Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun guna memenuhi penilaian Praktik Klinik Keperawatan pada mata kuliah Keperawatan
Kesehatan Jiwa II di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa I, Cengkareng pada tanggal 2 – 12
Januari 2019

Dosen pembimbing: Ns. Evin Novianti, M. Kep, Sp. Kep. J

Disusun oleh: Elsa Fitri J. S (1610711032)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


I. TEORI
A. Pengertian
Perawatan diri (personal hygiene) mencakup aktivitas yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan apa yang
harus dilakukan (kebersihan, mandi, berpakaian, toilet, makan), tetapi juga
berapa, kapan, di mana, dengan siapa, dan bagaimana (Miller dalam Carpenito-
Moyet, 2009).
Defisit perawatan diri adalah keadaan seseorang yang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
secara mandiri. Klien tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Klien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri.
Keadaan ini merupakan gejala perilaku negative dan menyebabkan klien
dikucilkan, baik dalam keluarga maupun masyarakat.
B. Etiologi
a. Citra tubuh
Perubahan fisik akibat operasi bedah, misalnya, dapat memicu individu untuk
tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Status sosial ekonomi
Perawat harus menentukan apakah pasien dapat mencukupi perlengkapan
perawatan diri yang penting, seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah apakah penggunaan
perlengkapan tersebut sesuai dengan kebiasaan sosial yang dipraktikkan oleh
kelompok sosial pasien.
c. Pengetahuan
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya perawatan diri dan implikasinya
bagi kesehatan dapat mempengaruhi praktik perawatan diri.
d. Variabel kebudayaan
Orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
kesehatan yang berbeda pula. Di sebagian masyarakat, misalnya, ada yang
menerapkan mandi setiap hari, tetapi masyarakat dengan lingkup budaya yang
berbeda hanya mandi seminggu sekali.
e. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan memerlukan bantuan. Biasanya, jika tidak mampu, klien dengan kondisi
fisik yang tidak sehat lebih memilih untuk tidak melakukan perawatan diri.
C. Tanda dan Gejala
a. Data subjektif
1) Malas mandi
2) Tidak mau menyisir rambut
3) Tidak menggosok gigi
4) Tidak mau memotong kuku
5) Tidak mau berhias atau berdandan
6) Tidak bisa atau tidak mau menggunakan alat mandi atau kebersihan diri
7) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
8) BAB dan BAK sembarangan
9) Tidak membersihkan diri dan tidak membersihkan tempat BAB dan BAK
setelah BAB dan BAK
10) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar.
b. Data objektif
1) Badan klien bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang
2) Tidak menggunakan alat-alat mandi pada saat mandi dan tidak mandi
dengan benar
3) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, serta tidak
mampu berdandan
4) Pakaian tidak rapi, tidak mampu meilih, mengambil, memakai,
mengencangkan dan memindahkan pakaian
5) Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam berpakaian, misalnya
memakai pakaian berlapis-lapis, penggunaan pakaian yang tidak sesuai.
Melepas barang-barang yang perlu dalam berpakaian, misalnya telanjang.
6) Makan dan minum sembarangan serta bercecera, tidak menggunakan aat
makan, tidak mampu menyiapkan makanan, memindahkan makanan ke
alat makan (dari panic ke piring atau mangkok tidak mampu menggunakan
sendok dan tidak mengetahui fungsi alat-alat makan), memegang alat
makan, membawa makanan dari piring ke mulut, mengunyah, menelan
makanan secara aman dan menghabiskan makanan.
7) BAB dan BAK tidak pada tempatnya. Klien tidak membersihkan diri
setelah BAB dan BAK serta tidak mampu menjaga kebersihan toilet dan
menyiram toilet setelah BAB atau BAK.
D. Batasan Karakteristik
a. Defisit perawatan diri: mandi (Bathing self-care deficit)
1) Gangguan kemampuan mengeringkan tubuh
2) Gangguan kemampuan untuk mengakses kamar mandi
3) Gangguan kemampuan untuk mengakses air
4) Gangguan kemampuan untuk mengambil perlengkapan mandi
5) Gangguan kemampuan untuk mengatur air mandi
6) Gangguan kemampuan membasuh tubuh
b. Defisit perawatan diri: berhias/ berpakaian (Dressing self-care deficit)
1) Ketidakmampuan memilih pakaian
2) Ketidakmampuan memadupadankan pakaian
3) Ketidakmampuan mempertahankan penampilan yang memuaskan
4) Ketidakmampuan mengambil pakaian
5) Ketidakmampuan mengenakan pakaian di bagian atas tubuh
6) Ketidakmampuan mengenakan pakaian di bagian bawah tubuh
7) Ketidakmampuan berbagai item pakaian (mis: kemeja, kaus kaki)
8) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian (mis: lemeja, kaus kaki,
sepatu)
9) Ketidakmampuan menggunakan alat bantu
10) Ketidakmampuan menggunakan resleting
11) Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
c. Defisit perawatan diri: makan (Feeding self-care deficit)
1) Ketidakmampuan mengambil dan memasukkan makanan
2) Ketidakmampuan menggunakan alat bantu
3) Ketidakmampuan mengunyah makanan
4) Ketidakmampuan memamipulasi makanan di mulut
5) Ketidakmampuan membuka container/ wadah makanan
6) Ketidakmampuan mengambil cangkir
7) Ketidakmampuan meletakkan makanan ke alat makan
8) Ketidakmampuan menyiapkan makanan untuk dimakan
9) Ketidakmampuan makan dengan tata cara yang bisa diterima
10) Ketidakmampuan menelan makanan
11) Ketidakmampuan menelan jumlah makanan yang memadai
12) Ketidakmampuan memegang alat makan
13) Ketidakmampuan menghabiskan makanan secara mandiri
d. Defisit perawatan diri: toileting
1) Kemampuan untuk melakukan hygiene eliminasi secara komplet
2) Kemampuan untuk menyiram toilet
3) Kemampuan untuk memanipulasi pakaian untuk toileting
4) Kemampuan untuk mencapai toilet
5) Kemampuan untuk naik ke toilet
6) Kemampuan duduk di toilet
E. Sumber Koping
a. Kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Berhias dan berdandan secara baik
c. Melakukan makan dengan baik
d. Melaksanakan BAB/ BAK secara mandiri
e. Mengidentifikasi perilaku kebersihan diri yang maladaptif
f. Kemampuan klien dalam mengubah perilaku maladaptif menjadi perilaku
adaptif
F. Pohon Masalah

Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri

Kehilangan fungsi tubuh,


kurangnya motivasi
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan, BAK/ BAB
B. Rencana Tindakan Keperawatan
PERENCANAAN
DIAGNOSIS
Tgl No KEPERAWATAN Tujuan (tuk/tum) Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
Dx
Defisit perawatan Tum : Klien 1. Bina hubungan Kepercayaan
diri: kebersihan Pasien dapat menunjukkan Saling percaya dengan dari klien
diri, berdandan, memelihara atau tanda-tanda mengemukakan prinsip merupakan hal
percaya kepada komunikasi terapeutik:
makan, BAK/ merawat yang akan
perawat: a. Sapa klien
BAB kebersihan sendiri a. Ekspresi wajah dengan ramah memudahkan
secara mandiri. cerah, baik verbal perawat dalam
tersenyum maupun non melakukan
Tuk 1: b. Mau verbal. pendekatan
Klien dapat berkenalan b. Berjabat tangan keperawatan
membina c. Ada kontak dengan klien. atau intervensi
mata c. Perkenalkan diri
hubungan saling selanjutnya
d. Bersedia dengan sopan.
percaya. menceritakan d. Tanyakan nama terhadap klien.
perasaan lengkap klien
e. Bersedia dan nama
mengungkapka pangilan yang
n masalah disukai klien.
e. Jelaskan tujuan
pertemuan
f. Membuat
kontrak topik,
waktu, dan
tempat setiap
kali bertemu
klien.
g. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya.
h. Beri perhatian
kepada klien
dan perhatian
kebutuhan dasar
klien.
Tuk 2: Pasien dengan aman Melatih pasien dengan Pengetahuan
Pasien mampu melakukan cara-cara perawatan diri tentang
melakukan (kemampuan dengan cara: pentingnya
1. Menjelaskan
kebersihan diri maksimum) aktivitas perawatan diri
pentingnya
secara mandiri. perawatan diri secara kebersihan diri. dapat
mandiri. 2. Menjelaskan meningkatkan
alat-alat untuk motivasi pasien
menjaga
kebersihan diri. Menyiapkan
3. Menjelaskan untuk
cara-cara
meningkatkan
melakukan
kebersihan diri. kemandirian
4. Melatih pasien
mempraktikkan Bimbingan
cara menjaga perawat akan
kebersihan diri. mempermudah
pasien
melakukan
perawatan diri
secara mandiri

Tuk 1: Pasien tetap dalam 1. Mendiskusikan Pasien tidak


Pasien mendapat keadaan aman dan cara mengatasi melakukan
selamat. keinginan bunuh
perlindungan dari diri, yaitu percobaan
lingkungannya. dengan meminta bunuh diri.
bantuan dari
keluarga atau
teman.
Tuk 2: Pasien mampu 1. Memberi Penguatan
Pasien dapat meningkatkan harga kesempatan pasien (reinforcement)
meningkatkan dirinya. untuk positif akan
mengungkapkan
harga diri. meningkatkan
perasaannya.
2. Berikan pujian bila harga diri
pasien dapat pasien.
mengatakan
perasaan positif.
3. Meyakinkan bahwa
pasien bahwa
dirinya penting.
4. Merencanakan
aktifitas yang
pasien dapat
lakukan.
Tuk 3: Pasien dengan aman 1. Melatih pasien Membiasakan
Pasien mampu melakukan berdandan, diri untuk
melakukan (kemampuan dengan rincian: melakukan
a. Untuk
tindakan maksimum) atau perawatan diri
pasien laki-
perawatan, berupa mempertahankan laki, latihan sendiri.
berhias atau aktivitas perawatan meliputi:
berdandan secara diri berupa berhias berpakaian,
baik. dan berdandan. Pasien menyikat
berusaha untuk rambut,
memelihara bercukur
b. Untuk
kebersihan diri, seperti Bimbingan
pasien
mandi pakai sabun wanita, perawat akan
dan disiram dengan air latihan mempermudah
sampai bersih, meliputi: pasien
mengganti pakaian berpakaian, melakukan
bersih sehari-hari, dan menyisir perawatan diri
merapikan rambut, secara mandiri.
berhias
penampilan.
2. Memantau
kemampuan
pasien dalam
berpakaian dan
berhias Penguatan
3. Memonitor atau (reinforcement)
mengidentifikasi
dapat
adanya
kemunduran meningkatkan
sensori, motivasi pasien.
kognitif, dan
psikomotor
yang
menyebabkan
pasien
mempunyai
kesulitan dalam
berpakaian dan
berhias
4. Diskusikan
dengan pasien
kemungkinan
adanya
hambatan dalam
berpakaian dan
berhias.
5. Menggunakan
komunikasi/
instruksi yang
mudah
dimengerti
pasien untuk
mengakomodasi
keterbatasan
kognitif pasien.
6. Sediakan baju
bersih dan sisir,
jika mungkin
bedak, parfum,
dsb.
7. Dorong pasien
untuk
mengenakan
baju sendiri dan
memasang
kancing dengan
benar.
8. Memberikan
bantuan kepada
pasien jika
perlu.
9. Evaluasi
perasaan pasien
setelah mampu
berpakaian dan
berhias.
10. Berikan
reinforcement
atau pujian atas
keberhasilan
pasien
berpakaian dan
berhias.

Tuk 4: Kebutuhan personal 1. Memantau Identifikasi


Pasien mampu hygiene pasien kemampan mengenai
melakukan terpenuhi. Pasien pasien makan. penyebab pasien
2. Identifikasi
kegiatan makan mampu melakukan tidak mau
bersama pasien
dengan baik. kegiatan makan secara faktor-faktor makan
mandiri dan tepat penyebab pasien menentukan
dengan tidak mau intervensi
mengungkapkan makan. perawat
kepuasan makan. 3. Identifikasi selanjutnya.
adanya
hambatan
makan:
Pengetahuan
a. Fisik: tentang
kelemahan, pentingnya
isolasi, perawatan diri
keterbatasan
meningkatkan
ekstremitas,
dll. motivasi.
b. Emosi:
depresi,
panik,
penurunan
nafsu makan Pasien mungkin
c. Intelektual:
kesulitan dalam
curiga
d. Sosial: mempersiapkan,
curiga mengambil
e. Spiritual: makanan
adanya sendiri, dan
waham merapikan
4. Diskusikan peralatan.
dengan pasien
akibat kurang/
tidak mau
makan. Menambah
5. Diskusikan wawasan pasien
dengan pasien tentan personal
fungsi makanan hygiene: makan
bagi kesehatan.
6. Menjelaskan
cara
mempersiapkan Penguatan
makan kepada (reinforcement)
pasien. dapat
7. Menjelaskan meningkatkan
tentang personal motivasi pasien.
hygiene tentang
pola makan.
8. Menjelaskan
cara makan
yang tertib.
9. Menjelaskan
cara merapikan
peralatan makan
setelah makan.
10. Praktik makan
disesuaikan
dengan tahapan
makan yang
baik.
11. Evaluasi
perasaan pasien
setelah makan.
Berikan
penguatan
(reinforcement)
terhadap
kemajuan pasien
(misalnya:
peningkatan
porsi makan)

Tuk 5: Pasien dapat 1. Mengkaji Mengetahui


Mampu melakukan melaksanakan budaya pasien lebiasaan pasien
BAB/ BAK secara perawatan diri secara ketika dalam toileting
mempromosikan
mandiri. mandiri dalam hal dapat membantu
aktivitas
perawat
BAB/ BAK, seperti: perawatan diri. melakukan
2. Bantu pasien ke intervensi
a. Mampu duduk toilet. selanjutnya.
dan turun dari 3. Berikan
toilet pengetahuan
tentang personal Hambatan
b. Mampu mobilitas
hygiene dalam
memebrsihkan menyebabkan
kaitannya
diri setelah dengan toileting. pasien tidak
eliminasi 4. Menjelaskan mampu
secara mandiri/ tempat BAB/ melakukan
dibantu BAK yang
perawatan diri
sesuai.
5. Menjelaskan secara mandiri.
cara
membersihkan
diri setelah
BAB/ BAK. Mengetahui
6. Menjelaskan pentingnya
cara
personal
membersihkan
tempat BAB dan hygiene bagi
BAK. pasien.
Memberikan
kesempatan
kepada keluarga
untuk membantu
pasien.

Tuk 6: Keluarga dapat 1. Diskusikan Memberikan


Keluarga mampu mengetahui defisit dengan keluarga kesempatan
merawat anggota perawatan diri pasien tentang fasilitas kepada keluarga
kebersihan diri
keluarganya yang dan cara memberikan yang dibutuhkan untuk membantu
mengalami dukungan pasien oleh pasien pasien dan
masalah kurang dalam melakukan untuk menjaga memberikan
perawatan diri
perawatan diri. perawatan diri. motivasi.
pasien.
2. Anjurkan
keluarga untuk Keluarga
terlibat dalam sebagai sistem
merawat diri pendukung
pasien dan berperan penting
membantu dalam
mengingatkan
membantu
pasien dalam
merawat diri pasien.
(sesuai dengan
yang telah
disepakati).
3. Anjurkan
keluarga untuk
memberikan
pujian atas
keberhasilan
pasien dalam
merawat diri.

DAFTAR PUSTAKA

Ns. Sutejo, M. Kep, Sp. Kep. J. 2017. Keperawatan Jiwa. Jakarta. Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai