Di Susun :
ERLIN
LUIGISHA AUGUSTI
LISA SEPTIANI
SUSILAWATI 1610711108
Prodi : S1 Keperawatan
Dosen : Ns.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi dari distosia
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari distosia
3. Untuk memahami etiologi dari distosia
4. Untuk memahami manifestasi klinis dari distosia
5. Untuk mengetahui komplikasi dari distosia
6. mengidentifikasi penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia
7. mengidentifikasi pengkajian asuhan keperawatan distosia
BAB II
PEMBAHASAN
Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi
penyimpangan dari konsep eutosia 3P (power,passage,passenger).(manuaba,1998).
Secara harfiah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan kemajuan persalinan yang
lambat (Al-fathdry,2002).
Dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan pada
punggung.
d). Presentasi Dahi
Kedudukan kepala berada antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal sehingga
dahi merupakan bagian terendah
Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah
kavum uteri
Sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang ibu tegak lurus atau
mendekati 90 derajat
Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai tangan,
lengan atau kaki, atau keadaan di samping bokong janin dijumpai tangan
Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi :
- Rakitis
- Osteoplasma
- Neoplasma
- Fraktur
- Atrofi
- Penyakit sendi
2. Hydrosefalus
Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu tempat antara
tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan tempat absorpsi dalam ruang
subaraknoid.
3. Anensefalus
Disebabkan factor mekanik,factor infeksi,factor obat,factor umur ibu,factor
hormonal.
4. Kembar siam
Terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna.karena terjadinya pemisahan yang lambat,maka pemisah anak tidak
sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD 1998).
5. Gawat janin
a. Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus plasenta dalam
waktu singkat) berupa : aktivitas uterus,yang berlebihan,dapat dihubungkan
dengan pemberian oksitosin,hipotensi ibu,kompresi venakava,posisi
terlentang,perdarahan ibu,solusio plasenta,plasenta previa.
b. Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus plasenta dalam
waktu lama) berupa penyakit hipertensi,
c. Diabetes melliltus
Pada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan mengalami
hipoglikemia karena pada ibu yg diabetes mengalami toleransi glukosa
terganggu,dan dan seringkali disertai hipoksia.
d. Isoimunisasi rh,postmaturnitas atau dismaturnitas,kompresi (penekanan)tali
pusat.
2.4 Manifestasi Klinis
Dapat dilihat dan diraba,perut terasa membesar kesamping
Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan
Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan
Terjadi distensi berlebihan pada uterus
Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak dada,
teraba bagian – bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas pada
dada.
2.5 Komplikasi
Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain :
a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan janin
dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya fistula karena
nekrosis pada jalan lahir
b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan
perdarahan
a. Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage serta passanger
normal,pasien dengan fase laten memanjang sering mendapat manfaat dari hidrasi dan
istirahat terapeutik. Apabila dianggap perlu untuk tidur,morfin(15 mg) dapat
memberikan tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari persalinan,diagnosa
persalinan palsu dapat ditinjau kembali,berupa perangsangan dengan oksitosin.
b. protraksi : Dapat ditangani dengan penuh harapan,sejauh persalinan mau dan tidak ada
bukti disproporsi sevalopelvik,mal presentasi atau fetal distress. Pemberian oksitosin
sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.
c. Kelainan penghentian : Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk
dilakukan seksio sesarea.perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks
memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distress
Tes Prenatal : Untuk memastikan penyulit persalinan seperti : janin besar, malpresentasi
Pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis, presentasi dan posisi janin
Pengambilan sample kulit kepala janin : mendeteksi atau mencegah asidosis
KASUS
Maggie Vadis 21 th, nulipara dengan usia kehamilan 38 minggu, masuk ke kamar
bersalin dengan persalinan aktif. Ia didampingi oleh suaminya, Tom. Hasil pemeriksaan
fisik Maggie menunjukkan bahwa dilatasi serviksnya 5cm, pendataran 90%, janin berada
di sta , kontraksi uterus ringan terjadi setiap 4 sampai 6 menit dan berlangsung
selama 40 detik, denyut jantung janin ( DJJ ) 148 kali/ menit dengan variabilitas dnyut ke
denyut aselerasi yang baik dan akselerasi setiap kali janin bergerak.
Setelah 3 jam, pengkajian Maggie menunjukkan tidak ada perubahan pola
persalinan atas dilatasi serviksnya. Maggie menunjukkan tanda kelelahan. Augmentasi
dengan oksitosin intervena diprogramkan dan diberikan setelah 2 jam augmentasi
persalinan, Maggie menangis dan menanyakan cara untuk mengurangi nyeri dan ia tidak
dapat lagi melakukan teknik bernapas dan relaksasi.
B. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang,
sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya,
biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit,
biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan
pre eklamsi.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
2. Mata
Biasanya konjungtiva anemis
3. Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru
yang tertinggal saat pernafasan
4. Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan
atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal
atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan
perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi
usus dan kandung kemih.
5. Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik,
biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba
jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
6. Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan
tulang belakang
PENUTUP
Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan kesulitan yang
dinamakan distosia. Salah satu penyebab distosia itu adalah karena kelainan his yaitu suatu
keadaan dimana his tidak normal, baik kekuatannya maupun sifatnya sehingga menghambat
kelancaran persalinan.
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap
perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan
umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Pusdiknaskes.2003.asuhan antenatal.WHO-JHPIEGO