Anda di halaman 1dari 12

• RM FAKTOR RESIKO

Usia,jenis kelamin, keturunan,hipertensi


Terapi CVA
5B
1. Breath
Menjaga agar fungsi pernafasan dan oksigenasi adekuat.
2. Blood
- Batas penurunan tekanan darah 20-25% dari tekanan darah arterial rerata
- Obat anti hipertensi (nitroprusid,nitrogliserin,diltiazem) dipertimbangkan
untuk pasien muda dengan tekanan darah 180/110 mmHg atau pasien tua dengan
tekanan darah 210/120 mmHg
- Terapi cairan yang bertujuan untuk euvolemi Elektrolit,cairan
isotonis,cairan dekstrosa dipantau keseimbangan cairan, berat badan, central
venous pressure.
3. Brain
- Penurunan kesadaran dipantau dengan gcs serta tekanan
darah,nadi,frekuensi nafas
- Kejang diazepam iv
- Peningkatan intrakranial  Tirah baring kepala ditinggikan 20
derajat,hipotermi,manitol 20% 100 ml 15-30 menit,4-6x sehari
4. Bowel
- Nutrisi enteral harus dimulai setelah 48 jam untuk mencegah terjadinya
maluntrisi
- Nasoduodenal tube digunakan untuk mengurangi resiko terjadinya
aspirasi
5. Bone and Body skin
- Mengubah posisi tidur miring kiri dan kanan secara bergantian setiap
selang waktu beberapa jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah komplikasi.
Penatalaksanaan Khusus
1. Stroke iskemik/infark

Reperfusi
Penatalaksanaan
Khusus
Neuroproteksi
• Reperfusi
- Antiplatelet
a. Aspirin (50-1300 mg/hari) efektif untuk prevensi stroke iskemik setelah
serangan stroke atau TIA. Dosis antara 30-325 mg per hari dianjurkan pada pencegahan
stroke sekunder.
b. Untuk pasien yang tidak tahan terhadap aspirin karena alergi/efek samping
saluran cerna maka klopidogrel adalah pilihan yang tepat.
- Antikoagulan
a. Warfarin
- Terapi Trombolitik
a. Trombolytic agents (rtPA)  i.v 0,9mg/kg/BB dg dosis maksimal 90mg
Pemberian rtPA hanya dilakukan dalam selang waktu 3 jam setelah serangan stroke
iskemik akut dengan syarat:
1. Gambaran CT scan kepala tidak menunjukkan adanya perdarahan.
2. Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala maupun serangan stroke selama 3
bulan terakhir.
3. TDS < 185mmHg dan TDD < 110mmHg
• Neuroproteksi  melindungi neuron dari kematian akibat stroke iskemik akut
- Pemakaian Stikolin 2x1000 mg iv selama 3 hari dan dilanjutkan oral 2x1000 mg
selama 3 minggu (International Citcholine Trial in Acute Stroke,2011).
Penatalaksanaan Khusus
2. Stroke Hemoragik
a. Perdarahan Intraserebral

Konservatif
Penatalaksanaan
Khusus
Operatif
• Konservatif
- Mencegah/mengatasi vasospasme otak akibat perdarahan  nimopidin
dosis 1-2 mg/jam IV pada hari ke-3 atau oral 60 mg tiap 6 jam selama 21 hari.
- Neuroprotektan  stikolin 2x1000mg IV 3 hari dilanjutkan 2x1000 mg oral
selama 3 minggu (International Citcholine Trial in Acute Stroke,2011)

• Operatif (pada kasus yang indikatif/memungkinkan) :


- Volume perdarahan lebih dari 30 cc/ diameter 3 cm pada fossa posterior
- Letak lobar dan kortikal dengan tanda peningkatan TIK akut dan ancaman
herniasi otak
- Perdarahan serebellum
- Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel/serebellum
Penatalaksanaan Khusus
2. Stroke Hemoragik
a. Perdarahan Subarachnoid

Px. Tanda grade 1/2


Penatalaksanaan
Khusus
Px. Tanda grade
3,4/5
PASIEN GRADE 1/2 PASIEN GRADE 3,4/5
• Identifikasi dini nyeri kepala hebat • Intubasi endotrakeal untuk
• Bed rest total dengan posisi kepala mencegah aspirasi dan menjamin
ditinggikan 30 derajat, bila perlu jalan nafas ayng adekuat
diberi oksigen 2-3 l/menit • Bila ada tanda-tanda herniasi
• Hati-hati pemakaian obat-obatan lakukan intubasi
sedatif • Hindari pemakaian sedatif yang
• Pasang infus IV dan monitor berlebihan menyulitkan penilaian
kelainan neurologi yang timbul status neurologis
Sumber
• Bahrudin, Moch. 2017. Neuroanatomi Klinik.
Malang: UMM Press

Anda mungkin juga menyukai