Sirosis Hepatis Ec Hepatitis B Kronis
Sirosis Hepatis Ec Hepatitis B Kronis
Pembimbing :
dr. Elhamida, Sp.PD
Disusun oleh :
Adila Salsabila – 030.14.003
Judul:
Sirosis Hepatis ec Hepatitis B
Penyusun:
Adila Salsabila – 030.14.003
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang bersifat difus dan ditandai dengan
pembentukan jaringan ikat dan nodul. Sirosis hepatis biasanya dimulai dengan proses
peradangan, nekrosis sel hati yang meluas, pembentukan jaringan ikat dan usaha hati dalam
meregenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan
makro menjadi tidak yeratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut.
Sirosis hepatis termasuk dalam 20 penyebab kematian terbanyak di dunia, mencakup
1,3% dari seluruh kematian di dunia dan 5 besar penyebab kematian di Indonesia (WHO,
2010). Di Indonesia belum terdapat data yang mempresentasikan jumlah kasus sirosis hepatis
di Rumah Sakit. Menurut laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia, prevalensi
sirosis hepatis adalah 3,5% seluruh pasien yang dirawat di bangsal Penyakit Dalam, atau
47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat (Kusumobroto, 2007). Penyakit sirosis
hepatis lebih banyak diderita oleh laki-laki dibanding perempuan.
Sirosis hepatis menimbulkan berbagai gejala klinis seperti ascites, nyeri perut, ikterik,
mual, nafsu makan berkurang, pelebaran pembuluh darah vena (spider naevi, caput medusae)
hingga hematemesis dan melena.
Penyakit sirosis hepatis masih menjadi masalah yang besar di Indonesia, dan
berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas masalah yang dialami oleh pasien
dengan sirosis hepatis.
BAB II
ILUSTRASI KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Yurianto
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 40 Tahun
Pekerjaan : Supir mobil rental
Agama` : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Otista, gang Mangga, Jakarta Timur
Tanggal Masuk : 29 November 2018
II. Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis dari pasien pada hari Senin 3 Desember 2018 di
Bangsal Lt.6 Barat, RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur.
Keluhan Utama
Demam sudah 7 hari SMRS.
Keluhan Tambahan
Perut terasa nyeri, mual, kembung, nafsu makan menurun, lemas, pusing. Sempat
terpasang NGT dan keluar cairan berwarna hitam.
Riwayat Kebiasaan
- Pasien sering minum minuman energi (kuku bima dan kratingdaeng) sejak 3
tahun yang lalu, sering minum Asam Mefenamat dan Paracetamol bila pasien
merasa badan kurang sehat dan sering mengkonsumsi jamu daun afrika sejak 3
bulan yang lalu.
- Olahraga teratur sebelum masuk RS
- Sering membeli makanan di pinggir jalan
- Riwayat merokok, minum alkohol, tato dan pemakaian jarum suntik disangkal
- Riwayat berganti-ganti pasangan seksual disangkal
Riwayat alergi
- Pasien alergi terhadap makanan laut (seafood)
Status Generalis
Kulit : pucat (-), sianosis (-), ikterik (+)
turgor kulit baik, kulit kering (-)
Kepala : Normosefali, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+-, pupil isokor +/+,
refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung
+/+
Telinga : Normotia, sekret (-/-), otorrhea (-/-)
Hidung : Rinore (-/-) sekret (-/-), epsitaksis (-/-)
Bibir : Sianosis (-), stomatitis angularis (-)
Mulut : Oral hygiene baik, faring hiperemis (-) candidiasis oral (-), typhoid
tongue (-)
Leher : Trakea di tengah, tiroid tidak teraba membesar, pembesaran
KGB (-), JVP 5+1.
Pemeriksaan Dinding Dada dan Paru
Inspeksi : Dinding dada kanan dan kiri simetris saat statis dan dinamis, terdapat
Spider navy 1 buah dengan diameter 3cm pada dada sebelah kanan
atas
Palpasi : Ekspansi dada normal, focal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+, wheezing -/-,
rhonki -/-
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan :ICS IV linea sternalis dekstra
Batas jantung kiri :ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ I dan II reguler; gallop (-), murmur (-)
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membuncit, gerak dinding abdomen simetris, caput
medusae (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 2x/menit, bruits (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) murphy’s sign (-) ,Ballotement (-) nyeri lepas
(-), pembesaran lien (+) Schuffner 2 dengan konstistensi lunak, tepi
tajam, permukaan rata, tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba
NT :
+ + -
+ - -
+ + -
Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), dan sianosis (-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-), dan sianosis (-),
tampak bekas luka meluas pada tungkai distal (+/+)
IV. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (29 November 2018)
HEMATOLOGI
Hematokrit 26 % 40—52
MCH 36,0 pg 26 – 34
KIMIA KLINIK
METABOLISME KARBOHIDRAT
GINJAL
Ureum 14 mg/dL 13 – 43
KIMIA KLINIK
HATI
HEPATITIS C
Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif
FAAL HEMOSTATIS
Protrombin Time (PT)
Kontrol 14,50 Detik
Pasien 25,5 detik 12 – 17
Masa Tromboplastin (APTT)
Kontrol 33,4 Detik
Pasien 44,3 detik 20 – 40
D-dimer 2,4 mg/L < 0,3
V. Ringkasan
Pasien datang dari IGD RS Budhi Asih pada tanggal 29 November 2018 dengan
keluhan demam sejak 7 hari SMRS. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi dan
berlangsung sepanjang hari. Demam disertai dengan keluhan nyeri perut seperti
ditusuk-tusuk pada bagian tengah atas dan kanan atas, perut membesar disertai
rasa penuh, kembung, nyeri tekan, mual, dan nafsu makan menurun, pinggang
terasa nyeri dan panas. Pasien merasa cepat lelah dan lemas. BAB pernah bewarna
hitam dan lengket sepert tar, BAK sering hingga mengganggu tidur, berwarna
kecoklatan seperti teh. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama 1 tahun yang
lalu, memiliki riwayat mengkonsumsi minuman berenergi, Asam Mefenamat dan
Paracetamol selama 3 tahun, dan terdapat riwayat minum jamu daun afrika sejak 3
bulan yang lalu. Pasien memiliki alergi terhadap makanan laut. Ayah pasien
meninggal karena keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik ditemukan; TD:
120/80mmHg, HR: 95x/menit, suhu: 37,8°C, RR: 20x/menit, nyeri tekan abdomen
(+), ascites (+), spider navy (+), splenomegali (+), shifting dullness (+). Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan: leukosit 3,5 ribu/uL, eritrosit 2,6 juta/uL, Hb
9,3 g/dL, Ht 26%, kreatinin 1,33 mg/dL, AST/SGOT 52 mU/dL, Albumin 1,6
g/dL, globulin 6,4 g/dL, bilirubin total; 2,46 U/L, HbsAg reaktif, PT 25,5 detik,
APTT 44,3 detik, D-dimer 2,4 mg/L.
Pemeriksaan Fisik:
Ascites
Nyeri tekan pada regio hipocondrica dextra, epigastrica, lumbaris dextra, iliaca
dextra
Splenomegali
Shifting dullness
Spider Naevi
Riwayat BAK berwarna coklat seperti teh
Riwayat melena
Riwayat keluar cairan berwarna hitam dari selang NGT
Rencana tatalaksana:
Tatalaksana Airway, Breathing, Circulation: Pemasangan O₂ 2L dengan nasal
canule dan pemasangan I.V line dengan cairan Aminofusin hepar : RD = 1:2/24
jam
Omeprazole 2x40 mg
Ondancentron 3x40 mg
Vit K 3x1
Kalnex 3x1
Sucralfat 3x1
Rencana diagnostik:
USG abdomen
Pemeriksaan darah perifer lengkap secara berkala
Pemeriksaan enzim hati (AST, ALT), albumin, globulin dan bilirubin secara
berkala
Pemeriksaan GDS secara berkala
Pemeriksaan PT dan APTT secara berkala
2. Febris
Atas dasar:
Anamnesis:
Terdapat riwayat demam sejak 7 hari SMRS
Pemeriksaan Fisik:
Pengukuran suhu dengan termometer = 37,8°C
Rencana tatalaksana:
Pemberian obat Sistenol 3x1
3. Anemia
Atas dasar:
Anamnesis:
Pasien merasa cepat lelah dan lemas
Terdapat riwayat perdarahan (blood loss) berupa hematemesis dan melena
Pemeriksaan Penunjang:
Hb: 9,3 g/dL
Ht: 26%
Rencana tatalaksana:
Tatalaksana A,B,C
Vit K 3x1
Kalnex 3x1
4. Trombositopenia
Atas dasar:
Penunjang Penunjang:
Trombosit: 99 ribu/uL
5. Hipoalbuminemia
Atas dasar:
Pemeriksaan Fisik:
Ascites
Shifting dullness (+)
Pemeriksaan Penunjang:
Albumin: 1,6 g/dL
Rencana Tatalaksana:
Aminofusin Hepar : RD = 1:2 / 24jam
6. Dyspepsia
Atas dasar:
Anamnesis:
Nyeri
Rasa penuh
Mual
Kembung
Nafsu makan menurun
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan pada regio hipocondrica dextra, epigastrica, lumbaris dextra, iliaca
dextra
Rencana tatalaksana:
Omeprazole 2x40mg
Ondancentron 3x40mg
Sucralfat 3x1C
VIII. Follow up
29 November 2018
S Os datang ke IGD RS Budhi Asih dengan keluhan demam 7 hari SMRS, mual
(+), nyeri pada ulu hati (+), muntah (-), sesak (-), nafsu makan kurang, BAB
warna hitam (+). Riwayat DM (-), Riwayat HT (-)
Penunjang:
Leukosit: 35000/uL
Trombosit: 99000/uL
Hb: 9.3 g/dL
Ht: 26%
A - Melena
- Anemia normositik-normokrom
- Trombositopenia
P - OMZ 2x40mg (I.V)
- Ondancentron 3x1
- Sistenol 3x1 tab
- Vit.K 3x1ui (I.V)
- Kalnex 3x1u
- Sucralfat 3xIC
30 November 2018
S Demam (+), pusing(+), mual (+), nyeri pada ulu hati (+), muntah (-), sesak (-),
nafsu makan kurang, pasien sudah BAB tapi tidak tahu apakah masih
berwarna hitam atau tidak, pasien mengeluh sering kencing terutama pada saat
malam hari
Penunjang:
Leukosit: 35000/uL
Trombosit: 99000/uL
Hb: 9.3 g/dL
Ht: 26%
Albumin: 1,6 g/dL
Globulin 6,4 g/dL
Bilirubin total: 2,46 U/L
Bilirubin direk: 1,51 U/L
Bilirubin indirek: 0.95 mg/dL
HbsAg: reaktif
PT: 25,5 detik
APTT: 44,3 detik
D-dimer: 2,4
A - Melena
- Anemia normositik-normokrom
- Hipoalbuminemia
- Trombositopenia
P - Ondancentron 3x1
- Sistenol 3x1 tab
- Vit.K 3x1ui (I.V)
- Kalnex 3x1u
- Sucralfat 3xIC
1 Desember 2018
S Demam (-), pusing(+), mual (-), nyeri pada ulu hati (+), muntah (-), batuk(+),
dahak(-), sesak (-), nafsu makan masih kurang, pasien belum BAB.
O KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 120/70mmHg Suhu : 36.8°C
N : 88x/menit SpO2: 98%
RR : 20x/menit
Mata : CA -/-, SI +/+
Leher : Tidak ada pembesaran KGB, JVP 5+1
Thorax :Terdapat spider naevi pada dada sebelah kanan atas
Pulmo SNV +/+, wh -/-, rh -/-
Cor BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Ascites(+), supel, BU (+) 3x/menit,
NT
+ + -
+ - -
+ + -
A - Melena ec PVO
- Anemia normositik-normokrom
- Hipoalbuminemia
- Trombositopenia ec Sirosis Hepatis
- Hepatitis B Kronis
P - Ondancentron 3x1
- Sistenol 3x1 tab
- Vit.K 3x1ui (I.V)
- Kalnex 3x1u
- Sucralfat 3xIC
2 Desember 2018
S Demam (-), pusing(+), mual (-), nyeri pada ulu hati (+), muntah (-), batuk(+),
dahak(-), sesak (-), pinggang terasa panas (+), nafsu makan membaik, pasien
belum BAB.
Penunjang:
Leukosit: 18000/uL
Trombosit: 65000/uL
Hb: 8.4 g/dL
Ht: 23%
Albumin: 1,6 g/dL
Globulin 6,4 g/dL
A - Melena ec PVO
- Anemia normositik-normokrom
- Hipoalbuminemia
- Trombositopenia ec Sirosis Hepatis
- Hepatitis B Kronis
P - Ondancentron 3x1
- Sistenol 3x1 tab
- Vit.K 3x1ui (I.V)
- Kalnex 3x1u
- Sucralfat 3xIC
3 Desember 2018
S Demam (-), pusing(-), mual (-), nyeri pada ulu hati (-), muntah (-), batuk(+),
dahak(-), sesak (-), pinggang terasa panas (+), perut terasa begah, nafsu makan
baik, pasien belum BAB.
A - Melena ec PVO
- Anemia normositik-normokrom
- Hipoalbuminemia
- Trombositopenia ec Sirosis Hepatis
- Hepatitis B Kronis
P - Ondancentron 3x1
- Sistenol 3x1 tab
- Vit.K 3x1ui (I.V)
- Kalnex 3x1u
- Sucralfat 3xIC
4 Desember 2018
S Demam (-), pusing(-), mual (-), nyeri pada ulu hati (-), muntah (-), batuk(+),
dahak(-), sesak (-), pinggang terasa panas (+), perut terasa begah, nafsu makan
baik, melena (-).
P - Ondancentron 3x1
- Sistenol 3x1 tab
- Vit.K 3x1ui (I.V)
- Kalnex 3x1u
- Sucralfat 3xIC
BAB III
PEMBAHASAN
Sirosis Hepatis adalah penyakit pada hepar yang bersifat difus dan disertai
dengan pembentukan fibrosis, nodul dan jaringan parut yang terjadi menahun.
Biasanya sirosis hepatis dimulai dengan adanya proses inflamasi akibat hepatitis
viral yang kronis. Pada pasien ini ditemukan HbsAg reaktif, yang mana
merepresentasikan keadaan pasien yang sedang menderita infeksi hepatitis B.
Sirosis hepatis dapat menyebabkan peningkatan resistensi pada vena portal
atau yang biasa disebut dengan hipertensi portal. Pada keadaan hipertensi portal
dapat menimbulkan manifestasi klinis seperti yang terjadi pasien seperti jaundice,
ascites, melena, splenomegali, spider naevi dan pada pemeriksaan penunjang
dapat ditemukan anemia, trombositopenia, PT dan APTT yang memanjang.
Sirosis hepatis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi hepatitis
viral kronis, konsumsi alkohol menahun dan autoimun. Pada keadaan sirosis
hepatis dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi yang mengenai organ-organ
sekitarnya. Seperti varices oesophagus, hepato-renal syndrome, encefalopathy
hepaticum, haemorrhoid, gangguan faktor pembekuan darah dan infeksi sekunder.
Seperti pada pasien didapatkan melena akibat varices oesphagus dan peningkatan
kreatinin dapat terjadi karena akibat dari kurang nya aliran darah ke ginjal akibat
dari sirosis hepatis tersebut.
Pasien mengalami penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni
tertular hepatitis B dari riwayat keluarga dan akibat dari konsumsi minuman
energi dan jamu-jamuan dalam waktu lama. Pada pasien didapatkan HbsAg
reaktif dapat menegakan penyebab dari sirosis hepatis, yaitu infeksi Hepatitis B
kronik.