MAKALAH
Disusun Oleh :
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Belakangan ini penggunaan pestisida sintesis (menggunakan bahan kimia sintetis) yang dinilai praktis
oleh para pencinta tanaman untuk mengobati tanamannya yang terserang hama, ternyata membawa
dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri (Daniel, 2008).
Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi
keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang dan dari angka tersebut yang terbanyak terjadi di
negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya
tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan
penggunaan yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.
Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan
pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan
eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak
mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami
relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang
ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media
kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya
adalah aplikasi dengan dosis yang diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi
ideal tumbuh untuk tanamannya.
Banyak resep yang dapat ditemukan dari pengalaman. Selain itu, perhatikan teknis saat
memberikan pestisida alami. Perhatikan curah hujan dan saat penyemprotannya. Usahakan menyemprot
setelah hujan agar tidak luntur oleh air hujan. Tanaman Azadirachta indica Juss.( Glick, B.R. 1995)
Tanaman Azadirachta indica Juss mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini disebut
“the village pharmacy”, dimana Azadirachta indica Juss, digunkaan untuk penyembuhan penyakit kulit,
antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabees, penyakit kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986).
Daun Azadirachta indica Juss juga di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit, hipertensi, diabetes,
anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi. Selain itu bersifat antibakteri dan antiviral (Narula, 1997).
Seduhan kulit batangnya digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan kulit batangnya yang pahit
dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang ditoreh pada waktu tertentu setiap tahun menghasilkan
cairan dalam jumlah besar. Cairan ini diminum sebagai obat penyakit lambung di India. Daunnya yang
sangat pahit, di Madura digunakan sebagai makanan ternak. Rebusannya di minum sebagai obat
pembangkit selera dan obat malaria (Heyne, 1987).
Selain menjadi salah satu bahan dasar rokok, ternyata tembakau juga dapat dijadikan sebagai pestisida
nabati yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman budi daya.
Tembakau (Nocotiana tabacum) mengandung nikotin yang dapat digunakan untuk mengendalikan
beberapa jenis hama seperti kutu-kutuan (thrips, kutu kebul, aphid, tungau), walang sangit dan ulat.
Selain dapat menghambat dan menurunkan nafsu makan dari hama, pestisida nabati ini juga sangat
aman untuk diaplikasikan karena tidak mengandung residu bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
Terdapat dua cara untuk membuat pestisida nabati dengan bahan dasar tembakau, yaitu dengan cara
direndam dan direbus. Untuk pembuatannya sendiri, sebelumnya perlu disediakan alat dan bahan
seperti berikut ini:
Air
Alkohol 5%
Plastik
Alat saring
Karet gelang
Panci
kompor
Cara direndam
Siapkan 100 gram tembakau dan 400 ml alkohol 5% beserta alat dan bahan lainnya.
Masukkan tembakau ke dalam wadah yang berisi alkohol, lalu padatkan agar seluruh tembakau
terendam alkohol.
Setelah terendam semuanya, tutup wadah dengan plastik lalu ikat dengan karet.
Rendaman dibiarkan selama beberapa jam (semakin lama perendaman akan semakin bagus)
Cairan siap digunakan (sebaiknya diencerkan terlebih dahulu dengan perbandingan 1:10 (pestisida
alami : air))
Cara direbus
Masukkan 100 gram tembakau ke dalam panci yang berisi air tersebut
Rebus hingga mendidih dan kemudian dinginkan
Saring cairan ekstrak tembakau tersebut dan ekstrak tembakau siap untuk digunakan (sebaiknya
diencerkan terlebih dahulu dengan perbandingan 1:10 (pestisida alami : air))
Berdasarkan hasil uji coba yang sudah dilakukan, keefektifan pestisida nabati dari tembakau ini akan
terlihat hasilnya setelah 6 jam pengaplikasian. Terlihat adanya kutu aphid yang berjatuhan ke tanah.
Sisanya, yang masih ada di belakang tunas daun muda akan berpindah ke atas daun dan dengan mudah
dapat dirontokkan.
Selain menggunakan bagian daun tembakau, bagian batang tembakau juga dapat digunakan dalam
pembuatan pestisida nabati. Batang tembakau ini paling cocok diaplikasikan dengan cara memendamnya
di dalam tanah bersamaan dengan abu kayu dan sekam.
Perlu diketahui bahwa, nikotin yang terkandung dalam tanaman tembakau termasuk racun yang keras,
sehingga dalam aplikasinya sebaiknya menggunakan masker agar tidak masuk ke sistem pernafasan.
Selain itu perlu juga untuk menghindari terjadinya kontak langsung dengan kulit.
Racun dalam tembakau ini memerlukan waktu 3-4 hari untuk dapat terurai. Oleh karena itu, buah atau
sayuran yang disemprot dengan ekstrak tembakau sebaiknya jangan langsung dikonsumsi sebelum 3-4
hari.
Selain tembakau, beberapa tanaman lain yang berpotensi juga sebagai bahan pestisida nabati adalah
daun dan biji mimba, mengkudu, sereh, bawang putih, jeruk nipis, daun sirsak dan lain sebagainya.
Bawang putih merupakan tanaman umbi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Ciri khas bawang
putih adalah aromanya yang khas dan sangat menyengat. Dalam kehidupan sehari-hari bawang putih
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Istimewanya, bawang putih bukan hanya sekedar sebagai bahan
makanan, tetapi bawang putih juga memiliki segudang khasiat dan manfaat bagi manusia.
Dalam bidang kesehatan bawang putih bermanfaat untuk mengatasi hipertensi, asma, batuk, masuk
angin, sakit kepala, sakit kuning; sesak nafas, busung air, ambeien, sembelit, luka memar, abses; luka
benda tajam, digigit serangga, cacingan, dan insomnia (sulit tidur).
Bukan hanya pada manusia, ternyata bawang putih juga berkhasiat untuk menyehatkan tanaman.
Ekstrak bawang putih diketahui berguna untuk mengendalikan beberapa jenis organisme pengganggu
tanaman (OPT), baik itu hama serangga, bakteri maupun jamur patogen.
Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu: (1) merusak perkembangan telur, larva dan pupa. (2)
menghambat pergantian kulit. (3) mengganggu komunikasi serangga. (4) menyebabkan serangga
menolak makan. (5) menghambat reproduksi serangga betina. (6) mengurangi nafsu makan. (7)
memblokir kemampuan makan serangga. (8) mengusir serangga. (9) menghambat perkembangan
patogen penyakit.
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah:
(1) murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani. (2) relatif aman terhadap lingkungan. (3) tidak
menyebabkan keracunan pada tanaman. (4) sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama. (5)
kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain. (6) menghasilkan produk pertanian yang sehat
karena bebas residu pestisida kimia.
Sementara, kelemahannya adalah: (1) daya kerjanya relatif lambat. (2) tidak membunuh jasad sasaran
secara langsung. (3) tidak tahan terhadap sinar matahari. (4) kurang praktis. (5) tidak tahan disimpan. (6)
kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti
pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati
dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat
tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada
tanaman.
Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke
bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama,
penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali.
Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan
yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan
akhirnya sulit dilakukan pengendalian.
50 ml minyak sayur
10 ml deterjen/sabun
950 ml air
Alat penyaring
Botol
Cara Pembuatan :
Campurkan bawang putih dengan minyak sayur. Biarkan selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Aduk
hingga rata. Simpan dalam botol paling lama 3 hari.
Cara Penggunaan :
Campurkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 19 atau 50 ml larutan dengan 950 ml air. Kocok
sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi hari
OPT Sasaran :
Deterjen/sabun
4 cangkir air
Alat penumbuk/blender
Alat penyaring
Botol
Cara Pembuatan :
Hancurkan bawang putih, rendam dalam air selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Saring. Masukkan
dalam botol
Cara Penggunaan :
Tambahkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 9 air. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke
seluruh bagian tanaman yang terserang ada pagi hari
OPT Sasaran :
Cendawan
10 ml deterjen/sabun
Deterjen
Cara Pembuatan :
Hancurkan bawang putih. Rendam dalam minyak sayur selama 24 jam. Tambahkan ½ liter air dan
deterjen. Aduk hingga rata. Saring
Cara Penggunaan :
Tambahkan 10 liter air kedalam larutan. Aduk hingga merata. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman
yang terserang OPT pada pagi hari
OPT Sasaran :
1 ml deterjen/sabun
Cara Pembuatan :
Tambahkan sabun ke dalam minyak bawang putih. Aduk hingga rata. Tambahkan air. Aduk
Cara Penggunaan :
Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari
OPT Sasaran :
Wereng padi
Nematoda
Referensi:
http://epetani.pertanian.go.id/berita/detail/29
http://mitalom.com/membuat-pestisida-nabati-dari-ekstrak-bawang-putih-untuk-mengendalikan-hama-
penyakit-tanaman/