang diamati dengan memberi tanda checklist (√)
pada skala dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkah/tugas tidak dikerjakan dengan benar atau ada
yang dihilangkan
2. Kompeten : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tetapi
kurang tepat dan/ atau perlu bantuan preseptor
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar sesuai urutan, tepat
tanpa ragu-ragu atau tidak perlu bantuan
Bobot
Uraian Kegiatan
1 2 3
1. Persiapan alat
d. Alat
1. Nacl 0,9 %
2. Set Nebulizer
3. Obat Brochodilator
4. Sarung tangan steril
2. Prosedur / pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi anak dengan cara menempatkan anak diatas
pangkuan, posisi semi fowler atau setengah duduk atau
Petunjuk penggunaan :
Nilailah setiap kinerja/ langkah yang diamati dengan memberi tanda checklist (√)
pada skala dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkah/tugas tidak dikerjakan dengan benar atau ada
yang dihilangkan
2. Kompeten : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan, tetapi
kurang tepat dan/ atau perlu bantuan preseptor
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar sesuai urutan, tepat
tanpa ragu-ragu atau tidak perlu bantuan
Injeksi Intrakutan
Pengertian :
Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra
dermis, dan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat
yang disuntikkan .
Tujuan :
1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian
obat.
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin
tes).
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).
Persiapan pasien :
c. Cek perencanaan keperawatan kien ( dosis, nama klien, obat, waktu
pelaksanaan, tempat injeksi)
d. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
e. Pasien diberitahu tentang posisi dan sikap yang harus dilakukan selama
pemberian tindakan
Persiapan Alat :
1. Spuit 1cc atau 0,5 cc disposable (sesuai kebutuhan), dengan obat injeksi pada
tempatnya yang telah disiapkan
2. Kapas alcohol
3. Alat tulis
4. Sarung tangan/handscon
321 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok / Nierbekken
7. Kartu obat dan etiketnya
8. Handscoen kalau perlu
Cara Kerja
N Aspek yang dinilai Dilaksanakan Ket
o
Ya Tidak
1 Siapkan peralatan ke dekat pasien
2 Mengidentifikasi pasien dengan prinsip enam B (Benar
obat, dosis, pasien, cara pemberian, waktu dan
dokumentasi)
3 Pasang sampiran atau tutup tirai untuk menjaga privasi
pasien
4 Perawat Mencuci tangan
5 Memakai handscoen bila diperlukan
6 Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan
disuntik dari pakaian pasien
7 Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice
dokter dengan teknik septik dan aseptic
9 Menentukan lokasi injeksi yaitu 1/3 atas lengan bawah
bagian dalam.
10 Memasang pengalas dibawah daerah yang akan
disuntik
11 Melakukan desinfeksi menggunakan kapas alkohol
pada daerah yang akan disuntik, kulit diregangkan
tunggu sampai kering.
12 Memasukkan jarum dengan posisi tepat yaitu lubang
jarum menghadap keatas, jarum dan kulit membentuk
sudut 5-15 ̊
13
1. Memasukan obat perlahan-lahan sampai berbentuk
gelembung kecil, dosis yang diberikan 0,1 cc atau
sesuai jenis obat.
14 Mencabut jarum dan lingkari batas pinggir gelembung
dengan pena, tunggu hasil/reaksi dari obat selama ±10-
15 menit
15 Rapikan pasien dan bereskan alat
16 Lepaskan sarung tangan
17 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk atau tissue
181. Beri penjelasan pada pasien atau keluarga untuk
Intra Muskuler
Pengertian :
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat
pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring),
dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).
Tujuan :
1. Agar absorpsi obat lebih cepat.
2. Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang diberikan
obat secara Intra Muskuler.
Persiapan pasien :
f. Cek perencanaan keperawatan kien ( dosis, nama klien, obat, waktu
pelaksanaan, tempat injeksi)
g. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
h. Pasien diberitahu tentang posisi dan sikap yang harus dilakukan selama
pemberian tindakan
Persiapan Alat :
9. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan.
10. Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1-1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G dan
panjang 1 inci untuk anak-anak)
11. Obat injeksi sesuai terapi.
12. Kapas alcohol
13. Buku injeksi dan daftar obat
14. Sarung tangan/handscoen
15. Perlak dan pengalas
16. Bengkok / Nierbekken
Cara Kerja
No Aspek yang dinilai Dilaksanakan Ket
Ya Tidak
1 Siapkan peralatan ke dekat pasien
2 Mengidentifikasi pasien dengan prinsip enam B (Benar
obat, dosis, pasien, cara pemberian, waktu dan
dokumentasi)
3 Pasang sampiran atau tutup tirai untuk menjaga privasi
Kesimpulan : Bulukumba……………..
……
Lulus / tidak Lulus
Nilai
HAERATI, S.Kep,
Ns
A. Injeksi Intravena
Pengertian :
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga obat
langsung masuk kedalam system sirkulasi darah.
Tujuan :
1. Memasukkan obat secara cepat
2. Mempercepat penyerapan obat
Lokasi Injeksi :
1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
2. Pada tungkai (vena saphenosus)
3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
326 Prodi Ners Stikes Panrita Husada Bulukumba
Persiapan pasien :
a. Pasien baring diatas tempat tidur
b. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
c. Pasien diberitahu tentang posisi dan sikap yang harus dilakukan selama
pemberian tindakan
Persiapan Alat :
1. Handscoen 1 pasang
2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau sesuai kebutuhan dalam tempatnya
3. Bak instrument
4. Kapas alcohol
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok / Nierbekken
7. Obat injeksi dalam vial atau ampul
8. Daftar pemberian obat
9. Torniquet
10. Gunting
11. Plester
Cara Kerja
No Aspek yang dinilai Dilaksanakan Ket
Ya Tidak
1 Siapkan peralatan ke dekat pasien
2 Mengidentifikasi pasien dengan prinsip enam B (Benar
obat, dosis, pasien, cara pemberian, waktu dan
dokumentasi)
3 Pasang sampiran atau tutup tirai untuk menjaga privasi
pasien
4 Perawat Mencuci tangan
5 Memakai handscoon
6 Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan
disuntik dari pakaian pasien
7 Mematahkan ampul
8 Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice
dokter dengan teknik septik dan aseptic
9 Menentukan daerah yang akan disuntik
10 Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
11 Memasang tourniquet 10-12 cm diatas vena yang akan
disuntik sampai vena terlihat jelas
Kesimpulan : Bulukumba……………..
……
Lulus / tidak Lulus
Nilai
Kesimpulan : Bulukumba……………..
……
Lulus / tidak Lulus
Nilai
HAERATI, S.Kep, Ns
A. PENGERTIAN
Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan
benda asing dari mata. Irigasi mata diberikan untuk mengaluarkan sekret atau
kotoran dan benda asing dan zat kimia dari mata. Larutan garam fisiologis atau RL
biasa dipergunakan karena merupakan larutan isotonik yang tidak merubah
komposisi elektrolit yang diperlukan mata. Bila hanya memerlukan sedikit cairan,
kapas steril dapat dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata.
B. TUJUAN
B. Tujuan
1. Untuk mendilatasikan pupil untuk pemeriksaan struktur interna mata
2. Untuk melemahkan obat lensa mata
PENGAMATA
PENUNTUN BELAJAR MEMBERIKAN OBAT TETES MATA
N
LANGKAH / TUGAS 1 2 3
C. Persiapan Alat
1. Obat tetes yang telah ditentukan
2. Pipet bila perlu
3. Bak instrument berisi pinset anatomis, kain kasa steril
4. Kom kecil berisi bulatan kapas steril dalam larutan borwater atau
larutan garam 0,9 %
5. Tissue, korentang, plaster, gunting verband, balutan
D. Prosedur kerja
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien, terlentang dengan kepala menengadah
3. Mencuci tangan
4. Membersihkan kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari
sudut mata kearah hidung
5. Tangan kiri membuka kelopak mata bawah dengan memakai kapas
lembab, kemudian meneteskan obat sejumlah tetesan sesuai
instruksi dokter
6. Melepaskan tangan yang membuka kelopak mata bawah, pasien
dianjurkan untuk menutup dan mengedip – ngedipkan matanya
7. Membersihkan sekitar mata dari sisa obat dengan menggunakan
kasa steril
8. Bila perlu dibalut atau ditutupi dengan kain kasa steril dan diplaster
9. Merapikan pasien dan bereskan alat – alat
IRIGASI TELINGA
B. PSIKOMOTOR / TINDAKAN(Skor
maksimal 70)
Spuit balon/khusus
Kom isi cairan mengandung obat sesuai
kebutuhan
Pinset dan mangkok
Kapas dalam tempatnta
Handuk
Kain pengalas
Bengkok
1. Disiplin 0-5
2. Kemandirian 0-5
3. Penampilan 0-5
Evaluasi kelulusan uji lab ini minimal nilai C. bagi mahasiswa yang
mendapatkan nilai D atau E dinyatakan tidak lulus dan diwajibkan untuk
mengulang pada her uji kompetensi sesuai jadwal terlampir. Standar nilai akhir
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Penguji
A. Tahap Persiapan
1. Persiapan Alat
1. Obat supositoria dalam tempatnya
2. Pelumas larut air
3. Pengalas
4. Sarung tangan
5. Tissue
6. Bengkok
2. Persiapan Pasien
1. Berikan salam dan memperkenalkan diri
2. Identifikasi dan panggil nama pasien
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat kepada pasien dan
keluarga pasien
4. Meminta keluarga dan penunjang meninggalkan ruangan
5. Memeriksa daftar pemberian obat
3. Persiapan Lingkungan
1. Meminta keluarga dan pengunjung meninggalkan ruangan
2. Menutup pintu, jendela dan memasang sampiran atau tirai
B. Tahap Pelaksanaan
1. Mencuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Bebaskan pakaian bawah pasien
3. Mengatur posisi pasien miring kesalah satu sisi, kaki sebelah atas ditekuk
4. Membentangkan pengalas dibawah bokong pasien
5. Pakai sarung tangan
6. Buka supositoria dari kemasannya, lumasi ujungnya dan jari telunjuk tangan
dominan
7. Regangkan bokong pasien dengan tangan nondominan , sehingga anus
terlihat
C. Tahap Akhir
1. Evaluasi perasaan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Dokumentasi hasil
A. Pengertian
Memindahkan klien dari atas tempat tidur kekursi roda untuk menjalani prosedur
atau tindakan tertentu
B. Tujuan
1. Menjalani prosedur perawatan tertentu
2. Dipindahkan ketempat atau keruang tertentu
1. Pengertian
Menempatkan klien pada posisi duduk diatas tempat tidur
2. Tujuan
- Memenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat
A. PENGERTIAN WALKER
Walker adalah alat bantu ambulasi yang sangat ringan, dan dapat dibawa
kemana-mana, tingginya kira-kira setinggi pinggang, terbuat dari metal disertai
adanya pegangan, punya empat kaki dan terdapat satu bagian sisi yang terbuka.
B. TUJUAN
Menyokong tubuh klien dengan stabilitas & keamanan lebih besar dibandingkan
alat bantu lainnya.Dipilih untuk orang-orang yang memiliki kelemahan pada
ekstremitas atas & bawah, biasanya digunakan pada orang tua yang memiliki
arthritis, atau penyakit neuromuscular.
URAIAN KEGIATAN PEMAKAIAN WALKER Bobot
1 2 3
C. PERSIAPAN ALAT
1. Alat bantu berjalan (walker)
2. Lingkungan untuk tempat latihan
D. PERSIAPAN PASIEN
1. Kesiapan mental dan fisik pasien
2. Dukungan keluarga pasien
5. PROSEDUR
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Bantu klien berdiri ditengah walker
4. Minta pasien untuk meletakkan tangannya pada pegangan
walker & instruksikan untuk memegang handgrip
denganpegangan yang kuat.
5. Angkat walker, pindahkan 15-20 cm kedepan, pasti keempat
kaki walker telah bertumpu pada lantai
6. Kaki klien juga melangkah kedepan dengan kaki secara
bergantian, pertahankan langkah yang seimbang, yakinkah
keseimbangan& ulangi langkah tersebut dengan
mengangkat walker kembaliJika klien mengalami kelemahan
unilateral ( kaki), setelah walker digerakkan maju,
instruksikan klien untuk melangkah maju dengan kaki yang
lemah, didukung dengan kedua lengan,dan diikuti dengan
kaki yang sehat.
7. Jika pasien mengalami hemiplegia/hemiparese, berdiri
POSISI SIM
A. Pengertian
Membaringkan pasien dalam posisi miring dan setengah telungkup untuk
maksud tertentu.
B. Tujuan
Membantu pasien untuk mempermudah tindakan pemeriksaan rectum atau
pemberian hukna atau obat – obatan lain melalui anua.
POSISI TRENDELEMBURG
C. Pengertian
Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari paha kaki.
D. Tujuan
Melancarkan peredaran darah ke otak.
E. Dilakukan Pada :
5. Pasien shock
6. Pasien yang dipasang skin traksi pada kakinya
E. Perhatian
1. Perhatikan keadaan pasien
2. Hindarkan terjadinya bahaya jatuh
3. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu dan lelah pada pasien serta
tetap menjaga kesopanan
POSISI LHITOTOMI
A. Pengertian
Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan kedua paha diangkat dan
ditarik kearah perut sedangkan tungkai bawah membuat sudut 90º terhadap paha.
B. Tujuan
1. Memudahkan tindakan pemeriksaan daerah genetalia
2. Memudahkan proses persalinan
3. Memudahkan pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
B. Tujuan
1. Mempermudah tindakan pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid
2. Membantu merubah letak kepala janin, pada pasien dengan kemahilan
sungsang
D. PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan
2. Atur posisi pasien (paien mencoba) dengan posisi semi
fowler setengah duduk sesuai kondisi pasien
3. Tawakan pasien melakukan ritual makan (misalkan berdoa
sebelum makan)
4. Tanyakan lauk dan pauk apa yang boleh dicampur dengan
nasi.
5. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi
sedikit dan berikan minuman setelah makan .
6. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien
7. Jika ada obat lanjutkan pemberian obat
8. Setelah makan, minum dan pemberian obat anjurkan
pasien untuk duduk sejenak sebelum kembali berbaring
9. Rapikan alat dan kembalikan ke tempatnya
10. Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan
(catat apa jumlah/porsi makanan yang dihabiskan)
11. Cuci tangan setelah setelah prosedur dilakukan
A. PENGERTIAN
Memasukkan zat asam kedalam paru – paru pasien melalui saluran pernafasan
dengan menggunakan alat khusus.
B. TUJUAN
1. Memenuhi kekurangan zat asam
2. Membantu kelancaran metabolisme
3. Sebagai tindakan pengobatan
4. Mencegah hypoksia ( misalnya pada penyelam, penerbang, pendaki gunung,
pekerja tambang dll )
A. PENGERTIAN
Penggunaan suction pump adalah pengisap / mengeluarkan lendir dengan
memasukkan selang melalui hidung dan mulut.
B. TUJUAN
1. Untuk mengeluarkan / mengisap cairan atau darah yang terdapat pada saluran
pernafasan atau pencernaan.
2. Untuk mengisap cairan yang terdapat dalam rongga abdomen atau paru
3. Untuk mencegah aspirasi atau obstruksi jalan nafas