Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PRE-EKLAMPSIA

Disusun Oleh :
Kelompok 1

PROGRAM STUDI S-I KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY

ZAINUL HASAN GENGGONG

2019

1
DAFTAR ISI

Halaman Cover....................................................................................... 1

Kata Pengantar......................................................................................... 2

Daftar Isi.................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................

1.2 Tujuan.............................................................................................

1.3 Rumusan Masalah..........................................................................

1.4 Manfaat..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Anatomi & Fisiologi ........................................................................


2.2 Definisi..............................................................................................
2.3 Etiologi...............................................................................................
2.4 Klasifikasi..........................................................................................
2.5 Patofisiologi.......................................................................................
2.6 Pathway............................................................................................
2.7 Manifestasi Klinis.............................................................................
2.8 Pemeriksaan Penunjang....................................................................
2.9 Penatalaksanaan...............................................................................
2.10 Komplikasi.....................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian.......................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................
C. Intervensi.........................................................................................

BAB IV KESIMPULAN...........................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan
ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
hamil, melahirkan dan masa nifas.Penyebab tingginya angka kematian ibu juga terutama
disebabkan karena faktor non medis yaitu faktor ekonomi, sosial budaya, demografi serta
faktor agama.Sebagai contoh banyak kaum ibu yang menganggap kehamilan sebagai
peristiwa alamiah biasa padahal kehamilan merupakan peristiwa yang luar biasa sehingga
perhatian terhadap kesehatan ibu hamil harus diperhatikan.Rendahnya pengetahuan ibu
terhadap kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga menjadi
sebab tingginya kematian ibu selain pelayanan dan akses mendapatkan pelayanan kesehatan
yang buruk (Ketut Sudhaberata,2006).
World Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000 perempuan meninggal
setiap hari akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman.Sekitar
satu perempuan meninggal setiap menit (WHO,2004). Negara-negaradi Asia termasuk
Indonesia adalah negara dimana warga perempuannya memiliki kemungkinan 20-60 kali lipat
dibanding negara-negara Barat dalam hal kematian ibu karena persalinan dan komplikasi
kehamilan.Di negara-negara yang sedang berkembang, angka kematian ibu berkisar 350 per
10.000 kematian.Angka kematian ibu di Indonesia adalah 470 per 100.000 kelahiran.Angka
yang sangat mengkhawatirkan karena meningkat dari angka yang tercatat peda beberapa
tahun sebelumnya.Pada tahun 1997, AKI mencapai 397 orang per 100.000 kelahiran yang
berarti bertambah sekitar 73 orang.
Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya,diperkirakan 20.000
ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Dengan kecenderungan seperti
ini, pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI akan sulit bisa terwujud kecuali apabila
dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya. Data
menunjukkan sebagian besar kematian terjadi pada masyarakat miskin dan mereka yang
tinggal jauh dari Rumah Sakit.Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan,
eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Kontribusi dari penyebab kematian
ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 28 %, eklampsia 13 %, aborsi yang tidak aman
11%, serta sepsis 10 %.Salah satu penyebab kematian tersebut adalah Preeklampsia

3
dan eklampsia yang bersama infeksi dan pendarahan, diperkirakan mencakup 75 – 80 % dari
keseluruhan kematian maternal. Kejadian preeklampsi-eklampsi dikatakan sebagai
masalah kesehatan masyarakatapabila CFR PE-E mencapai 1,4%-1,8% (Zuspan F.P, 1978
dan Arulkumaran, 1995).
Penelitian yang dilakukan Soedjonoes pada tahun 1983 di 12 RS pendidikandi
Indonesia, di dapatkan kejadian PE-E 5,30% dengan kematian perinatal 10,83 perseribu (4,9
kali lebih besar di banding kehamilan normal). Sedangkan berdasarkanpenelitian Lukas dan
Rambulangi tahun 1994, di dua RS pendidikan di Makassar insidensi preeklampsia berat
2,61%, eklampsia 0,84% dan angka kematian akibatnya22,2%.Target penurunan angka
kematian ibu menjadi 124 per 100.000 kelahiranhidup pada tahun 2015 tidak mudah tercapai
mengingat sistem pelayanan obsentriemerjensi masih lemah. Akhirnya yang harus diingat dari
informasi diatas adalah sesungguhnya masalah kematian ibu bukanlah masalah ibu
sendiri akan tetapi merupakan masalah internasional dimana setiap negara seharusnya
memiliki tanggung jawab untuk menanggulangi dan mencegah kematian ibu.

1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan keperawatan pada kasus Preeklamsi
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami Definisi Preeklamsi
2. Mengetahui dan memahami Etiologi Preeklamsi
3. Mengetahui dan memahami klasifikasi Preeklamsi
4. Mengetahui dan memahami Patofisiologi Preeklamsi
5. Mengetahui dan memahami Pathway Preeklamsi
6. Mengetahui dan memahami Manifestasi klinis Preeklamsi
7. Mengetahui dan memahami Pemeriksaan penunjang Preeklamsi
8. Mengetahui dan memahami Penatalaksanaan Preeklamsi
9. Mengetahui dan memahami Komplikasi Preeklamsi
10. Mengetahui dan memahami Asuhan keperawatan Preeklamsi

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1 Definisi
Pre eklampsia
Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita
hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan
tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan,
meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90
mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir trisemester kedua sampai trisemester
ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.
Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi
penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan,
dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-
eklampsia ringan, preklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi (ibu
hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi
berlanjut selama kehamilan).

1.2 Etiologi
Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa
penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya
preeklampsia dan eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan
dan gangguan aliran darah ke rahim.
Pre-Eklampsia
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi pada
penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada
berbagai alat.Tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole,
retensi Na dan air dan coogulasi intravaskulaer. Walaupun vasospasmus mungkin

5
bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan tetapi vasospasmus ini yang
menimbulkan berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui :
1. Vasospasmus menyebabkan :
 Hypertensi
 Pada otak (sakit kepala, kejang)
 Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
 Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
 Pada hati (icterus)
 Pada retina (amourose)
2. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu
 Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion,
dan molahidatidosa
 Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
 Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus
 Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
3. Factor Perdisposisi Preeklamsi
 Molahidatidosa
 Diabetes melitus
 Kehamilan ganda
 Hidrocepalus
 Obesitas
 Umur yang lebih dari 35 tahun

1.3 Klasifikasi
Pre Eklamsia dibagi menjadi 2 golongan,yaitu :
1. Pre Eklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
 Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih.
 Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg
atau lebih per minggu.

6
 Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada
urin kateter atau midstream
2. Pre Eklamsi berat, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut:
 Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
 Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
 Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
 Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
 Terdapat edema paru dan sianosis.

1.4 Patofisiologi
A. Pre-Eklampsia
Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap
angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler,
akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh
darah kesemua organ, fungsi-fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati dan otak
menurun sampai 40-60%. Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi pada
plasenta dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas uterus
dan sensitifitas terhadap oksitosin meningkat (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR dan menimbulkan perubahan
glomerulus, protein keluar melalui urine, asam urat menurun, garam dan air
ditahan, tekanan osmotik plasma menurun, cairan keluar dari intravaskuler,
menyebabkan hemokonsentrasi, peningkatan viskositas darah dan edema jaringan
berat dan peningkatan hematokrit. Pada preeklamsia berat terjadi penurunan
volume darah, edema berat dan berat badan naik dengan cepat (Maryunani &
Yulianingsih, 2010).
Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar dan
hemoragik sub-kapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri epigastrium
atau nyeri pada kuadran atas. Ruptur hepar jarang terjadi, tetapi merupakan
komplikasi yang hebat dari preeklamsia, enzim-enzim hati seperti SGOT dan
SGPT meningkat. Vasospasme arteriola dan penurunan aliran darah ke retina
menimbulkan symtom visual skotama dan pandangan kabur. Patologi yang sama
menimbulkan edema serebral dan hemoragik serta peningkatan iritabilitas susunan
saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus pergelangan kaki dan kejang serta
perubahan efek). Edema paru dihubungkan dengan edema umum yang berat,

7
kompliksai ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri (Maryunani &
Yulianingsih, 2010).

1.5 Tanda dan Gejala Pre-Eklampsia dan Eklampsia


A. Tanda Pre-Eklampsia
Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan darah
tinggi, gejala preeklampsia yang patut diwaspadai adalah :
 Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan
cairan dalam tubuh
 Nyeri perut
 Sakit kepala yang berat
 Perubahan pada refleks
 Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali
 Ada darah pada air kencing
 Pusing
 Mual dan muntah yang berlebihan
 Odem
 Hipertensi
 Proteinuria
1. Pre-eklampsia ringan
Tanda dan gejala :
o Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160
mmHg; diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
o Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air
seni)
o Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau
tangan
2. Pre-eklampsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :

8
 Tekanan darah sistolik ? 160 mmHg
 Tekanan darah diastolik ? 110 mmHg
 Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
 Trombosit < 100.000/mm3
 Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam) 6. Proteinuria (protein
dalam air seni > 3 g / L)
 Nyeri ulu hati
 Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
 Perdarahan di retina (bagian mata)
 Edema (penimbunan cairan) pada paru
 Koma

1.6 Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan pre eklampsia
1. Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-
tanda sedini mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang
cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada
terhadap kemungkinan terjadinya pre eklampsia kalau ada faktor-faktor
peredisposisi. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan, dan pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, karbohidrat,
tinggi protein dan menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
2. Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
 Untuk mencegah terjadinya PE dan E
 Hendaknya janin lahir hidup
 Trauma pada janin seminimal mungkin

Pada dasarnya penanganan preeklampsia terdiri atas pengobatan medik dan


penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi
pada saat yang optimal yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, tetapi
sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus. Setelah persalinan berakhir
jarang terjadi eklampsia dan janin yang sudah cukup matur lebih baik hidup
diluar kandungan daripada dalam uterus. Waktu optimal tersebut tidak selalu
dapat dicapai pada penanganan preeklampsia, terutama bila janin masih sangat
9
prematur. Dalam hal ini diusahakan dengan tindakan medis untuk dapat
menunggu selama mungkin, agar janin lebih matur.

3. Penatalaksanaan Pre-eklamsi ringan: :


 Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk
penanganan preeklampsia
 Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya,
tidak perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman
140-150/90-100 mmHg
 Pemberian luminal 1 sampai 2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
 Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg / hari
 Bila tekanan darah tidak turun dianjurkan dirawat dan diberikan obat
anti hipertensi: metildopa 3 x 125 mg/hari (maksimal 1500 mg/hari),
atau nifedipin 3-8 x 5 –10 mg / hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg /
hari atau pindolol 1-3 x 5 mg / hari 9 maks. 30 mg / hari
 Diet rendah garam dan diuretika tidak perlu
 Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa setiap 1
minggu.
 Indikasi rawat jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah
rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali
berturut-turut, atau pasien menunjukkan preeklampsia berat.
 Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai
preeklampsia berat.Jika ada perbaikan lanjutkan rawat jalan.
 Pengakhiran kehamilan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu,
kecuali ditemukan pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio
plasenta, eklampsia atau indikasi terminasi kehamilan lainnya.
 Persalinan dalam preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan atau
dengan bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala II.
1.7 Pemeriksaan Penunjang
A. Pre Eklampsia
1. Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan darah lengkap:
o Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )
o Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )
10
o Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
2. Urinalisis : Ditemukan protein dalam urine.
3. Pemeriksaan Fungsi hati
 Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
 LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
 Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
 Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat (N= 15-45
u/ml)
 Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat (N= <31 u/l
)
 Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )
4. Tes kimia darah
5. Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )
6. Radiologi
 Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
 Kardiotografi : Diketahui denyut jantung janin lemah

1.8 Komplikasi Pre-Eklampsia dan Eklampsia


A. Pre-Eklampsia
Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Mitayani, 2009):
1. Pada ibu
 Eklamsia
 Solusio plasenta
 Perdarahan subkapsula hepar
 Kelainan pembekuan darah
 HELLP syndrome (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count)
 Ablasio retina
 Gagal jantung hingga syok dan kematian.
2. Pada janin
 Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
 Prematur
 Asfiksia neonatorum
11
 Kematian dalam uterus
 Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

3.1 Asuhan Keperawatan Pada Pre-Eklampsia


A. Pengkajian
1. Data Biografi : Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau >
35 tahun, Jenis kelamin.
2. Riwayat Kesehatan
 keluhan Utama : biasanya klirn dengan preeklamsia mengeluh demam, sakit
kepala
 Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri
epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.
 Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM.
 Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion
serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya.
 Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan.
 Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan,
oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.
3. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat
kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
4. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah
ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan
kontrasepsi
5. Pola aktivitas sehari-hari
 Aktivitas
Gejala : biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat
badan atau penurunan BB, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-.
Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka

13
 Sirkulasi
Gejala :biasanya terjadi penurunan oksegen.
 Abdomen
o Inspeksi : biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm,
apakah adanya sikatrik bekas operasi atau tidak.
o Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema.
Leopold I : biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc.
Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler.
Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian – bagian
kecil janin di sebelah kanan.
Leopold III : biasanya teraba masa keras, terfiksir.
Leopold IV : biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk
pintu atas panggul
o Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal
distress
o Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian
SM (jika refleks +)
 Eliminasi
Gejala : biasanya proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes celup,
oliguria
 Makanan / cairan
Gejala :biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan , muntah-
muntah.
Tanda :biasanya nyeri epigastrium,
 Integritas ego
Gejala : perasaan takut. Tanda : cemas
 Neurosensori
Gejala : biasanya terjadi hipertensi - Tanda : biasanya terjadi kejang atau
koma
 Nyeri / kenyamanan
Gejala : biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus,
gangguan penglihatan.
Tanda : biasanya klien gelisah,

14
 Pernafasan
Gejala : biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki, Whezing,
sonor.
Tanda :biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising atau tidak.
 Keamanan
Gejala : apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan spontan.
 Seksualitas
Gejala : Status Obstetrikus
6. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
 Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
 Pemeriksaan Fisik (Persistem)
7. Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang, kurang dari
14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis melakukan aktifitas, krekes
mungkin ada, adanya edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.
8. Sistem cardiovaskuler
1) Inspeksi : apakah Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis.
2) Palpasi :
 Tekanan darah : biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD,
melebihi tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan.
 Nadi : biasanya nadi meningkat atau menurun.
 Leher : apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena
Jugularis, jika ada bendungan menandakan bahwa jantung ibu
mengalami gangguan. Edema periorbital yang tidak hilang dalam kurun
waktu 24 jam Suhu dingin
3) Auskultasi : untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui
adanya fotal distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin
melemah.
9. Pengelompokan Data
 Data Subyektif
o Biasanya ibu mengeluh Panas
o Biasanya ibu mengeluh sakit dan nyeri kepala
o biasanya ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada janin

15
o biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
o skala nyeri (2-4)
o biasanya ibu mengatakan kurang nafsu makan
o biasanya ibu sering mengeluh mual muntah
o biasanya ibu sering bertanya tentang penyakitnya
o biasanya ibu sering mengungkapkan kecemasan
 Data Obyektif
o Biasanya teraba panas
o Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
o Biasanya ibu tampak kejang
o Biasanya ibu tampak lemah, konjungtiva anemis
o Biasanya penglihatan ibu kabur
o Biasanya klien tampak cemas dan gelisah
o Biasanya klien tampak kurus
o Tonus otot perut tampa tegang
o Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
o Biasanya DJJ bayi cepat >160
o Bisanya ibu tampak meringis kesakitan
 Pemeriksaan Penunjang
o Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ),
kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini
meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
o USG : untuk mengetahui keadaan janin
o NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. Diagnosa Keperawatan Prioritas yang Mungkin Muncul :
1. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ
( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
2. Resiko tinggi terjadinya fetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada
plasenta
3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan
jalan lahir.
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi.

16
5. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah
yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia
umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada
yang ditemukan pada awal masa kehamilan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Chapman, Vicky. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.Jakarta :EGC


Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2006). Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam
Kehamilan di Indonesia, edisi (2). Kelompok Kerja Penyusun
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :EGC
Manjoer, Arif, dkk. (2009). Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga.Jakarta : Media
Aesculapius
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, S. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP
Prawirohardjo, S. (2008).Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP
Robert J. M.(2007). Carl A Hubel Oxydative Stress in Preeclampsia. AJOG, 190: 117 – 8
Sofoewan S.(2007). Preeklampsia – Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia,
patogen. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan esis, dan
kemungkinan pencegahannya. MOGI, 27; 141 – 151.

19

Anda mungkin juga menyukai