Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK

DOSEN PEMBIMBING :

Ir. Muh. Bahtiar, M.Si.

NAMA : Alke Nokas

KELAS :B

STAMBUK : F441 18 076

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
1. ALAT UKUR BESI PUTAR (Moving Iron)
Alat ukur besi putar adalah alat ukur besaran listrik yang beroperasi berdasarkan interaksi antara
medan magnet listrik yang besarnya proporsional dengan arus yang melewati koil magnetnya dan inti besi
(core) yang terbuat dari bahan feromagnetik.

1. Prinsip Kerja

Prinsip kerja alat ukur besi putar ialah berdasarkan gaya elektromagnetik dimana gaya elektromagnetik
yang timbul pada kumparan akan menolak / menarik logam ( besi lunak yang tidak termagnetisasi) dan
selanjutnya akan menghasilkan torsi kerja. Berikut skema Prinsip Kerja Alat Ukur Besi Putar ;

Alat ukur dengan besi putar bekerja berdasar pada arus yang akan diukur melalui kumparan yang
tetap dan menyebabkan terjadinya medan magnit. Potongan besi ditempatkan dimedan magnit tersebut
dan menerima gaya elektromagnetis. Alat ukur dari tipe besi putar ini adalah sederhana dan kuat dalam
kontruksi, murah, serta dengan demikian mendapatkan penggunaan-penggunaan yang sangat besar,
sebagai alat pengukur untuk arus dan tegangan pada frekuensi-frekuensi yang dipakai pada jaring-jaring
yang terdapat di kota-kota. Suatu keuntungan lain bahwa alat pengukur ini dapat pula dibuat sebagai alat
pengukur, yang mempunyai sudut yang sangat besar.

2. Konstruksi

Konstruksi dari alat ukur ini terdiri dari kumparan tetap dan sepasang besi lunak mudah mengalami
demagnetisasi, besi lunak tersebut ditempatkan dalam ruang antara kumparan tetap dimana besi lunak
yang satu ditempatkan menempel dengan kumparan tetap sedang besi lunak yang lain berhubungan
dengan sumbu as dari jarum penunjuk sehingga dapat berputar/bergerak bebas. Konstruksi alat ukur besi
putar terdiri atas enam bagian, yaitu (1) koil, (2) inti besi yang dapat berputar bebas pada poros, (3) poros,
(4) jarum penunjuk, (5) skala ukur, dan (6) pegas.
3. Persamaan Gaya/Momen

Momen geraknya berbanding lurus dengan persamaan : I2= Im2 sin2(2 ft)

Momen gerak dari alat ukur besi putar dinyatakan : TD = k( )Im2 k=konstan

4. Penggunaan

Apabila digunakan sebagai ampermeter, kumparan dibuat dari beberapa gulungan kawat tebal
sehingga ampermeter mempunyai tahanan yang rendah terhubung seri dengan rangkaian. Jika digunakan
sebagai voltmeter, maka kumparan harus mempunyai tahanan yang tinggi agar arus listrik yang
melewatinya sekecil mungkin, dihubungkan paralel terhadap rangkaian. kalau arus yang mengalir pada
kumparan harus banyak agar mendapatkan amper penggerak yang dibutuhkan.

Alat ukur dengan besi putar bekerja berdasar pada arus yang akan diukur melalui kumparan yang
tetap dan menyebabkan terjadinya medan magnit. Potongan besi ditempatkan dimedan magnit tersebut
dan menerima gaya elektromagnetis. Alat ukur dari tipe besi putar ini adalah sederhana dan kuat dalam
kontruksi, murah, serta dengan demikian mendapatkan penggunaan-penggunaan yang sangat besar,
sebagai alat pengukur untuk arus dan tegangan pada frekuensi-frekuensi yang dipakai pada jaring-jaring
yang terdapat di kota-kota. Suatu keuntungan lain bahwa alat pengukur ini dapat pula dibuat sebagai alat
pengukur, yang mempunyai sudut yang sangat besar.

2. Besaran Listrik Beserta Satuan Dan Alat Ukurnya


3. Sebutkan ada beberapa macam kesalahan dalam pengukuran listrik!

1. Kesalahan umum (Gross Errors)


Kesalahan ini biasanya disebabkan oleh kesalahan manusia yang tidak teliti atau ceroboh.
Terdapat berbagai kesalahan yang disebabkan oleh manusia yaitu dapat disebabkan oleh
pengaturan yang kurang tepat, kesalahan dalam melakukan pembacaan sekala pada alat ukur, dan
penggunaan alat ukur yang tidak sesuai dengan prosedur akan menyebabkan kesalahan dalam
pembacaan alat ukur. Untuk menghindari kesalahan umum dalam mengukur perlu dilakukan
pengukuran lebih dari kali untuk memastikan bahwa hasil pengukuran tepat.

Gambar kesalahan membaca, jika pembacaan alat ukur dilakukan dari samping kiri atau kanan
maka hasilnya tidak meleset dari hasil sesungguhnya.

Gambar pembacaan alat ukur yang tepat, dilakukan dari depan alat ukur maka tidak akan
muncul bayangan yang membingungkan ketika melakukan pengukuran

2. Kesalahan sistematis (Systematic Errors)


Kesalahan sistematis biasanya disebabkan oleh alat ukur yang kurang memadai (alat ukur
mengalami kerusakan ringan atau pun berat).Kesalahan sistematis merupakan kesalahan yang
tidak bisa dihindari dari alat ukur karena alat ukur memiliki struktur yang mekanis. Penyebab
kesalahan sistematis dapat dipengaruhi oleh efek dari suhu, tekanan udara, dan medan magnet di
suatu ruangan dimana suatu alat ukur digunakan.

Berikut ini beberapa kemungkinan kesalahan sistematis yang dapat terjadi : gesekan
beberapa komponen yang bergerak dapat mengakibatkan pembacaan menjadi tidak tepat.
Tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan pegas, berkurangnya tarikan karena penanganan
yang tidak tepat atau pembebanan alat ukur yang lebih.Selain dari beberapa hal yang telah
disebutkan di atas masih ada kesalahan yang mungkin dapat terjadi yaitu kesalahan kalibrasi
yang bisa mengakibatkan pembacaan alat ukur terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai
sesungguhnya. Membandingkan suatu alat ukur dengan alat ukur lain yang memiliki
karakteristik sama dan akurasi yang lebih tinggi merupakan cara untuk memastikan bahwa suatu
alat ukur memiliki kesalahan secara sistematis.

3. Kesalahan acak yang tidak disengaja (Random Errors)


Kesalahan acak yang tidak disengaja merupakan kesalahan yang tidak dapat langsung
diketahui. Antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran
terjadi secara acak. Pada pengukuran yang sudah direncanakan kesalahan-kesalahan semacam ini
biasanya kemungkinan terjadi sangat kecil.

Kesalahan umum, kesalahan sistematis, dan kesalahan acak yang tidak disengaja
memiliki kemungkinan yang tinggi terjadi pada alat ukur analog, pada saat ini telah ada alat ukur
digital yang memiliki ketepatan tinggi, meskipun juga memiliki kemungkinan kesalahan tapi
tidak sebesar alat ukur analog, oleh sebab itu alat ukur analog sudah jarang digunakan.
Yang perlu diperhatikan ketika menggunakan alat ukur analog adalah :
Memilih instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu.
Mengunakan faktor-faktor koreksi setelah mengetahui kerusakan pada alat ukur.
Mengkalibrasi alat ukur dengan alat ukur yang standar.
Melakukan pengukuran lebih dari satu kali untuk memastikan hasilnya tidak berubah-ubah.
Melakukan pengukuran sesuai dengan cara atau prosedur penggunaan alat ukur.
Melakukan perawatan pada alat ukur.

4. Aplikasi Alat Ukur Listrik Multi Meter Analog

1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV


2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6
Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk
memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada
multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal
Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220
Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk
memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada
multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada
polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

3. Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100. Hubungkan Probe Merah pada
Terminal Katoda (tanda gelang). Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda. Baca hasil Pengukuran
di Display Multimeter. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan. Balikan Probe Merah ke
Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang). Baca hasil Pengukuran di
Display Multimeter. Jarum harus tidak bergerak. **Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut
berkemungkinan sudah rusak.

5. Perluasan batas ukur ampermeter dan voltmeter disertai contoh-contohnya

Perluasan Batas Ukur Ampermeter


Oleh Drs.Hendro Hermanto,M.T. Widyaiswara PPPPTK BOE Malang
email : hendro@vedcmalang.or.id

Abstrak :
Pengukuran kuat arus dengan menggunakan Ampermeter, pada Ampermeter ber-batas
ukur tunggal,terkadang perlu untuk mengukur arus yang lebih besar. Maka cara yang dilakukan
dengan memperluas batas ukur (BU). Seperti pada Multimeter, batas ukur terdapat beberapa
besaran,misalkan 25mA,250mA dan 500mA dan lain-lain. Pada Ampermeter dilakukan dengan
menambahkan tahanan paralel atau shunt. Pada Ampermeter dengan BU yang banyak,untuk
memindahkan BU perlu dilakukan langkah tertentu.
Kata kunci : Ampermeter, Batas Ukur, Tahanan Paralel
Hubungan Ampermeter
Ampermeter digunakan untuk mengukur kuat arus, pemasangan Ampermeter dihubung
seri dengan beban.Jika arus yang diukur lebih besar dari kemampuan maksimumnya, maka kita
berbicara masalah memperluas batas ukur.
Karena ampermeter dihubung seri dengan beban, maka tegangan jatuh (drop voltage) harus
sekecil mungkin, sehingga tidak mengurangi tegangan di beban.Untuk itu Ampermeter harus
memiliki tahanan dalam sekecil mungkin.
Gambar 1. Rangkaian Pengukuran Arus
Jika arus beban melebihi kemampuan Ampermeter, maka bata ukur ampermeter diperluas
atau dinaikkan.Caranya dengan memasang tahanan/resistor secara paralel terhadap Ampermeter.
Dengan arti lain, arus yang melebihi kemampuan ukur ampermeter dilewatkan tahanan paralel
tersebut`

Memperbesar Kemampuan Ukur

Gambar 2. Tahanan Paralel untuk Perluasan BU


Sebagai misal, ampermeter berkemampuan ukur (batas ukur) 25mA dengan tegangan
jatuh saat FSD (Full Scale Display) 0,3V untuk mengukur arus 1A, maka tahanan yang harus
dipasang paralel pada ampermeter sebesar :

Gambar 3. Perhitungan Rsh


Arus IR = 1A, maka
Arus yang harus disimpangkan ke Rsh sebesar
Ish = IR- IA
= 1A – 25mA
= 975mA
Karena tegangan jatuh pada Ampermeter saat FSD = 0,3V,maka besarnya

=
= 0,3Ω

Ampermeter dengan beberapa BU

Gambar 4. Ampermeter dengan 4 BU


Implementasi sederhana Ampermeter dengan beberapa batas ukur dengan memasang
tahanan paralel (shunt) Rsh beberapa dengan nilai yang berbeda.Seperti diperlihatkan Gambar 4,
terdapat 3 buah tahanan paralel yang dihubingkan dengan saklar putar.
Maka masing-masing tahanan paralelnya sebesar :

=
=
Implementasi lain yang digunakan pada Multimeter Sanwa tipe YX-360TR,

Gambar 5. Bagian Ampermeter pada Multimeter YX-360TR


Terlihat pada Gambar 5, meter yang berkemampuan ukur hanya 47µA dapat mengukur
arus sampai 2,5mA hingga 250mA.

Keamanan pada Ampermeter


Berbeda dengan Voltmeter, yang saat perpindahan satu batas ukur ke batas ukur lainnya,
Voltmeter dalam kondisi terputus, sehingga aman (Gambar 6a). Gambar memperlihatkan saat
proses perubahan dari BU1 ke BU2, ada saatnya kondisi saklar tidak di BU1 dan tidak pula di
BU2, berarti Voltmeter dalam kondisi tidak terhubung, atau off.

Gambar 6. Perpindahan Batas Ukur


Pada Gambar 6b, misalkan posisi BU ada di 1A, ternyata arus yang mengalir hanya
300mA, maka BU harus dipindah ke BU 500mA.Pada saat pensaklaran, saklar masih
mengambang, tidak di BU1A dan belum sampai di BU500mA. Ini mengakibatkan arus yang
sebesar 300mA akan mengalir semuanya ke meter. Sedangkan meter hanya boleh dilewati arus
sebesar 25mA, maka meter akan putus.
Gambar 7. Langkah Perrubahan BU Ampermeter
Untuk menghindari hal ini, maka untuk mengubah batas ukur Ampermeter, dari BU satu
ke BU yang lain, bisa saja tegangan sumber dimatikan. Tapi dalam aplikasinya di industri, ini
akan mematikan sistem, hal ini harus dihindari. Maka untuk memindah BU Ampermeter dalam
keadaan arus mengalir, sebelum saklar BU dipindah, terminal Ampermeter harus dihubung
singkat (Gambar 7-2), setelah selesai pensaklaran(Gambar 7-3)., jumper penghubung singkat
dilepas(Gambar 7-4).

Perluasan Batas Ukur Voltmeter


Oleh : Drs.Hendro Hermanto,M.T.Widyaiswara PPPPTK BOE Malang
email : hendro@vedcmalang.or.id

Abstrak
Alat ukur listrik bisa didesain untuk mengukur pada jangka pengukuran tertentu, tapi
juga bisa dibuat jangkah yang bermacam ukuran. Untuk itu alat ukur berjangkah kecil akan
sangat mudah untuk dibuat dalam jangkah-jangkah yang lebih tinggi. Dalam pengukuran
disebut dengan perluasan batas ukur. Voltmeter berkemampuan ukur rendah mempunyai
tahanan dalam tertentu, untuk mengukur tegangan yang lebih tinggi,arus maksimum dalam
meter tidak boleh dilampaui. Maka untuk itu dipasangkah tahanan seri

Kata kunci : batas ukur, tahanan dalam, tahanan seri

Pada alat ukur yang berkemampuan ukur rendah, karena secara kunstruksi tidak
memungkinkan untuk itu, maka untuk menaikkan kemampuan ukur diperlukan perluasan batas ukur.
Seperti alat ukur kumparan putar karena kunstruksinya, maka tidak memungkinkan kumparan dibuat
besar, hal ini akan memberatkan sistem penggeraknya.

Untuk penggunaan alat ukur kumparan putar sebagai Voltmeter, dimana secara idealnya
tahanan dalam Voltmeter harus sebesar mungkin.
Gambar 1. Simbol Voltmeter
Sebuah alat ukur mampu mengukur 100mV pada skala penuh memerlukan arus 10mA akan
digunakan untuk mengukur tegangan 100V.

.
Gambar 2. Pengukuran Tegangan
Maka tahanan dalam alat ukur akan sebesar

Dengan Rm = tahanan dalam meter


UFS= tegangan simpangan skala penuh (full scale)
IFS = arus simpangan skala penuh (full scale)
Secara rangkaian listrik diperlihatkan seperti pada gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Rangkaian pengganti dari rangkaian gambar 2


Untuk dapat mengukur tegangan hingga 100V diperlukan tahanan seri terhadap meter. Dengan
naiknya tegangan yang diukur akan menyebabkan arus menjadi naik, supaya arus yang mengalir pada
meter tetap, maka diperlukan tahanan tambahan yang dihubung seri.
Gambar 4. Rangkaian pengganti perluasan batas ukur
Untuk menentukan besarnya tahanan seri, dapat adihitung sebagai berikut:

Jadi untuk dapat digunakan mengukur tegangan hingga 100V, Voltmeter disambung tahanan seri sebesar
9,99M .

Gambar 5. Perluasan batas ukur Voltmeter dengan bermacam ukuran


Pada gambar 5 digambarkan Voltmeter untuk mengukur dengan batas ukur yang berbeda-
beda. Silakan menghitung besarnya Rs1, Rs2 dan Rs3
6. Pengukuran Daya

AMPEREMETER
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur mengukur kuat arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian listrik.Amperemeter dihubungkan seri dengan
rangkaian.Putuskan rangkaian, kemudian sambung kembali dengan Amperemeter.

Penggunaan Amperemeter
Rangkaian yang akan ditest diatur dalam keadaan “OFF” (putuskan rangkaian dengan
batterei atau pada hubungan dalam rangkaiannya). Atur saklar (knob) putar pada skala tertinggi.
Hubungkan jarum penduga/probe positif + (merah) pada pada input +supply (sisi baterai) dan
jarum penduga negatif - (hitam) pada sambungan input komponen. Nyalakan rangkaian beban
dan perhatikan penyimpangan yang ditunjukkan oleh jarum meter. Jika pembacaan meter berada
di bawah range, matikan rangkaian dan pindahkan saklar putar pada tingkat yang lebih kecil.
Dengan demikian akan diperoleh hasil pembacaan yang lebih akurat. Hitung pembacaan meter
dengan membaca skala range dan pembagian skala.
Sebagai contoh, misalkan batas ukur amperemeter 1 A dan skala maksimumnya 50.Jika
jarum penunjuknya menunjuk angka 20 pada skala, kuat arus listrik yang melaluinya dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Daricontoh diatas, kita memperoleh persamaan:
Jadi, kuat arus listrik yang melalui amperemeter adalah 0,4 A

Voltmeter
Volmeter digunakan untuk mengukur tegangan listrik antara dua titik dalam suatu
rangkaian listrik.Voltmeter bisa digunakan untuk mengukur tingkat tegangan yang ada dalam
baterai.Voltmeter juga digunakan untuk mengukur turunnya tegangan dalam rangkaian.
Penggunaan voltmeter
Pada saat mempelajari tegangan jepit karena sudah mengenal alat ukur voltmeter.
Voltmeter digunakan untuk mengukur besar beda potensial atau tegangan listrik. Dalam
menggunakannya, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan sumber tegangan atau
peralatan listrik yang akan diukur beda potensialnya (teganganya). Maksudnya, kutub positif
voltmeter harus dihubunqkan dengan kurub positif sumber tegangan atau alat listrik dan kutub
negatif voltmeter harus dihubungkan dengan kutub negatif sumber tegangan atau alat listrik.
Sebagai contoh, kita akan mengukur tegangan sebuah baterai. Mula-mula kita harus
memutar sakelar, pilih ke posisi DC (menunjukkan sumber tegangan arus searah). Kemudian,
kita memilih batas ukur dengan cara memutar sakelar pilih, misalnya 5 V. Dalam hal ini,
tegangan maksimum yang dapat diukur dengan voltmeter adalah 5 V. Jika skala yang ditunjuk
oleh jarum penunjuk adalah l5 dan skala maksimumnya 50, nilai tegangannya dapat dihitung
sebagai berikut.
Maka,
Tegangan = x 5V = 1.5V
Jadi, tegangan baterai yang diukur adalah 1,5 V.
Ketika membaca rangkaian listrik, akan ditemukan simbol-simbol komponen listrik. Agar dapat
membaca rangkaian tersebut.kamu harus dapat menerjemahkan tiap simbol yang ada.
Voltmeter dihubungkan parallel dengan rangkaian yaitu positif ke positif, negatif ke
negatif.
Skala Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk test otomotif yang mempunyai skala yang menunjukkan lebih
dari satu tingkat tegangan.
Mengukur Tegangan
Jika nilainya tidak diketahui, pilihlah nilai tertinggi pada saklar putar. Hal ini akan
mencegah rusaknya meter tersebut.
Hubungkan Voltmeter positif (+) (merah) pada batterei positif (+) dan negatif (-) (hitam) pada
negatif (-) batterei.
Tempatkan skala yang sesuai:
(Skala 0 – 20) (Skala 0 – 50)
Sistem 12 Volt Sistem 24 Volt

TEGANGAN
Watt Meter
Kekuatan Listrik (tekanan)

Diagram Tegangan – Tekanan Listrik

Apabila sebuah lampu dihubungkan dengan batterei dan kabel, arus akan mengalir dari batterei menuju
lampu dan lampu tersebut akan menyala.

Hal ini terjadi karena adanya kelebihan muatan negatif pada terminal negatif (-) dan
berkurangnya muatan negatif pada terminal positif (+).Ketidakseimbangan muatan listrik tersebut
menyebabkan tekanan listrik.Tekanan listrik menyebabkan aliran arus pada rangkaian tersebut.Apabila
terjadi ketidakseimbangan muatan listrik, pelepasan menyebabkan tekanan, beban, atau kekuatan listrik
antara muatan positif dan negatif yang mencoba untuk menyeimbangkan kembali.Sebab kekuatan listrik
potensial untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Perbedaan antara muatan listrik dinamakan ‘perbedaan potensial’ atau PADA.Satuan pengukurannya
yaitu volt dengan simbol V. Tekanan elektromotif juga dipakai dengan simbol E atau EMF.
Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling
kanan (V/Ohm).
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas
3,7V.
3. Lihat skala pada Multitester pada bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Baterai, Tegangan Output IC Power, dan
sebagainya (Terdapat Polaritas + dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Umumnya yang digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dan
lain-lain dipilih yang DC Volt --. Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai 2 yang tertera
pada bagian DC Volt tersebut.
Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V
Gunakan skala yang tepat untuk pengukuran, misal Baterai 3,6 Volt gunakan skala pada 20V.
Maka hasilnya akan akurat mis terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2 V akan muncul
angka 1 (pertanda overload/melebihi skala). Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya
namun tdk akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V sja (1digit belakang koma). Jika menggunakan
750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan langsung tanpa koma)
Setelah objek pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan
pengukuran dengan menempelkan kabel merah ke positif baterai dan kabel hitam ke negatif
baterai.Akan muncul hasil pengukurannya.
Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif di depan
hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok ke kiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze,
dan bisa dicatat hasilnya.
7. Osiloskop

Pengertian

Osiloskop adalah alat ukur Elektronik yang dapat memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik
dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat dibaca dan mudah dipelajari. Dengan menggunakan
Osiloskop, kita dapat mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi
dalam suatu rangkaian Elektronika. Pada umumnya osiloskop dapat menampilkan grafik Dua Dimensi
(2D) dengan waktu pada sumbu X dan tegangan pada sumbu Y.

fungsi

Fungsi Osiloskop adalah alat ukur yang digunakan untuk membaca sinyal listrik maupun
frekuensi atau memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Dengan osiloskop,
bentuk gelombang sinyal listrika taufrekuensi suatu rangkaian elektronika dapat di ketahui.

Cara kerja

Sebenarnya secara garis besar cara kerja osiloskop tidak jauh berbeda dibandingkan dengan alat
ukur elektronik lainnya. Hanya saja osiloskop menggunakan komponen utama berupa tabung sinar katode
(CRT). Elektron dipancarkan dari katode menuju kebidang gambar yang berperans ebagai anoda. Bidang
gambar tersebut dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent (bentuk dari luminensasi).

Cara menghitung

Rumus Menghitung Frekuensi :

F=1/T

Dimana :
F = Frekuensi (dalam satuan Hz)
T = Periode (dalam satuan second atau detik),
Cara perhitungan Perioda (T) adalah mengalikan jumlah divisi satu siklus gelombang dengan nilai waktu
yang disetting pada sakelar TIME/DIV.

F = 1 / (5ms x 4 Div)
F = 1 / 20ms (harus dikonversi ke second)
F = 1 / 0.02 second
F = 50 Hz

Anda mungkin juga menyukai