Anda di halaman 1dari 7

midwivery unigal

Kamis, 08 Desember 2011

transplantasi,inseminasi,eutanasia,menurut pandangan 5 agama

1. Pengertian Transplantasi

Transplantasi berarti; “suatu proses pemindahan atau pencangkokan jaringan atau organ tubuh dari
suatu atau seorang individu ke tempat yang lain pada individu itu atau ke tubuh individu lain”. Dalam
dunia kedokteran jaringan atau organ tubuh yang dipindah disebut graft atau transplant; pemberi
transplant disebut donor; penerima transplant disebut kost atau resipien.

Transplantasi termasuk inovasi alternatif dalam dunia bedah kedokteran modern, meski telah
dilakukan beberapa abad sebelumnya secara sederhana. Perkembangan dunia bedah beberapa
dekade terakhir, kajian dan studi mengenai transplantasi meramaikan perkembangan ilmu
kedokteran karena merupakan tantangan medis tersendiri. Di Indonesia.

2. Pengertian inseminasi

Pada awalnya inseminasi buatan sering terdengar pada hewan dan tumbuhan dengan cara
mengambil sperma lalu menginjeksikannya pada hewan betina, begitu juga halnya pada manusia.
Proses inseminasi ini merupakan yang membantu wanita untuk mengatasi kemandulan dimana sel
telur wanita tersebut tidak ada bahkan mengalami kelainan atau cacat, maka tekhnologi kedokteran
bisa melakukan inseminasi buatan dengan merekayasa fertilisasi (pembuahan di luar rahim) yaitu
dengan menyuntikan sperma ke dalam rahim wanita tanpa harus berhubungan badan dengan tujuan
bisa hamil.

3. Pengertian Eutanasia

Eutanasia atau pembunuhan tanpa penderitaan hingga saat ini belum dapat diterima dalam nilai dan
norma yang berkembang dalam masyarakat indonesia, eutanasia hingga saat ini tidak sesuai dengan
etika yang dibuat oleh bangsa dan melanggar hukum positif yang masih berlaku yakni KUHP.
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

A. Penjelasan dan isi menurut pandangan hukum 5 agama tentang transplantasi

1.kajian islam.

Dalam perspektif global, khususnya di negeri Muslim, membolehkan praktek transplantasi organ
dengan ketentuan kondisinya darurat dan tidak boleh diperjualbelikan. Pada umumnya, syarat
diperbolehkannya transplantasi organ terdiri atas: harus dengan persetujuan orang tua mayit /
walinya atau wasiat mayit, hanya bila dirasa benar-benar memerlukan dan darurat, Bila tidak darurat
dan keperluannya tidak urgen atau mendesak, maka harus memberikan imbalan pantas kepada ahli
waris donatur (tanpa transaksi dan kontrak jual-beli). Dengan demikian, pengcangkokan dan
keberadaan donor diperbolehkan dalam perspektif kesehatan Islam. menjadi inspirasi bagi
masyarakat untuk merelakan salah satu organnya untuk didonorkan kepada yang membutuhkan.

2. Menurut ajaran Hindu

transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada
orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan
kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang
telah meninggal. Tetapi sekali lagi, perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu
pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan
material. Berkat kemajuan dan bantuan teknologi canggih di bidang medis (kedokteran), maka
sistem pencangkokan organ tubuh orang yang telah meninggalpun masih dapat dimanfaatkan
kembali bagi kepentingan kemanusiaanajaran Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan umatnya
untuk melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengorbankan tulus iklas dan
tanpa pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia.

3 . Kajian Agama Kristen


Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan tujuannya
kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa
orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk mendapatkan imbalan
berupa materi, uang untuk si pendonor organ. Akan lebih baik lagi bila si pendonor sudah mati dari
pada saat si pendonor belum mati karena saat kita masih hidup organ tubuh itu bagaimanapun
penting, sedangkan saat kita sudah mati kita tidak membutuhkan organ tubuh jasmani kita.

4. Kajian Agama Katolik

Gereja menganjurkan kita untuk mendonorkan organ tubuh sekalipun jantung kita, asal saja sewaktu
menjadi donor kita sudah benar-benar mati artinya bukan mati secara medis yaitu otak kita yang
mati, seperti koma, vegetative state atau kematian medis lainnya. Tentu kalau kita dalam keadaan
hidup dan sehat kita dianjurkan untuk menolong hidup orang lain dengan menjadi donor.
Kesimpulannya bila donor tidak menuntut kita harus mati, maka kita dianjurkan untuk
melakukannya. Sedangkan menjadi donor mati

, maka kita sebagai umat Katolik wajib untuk dinyatakan mati oleh ajaran GK. Ingat, kematian klinis
atau medis bukan mati sepenuhnya, jadi kita harus menunggu sampai si donor benar-benar mati
untuk dipanen organ, dan ini terbukti tidak ada halangan bagi kebutuhan medis dalam pengambilan
organ.

5.Kajian Agama Budha

Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru. Oleh karena itu,
pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan
dengan tubuh dalam kehidupan yang sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan anggota
tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal. Ia yang
telah berdonor kornea mata misalnya, tetap akan terlahir dengan mata normal, tidak buta.
Malahan, karena donor adalah salah satu bentuk kamma baik, ketika seseorang berdana kornea
mata, dipercaya dalam kelahiran yang berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih indah dan sehat
dari pada mata yang ia miliki dalam kehidupan saat ini.

B. Penjelasan dan isi menurut pandangan hukum 5 agama tentang inseminasi

1. Kajian islam

Dalam islam inseminasi buatan yang tidak berasal dari ovum dan sperma suami istri yang tidak sah
hukumnya adalah haram,sedangkan inseminasi buatan dengan kontrak rahim dalam hukum islam
adalah diharamkan karena alasan yang sangat mendasar adalah mengandung unsur asaing dari
pembuahan yang bukan berasal dari benih pasangan suami istri yang sah,kecuali sperma milik
suaminya yang sah.
2. Kajian budha

Dalam pandangan agama budha, perkawinan adalah suatu pilihan hidup dan bukan kewajiban,
attinya seseorang dalam menjalani kehidupannya boleh memilih hidup berumah tangga,atau hidup
sendiri. Termasuk dalam melakukan inseminasi buatan, dalam artian boleh memilah keputusan
sendiri,hal ini bisa dikatakan hukum inseminasi buatan dalam kajian agama budha adalah boleh.

3. Kajian kristen.

Menurut kajian agama kristen inseminasi buatan ini tidak sesuai dengan ajaran gereja katolik, karena
beberapa alasan tertentu diantaranya:

a. Melibatkan aborsi

b. Tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia

c. Masturbasi (pengambilan sperma) selallu dianggap sebagai perbuatan dosa

d. Dilakukan diluar suami istri yang normal

e. Menghilangkan hak sang anak untuk di kandung secara normal,melelui hubungan perkawinan
suami istri.

4. Kajian katolik

Menurut kajian agama katolik hubungan suami istri harus mempunyai tujuan union(persatuan suami
istri) dan procreatin(terbuka untuk kemungkinan lahirnya anak). Maka, inseminasi baik yang
heterolog( melibatkan pihak ke tiga) maupan yang homolog(antara hubungan suami istri itu sendiri).
Memang tidak sesuai dengan ajaran imam katolik, karena dalam prosesnya meniadakan proses
union(persatuan suami istri).

5. Kajian hindu

Inseminasi buatan(Bayi tabung) dapat diterima atas persetujuan suami istri.

Inseminasi atau pembuahan secara suntik bagi umat Hindu dipandang tidak sesuai dengan tata
kehidupan agama Hindu, karena tidak melalui samskara dan menyulitkan dalam hukum
kemasyarakatan.

M.R. (Menstrual Reagulation).

Tidak dibenarkan karena tergolong brunaha, membunuh manik/ embriyo dalam kandungan, kecuali
untuk kepentingan keselamatan sang ibu.

C. Penjelasan dan isi menurut pandangan hukum 5 agama tentang Eutanasia

1. Kajian islam

Dalam bahasa arab dikenal dengan istilah qatlu ar-rahma/taysir al-maut,dalam islam eutanasia tidak
diperkanankan (diharamkan) karena berarti melakukan pembunuhan atau menghilangkan nyawa
orang lain kecuali dalam kondisi pasif yang sangat khusus.
2. Kajian hindu

Berdasarkan kepercayaan umat Hindu, apabila seseorang melakukan bunuh diri, maka rohnya tidak
akan masuk neraka ataupun surga melainkan tetap berada didunia fana sebagai roh jahat dan
berkelana tanpa tujuan hingga ia mencapai masa waktu dimana seharusnya ia menjalani kehidupan
(Catatan : misalnya umurnya waktu bunuh diri 17 tahun dan seharusnya ia ditakdirkan hidup hingga
60 tahun maka 43 tahun itulah rohnya berkelana tanpa arah tujuan), setelah itu maka rohnya masuk
ke neraka menerima hukuman lebih berat dan akhirnya ia akan kembali ke dunia dalam kehidupan
kembali (reinkarnasi) untuk menyelesaikan “karma” nya terdahulu yang belum selesai dijalaninya
kembali lagi dari awal

3. Kajian budha

Euthanasia atau mercy killing baik yang aktif atau pasif tidak dibenarkan dalam agama Buddha
karena perbuatan membunuh atau mengakhiri kehidupan seseorang ini, walaupun dengan alasan
kasih sayang, tetap melanggar sila pertama dari Pancasila Buddhis. Perbuatan membunuh atau
mengakhiri hidup seseorang ini sesungguhnya tidak mungkin dapat dilakukan dengan kasih sayang
atau karuna.

4. Kajian Kristen Katolik

Para Uskup Gereja Katolik mengukuhkan bahwa eutanasia itu pelanggaran berat hukum Allah,
karena berarti pembunuhan manusia yang disengaja dan dari sudut moril tidak dapat diterima

5. Kajian Kristen Protestan

Beberapa pandangan dari berbagai denominasi tersebut misalnya :

· Gereja Methodis (United Methodist church) dalam buku ajarannya menyatakan bahwa : ”
penggunaan teknologi kedokteran untuk memperpanjang kehidupan pasien terminal membutuhkan
suatu keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan tentang hingga kapankah peralatan
penyokong kehidupan tersebut benar-benar dapat mendukung kesempatan hidup pasien, dan
kapankah batas akhir kesempatan hidup tersebut”.

· Gereja Lutheran di Amerika menggolongkan nutrisi buatan dan hidrasi sebagai suatu
perawatan medis yang bukan merupakan suatu perawatan fundamental. Dalam kasus dimana
perawatan medis tersebut menjadi sia-sia dan memberatkan, maka secara tanggung jawab moral
dapat dihentikan atau dibatalkan dan membiarkan kematian terjadi.

Diposkan oleh midwivery unigal di 05.20

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

► 2012 (2)

▼ 2011 (7)

▼ Desember (7)

Tanda-tanda gejala MENOPOUSE

transplantasi,inseminasi,eutanasia,menurut pandang...

makalah,teori reva rubin

kebutuhan gizi balita

ISTILAH MEDIS

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 f...

<!--[if gte mso 9]><![endif]--><!--[if ...

Mengenai Saya

Foto Saya

midwivery unigal

ciamis, jawa barat, Indonesia

jngan melihat seseorang dari satu sisi,karna raut muka belum menentukan hati seseorang

Lihat profil lengkapku


Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai