Anda di halaman 1dari 52

UNDIP UNIVERSITAS

DIPONEGORO
becomes an axcellent research university
 Mahasiswa mampu melakukan promotif,
preventif kelainan kelainan di bidang THT dan
mengatasi dampak akibat kelainan THT serta
melakukan rujukan yang tepat
(prioritas pada kurang pendengaran dan
ketulian)
• Mahasiswa mampu:
1. Melakukan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif terhadap kejadian kurang
pendengaran dan ketulian
2. Menjelaskan deteksi dini kurang pendengaran
3. Menjelaskan dampak akibat kurang dengar
4. Menemukan kasus dan menentukan kasus
rujukan
 Deteksi dini kurang pendengaran dan
ketulian
Referensi :
1. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala dan Leher. 6 ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.

2. Kepmenkes Nomor 879/Menkes/SK/XI/2006 tentang


rencana strategi nasional penanggulangan gangguan
pendengaran dan
ketulian untuk mencapai sound hearing 2030. 2006
Deteksi dini kurang
pendengaran dan ketulian
Muyassaroh, Pujo Widodo

Departemen IKTHT-KL FK Undip Semarang


BESARAN MASALAH THT
 WHO (2000) : 4.2 % penduduk dunia (250 juta)

mengalami gangguan pendengaran

 Indonesia (1994 – 1996) : Survei Kesehatan Indera


Pendengaran :
 Gangguan pendengaran : 16.8 % penduduk

 Ketulian : 0.4 % penduduk

 Di Negara berkembang : 75% penduduk

 50 % dapat dicegah
KEBIJAKAN
 WHO : Sound Hearing 2030 :
Better Hearing for All 2030
SOUND HEARING

 Indonesia :
• KEPMENKES 875//2006: Rentranas PGPKt
• KEPMENKES 768/2007 : KOMNAS PGPKt

 Jawa Tengah :
• Pertemuan Koordinasi Kesehatan Indera
• Komda PGPKt
TUJUAN Sound Hearing 2030

Mengurangi gangguan
pendengaran yang dapat
dicegah sebesar 50% pada
tahun 2015 dan 90% pada
tahun 2030
Hari pendengaran nasional :
3 Maret
Gangguan pendengaran (hearing impairment )
ketulian (deafness )

Dampak

•Komunikasi
•Penderita Negara
•Terisolasi
Berkembang
• Keluarga •Aktualisasi diri
•Pendidikan INFRASTRUKTUR ?
•Masyarakat
•Pekerjaan
•Negara Deteksi Rehab
•Kualitas hidup
TULI

0,1% 0,3%

50%

Tidak permanen
0,4% 2,6%
1. Bayi : Sejak lahir (kongenital)
2. Anak : Otitis Media Supuratifa
KOPOKEN (jawa)
Telinga Keluar Nanah
3. Pekerja : Tuli Akibat Bising
4. Orang Tua : Presbikusis (ketuaan)
125 250 500 1000 2000 4000 8000

10 NORMAL HEARING
Audiogram

20 z v f s th
p
30
RINGAN h
g
HEARING LEVEL (dB HL)

ch
40 j mdb l sh
n
ng oar
50 e i

60
u
SEDANG
70

80 BERAT
90

100
110
SANGAT BERAT
120

FREQUENCY IN CYCLES PER SECOND (HZ)


 Ketulian yang terjadi pada bayi
 Faktor penyebab : Ibu atau faktor anak
 Prenatal , perinatal, postnatal
1. Riwayat keluarga dengan tuli sejak lahir
2. Infeksi prenatal (TORSCH)
3. Kelainan bentuk pada kepala dan leher
4. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR <2500 g) ,
Prematuritas (usia kehamilan <37
minggu)
5. Hiperbilirubinemia
(bayi kuning)

6. Asfiksia berat (lahir tidak menangis)


7. Pemberian obat ototoksik
8. Menggunakan alat
bantu pernapasan/
ventilator > 5 hr
0 – 4 bulan : reflek moro, startle, auropalpebra
CURIGA TULI BILA :

 Usia 12 bulan belum dapat mengoceh


(babbling) atau meniru bunyi
 Usia 18 bulan tidak dapat menyebut 1
kata yang mempunyai arti
 Usia 24 bulan perbendaharaan kata < 10
kata
 Usia 30 bulan belum dapat merangkai 2 kata
Tuli tanpa alat, berprestasi
Sendiri TULI
Kader
Bidan Desa KONGENITAL

PUSKESMAS/ KECAMATAN
RSUD Dinkes Kab/Kota

DINKES PROP
PERHATI
RSDK DINSOS
LSM
PT ABDI
PT Melawai
Tipe Jinak Tipe Berbahaya
Kopoken berat
Cegah batuk pilek
Pengobatan adekuat → cegah
komplikasi
Rehabilitasi → Alat bantu dengar
Kader OMSK
Bidan desa DESA/ LURAH
Sendiri (Kopoken)
dll

PUSKESMAS
Ear toilet + Obat 1 bulan KECAMATAN

Berhasil Gagal
PEMDA.KAB/KOTA
RSUD/ Dinkes, terkait
BKIM

RSDK PEMDA PROP


DINKES PROP
Berhasil PERHATI
Bising : suara megganggu, tidak diharapkan
Tuli saraf , terpapar bising terus menerus,
dalam jangka waktu tertentu
Prevalensi meningkat
 Industri

 Transportasi / lalu lintas

 Tekno audio

 Gaya hidup
96,1

97,9 dB
 Denging
 Kurang
dengar
Kedua telinga
Lama pajanan/hari(jam) Intensitas (dB)
24 80
16 82
8 85
4 88
2 91
1 94
 Gangguan fisiologi :
. • Tekanan darah 
• Denyut nadi 
• Ketegangan otot 
 Gangguan psikologi :
• Stres, lelah, emosional
• Gangguan komunikasi & konsentrasi
Gunakan alat pelindung telinga :
• sumbat telinga (ear plug)
• tutup telinga (ear muff)
• pelindung kepala (helmet)
Meredam sumber bunyi
Pemeriksaan pendengaran : berkala
6 bulan
 KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi )
85,6-90,4dB : 5,9%

70-95dB : 32,4%
Before using Rubber Pad in M/C Mould After using Rubber Pad
Noise Intensity 93,4 dB (A) – 102 dB(A) Noise intensity 88.1 dB(A) – 90.5 dB(A)
Closing Hydrolic Injection machine
in Hot Press Departemen (noise intensity 94,9 dB (A) )

Before noise controlled. After noise controlled.


Intensity 86 dB(A) Intensity 84 dB(A)
Sound level meter
Sendiri
Hiperkes NIHL
perusahaa
n

Dokter Perusahaan PERUSAHAAN/


PUSKESMAS KECAMATAN

RSUD/BKIM PEMDA.KAB/KOTA
Dinkes, terkait

Dinkes Prop
RSDK PERHATI
Audiometri Hiperkes
4. Presbikusis (Tuli Usila)

Presbikusis : Proses ketuaan


Yan Kes  , Presbikusis 
WHO ( Geneva, 2000)
2000 - 2020 : Populasi usia > 80 th  hampir 200 %.
Usia > 65 : 50% dengan gangguan pendengaran
Indonesia :
Tahun 2001 : penduduk > 65 thn : 4.1 % ( 8.5 juta )
Survei 7 Prop : Presbikusis 2.6 %
Gejala / perubahan pada presbikusis:
 Berkurangnya kemampuan mendengar
 Berkurangnya kemampuan mengerti
percakapan (perbedaan kata tak jelas)
 Fisik dan emosional
 Denging

- Faktor risiko
Hipertensi, DM
terpapar bising, obat ototoksik
 Masalah sosial
o Frustasi
o Isolasi sosial
o Kesepian
● Rehabilitasi
- Tidak bisa diobati
- Alat bantu dengar
- Lip reading
- Konseling
Sendiri PRESBIKUSIS
Kader

PUSKESMAS
Keluarga
Pakai ABD ?

Tidak Mau

RSDK/BKIM
 Habilitasi : sedini mungkin
 Umur < 6 bulan hasil optimal
 Umur 3 tahun hasil mendekati normal

Tenaga : Multidisiplin
- Ahli THT - Psikologi anak
- Audologis - Guru khusus
- Ahli terapi wicara - Dukungan Keluarga
 Tempat : Taman latihan dan Observasi (TLO)
SLB-B/SLB-C
 Alat Bantu Dengar (ADB)
Terapi wicara (audioverbal)
Implant Koklea
Elektronik amplifikasi Dengar jelas
Pengganti koklea
Di Indonesia th 2000
Tuli saraf berat dan total bilateral
Gagal ABD & tx audioverbal (2-3 bulan)
Anak atau dewasa
24 channel, Biaya mahal
Berhasil : Terapi wicara (Audioverbal)
Pertambahan kosa kata
Pemahaman bahasa
 Penyebab Tuli : 4
 Penanggulangan : promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif
• Tuli sejak lahir :
 Deteksi dini ketulian pada bayi
 Habilitasi segera
• Kopoken:
 Cegah batuk pilek, Pengobatan adekuat, Cegah komplikasi
 Alat bantu dengar

• Tuli akibat bising:


 Pelindung telinga, meredam sumber bunyi, periksa berkala, KIE
 Waspada telinga denging

• Presbikusis :
 Pengendalian faktor risiko (hipertensi,DM,bising,obat ototoksik)
 Rehabilitasi
TULI

Penyebab sejak OMSK/ Akibat Presbi


lahir Kopoken bising kusis

Deteksi dini KIA Klinik THT Klinik THT Klinik THT


di Puskesmas Posyandu UKS PKM Posyandu
Manula

Rumah Sakit Rujukan : Kuratif & Rehabilitasi

Anda mungkin juga menyukai