PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
f. Tata Nilai
2. Kebijakan Mutu
4. Pelayanan Laboratorium
a. Tujuan
Penegak dan penunjang diagnosis klinis pasien
b. Kegiatan pokok
1) Hematologi
2) Pemeriksaan kimia klinik
3) Mikrobiologi
4) Imunoserologi
c. Indikator kinerja
1) Cakupan-cakupan pemeriksaan laboratorium
5. Pelayanan Kefarmasian
a. Tujuan
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dan pengawasan obat
berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
b. Kegiatan pokok
1) Pengelolaan obat
2) Pelayanan farmasi klinik
c. Indikator kerja
1) Kesesuaian ketersediaan obat dengan fornas
2) Kesesuaian peresepan dengan fornas
3) Waktu pelayanan resep
4) Pelaporan kesalahan pemberian obat, KNC, KTD dan efek
samping obat
5) Penggunaan obat rasional
6) Kepuasan pelanggan
Dokumen Terkait :
1. SK Penyelenggaraan Program
2. SK Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
3. SK Penetapan Indikator dan Target Pencapaian UKM
4. SK Penetapan Indikator dan Target Pencapaian UKP
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi persyaratan umum system manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri
dari penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan upaya pelayanan klinis.
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan upaya klinis
memperhatikan keselamatan sasaran/ pasien dengan menerapkan manajemen resiko.
Dokumen Terkait :
1. SK Penerapan Manajemen Resiko Dalam Pelaksanaan Program dan
Pelayanan
2. Panduan Manajemen Resiko
C. Tujuan
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun system
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat maupun
penyelenggaraan pelayanan klinis.
D. Landasan Hukum
E. Batasan Operasional
1. Pelanggan adalah sesorang, kelompok dan atau masyarakat yang menjadi
sasaran, yang membina hubungan baik dengan Puskesmas sebagai penyedia
layanan kesehatan
2. Indicator kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu kewaktu.
Indicator adalah latar belakang/alas an mengapa suatu kinerja tersebut perlu
diukur.
Definisi Operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari
indicator.
3. Standar adalah ukuran pencapaian mutu atau kinerja yang diharapkan bisa
dicapai
4. Standar pelayanan minimal (SPM) adalah prognosa standar pelayanan
minimum UPT Puskesmas di Kabupaten Klungkung yang memuat tentang
pelayanan apa saja yang harus dilakukan dan target serta indicator
pencapaiannya
5. Comprehensive Healty Care Servises adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif,kuratif dan rehabilitative.
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
1. Kepala Puskesmas, penanggungjawab manajemen mutu, penanggungjawab
upaya kesehatan masyarakat, penanggungjawab pelayanan klinis dan seluruh
karyawan Puskesmas berkomitmen dalam peningkatan kinerja dan mutu
Puskesmas sesuai SK Kepala UPT. Puskesmas Klungkung I Tentang
Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien
2. Kepala Puskesmas, penanggungjawab manajemen mutu, penanggungjawab
upaya kesehatan masyarakat, penanggungjawab pelayanan klinis dan seluruh
karyawan Puskesmas bertanggungjawab untuk menerapkan seluruh
persyaratan yang ada pada manual mutu sesuai SK Kepala UPT. Puskesmas
Klungkung I tentang Pihak Yang Terlibat Dalam Upaya Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien
3. Untuk melaksanakan komitmen manajemen dalam manajemen mutu maka
diwajibkan Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab upaya kesehatan dan
coordinator unit pelayanan/program untuk :
a. Memahami konsep system manajemen mutu dan menjalankan secara
konsisten
b. Mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan tentang pentingnya
mutu dan kepuasan pelanggan
c. Memastikan seluruh karyawan memahami esensial system manajemen
mutu
d. Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sarana – sarana yang ingin
dicapai
e. Melakukan evaluasi untuk melihat efektivitas system manajemen mutu
f. Memastikan tersedianya sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan
system
g. Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek
kegiatan
G. Komunikasi Internal
Komunikasi Internal merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menunjang
mekanisme kerja karenanya system komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan
menekankan hal – hal sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas mengupayakan agar komunikasi dengan bawahan,
komunikasi antar bawahan berjalan lancar
2. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahan mengenai
sistem manajemen mutu dan target pekerjaan yang ingin dicapai
3. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah
ditetapkan terpenuhi
4. Komunikasi internal diatur secara sistem dan terdokumentasi
5. Komunikasi internal untuk membangun kesadaran mutu demi kepuasan
pelanggan
Dokumen Terkait :
A. Umum
D. Lingkungan Kerja
1. Lingkungan tempat kerja dikendalikan agar senantiasa dalam keadaan rapi,
bersih, aman dan nyaman.
2. Karyawan dan pimpinan berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar
lingkungan kerjanya terkendali. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan
untuk mendukung komitmen mutu dan kepuasan pelanggan dan untuk mencapai
kesesuaian terhadap persyaratan proses pelayanan yang telah ditetapkan.
3. Kepala puskesmas mewajibkan semua karyawan untuk menjalankan program tata
graham (5R= Ringkas – Rapih – Resik – Rawat – Rajin ). Setiap koordinator unit
bertanggung jawab untuk memastikan program 5R dipahami dan dijalankan oleh
seluruh karyawan pada setiap unit kerjanya.
4. Dampak negative kegiatan puskesmas harus dikaji sesuai SOP Kajian Dampak
Negatif Kegiatan Puskesmas. Penelola resiko dari kegiatan puskesmas
dituangkan dalam kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang Penerapan
Manajemen Risiko serta dibuatkan Panduan Manajemen Risiko. Manajemen
risiko harus dilaksanakan dari mulai identifikasi risiko, analisis risiko dan
pencegahan risiko.
5. Puskesmas menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan untuk
mencapai kesesuaian dengan persyaratan produk, antara lain:
a. Menetapkan seorang penanggung jawab yang ditetapkan dengan SK
Penanggung Jawab Kebersihan Lingkungan Puskesmas.
b. Menetapkan bahwa lingkungan fisik di dalam dan luar gedung puskesmas
merupakan daerah bebas asap rokok, bersih dan aman dari limbah infeksius.
c. Mengelola lingkungan kerja dengan cara menerapkan prinsip 5S sesuai serta
memiliki Program Kerja Kebersihan Lingkungan yang jelas.
3. Pembelian
a. Puskesma Klungkung I menjamin pengadaan barang dan jasa sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
b. Kepala puskesmas menunjuk / menetapkan petugas yang melaksanakan
pembelian / pengadaan barang dan jasa sebagai berikut :
1) Pengadaan barang berupa barang aset dilaksanakan oleh petugas
pengelola barang.
2) Pengadaan barang habis pakai seperti barang untuk penunjang
pelaksanaan promosi seperti pamphlet, leaflet, spanduk atau bahan
kontak untuk penyuluhan dilaksanakan oleh pelaksana/penanggungjawab
program.
c. Penanggungjawab program/UKM melaksanakan kegiatan terkait pembelian
barang adalah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi kebutuhan barang yang akan dibutuhkan di masing-
masing program saat penyusunan rencana usulan kegiatan.
2) Identifikasi kebutuhan barang yang diperlukan desesuaikan dengan
petunjuk penggunaan anggaran.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian Proses Penyelenggaraan Upaya
Puskesmas Klungkung I menentukan pengendalian pelayanan dan proses
pelayanan ruang lingkup puskesmas sesuai dengan SK Kepala Puskesmas
Klungkung I Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Program dan SOP
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Program melalui :
1) Menetapkan kerangka acuan kerka
2) Menetapkan jadwal kegiatan
3) Melakukan evaluasi jadwal kegiatan dan perubahan jadwal kegiatan
sesuai dengan SK Kepala Puskesmas Tentang Evaluasi jadwal Kegiatan
b. Validasi Proses Penyelenggaraan Upaya
Validasi proses penyelenggaraan program meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Melaksanakan proses pencatatan dan pengumpulan data sesuai SK
Kepala UPT Puskesmas Klungkung I Tentang Pencatatan dan Analisa
Data.
2) Melakukan analisa data sehingga menjadi informasi sesuai dengan SK
UPT. Puskesmas Klungkung I tentang Data dan Informasi.
c. Identifikasi dan Mampu Telusur
1) Seluruh kegiatan/program yang dilaksanakan dilakukan monitoring
sesuai dengan SK Kepala UPT Puskesmas Klungkung I Tentang
Monitoring Pelaksanaan UKM
C M
ESTABLISHING THE CONTEXT O
O
M N
M I
U T
N O
I R
RISK IDENTIFICATION
C
A
T &
I RISK ANALYSIS
O RISK ASSESSMENT
N R
& E
C RISK EVALUATION V
O I
N E
S W
U
L
T
RISK TREATMENT
I
O
N
4. Analisis Data
a. Data-data proses atau implementasi system manajemen mutu harus dikelola
dengan baik. Data dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai,
misalkan menggunakan tehnik statistic. Analisa data dilakukan oleh petugas
pengelola dan analisa data yang ditetapkan dengan SK Kepala UPT.
Puskesmas Klungkung I Tentang Petugas Pengelola dan Analisa Data.
b. Kegiatannya untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing proses /
melihat kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan sesuai dengan SOP Analisa Data.
c. Data dianalisa antara lain untuk memantau :
1) Kepuasan pelanggan
2) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan puskesmas
3) Karakteristik dan kecenderungan proses, pelayanan puskesmas
4) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
5. Peningkatan Berkelanjutan
a. Seluruh karyawan dan koordinator wajib melakukan perbaikan secara terus
menerus terhadap efektivitas system manajemen mutu sesuai tugas, tanggung
jawab, dan wewenangnya.
b. Upaya peningkatan kinerja UKM secara berkelanjutan dilaksanakan sesuai
SK Kepala UPT. Puskesmas Klungkung I Tentang Upaya Peningkatan
Kinerja.
c. Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan
mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data tindakan koreksi dan prevensi
serta tinjauan manajemen
7. Tindakan Preventif
Tindakan pencegahan dilakukan untuk menghilangkan penyebab dan potensi
ketidaksesuaian yang ditemukan dan mencegah terjadinya. Uraian
pelaksanaannya dijelaskan dalam SOP Tindakan Preventif.