Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA

Pembimbing :
dr.Alvin Mohamad Ridwan Sp.OK

Disusun Oleh :
TUTUT FITRIANI
030.13.194 07/31/2020 1
1
JURNAL 1
FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL
PADA PEKERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PRODUKSI
LEMBARAN BAJA SENG DI PT X SEMARANG

07/31/2020 2
PENDAHULUAN

 Perusahaan manufaktur adalah jenis suatu badan


usaha. Perbedaan manufaktur dengan lainnya adalah
pekerjaannya yang menggunakan mesin, peralatan,
serta  tenaga kerja tertentu. Dalam proses
pekerjaannya, perusahaan ini memiliki ciri khas yakni
mengubah suatu bahan mentah menjadi sebuah
barang jadi yang mempunyai nilai jual yang besar
 Salah satu Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang sering
terjadi dalam dunia industri adalah gangguan
pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan
07/31/2020 3
Gambaran Manufaktur Lembaran Baja Seng

07/31/2020 4
PENDAHULUAN
 WHO juga menyebutkan bahwa pada tahun 2014 ada 360 juta
orang di dunia (328 juta dewasa dan 32 juta anak-anak) yang
memiliki gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh beberapa
faktor termasuk akibat pajanan kebisingan yang berlebihan.

 Dalam kasus NIHL (Noise Induced Hearing Loss) yang banyak


terjadi pada pekerja di berbagai belahan dunia dilaporkan
termasuk dalam jenis gangguan pendengaran sensorineural yang
khas sebagai lesi koklea dan lebih jelas terlihat pada daerah
frekuensi tinggi audiogram antara 3 kHz dan 6 kHz, konfigurasi
audiometri ini disebut cekungan atau tukik di frekuensi 4 kHz.
07/31/2020 5
DERAJAT TULI AKIBAT BISING
 Tahap 1 : Timbul 10-20 hari terpapar bising terus menerus

 Tahap 2 : Mulai timbu keluhan yaitu telinga berdenging atau


berbunyi yang hillang timbul

 Tahap 3 : Pekkerja tidak dapat mendengar beberapa suara


terutama jika ada suara lainnya

 Tahap 4 : Pekerja mengalami gangguan ketulian secara


permanen (NIHL)

07/31/2020 6
FAKTOR RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN

 paparan kronis dari intensitas bising yang berlebihan


dalam jangka waktu yang lama.
 Usia
 Masa kerja
 Kedisiplinan penggunaan earplug
 Hipertensi
 Diabetes melitus
 Hiperkolesterol

07/31/2020 7
BAHAN DAN METODE
 Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan jenis observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional dengan
menggunakan analisis multivariat.
 Populasi penelitian adalah pekerja di bagian
produksi, maintenance dan administrasi di PT. X
Semarang sejumlah 120 pekerja dan sampel
adalah 66 responden yang berasal dari produksi,
maintenance, dan administrasi.

07/31/2020 8
PENILAIAN RESIKO

Bertujuan untuk menganalisis faktor risiko


(intensitas kebisingan, usia, masa kerja,
kedisiplinan penggunaan earplug, hipertensi,
diabetes mellitus, dan hiperkolesterol) terhadap
gangguan pendengaran sensorineural pada
pekerja.

07/31/2020 9
PENILAIAN TINGKAT RESIKO
FAKTOR RESIKO JUMLAH
Usia
≥ 40 tahun 41
< 40 tahun 25
Intensitas Kebisingan
Dibawah NAB 51
Diatas NAB 15
Masa Kerja
≥ 5 tahun 55
< 5 tahun 14
Kedisiplinan Menggunakan Earplug
Disipllin 25
Tidak Disiplin 17
Riwayat Penyakit
Hipertensi 6
Diabetes Mellitus 6
Hiperkolestrol 15
Gangguan Pendengaran Sensorineural
Tidak Mengalami 48
Mengalami 18
10
HASIL UNIVARIAT
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase Usia Frekuensi Presentase
(% )
Responden (%)
Laki-laki 57 8 6 ,4
Perempuan 9 13,6
Total 66 100,0

11
Bagian di Frekuensi Presentase Jumlah responden terbanyak berada
Perusahaan (%) pada kategori usia lebih dari atau sama
Produksi 29
Administrasi 24 dengan 40 tahun yaitu 41 responden
(62,1%) yang berasal dari semua bagian
Produksi 29 43, 9 yaitu produksi sebanyak 16 responden,
Administrasi 24 36, 4 maintenance sebanyak 6 responden, dan
administrasi sebanyak 19 responden.
Maintenance 13 19,7

Total 66 100,0 07/31/2020 12


Intensitas Frekuensi Presentase tahunyaitu sebanyak 52 responden
Kebisingan (%)
(78,8%).
Di bawah NAB 51 77,3
Di atas NAB 15 22,7

Usia Frekuensi Presentasi(%)


≥ 40 tahun 41 62,1
< 40 tahun 25 37,9
Total 66 100,0

Masa Kerja Frekuensi Presentase


(%)
≥ 5 tahun 52 7 8 ,8
< 5 tahun 14 2 1 ,2
Total 66 100,0 07/31/2020 13
Kedisiplinan
menggunakan Frekuensi Presentasi(%)
Earplug

Disiplin 25 59,5
Tidak disiplin 17 40,5
Total 42 100,0

Gangguan pendengaran Frekuensi Presentasi(%)


sensorineural
Sensorineural
Tidak mengalami 48 72,7
Mengalami 18 27,3
Total 66 100,0 07/31/2020 14
HASIL BIVARIAT
1,277 -
Variabel Bebas Value OR CI 95% Riwayat 0,031 14,368 Berdasarkan tabel tersebut, hasil
Intensitas Hipertensi 161,67 analisis bivariat menunjukkan bahwa
0,000 10,75* 2,89-39,39
K e b is in g a n variabel yang berhubungan dengan
Usia 0,001 17,00* 2,09-138,08 Berdasarkan pengujian regresi logistik gangguan pendengaran sensorineural
Masa Kerja 0,006 0,654 0,53-0,79 (p<0,05) yaitu intensitas kebisingan,
Kedisiplinan terdapat 3 variabel yang masuk dalam usia, masa kerja, riwayat hipertensi, dan
Penggunaan 0,542 1,488 0,413-5,351 model akhir multivariat, artinya 3 variabel riwayat diabetes mellitus, sedangkan
Earplug kedisiplinan penggunaan earplug dan
Riiwayat 0,005 18,07* 1,93-168,64 bebas tersebut secara bermakna riwayat hiperkolesterol tidak memiliki
Hipertensi hubungan secara statistik.
mempengaruhi variabel terikat, yaitu Sedangkan melalui perhitungan
Riwayat
Prevalens Ratio, diketahui bahwa
Diabetes 0,043 6,57* 1,08-39,74 intensitas kebisingan, usia, dan riwayat
Mellitus intensitas kebisingan, usia, riwayat
hipertensi. hipertensi dan riwayat diabetes mellitus
Riwayat 0,384 1,46 0,42-5,07
Hiperkolesterol merupakan faktor risiko kejadian
gangguan pendengaran sensorineural
pada pekerja (OR>1).
15
HASIL ANALISIS MULTIVARIAT

Variabel P OR CI 95%
dari bagian administrasi. Intensitas 2,678 -
0,002 13,153
K e b is in g a n 64,591
1,215 -
C. Hasil Analisis Bivariat Usia 0,033 11,838
115,35
1,277 -
Variabel Bebas Value OR CI 95% Riwayat 0,031 14,368

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa dari


keseluruhan variabel indenpenden yang mempengaruhi
gangguan pendengaran sensorineural terdapat satu variabel
yang paling berpengaruh yaitu intensitas kebisingan di atas
NAB (p = 0,002) dengan PR sebesar 13,153 (CI 95% = 2,678 -
64,591). 16
 Faktor resiko yang mempengaruhi gangguan pendengaran
sensorineural yang paling berpengaruh yaitu intensitas kebisingan di
atas NAB
 pertambahan usia pada manusia akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya degenerasi yang semakin tinggi sehingga
fungsinya akan menurun termasuk pada organ pendengaran.
 hipertensi, diabetes melitus dan hiperkolesterol secara langsung
dapat mempengaruhi aliran pembuluh darah koklea yang
mengakibatkan menurunnya transportasi nutrisi dan secara tidak
langsung mengakibatkan degenerasi sekunder pada saraf pendengaran
 Sensorineural hearing loss merupakan gangguan penurunan
pendengaran sensorineural yang dimulai pada frekuensi yang lebih
tinggi (3000 Hz sampai 6000 Hz) dan bertambah parah secara
berangsur- angsur yang diakibatkan oleh paparan kronis dari intensitas
bising yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama.

07/31/2020 17
PENGENDALIAN TEKNISI
 menggunakan fondasi mesin yang baik agar
tidak ada sambungan yang goyang dan
 Mengganti bagian-bagian logam dengan karet,
dan
 Merawatmesin dan alat secara teratur sehingga
dapat mengurangi suara bising.

07/31/2020 18
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF

Pengadaan ruang kontrol pada bagian tertentu


dan pengaturan jam kerja, disesuaikan dengan
Nilai Ambang Batas (NAB) yang ada.

07/31/2020 19
PENGENDALIAN
Penggunaan Alat Pelindung Diri
 Sumbat telinga (ear plug) yang dapat mengurangi
intensitas suara 10 sampai dengan 15 dB, ear plug
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ear plug sekali
pakai (disposable plugs) dan ear plug yang dapat
dipakai kembali (reusable plugs).
 Tutup telinga (ear muff) dapat mengurangi intensitas
suara hingga 20 sampai dengan 30 dB.

07/31/2020 20
KESIMPULAN
 Gangguan pendengaran pada manufaktur produksi lembaran
besi seng di PT X Semarang berjumlah 7 faktor resiko
 Kejadian gangguan pendengaran sensorineural yang
dipengaruhi oleh faktor intensitas kebisingan, masa kerja,
usia, dan riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus,
Hiperkolestrol, kedisipinan menggunakan earplug
 Faktor resiko yang mempengaruhi gangguan pendengaran
sensorineural yang paling berpengaruh yaitu intensitas
kebisingan di atas NAB
 Probabilitas kejadian gangguan pendengaran sensorineural
yang dipengaruhi oleh faktor intensitas kebisingan, usia, dan
riwayat penyakit hipertensi adalah sebesar 97,6%, adapun
sisanya (2,4%) terdapat faktor lain di luar faktor penelitian.
07/31/2020 21

Anda mungkin juga menyukai