Prinsip Dan Kode Etik Dalam Bisnis
Prinsip Dan Kode Etik Dalam Bisnis
Oleh :
Nadiya Az Zahra
180810301239
Suatu hal yang sering kali sulit dilakukan oleh seorang professional dalam bisnis adalah
menyeimbangkan antara idealism profesi dan tuntutan para pengusaha yang sering
mengesampingkan norma-norma etika demi tercapainya tujuan bisnis pada umumnya,
yaitu keuntungan. Kode etik dalam bisnis mengupayakan untuk mencegah terjadinya
benturan-benturan kepentingan yang akan merugikan beberapa pihak, walaupun masih
dalam himbauan, sebab berbeda dengan kaidah hukum yang dengan tegas akan
memberikan sanksi nyata bagi para pelanggannya secara hukum, sedangkan pelanggran
kode etik belum mempunyai sanksi yang dapat dilaksanakan. Hanya dengan kesadaran
para pelaku bisnis, kode etik akan ditaati bersama sehingga hal tersebut justru akan dapat
melindungi bisnis yang dikelolanya.
Sikap jujur dan patuh terhadap standar etika bisnis akan dapat menumbuhkan rasa
saling percaya, saling menghormati di antara para pelaku bisnis, yang pada gilirannya
akan berdampak pada adanya efisiensi dalam berusaha serta menciptakan iklim
persaingan yang sehat di dunia bisnis sehingga kepentingan semua pihak yang terkait,
termasuk pelanggan akan dapat dilayani dengan memuaskan tanpa benturan-benturan.
Penerapan prinsip etika bisnis dalam menjalankan usaha adalah sebuah keharusan dan
mencakup seluruh aspek yang ada di suatu perusahaan. Pada praktiknya dalam
perusahaan, prinsip etika bisnis tersebut akan membentuk nilai, norma, dan perilaku para
pekerja, mulai dari bawahan hingga atasan. Dengan demikian dalam makalah ini maka
akan dijelaskan apa saja prinsip dan kode etik dalam bisnis.
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PROFESI
Dengan menyimak berbagai definisi tersebut, dapat diketahui bahwa definisi yang
diberikan mulai dari sangat luas sampai ke definisi yang khusus dan terbatas.
a. Definisi yang sangat luas, profesi adalah sebuah pekerjaan yang secara khusus dipilih,
dilakukan dengan konsisten, kontinu ditekuni secara konsisten, sehingga orang bisa
menyebut kalau dia memang berprofesi di bidang tersebut.
2
b. Definisi lebih sempit, profesi adalah pekerjaan yang ditandai oleh pendidikan dan
keterampilan khusus.
c. Definisi yang lebih khusus lagi, profesi ditandai oleh tiga unsur penting yaitu pekerjaan,
pendidikan atau keterampilan khusus, dan adanya komitmen moral/nilai-nilai etis.
Secara lebih rinci pengertian profesi ditandai oleh ciri – ciri sebagai berikut:
Profesi dalam arti luas diartikan sebagai “pekerjaan sebagai penunjang nafkah hidup”
maka, semua aktivitas bisnis dapat dianggap sebagai profesi. Bisnis dianggap sebagai
profesi karena telah sesuai dengan definisi dan ciri-ciri suatu profesi, yaitu :
1. Profesi adalah pekerjaan dan di dalam bisnis terdapat banyak jenis pekerjaan.
2. Sebagian besar jenis pekerjaan di dalam perusahaan yang dilaksanakan oleh jajaran
manajemen menuntut pengetahuan dan ketrampilan tinggi, baik melalui pendidikan
formal maupun pelatihan dan pengalaman.
3. Profesi menuntut penerapan kaidah moral/etika yang sangat ketat.
4. Tuntutan kaidah moral yang tinggi menjadi keharusan dalam bisnis.
3
e. Dukungan bagi Perdagangan Multilateral
f. Sikap Hormat bagi Lingkungan Alam
g. Menghindari Operasi-operasi Tidak Etis
Etika dari sudut pandang manusia sebagai satu-satunya pusat pertimbangan moral yang
disebut moral patient menurut Frankena (dalam Alois A. Nugroho, 2001) meliputi:
Bertens (2001) pertumbuhan ekonomi global saat ini memunculkan enam persoalan
lingkungan hidup yaitu:
1. Akumulasi bahan beracun
4
2. Efek rumah kaca
3. Perusakan lapisan ozon
4. Hujan asam
5. Deforestasi dan penggurunan.
6. Kematian bentuk-bentuk kehidupan.
Berbagai isu lingkungan hidup tidak dapat lagi diabaikan bila ingin memahami dan
menyadari bahwa perilaku manusia juga berpengaruh terhadap keberadaan bumi beserta
seluruh isinya, bukan hanya menentukan keberadaam umat manusia saja. Sehubungan
dengan hal ini, ada beberapa paradigma (cara pandang/pola pikir) yang berkembang
dalam memahami etika dalam kaitannya dengan isu lingkungan hidup.
1. Etika kepentingan generasi mendatang, yang memandang bahwa suatu keputusan dan
tindakan hendaknya jangan hanya memikirkan kepentingan umat manusia pada
generasi saat ini saja, tetapi juga kepentingan umat manusia pada generasi-generasi
mendatang.
2. Etika lingkungan biosentris, yang memandang perilaku etis bukan saja dari sudut
pandang manusia, tetapi juga dari sudut pandang nonmanusia (flora, fauna, dan benda
bumi nonorganisme) sebagai satu kesatuan sistem lingkungan.
3. Etika ekosistem, menganggap Sang Pencipta (Tuhan) dan seluruh ciptaannya (bumi
dan seluruh isinya, sistem tata surya, sistem galaksi, dan sistem alam jagat raya)
dianggap sebagai moral patients.
5
e. Program pelatihan etika
f. Proses penetapan disiplin.
Tabel 1.1
Topik yang dijumpai dalam Kode Etik Perusahaan
No. Topik
1. Prisip-prinsip Etika : keyakinan, kejujuran, keadilan, rasa kasih, integritas,
prediktabilitas, responsibilitas.
2. Penghormatan terhadap hak dan kewajiban setiap pemangku kepentingan.
3. Visi, Misi dan kebijakan pokok yang terkait dengan hal di atas.
4. Kerangka proses keputusan etis.
5. Kapan perlu nasehat dan kepada siapa meminta nasihat.
6. Topik-topik khusus untuk temuan diatas 5 % yang berhubungan dengan
karyawan, pemasok dan kode usaha patungan:
Penyuapan
Konflik kepentingan
Keamanan informasi
6
b. Kejujuran dan kewajaran (honesty and fairness), pelaku pemasaran harus menjaga dan
mengembangkan integritas, kehormatan dan martabat profesi pemasaran.
c. Hak (Rights) dan Kewajiaban (Duties),
d. Hubungan organisasi (organizational relationships)
a. Kompetensi
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan beranggung jawab:
Memelihara tingkat kompetensi professional yang layak dengan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan.
Menjalankan kewajiban profesional dengan mematuhi hukum, peraturan dan
standar teknis yang relevan.
Menyiapkan laporan dan rekomendasi yang lengkap dan jelas setelah melakukan
analisis terhadap informasi yang andal dan relevan.
b. Kerahasiaan
Praktisi akuntansi dan manajemen keuangan bertanggung jawab:
Menahan diri untuk membeberkan informasi rahasia.
Memberitahukan kepada bawahan menyangkut kerahasiaan informasi.
Menahan diri dari keinginan untuk menggunakan informasi rahasia sebagai alat
untuk kepentingan tidak etis.
c. Integritas
Praktisi akuntansi dan manajemen keuangan bertanggung jawab:
Menghindari konflik kepentingan.
Menahan diri untuk melakukan ikatan dalam setiap aktivitas yang dapat
menimbulkan prasangka menyangkut kemampuannya menjalankan kewajiban
secara etis.
Menolak setiap pemberian, kemurahan hati, dan pelayanan yang dapat
memengaruhi atau tampaknya memengaruhi tindakan mereka.
Menahan diri baik secara aktif maupun pasif dari tindakan yang menyimpang
terhadap pencapaian tujuan etis dan legitimasi organisasi.
Mengungkapkan dan mengkomunikasikan keterbatasan profesional.
Mengomunikasikan informasi yang tidak menyenangkan dan yang menyenangkan.
Menahan diri dari suatu ikatan yang dapat mendeskreditkan profesi.
7
d. Objektifitas
Praktisi akuntansi dan manajemen keuangan bertanggung jawab:
Mengkomunikasikan informasi secara adil dan objektif
Mengungkapkan informasi relevan .
e. Resolusi atas konflik Etis
Dalam mengatasi isu etika yang signifikan, praktisi akuntansi manajemen dan
manajemen keuangan harus mengikuti kebijakan organisasi yang telah ditentukan..
Bila kebijakan tersebut tidak mampu memecahkan konflik etis, maka praktisi harus
mempertimbangkan langka-langkah berikut:
Mendiskusikan masalah dengan atasan langsung.
Mengklarifikasi isu yang relevan melalui diskusi rahasia.
Mengundurkan diri dari organisasi dan memberikan nota memorandum kepada
perwalikan oraganisasi.
Kode Etik Dalam Association for Investment Management and Research (AIMR)
Kode Etik Association for Computing Machinary (ACM): Komitmen terhadap kode etik
professional diharapkan bagi setiap anggota (anggota yang mempunyai hak suara,
anggota asosiasi dan anggota mahasiswa) dari Association for Computing Machinary
(ACM). Kode ini mencakup 24 keharusan yang dirumuskan sebagai pernyataan tentang
tanggung jawab pribadi, mengidentifikasi unsur-unsur seperti komitmen.
8
ACM mencakup : kontribusi bagi masyarakat dan kesejahteraan umat manusia,
menghindari merugikan orang lain, jujur dan dapat dipercaya, adil dan tidak melakukan
diskriminasi, menghormati hak kekayaan dan hak cipta dan hak paten, memberikan
penghargaan atas kekayaan intelektual, menghormati privasi dan menghargai
kerahasiaan.
Setiap elemen di dalam perusahaan akan berinteraksi satu dengan yang lainnya yang
akan memengaruhi perusahaan secara keseluruhan, sekecil apapun peran yang
dimainkan oleh setiap elemen tersebut. Misalnya bagian produksi di suatu perusahaan.
Walaupun bagian produksi tidak berhubungan langsung dengan pelanggan, namun
kualitas produk yang dihasilkan sangat menentukan kinerja fungsi pemasaran.
Tabel 1.2
Topik-topik Kode Etik dalam Perbandingan
Association for
Institute of Association for
American Marketing Investment
Management Computing
Association (AMA) Management and
Accountants Machine (ACM)
Research (AIMR)
Tanggung jawab
Tanggung jawab Kompetensi Kompetensi
dan komitmen
Kerahasiaan,
Kerahasiaan,
Kerahasiaan, Menghormati hak
Hak dan Kewajiban Objektivitas,
Objektivitas kekayaan
Independensi
intelektual
9
Sehubungan dengan hal tersebut dibawah ini akan diulas beberapa konsep yang biasa
muncul dalam pedoman kode etis suatu profesi :
1. Integritas
2. Whistleblowing
Menurut Sonny Keraf (1998), Whistleblowing dalam konteks etika adalah tindakan
yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan
kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.
3. Kompetensi
Dalam arti luas, Kompetensi mencakup penguasaan ilmu atau pengetehuan dan
keterampilan atau skill yang mencukupi, seta mempunyai sikap dan perilaku yang sesuai
untuk melaksanakan pekerjaan atau profesinya. Bila kompetensi mencakup ketuga unsure
ini, pegetahuan, ketampilan, sikap dan perilaku, maka orang yang kompeten sama artinya
dengan orang yang professional.
Objektif Berarti sesuai tujuan, sesuai sasaran, tidak berat sebelah, selalu
didasarkan atas fakta, atau bukti yang mendukung. Konsep ini menyiratkan bahwa segala
sesuatu diungkapkan apa adanya, tidak menyembunyikan sesuatu, jujur dan wajar.
10
Independensi mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah pengaruh atau
tekanan pihak tertentu dalam mengambil keputusan atau tindakan.
BAB III
KESIMPULAN
Pada praktiknya dalam perusahaan, prinsip etika bisnis akan membentuk nilai, norma,
dan perilaku para pekerja, mulai dari bawahan hingga atasan. prinsip etika bisnis yang
dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu: prinsip otonomi,
11
prinsip kejujuran, prinsip keadilan prinsip saling menguntungkan dan prinsip integritas
moral.
Kode etik dalam bisnis mengupayakan untuk mencegah terjadinya benturan-benturan
kepentingan yang akan merugikan beberapa pihak, walaupun masih dalam himbauan.
Kode etik ditempat kerja terdiri dari 6 macam, yaitu:
a. Kode etik sumberdaya manusia, meliputi 5 (lima) peran peran adminstratif, peran
kontribusi, peran agen perubahan dan peran mitra strategis.
b. Kode etik pemasaran, meliputi tanggung jawab, Kejujuran dan kewajaran, Hak dan
Kewajiaban dan hubungan organisasi.
c. Kode etik akuntansi , meliputi kompetensi, kerahasiaan, integritas, objektivitas, dan
resolusi atas konflik etis.
d. Kode etik keuangan, bertindak berdasarkan integritas, kompetensi, martabat dan
bertindak etis dalam berhubungan dengan public, pelanggan, calon pelanggan dan
lain sebagainya.
e. Kode etik tekhnologi informasi, mencakup kontribusi bagi masyarakat dan
kesejahteraan umat manusia, menghindari merugikan orang lain, jujur dan dapat
dipercaya.
f. Kode etik fungsi lainnya, setiap elemen di dalam perusahaan akan berinteraksi satu
dengan yang lainnya yang akan memengaruhi perusahaan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2014. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya Edisi Revisi. Jakarta Salemba Empat.
12