Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI

TEORI PASAR MODAL DAN INVESTASI


BETA

1.
2.
3.
4.

Oleh :

Kadek Shintya Rahayu Dewi Damayanthi 1881611041 (16)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
BETA

Beta digunakan di dalam Model Indeks Tunggal dan Model CAPM untuk menghitung
return ekspektasian sekuritas. Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return
sekuritas atau return portofolio terhadap return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap
return pasar atau dapat dikatan bahwa Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu
sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar.
Volatilitas merupakan fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio
dalam suatu periode waktu tertentu. Jika fluktuasi return-return sekuritas atau portofolio
secara statistik mengikuti fluktuasi dari return-return pasar, maka Beta dari sekuritas atau
portofolio tersebut dikatakan bernilai 1 atau Beta = 1 artinya bahwa setiap satu persen
perubahan return pasar baik naik ataupun turun maka return sekuritas atau potofolio juga
akan bergerak sama besarnya mengikuti return pasar.
Sekuritas yang mempunyai Beta > 1 dikatakan agresif, artinya tingkat kepekaan
sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar sangat tinggi atau dapat juga dikatakan memiliki
risiko yang lebih besar dari tingkat risiko rata-rata pasar. Sedangkan sekuritas yang
mempunyai Beta < 1 dikatakan defensif (konservatif), artinya saham tersebut kurang peka
terhadap perubahan pasar dan memiliki risiko dibawah rata-rata pasar.
Apabila beta positif, maka pergerakan harga saham searah dengan pergerakan indeks
pasar. Berdasarkan besaran angka beta saham, maka dapat dibedakan:
1) Beta < 1, dalam jangka panjang volatilitas return saham akan searah dengan indeks pasar,
namun denqan volatilitas yang lebih kecil.
2) Beta = 1, dalam jangka panjang volatilitas return saham akan searah dengan indeks pasar,
dengan volatilitas yang sama dengan volatilitas pasar.
3) Beta > 1, dalam jangka panjang volatilitas return saham akan searah dengan indeks pasar,
dengan volatilitas yang lebih besar.

1. Beta Pasar
Beta pasar merupakan Beta yang dihitung dengan data pasar dan dapat diestimasi
dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama
periode tertentu. Dengan asumsi bahwa hubungan antara return-return sekuritas dan return-
return pasar adalah linier, Beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis diantara
titik-titik return atau dengan teknik regresi.
Jika Beta yang dihasilkan dari perhitungan persamaan regresi bersifat stabil, maka
semakin lama periode observasi yang digunakan di persamaan regresi semakin baik (karena
kesalahan pengukurannya semakin lebih kecil) hasil dari Beta. Akan tetapi bila periode
obeservasi terlalu lama, anggapan Beta konstan dan stabil kurang tepat, karena sebenarnya
Beta berubah dari waktu ke waktu. Persamaan regresi yang digunakan untuk mengestimasi
Beta dapat didasarkan pada model indeks tunggal atau model CAPM.
1) Model indeks tunggal atau Model Pasar,
Beta dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
Ri = αi + βi . RM + ei

2) Model CAPM
Beta dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
Ri = RBR + βi . (RM - RBR) + ei

Notasi :
RBR = Return aktiva bebas resiko
RM = Return portofolio pasar

Pengaplikasian model CAPM ke dalam persamaan regresi sebagai berikut:


Ri – RBR = βi . (RM - RBR) + ei

Sehingga variabel dependen persamaan regresi adalah sebesar (Ri – RBR) dengan
variabel independennya adalah (RM - RBR).

Kelebihan dari Beta return pasar ini adalah Beta ini mengukur respon dari masing-
masing sekuritas terhadap pergerakan pasar. Beta pasar ini dihitung berdasarkan hubungan
data pasar dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik perusahaan seperti misalnya
pembayaran dividen.

2. Beta Akuntansi
Beta akuntansi merupakan Beta yang dihitung dengan data akuntansi dan dapat
diestimasi dengan menggunakan laba akuntansi. Berikut rumus menghitung Beta Akuntansi:
σlaba,iM
hi =
σ2laba,M
Notasi :
hi = Beta akuntansi sekuritas ke – i
σlaba, iM = Kovarian antara laba perusahaan ke – I dengan indeks laba pasar.
σ2laba, M = Varian dari indeks laba pasar.
(Indeks laba pasar dapat dhitung berdasarkan rata-rata laba akuntansi untuk
portofolio pasar).
Beta akuntansi dapat diestimasi dengan menggunakan persamaan regresi. Hal ini
untuk pertama kalinya dilakukan oleh Brown dan Ball (1969). Persamaan regresi untuk
mengestimasi Beta akuntansi sebagai berikut :
∆Ei,t = gi + hi ∆EMt + wi,t

Notasi :
∆Ei,t = Perubahan laba akuntansi perusahaan ke – I untuk periode ke – t
∆EMt = Perubahan indeks laba pasar untuk periode ke – t
Wi,t = Kesalahan residual
gi = Intercept
hi = Parameter regresi yang merupakan estimasi untuk Beta akuntansi
perusahaan ke - i

Beta akuntansi diperoleh dari koefisien regresi dengan variabel dependen perubahan
laba akuntansi dan variabel independen adalah perubahan indeks laba pasar untuk laba
akuntansi portofolio pasar. Sehingga beta akuntansi dan beta pasar memiliki hubungan yang
positif.

3. Beta Fundamental
Dengan argumentasi bahwa risiko dapat ditentukan menggunakan kombinasi
karakteristik pasar dari sekuritas dan nilai-nilai fundamental perusahaan, maka kombinasi ini
akan banyak membantu mengerti Beta dan untuk memprediksinya. Beaver, Kettler, dan
Scholes menggunakan 7 macam variabel yang merupakan variabel-variabel fundamental.
Sebagian besar dari variabel-variabel tersebut secara umum dianggap bervariasi dengan
risiko, tetapi secara teori mungkin tidak semuanya berhubungan dengan risiko. Ketujuh
variabel-variabel yang digunakan adalah Dividen Payout, Asset Growth, Leverage, Liquidity,
Asset Size, Earnings Variability, Accounting Beta. Dengan ditarik kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara risiko perusahaan yang diukur dengan Beta pasar dengan
keempat variabel fundamental. Yang juga menarik diperhatikan disini adalah bahwa ketiga
variabel yang tidak signifikan merupakan variabel-variabel yang tidak didukung dengan teori
mengenai hubungannya dengan Beta pasar.

4. Beta Pasar Dan Beta Fundamental


Beta return pasar dan Beta fundamental masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangannya. Kelebihan dari Beta return pasar adalah Beta ini mengukur respon dari
masing-masing sekuritas terhadap penggerkana pasar. Kelemahan dari Beta return pasar
adalah tidak langsung mencerminkan perubahan dari karakteristik perusahaan karena Beta
return pasar dihitung berdasarkan hubungan data pasar (return perusahaan yang merupakan
perubahan dari harga saham dengan return pasar) dan tidak dihitung berdasarkan data
karakteristik (fundamental) perusahaan, seperti misalnya data fundamental pembayaran
dividen. Beta pasar mungkin mencerminkan pembayaran dividen secara tidak langsung, yaitu
lewat perubahan harga saham jika ada.
Pada Beta fundamental yaitu untuk mengukur perubahan pembayaran dividen sacara
langsung. Beta Fundamental mempunyai kebaikan bahwa Beta ini secara langsung
berhubungan dengan perubahan karakteristik perusahaan, karena Beta ini dihitung
menggunakan data karakteristik tersebut. Kelemahan Beta fundamental yaitu variabel-
variabel karakteristik perusahaan mempunyai efek terhadap Beta fundamental yang sama
untuk semua perusahaan.

5. Beta Portofolio
Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang (berdasarkan
proporsi) dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk portfolio. Beta portofolio
umumnya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiap-tiap individual sekuritas. Alasannya
adalah sebagai berikut:
1) Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu, jika Beta tidak
konstan dari waktu ke waktu, maka Beta portofolio akan lebih tepat dibandingkan dengan
Beta individual sekuritas.
2) Perhitungan Beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran atau
kesalahan acak karena kesalahan acak satu sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh
kesalahan acak sekuritas yang lainnya. Dengan demikian Beta portofolio juga diharapkan
akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta individual sekuritas.
CRITICAL REVIEW
TEORI PASAR MODAL DAN INVESTASI
ACCOUNTING BETA: WHICH MEASURE IS THE BEST? FINDINGS FROM
ITALIAN MARKET

5.
6.
7.
8.

Oleh :

Kadek Shintya Rahayu Dewi Damayanthi 1881611041 (16)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
CRITICAL REVIEW
ACCOUNTING BETA: WHICH MEASURE IS THE BEST? FINDINGS FROM
ITALIAN MARKET

Judul Penelitian : “Accounting Beta: Which Measure Is the Best? Findings from Italian
Market” (Beta Akuntansi: Ukuran Mana Yang Terbaik? Temuan
dari Pasar Italia)
Peneliti : 1. Carmelo Intrisano
2. Giovanni Palomba
3. Loris Di Nallo
4. Anna Maria Calce
JURNAL : European Journal of Economics, Finance and Administrative
Sciences ISSN 1450-2275 Issue 96 December, 2017

A. RESEARCH BACKGROUND
Dalam research background ini akan di paparkan terkait hal atau permasalahan apa
yang melatarbelakangi penelitian ini dan pembahasan relevansi antara permasalahan atau
fenomena dengan topik yang di angkat.
Adapun hal yang melatarbelakangi penelitian ini, adalah asumsi bahwa perusahaan
tidak terdaftar meniru karakteristik yang sama dari perusahaan yang terdaftar. Masalah ini
lebih penting di negara di mana ada kehadiran besar usaha kecil dan menengah seperti di
Italia. Bahkan usaha kecil dan menengah sangat sering tidak go public sehingga CAPM beta
tidak begitu cocok untuk mereka. Oleh karena itu dalam konteks ini kebutuhan model
alternatif muncul. Sebuah alternatif diwakili oleh Risiko Bisnis Index (BRI) Model. Asumsi
dari model ini adalah bahwa semua perusahaan yang beroperasi di sektor memiliki risiko
bisnis yang sama. Isu penting adalah bahwa titik awal selalu CAPM beta. Model Alternatif
lain adalah beta fundamental). Beta mendasar menyatakan bahwa CAPM beta secara ketat
terkait dengan ukuran fundamental perusahaan. Jadi ada regresi antara CAPM beta (variabel
independen) dan ukuran akuntansi (variabel dependen). Kemudian fungsi regresi
diperkirakan dan memasukkan ukuran akuntansi perusahaan terdaftar adalah mungkin untuk
memiliki beta. Asumsi dari model ini adalah bahwa ukuran akuntansi merupakan prediksi
CAPM beta. Akhirnya ada akuntansi beta. Ini adalah satu-satunya model yang tidak
berurusan dengan CAPM beta. Bahkan ini memberikan regresi linier antara ukuran akuntansi
perusahaan dan rata-rata ukuran akuntansi yang sama yang berkaitan dengan semua
perusahaan yang terdaftar dari pasar.
Sehingga dalam pernyataan tersebut estimasi biaya ekuitas merupakan salah satu tema
yang lebih diperdebatkan. Bahkan biaya ekuitas sering digunakan dalam laporan evaluasi dan
sebagainya Hal ini diperlukan untuk mempekerjakan biaya wajar ekuitas. Namun dalam
literatur ada kurangnya tentang model ditujukan kepada perusahaan yang tidak terdaftar,
sedangkan metode berpikir perusahaan yang terdaftar sebagian besar dipelajari.

B. DITINJAU DARI ASPEK ONTOLOGI


Aspek ontologis berkaitan dengan apa yang dipelajari ilmu atau berkenaan dengan
objek studi. Dalam aspek ontologies berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang
dipikirkan atau apa yang menjadi masalah. Adapun review yang dapat kami berikan ditinjau
dari aspek ontology dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Teori yang Digunakan

Kajian literatur yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang dilakukan lebih
banyak memaparkan penelitian terdahulu yang terdiri dari antara lain Ball and Brown (1969),
Beaver, ceret, Scholes (1970), Beaver, Manegold (1975), Hill, Batu (1980), Ismail and Kim
(1989), Kaya Er (2012) dan masih banyak yang lainnya.
Menurut saya, dalam penelitian ini tidak dipaparkan grand theory yang dijadikan
sebagai acuan dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti dalam mengutip nama peneliti dari
penelitian terdahulu menggunakan nama belakang. Hal ini mungkin dikarenakan penyesuaian
format dari jurnal tersebut ataupun aturan dari negara Italia itu sendiri.

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk untuk memusatkan perhatian pada beta akuntansi,
model yang dapat digunakan juga untuk perusahaan yang tidak terdaftar. Setelah tinjauan
literatur peneliti memiliki melakukan analisis empiris di pasar Italia untuk memeriksa
stabilitas akuntansi beta terhadap CAPM beta.

C. DITINJAU DARI ASPEK EPISTEMOLOGI

Aspek estimologi berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya


dengan menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang
didukung oleh sarana berfikir ilmiah. Aspek ini akan menjelaskan tentang metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian, dan apakah metode tersebut cocok dengan penelitian tsb,
apakah ada metode lain yang bisa dilakukan, dan berikan justifikasi serta rekomendasi yang
logis dan teoritis.

1. Data & Desain Penelitian yang Digunakan


Dalam hal metode penelitian yang digunakan, peneliti dalam hal ini tidak secara
tersirat memaparkan metode apa yang digunakan. Namun dalam penelitian ini merupakan
penelitian membandingkan CAPM beta dan akuntansi beta untuk mengevaluasi penggunaan
beta akuntansi perusahaan terdaftar. Sehingga dalam hal ini dapat diketahui bahwa peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif komparatif.
Analisis empiris difokuskan pada pasar Italia. Data tentang ukuran akuntansi dan
harga dikumpulkan dari Thomson Reuters Datastream untuk jangka waktu sepuluh tahun
(2006-2015). Panel terdiri oleh 303 perusahaan yang terdaftar di pasar Italia pada tahun 2015.
Pertama peneliti menghitung CAPM beta untuk 303 perusahaan dengan regresi linier antara
return masing-masing saham (variabel dependen) dan kembali dari FTSE MIB (variabel
independen). Peneliti menggunakan pengamatan bulanan untuk jangka waktu 5 tahun (2011-
2015) dan jadi kami memiliki 60 pengamatan pengembalian. Campbell, Lo, MacKinlay
(1997) mempertahankan bahwa dalam beta CAPM disukai untuk menggunakan pengamatan
mingguan atau bulanan karena autokorelasi menurun. Peneliti menghitung CAPM beta hanya
untuk perusahaan yang memiliki informasi tentang harga untuk periode 2011-2015. Jika
sebuah perusahaan memiliki informasi harga untuk waktu yang terbatas CAPM beta tidak
dihitung. Langkah kedua melibatkan beta akuntansi. Kami menghitung beta ini hanya untuk
perusahaan yang memiliki n. sheet 10 keseimbangan (2006-2015) pada database Datastream.
Dalam menentukan samplenya, peneliti tidak menyebutkan teknik pengambilan
sample yang digunakan. Saya sebagai pembaca dalam hal ini masih kurang memahami teknik
pengambilan sampel yang digunakan. Namun, dalam hal ini peneliti menjelaskan bahwa
peneliti menggunakan perusahaan yang difokuskan di Italia yang ukuran akuntansi dan harga
dikumpulkan dari Thomson Reuters Datastream untuk jangka waktu sepuluh tahun, yaitu
2006-2015 yang kemudian menghitung CAPM beta hanya untuk perusahaan yang memiliki
informasi tentang harga untuk periode 2011-2015 dan beta perusahaan yang memiliki n. sheet
10 keseimbangan (2006-2015) pada database Datastream. Sehingga menurut saya dalam hal
teknik pengambilan sample, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dengan syarat
seperti syarat-syarat tersebut. Akan tetapi, akan lebih baik peneliti menjelaskan alasan
menggunakan syarat-syarat tersebut dan penggunaan tahun yang digunakan dalam
pengambilan sample.

2. Pengujian Statistik Yang Digunakan


Pada penelitian ini menurut saya, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
tidak dijelaskan secara tersirat. Selain itu, dalam hal ini alangkah lebih baik apabila peneliti
memaparkan alat pengujian statistic yang digunakan dalam mengolah data sehingga
mendapat hasil penelitian.

3. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan Carmelo Intrisano, Giovanni Palomba, Loris Di
Nallo, dan Anna Maria Calce menjelaskan bahwa beta akuntansi ROE memiliki perbedaan
rata-rata yang lebih rendah dalam nilai mutlak (0,17). Khususnya Hal ini sehubungan rendah
untuk CAPM beta sedangkan akuntansi laba bersih beta dan pendapatan operasional
membawa ke beta tinggi. Pokoknya perbedaan rata-rata sangat kecil dalam kasus ROE.
standar deviasi dari beta akuntansi ROE (0,37) mirip dengan CAPM beta (0,27) dan
memberikan beberapa informasi tentang stabilitas. Sebaliknya akuntansi laba bersih beta dan
pendapatan operasional yang lebih bervariasi. Tingkat lain analisis adalah tentang studi
tentang tanda perbedaan antara beta akuntansi dan CAPM beta. Dalam 72% dari perusahaan
Akuntansi Beta ROE lebih rendah dari yang sesuai CAPM beta. Ini ulangan hasil perbedaan
rata-rata. Kasus laba bersih akuntansi beta dan pendapatan operasional yang khusus:
bagaimanapun nilai positif dari perbedaan rata-rata (laba bersih: 1,23; pendapatan
operasional: 1,01) dalam sampel dianalisis kami menemukan bahwa hanya 31% (laba bersih)
dan 38% (pendapatan operasional) dari perusahaan memiliki beta akuntansi yang lebih tinggi
daripada yang sesuai CAPM beta. Temuan ini tampaknya untuk mengkonfirmasi hasil
sebelumnya: Akuntansi beta ROE adalah lebih stabil, sementara laba bersih dan pendapatan
operasional menunjukkan beberapa masalah penting.

D. RESEARCH FOR THE FUTURE


Dalam penelitian ini sudah dipaparkan ukuran beta akuntansi yang terbaik dari pasar
italia. Namun, masih terdapat beberapa yang perlu dijelaskan pada penelitian ini dan
diharapkan menjadi kontribusi yang lebih baik pada penelitian selanjutnya. Hal tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Menurut saya, dalam penelitian ini tidak dipaparkan grand theory yang dijadikan sebagai
acuan dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti dalam mengutip nama peneliti dari
penelitian terdahulu menggunakan nama belakang. Hal ini mungkin dikarenakan
penyesuaian format dari jurnal tersebut ataupun aturan dari negara Italia itu sendiri.
2. Dalam hal metode penelitian yang digunakan, peneliti dalam hal ini tidak secara tersirat
memaparkan metode apa yang digunakan.
3. Dalam menentukan samplenya, peneliti tidak menyebutkan teknik pengambilan sample
yang digunakan. Saya sebagai pembaca dalam hal ini masih kurang memahami teknik
pengambilan sampel yang digunakan. Namun, dalam hal ini peneliti menjelaskan bahwa
peneliti menggunakan perusahaan yang difokuskan di Italia yang ukuran akuntansi dan
harga dikumpulkan dari Thomson Reuters Datastream untuk jangka waktu sepuluh tahun,
yaitu 2006-2015 yang kemudian menghitung CAPM beta hanya untuk perusahaan yang
memiliki informasi tentang harga untuk periode 2011-2015 dan beta perusahaan yang
memiliki n. sheet 10 keseimbangan (2006-2015) pada database Datastream. Sehingga
menurut saya dalam hal teknik pengambilan sample, peneliti menggunakan teknik
purposive sampling dengan syarat seperti syarat-syarat tersebut. Akan tetapi, akan lebih
baik peneliti menjelaskan alasan menggunakan syarat-syarat tersebut dan penggunaan
tahun yang digunakan dalam pengambilan sample.
4. Pada penelitian ini menurut saya, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
tidak dijelaskan secara tersirat. Selain itu, dalam hal ini alangkah lebih baik apabila
peneliti memaparkan alat pengujian statistic yang digunakan dalam mengolah data
sehingga mendapat hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai