Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

disusun oleh :

Nama : Anggie Maychia Amallia

Tingkat : 2.A

Dosen Pembimbing : Jawiah S.Pd , S.Kep , M.Kep

PRODI DIII KEPERAWATAN PALEMBANG

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

A. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN ANAK

Sebelum abad 19, kesehatan anak kurang mendapat perhatian. Pelayanan kesehatan yang
dijalankan untuk anak terbatas pada daerah perkotaan dalam bentuk pelayanan keliling dan
perawatan tradisional.wabah penyakit yang banyak terjadi adalah cacar, flu, difteri, dan
penyakit yang terjadi endemik secara perlahan terutama karena penyakit tbc dan gangguan
gizi.

Pada awal tahun 1900, perawatan isolasi berkembang sejak ditemukan penyakit menular,
orangtua dilarang untuk mengujungi anak dan membawa barang-barang atau mainan dari
rumah ke rumah sakit. Keadaan ini menimbulkan efek psikologis dari tindakan isolasi,
dimana anak menjadi stres selama berada di rumah sakit. Akhirnya, orientasi pelayanan
keperawatan anak berubah menjadi rooming in, yaitu orang tua boleh tinggal bersama
anaknya sakit. Dengan demikian, pendidikan kesehatan untuk orang tua menjadi hal yang
penting dilakukan oleh perawat. Kerja sama antara orang tua dan tim kesehatan dirasakan
besar menfaatnya dan orang tua didorong untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan anak.

B. FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK

1. Falsafah keperawatan anak


Falsafah keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus keluarga
(family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care), dan manajemen
kasus.

A. Perawatan berfokus pada keluarga (family centered care)


keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari
keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu,
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai
konstanta tetap dalam kehidupan anak. Keperawatan anak perlu memperhatikan
kehidupan social, budaya, dan ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola kehidupan
anak selanjutnya factor-faktor tersebut sangat menentukan perkembangan anak dalam
kehidupan dimasyarakat.
kehidupan anak juga sangat ditentukan oleh bentuk dukungan keluarga, bila dukungan
keluarga sangat baik, maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tetapi
apabila dukungan keluarga pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami
hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak.
dengan demikian, dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak, diperlukan
keterlibatan keluarga. Seringkali didapatkan dampak cukup berarti pada anak apabila
ditinggal sendiri tanpa ada yang menemani seperti kecemasan bahkan menjadi stres yang
apabila dibiarkan maka upaya penyembuhan sulit tercapai.
kerjasama antara anak dan orang tua dapat terjalin hingga program perawatan dirumah
melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam perawatan anak seperti
tindakan mengukur suhu ketika panas dan dalam pemberian kompres dingin/hangat.
B. Atraumatic care
atraumatic care yang dimaksud disini adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma
pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap
trauma. Perhatian khusus kepada anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh
kembang sangat penting karena masa anak merupakan proses menuju kematangan.
Kalau proses menuju kematangan tersebut terdapat hambatan atau gangguan maka anak
tidak akan mencapai kematangan.
beberapa kasus yang sering diumpai di masyarakat seperti peristiwa yang dapat
menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri dan lain-lain. Apabila hal
tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan
menganggu perkembangan anak. Dengan demikian atraumatic care diberikan kepada
anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keprerawatan
yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan
berdampak adanya trauma. Beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat, antara
lain:
1) menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
2) meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak
3) mencegah atau mengurangi cedera ( injury) dan nyeri (dampak psikologis)
4) tidak melakukan kekerasan pada anak
5) modifikasi lingkungan fisik

C. Manajemen kasus
Pengelolaaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam pemberian
asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.pendekatan psikologis yang dilakukan yang
mempersiapkan secara fisik, memberi kesempatan pada orang tua dan menciptakan
lingkungan yang nyaman bagi anak dan orang tua.

2. Paradigma keperawatan anak


Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berfikir dalam penerapan
ilmu keperawatan anak. Tanpa batasan dan lingkup keperawatan tidak mudah dipahami
secara jelas. Landasan berfikir tersebut terdiri dari 4 komponen, yaitu manusia dalam hal
ini adalah anak, keperawatan, sehat sakit, keperawatan dan lingkungan yang dapat
digambarkan sebagai berikut:

A. Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) dalam hal ini adalah anak,
anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa tumbuh
kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, social dan spiritual.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan
yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) , usia bermain/ toddler ( 1-2,5 tahun),
pra sekolah (2,5 – 5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18
tahun). Rentang ini berbeda antara satu dengan yang lain mengingat latarbelakang anak
berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan tumbang yaitu rentang cepat dan lambat.
Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping
dan perilaku sosial.
Respons emosi terhadap penyakit sangat bervariasi tergantung pada usia dan
pencapaian tugas perkembangan anak. Beberapa respon ini dapat dilihat pada anak,
mulai dari perkembangan bayi hingga remaja. Misalnya, saat terjadi perpisahan dengan
orang tua, maka respon yang dapat muncul yaitu menangis, berteriak, menarik diri, dan
menyerah pada situasi yaitu diam.
Karena anak merupakan anggota unit keluarga dalam suatu kultur masyarakat, maka
keperawatan anak tidak boleh hanya memperhatikan anak itu sendiri, akan tetapi kultur
keluarga dan masyarakat harus diperhatikan seperti masalah pengetahuan keluarga,
budaya, lingkungan dan lain-lain.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan, anak selalu diutamakan. Pemberian
prioritas ini oleh karena beberapa perbedaan antara anak dan dewasa, antaranya
:pertama, struktur fisik anak dan dewasa berbeda, mulai dari ukuran besarnya hingga
aspek kematangan fisik. Demikian juga ketahanan fisik anak lebih rentang. Kedua,
proses fisiologis anak dengan dewasa mempunyai perbedaan dalam fungsi tubuh. Ketiga,
kemampuan berfikir anak kurang sistematis dibanding orang dewasa. Keempat,
tanggapan terhadap pengalaman masa lalu pada anak cenderung kepada dampak
psikologis yang berdampak kepada tumbang anak.

B. Sehat – sakit
Rentang sehat sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pada pelayanan
keperawatan pada anak. Dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal,
sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status
kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam rentang tersebut anak
membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti
apabila anak berada dalam rentang sehat, maka upaya perawat untuk meningkatkan
derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, social, maupun
spiritual. Demikian sebaliknya, apabila kondisi anak dalam kondisi kristis atau
meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada keluarga.
Batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik,
mental dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan ( who,1974 ).
C. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan
internal dan lingkungan eksternal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak,
seperti, keturunan, jenis kelamin, emosi dan lain-lain.
D. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak
dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan
keluarga seperti adanya dukungan, pendidikan kesehatan, dan upaya dalam rujukan
ketenaga kesehatan dalam program perawatan anak.

C. MASALAH KESEHATAN ANAK TERKINI

1. Imunisasi

Kejadian luar biasa difteri dan campak yang baru-baru ini terjadi membuat pemerintah harus
kembali menganalisa terkait cakupan imunisasi yang telah dilakukan, mutu atau kualitas
vaksin yang ada, serta kekuatan surveilans di berbagai daerah.

Namun demikian, cakupan imunisasi dasar lengkap di indonesia pada 2015 hingga 2017
mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari direktorat jenderal pencegahan dan
pengendalian penyakit, kemenkes ri, pada 2015 cakupan imunisasi secara nasional mencapai
86,5%, pada 2016 mencapai 91,6%, dan pada 2017 mencapai 92,4%.
Usulan penajaman program penting dilakukan, yaitu berupa peningkatan cakupan imunisasi,
edukasi kepada masyarakat dan advokasi pada pimpinan wilayah, dan membangun sistem
surveilans yang kuat untuk deteksi kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

2. Kurang makan sayur dan buah

Boleh membiarkan anak jajan dan mengonsumsi makanan favorit mereka. Tetapi, jangan
lupakan untuk selalu memberikan asupan nutrisi yang baik untuknya dari sayuran dan buah-
buahan.

Di satu sisi, para orangtua sering mengeluhkan anaknya sulit dibujuk untuk mengonsumsi
sayur dan buah. Ini memang sudah menjadi masalah klasik anak usia sekolah. Padahal jika
kurang mengonsumsi sayur dan buah, akibatnya anak bisa mengalami sembelit atau sulit bab.

Solusinya bagi para mama dan papa adalah menyajikan sayur dan buah dengan cara yang
disukai anak-anak. Misalnya dengan membuat jus buah dan mengolah sayuran menjadi menu
yang unik.

3. Tidak suka cuci tangan

Sejak kecil, anak-anak sudah harus diajarkan mencuci tangan sebelum makan atau setelah
melakukan hal-hal yang bersentuhan langsung dengan kotoran, terutama setelah dari toilet.
Banyak masalah kesehatan anak usia sekolah yang berasal dari kurangnya kesadaran menjaga
kebersihan tangan.

Tangan mereka bisa terpapar kuman dan bakteri akibat berbagai aktivitas yang dilakukannya,
seperti bermain boneka, bermain di luar ruangan, bermain bersama hewan peliharaan, dan
sebagainya. Jangan sampai anak mama mengalami masalah kesehatan serius seperti diare
akibat tidak cuci tangan sebelum makan atau setelah dari toilet.

4. Jajan sembarangan

Jangan sepelekan jajanan yang dibeli si anak, hanya karena mengenyangkan dan harganya
murah. Saat di sekolah, mama dan papa memang tidak bisa memantaunya secara langsung,
termasuk jajan sembarangan. Padahal ada bahaya yang mengintai jika anak usia sekolah
sering jajan sembarangan. Sebab, banyak makanan di luar sana yang mengandung bahan
pengawet, pewarna, hingga msg, yang bisa mengganggu kesehatan.

Kesimpulannya, anak-anak usia sekolah sangat membutuhkan orangtua sebagai pendamping


saat melakukan aktivitas sehari-hari. Peran mama dan papa di masa sekolah bisa menentukan
kualitas hidupnya kelak. Jadi, sangatlah penting bagi orangtua untuk memahami gejala-gejala
awal gangguan kesehatan pada anak dan berbagai penyebabnya. Empat di antaranya yang
sering dialami anak adalah yang barusan kita bahas.

Dengan deteksi dini, maka gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat dicegah agar tidak
mengalami permasalahan yang lebih kompleks. Dengan begitu anak mama akan tumbuh
menjadi anak yang sehat, cerdas, dan berprestasi.
D. PRINSIP – PRINSIP KEPERAWATAN ANAK

1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi individu yang unik


2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap
perkembangannya.
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus kepada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam
memberikan asuhan keperawatan anak.
5. Praktek keperawatan anak mencakup kontarak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengakaji, mengintervensi, dan meningktkan kesejahteraan hidup, dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral ( etik) dan aspek
hukum (legal).
6. Tujuan praktek keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat pada anak dan remaja sebagai mahluk biopsikososial dan spiritual
dalam konteks keluarga dan masyarakat.
7. Pada masa yang akan datang, kecendrungan keperawatan anak berfokus kepada ilmu
tumbuh kembang anak.

E. PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK.

Peran penting perawat anak adalah sebagai pembela (advocacy), pendidik, konselor,
koordinator, pembuat keputusan etik, perencana kesehatan, pembina hubungan terapeutik,
pemantau, evaluator, dan peneliti.

1. Pembela

Perawat dituntut sebagai pembela bagi anak dan keluarganya pada saat membutuhkan
pertolongan dimana keluarga tidak dapat mengambil keputusan/menentukan pilihan, dan
meyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang tersedia, pengobatan, dan prosedur
yang dilakukan dengan saran melibatkan keluarga.

2. Pendidik

Dilakukan dengan memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua anak secara
langsung maupun secara tidak langsung dengan menolong orang tua/anak memahami
pengobatan dan perawatan anak. Kebtuhan orang tua dalam pendidikan eksehatan meliputi
pengertian dasar tentang penyakit anaknya, perawatan anak selama dirumah sakit, serta
perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah (discharge planning).
3. Konselor

Perawat dapat memberikan konseling keperawatan ketika anak dan orangtuanya


membutuhkan. Konseling yang dilakukan berbeda dengan pendidikan kesehatan. Konseling
dilakukan dengan cara mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan, dan hadir secara
fisik. Perawat dan keluarga saling bertukar pikiras tentang masalah anak dan keluarganya,
dan membantu mencarikan alternatif pemecahannya.

4. Koordinator

Perawat melakukan koordinasi dan kolaburasi dengan anggota tim kesehatan yang lain
dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik dan komprehensif.

5. Pembuat keputusan etik

Keputusan yang diambil oleh perawat merupakan keputusan etik dengan berdasarkan pada
nilai moral yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk mendapat otonomi,
menghindari hal yang merugikan pasien, dan keuntungan asuhan keperawatan yaitu
meningkatkan kesejahteraan pasien.

6. Perencana kesehatan

Perawat mempunyai suara untuk didengarkan oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif
dalam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Usulan yang diajukan
tentang perencanaan pelayanan keperawatan yang memberikan dampak terhadap peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan anak.

7. Peneliti

Keterlibatan penuh perawat dalam upaya menemukan masalah keperawatan anak yang harus
dilakukan dengan penelitian secara langsung, dan menggunakan hasil penelitian
kesehatan/keperawatan anak dengan tujuan meningkatkan kualitas praktek/asuhan
keperawatan pada anak.

F. ELEMEN POKOK YANG BERPUSAT PADA KELUARGA

menurut supartini, 2004 :

1. Hubungan anak dan orang tua adalah unik, berbeda antara yang satu dan yang lainnya.
Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda dan berespon terhadap sakit dan
perawatan di rumah sakit secara berbeda pula. Demikian pula orang tua mempunyai latar
belakang individu yang berbeda dalam berespon terhadap kondisi anak dan perawatan di
rumah sakit.

2. Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi anaknya. Telah
terbukti dalam beberapa penelitian bahwa anak akan merasa nyaman apabila berada di
samping orang tuanya, terlebih lagi pada saat menghadapi situasi menakutkan seperti
dilakukan prosedur 15 invasive. Dengan demikian, tujuan asuhan akan tercapai dengan baik
apabila ada kerja sama yang baik antara perawat dan orang tua.

3. Kerja sama dalam model asuhan adalah fleksibel dan menggunakan konsep dasar asuhan
keperawatan anak yaitu perawat dapat melakukan asuhan keluarga dan keluarga dapat
melakukan asuhan keperawatan.

4. Keberhasilan dari pendekatan ini bergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk
mendukung kerja sama yang aktif dari orang tua. Kesepakatan untuk menggunakan
pendekatan family centred tidak cukup hanya dari perawat, tetapi juga seluruh petugas
kesehatan yang lain.

G. DEFINISI ATRAUMATIC CARE

Atraumatic care atau asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam
lingkungan oleh seseorang (personal) dengan melalui penggunaan intervensi yang
menghilangkan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang dialami oleh anak-anak
dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan.

Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya
trauma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap
trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan anak. Perhatian khusus pada anak sebagai
individu yang masih dalam usia tumbuh kembang sangat penting karena masa anak-anak
merupakan proses menuju kematangan, yang mana jika proses menuju kematangan tersebut
terdapat hambatan atau gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.
contoh soal :

1. Perawat melakukan koordinasi dan kolaburasi dengan anggota tim kesehatan yang
lain dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik dan komprehensif. Pernyataan
ini merupakan peran perawat dalam keperawatan anak sebagai ?
a. konselor
b. koordinator
c. pendidik
d. pembela
e. peneliti

jawaban : B. Koordinator

2. Keterlibatan penuh perawat dalam upaya menemukan masalah keperawatan anak


yang harus dilakukan dengan penelitian secara langsung, dan menggunakan hasil
penelitian kesehatan/keperawatan anak dengan tujuan meningkatkan kualitas
praktek/asuhan keperawatan pada anak.
a. konselor
b. koordinator
c. pendidik
d. pembela
e. peneliti

jawaban : E.Peneliti

3. Yang bukan merupakan paradigma keperawatan anak adalah


a. orang tua
b. anak
c. sehat-sakit
d. lingkungan
e. keperawatan

jawaban : A. Orang tua

4. Usia bermain/toddler adalah


a. 0-12 bulan
b. 1-2,5 tahun
c. 2,5-5 tahun
d. 5-11 tahun
e. 11-18 tahun

jawaban : B. 1-2,5 tahun


5. 1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi individu yang unik
2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
dengan tahap perkembangannya.
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
Pernyataan diatas merupakan
a. prinsip keperawatan anak
b. peran perawat dalam keperawatan anak
c. falsafah keperawatan anak
d. paradigm keperawatan anak
e. atraumatic care

jawaban : A. prinsip keperawatan anak


Daftar Pustaka

http://mediaindonesia.com/read/detail/148017-rakerkesnas-kesehatan-2018-fokus-atasi-3-
masalah-kesehatan

http://wahdaniah-ns.blogspot.com/2010/10/perspektif-keperawatan-anak.html

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-atraumatic-care/13145/2

https://titikanggraeni.wordpress.com/2014/08/19/perspektif-keperawatan-anak/

Anda mungkin juga menyukai