Postur ergonmis
Variabel perancu : Gerakan repetitif berupa
Masa kerja
fleksi dan ekstensi
Lama pajanan per hari
pergelangan tangan
Keadaan medis lain
(diabetes mellitus,
arthritis, gangguan Peningkatan tekanan
tiroid) pada terowongan karpal
Variabel terikat
Diteliti :
Tidak diteliti :
Carpal Tunnel Syndrome dapat terjadi pada perajin batik dikarenakan oleh
berbagai faktor yang dapat berasal dari pekerjaan. Faktor yang paling besar mempengaruhi
adalah postur ergonomis saat membatik serta masa kerja. Ketika membatik, terdapat beberapa
musculus yang akan berkontraksi yaitu m.flexor digitorum profundus, m.flexor digitorum
superficialis, m.flexor pollicis longus, dan otot-otot thenar. Musculus tersebut ketika dipakai
kontraksi terus-menerus karena dalam membatik dilakukan gerakan berulang, maka dapat
mengakibatkan penekanan pada terowongan karpal dan terjadinya penekanan nervus medianus.
Penekanan ini akan menimbulkan gejala sakit tangan ,nyeri,mati rasa pada jari-jari tangan,
kesemutan, sensasi seperti tertusuk. Gejala yang timbul tersebut dapat menjadi indicator bahwa
perajin batik merupakan pekerjaan yang beresiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Selain itu,
terdapat juga variabel perancu di luar faktor penelitian yang pengaruhnya terhadap variabel
terikat ingin dikontrol yaitu lama pajanan per hari dan juga keadaan medis lain (Diabetes
3.2 Hipotesis
Ada hubungan antara postur ergonomis dan masa kerja dengan kejadian Carpal
Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Industri Batik di Kampoeng Batik Jetis Kabupaten
Sidoarjo