Anda di halaman 1dari 2

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konsep

Perajin batik Variabel bebas :

Postur ergonmis
Variabel perancu : Gerakan repetitif berupa
Masa kerja
fleksi dan ekstensi
Lama pajanan per hari
pergelangan tangan
Keadaan medis lain
(diabetes mellitus,
arthritis, gangguan Peningkatan tekanan
tiroid) pada terowongan karpal

Penekanan pada nervus


medianus

Penurunan aliran darah


di endoneural

Axon nervus medianus


mengalami degenerasi

Timbul gejala sakit


tangan ,nyeri,mati rasa
pada jari-jari tangan,
kesemutan, sensasi
seperti tertusuk

Variabel terikat

Carpal Tunnel Syndrome


Keterangan :

Diteliti :

Tidak diteliti :

Carpal Tunnel Syndrome dapat terjadi pada perajin batik dikarenakan oleh

berbagai faktor yang dapat berasal dari pekerjaan. Faktor yang paling besar mempengaruhi

adalah postur ergonomis saat membatik serta masa kerja. Ketika membatik, terdapat beberapa

musculus yang akan berkontraksi yaitu m.flexor digitorum profundus, m.flexor digitorum

superficialis, m.flexor pollicis longus, dan otot-otot thenar. Musculus tersebut ketika dipakai

kontraksi terus-menerus karena dalam membatik dilakukan gerakan berulang, maka dapat

mengakibatkan penekanan pada terowongan karpal dan terjadinya penekanan nervus medianus.

Penekanan ini akan menimbulkan gejala sakit tangan ,nyeri,mati rasa pada jari-jari tangan,

kesemutan, sensasi seperti tertusuk. Gejala yang timbul tersebut dapat menjadi indicator bahwa

perajin batik merupakan pekerjaan yang beresiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Selain itu,

terdapat juga variabel perancu di luar faktor penelitian yang pengaruhnya terhadap variabel

terikat ingin dikontrol yaitu lama pajanan per hari dan juga keadaan medis lain (Diabetes

Mellitus, arthritis, gangguan tiroid)

3.2 Hipotesis

Ada hubungan antara postur ergonomis dan masa kerja dengan kejadian Carpal

Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Industri Batik di Kampoeng Batik Jetis Kabupaten

Sidoarjo

Anda mungkin juga menyukai