PENDAHULUAN
risiko kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi.
Ancaman yang dapat dilihat hingga saat ini adalah seks pranikah, kehamilan dini,
aborsi, infeksi menular seksual, HIV dan AIDS serta kekerasan seksual. Rendahnya
Sehat 2015. Remaja sebagai kelompok umur terbanyak dalam struktur penduduk
pembagunan sumber daya manusia masa depan sebagai generasi penerus bangsa.
Kelompok remaja rentan usia 10-19 tahun, sesuai dengan proporsi remaja di dunia
diperkirakan 1,2 miliar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia (Depkes, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO), tiap tahunnya ada 340 juta kasus baru
infeksi bakteri lewat hubungan seksual, seperti chlamydia dan gonorhea (penyakit
kencing nanah) terutama pada kelompok umur 15-49 tahun. Infeksi Human
Papiloma Virus (HPV) yang terjangkit lewat hubungan seksual kaitannya dengan
kanker kanker leher rahim dan sudah menyerang 490.000 wanita, dengan angka
kematian pertahunnya sebesar 240.000. Lebih jauh lagi, ada berjuta kasus infeksi
sehubungan dengan HIV, terjadi setiap tahunnya. Lebih dari 100 juta infeksi yang
1
dapat disembuhkan karena hubungan seksual setiap tahun dan sebagian besar dari
4,1 juta infeksi baru HIV menyerang remaja berusia 15-24 tahun. Bagi mereka yang
perempuan berusia 15-19 menjalani aborsi yang tidak aman setiap tahun. Di negara
Kematian bayi baru lahir sebasar 50% lebih tinggi pada bayi yang memiliki ibu
diperkirakan 36% dari laki-laki muda dan 24% dari wanita muda berusia 15-24
populasi dunia dibawah usia 25 tahun. Jumlah orang berusia 10-19 tahun adalah 1,1
miliar pada tahun 2010 dan diperkirakan 1,3 miliar pada tahun 2020, peningkatan
yang terjadi 22%. Data menunjukkan 15 juta perempuan remaja melahirkan setiap
tahun, terutama di negara berkembang. Angka kematian bayi dari ibu remaja adalah
1,5 kali lebih tinggi daripada ibu yang berusia 20-29 tahun. Kasus aborsi terjadi 4,4
juta terjadi pada remaja perempuan setiap tahun. 1 dari 20 remaja terutal infeksi
menular sekual setiap tahun. Setengah dari kasus infeksi HIV pada orang dengan
memprihatinkan yang dapat dilihat dari data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
umur 15-24 tahun tentang kesehatan reproduksi masih rendah, 21% remaja
perempuan tidak mengetahui sama sekali perubahan yang terjadi pada remaja laki-
laki saat pubertas. Pengetahuan remaja tentang masa subur relatif masih rendah.
Hanya 29% wanita dan 32% pria memberi jawaban yang benar bahwa seorang
periode haid. Remaja yang belum menikah umur 15-24 tahun yang mendengarkan
pesan dari media tentang penundaan usia kawin sebesar 12,9%, informasi tentang
kehamilan sebesar 23,4%, dan Infeksi menular Seksual (IMS) sebesar 18,4%.
Pengetahuan remaja tentang cara penting untuk menghindari infeksi menular HIV
masih terbatas, hanya 14% wanita dan 15% pria menyebutkan pantang
berhubungan seks, 18% wanita dan 25% pria menyebutkan menggunakan kondom,
serta 11% wanita dan 8% pria menyebutkan membatasi jumlah pasangan seksual
sebagai cara menghindari HIV dan AIDS. Jumlah orang hidup dengan HIV dan
AIDS sampai dengan bulan Maret 2007 mencapai 20.564 kasus, 54,3% dari angka
tersebut adalah remaja. Selain itu, pendapat remaja tentang umur kawin ideal untuk
perempuan 23,1 tahun dan untuk pria 25,9 tahun, sedangkan rata-rata umur ideal
menikah bagi perempuan 22 tahun dan pria 25 tahun. Pendapat diantara remaja
yang tidak tamat SMA tentang umur ideal mempunyai anak pertama kali adalah
antara 20-24 tahun dan mempunyai 2 anak, yaitu masing-masing 63% remaja
Informasi Konseling Remaja) mencapai 28%. Berarti hanya 28 dari 100 remaja
yang akses dengan kegiatan yang berkaitan dengan informasi kesehatan reproduksi.
Selain itu, target 2014 untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan yaitu 118
per 100.000 kelahiran hidup dari status awal tahun 2008 yaitu 228 per 100.000
Selain itu, tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang
kesehatan reproduksi memaksa remaja untuk berusaha sendiri mencari akses dan
melakukan eksplorasi sendiri. Media internet, televisi, majalah dan bentuk media
lain sering kali dijadikan sumber oleh para remaja untuk memenuhi tuntutan
usia 12-18 tahun, 16% mendapat informasi seputar seks dari teman, 35% dari film
porno, hanya 5% dari orang tua. Informasi yang tidak tepat mengarahkan remaja
membosankan. Oleh karena itu, perlu dilakukan metode lain seperti simulasi
permainan, hal ini cenderung dinilai lebih bermuatan, karena sifatnya tidak
monoton dan langsung berdasarkan analisis kasus, dan melibatkan objek secara
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Keefektifan metode
reproduksi remaja dismk putra jaya/jabal rahmah Stabat tahun 2017, sehingga dapat
siswa lainnya.
dalam penelitian ini yaitu “Keefektifan metode simulasi dan metode brain storming
hubungan antara Keefektifan metode simulasi dan metode brain storming untuk
wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca keefektifan metode simulasi dan metode
Dapat menjadi tolak ukur agar nantinya para siswa lebih mengerti tentang
orang usia di bawah 21 tahun dan belum menikah disebutkan sebagai anak-anak.
konsep remaja walaupun tidak secara terbuka. Usia minimal untuk suatu
tahun untuk pria. Jelas bahwa Undang-undang tersebut menganggap orang di atas
usia tersebut bukan lagi anak-anak sehingga mereka boleh menikah. Batas usia ini
seseorang belum mencapai usia 21 tahun masih diperlukan izin orang tua untuk
peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri
pada orangtua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara
adat/tradisi), belum dapat memberikan pendapat sendiri. Dengan kata lain, orang-
orang yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan
tersebut.
kepribadiannya.
tempatnya berada.
e. Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas, dan nilai yang sesuai
Kondisi anomi ini tentu saja tidak hanya berlaku terhadap anggota
masyarakat dewasa, tetapi juga terhadap para remaja. Salah satu bukti tentang
adanya kondisi anomi di kalangan remaja adalah dalam segi kehidupan seksual
penduduk negara tersebut antara 15-19 tahun. Akan tetapi, dari survei ICARP tahun
1980 yang dilaksanakan terhadap mereka ternyata 45% tidak tahu-menahu tentang
proses terjadinya haid. Selain itu, 68% tidak dapat menyebutkan bagaimana caranya
untuk mengetahui adanya kehamilan. Keadaan serba tidak tahu seperti ini banyak
terjadi di negara-negara berkembang atau dalam masyarakat transisi. Hal itu cukup
membigungkan dan berbahaya bagi remaja yang bersangkutan. Hal itu karena
mereka tidak banyak tahu tentang keadaan dirinya sendiri. Di lain pihak, mereka
perkawinan, pergaulan yang lebih bebas, dan sebagainya. Remaja jadinya tidak
mempunyai petunjuk atau pedoman yang jelas tentang bagaimana caranya untuk
Muangthai tersebut juga membuktikan bahwa lebih besar dari seperempat dari
primer hampir setiap individu, sejak lahir sampai datang ia meninggalkan rumah
manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi dalam keluarga. Sebelum
seorang anak mengenal lingkungan yang lebih luas, ia terlebih dahulu mengenal
berlaku dalam keluarganya. Norma atau nilai itu dijadikan bagian dari
yang berbeda dari suku lainnya dan di dalam suku tertentu itupun pola perilaku
orang yang berasal dari kelas sosial atas berbeda dari yang kelas sosial bawah.
Semua itu pada hakikatnya ditimbulkan oleh norma dan nilai yang berlaku dalam
keluarga, yang diturunkan melalui pendidikan dan pengasuhan orang tua terhadap
dianut oleh orang tua akhirnya juga dianut oleh remaja. Tidak mengherankan kalau
ada pendapat bahwa segala sifat negatif yang ada pada anak sebenarnya ada pula
pada orang tuanva. Hal itu bukan semata-mata karena faktor bawaan atau
adalah sekolahnya. Anak remaja yang sudah duduk di bangku SLTP atau SLTA
umumnya menghabiskan waktu sekitar tujuh jam sehari di sekolahnya. Ini berarti
bahwa hampir sepertiga dari waktunya setiap hari dilewatkan remaja di sekolah.
sebagai pembentuk nilai dalam diri anak sekarang ini banyak menghadapi
pernah berlaku di masa lalu. Terutama di kota-kota besar, sekarang ini sangat terasa
adanya banyak lingkungan lain yang dapat dipilih remaja selain sekolahnya. Pasar
swalayan, pusat perbelanjaan, taman hiburan, atau bahkan sekadar warung di tepi
jalan di seberang sekolah atau rumah salah seorang teman yang kebetulan sedang
tidak ditunggui orang tuanya, mungkin saja merupakan alternatif yang lebih
menarik daripada sekolah itu sendiri. Apalagi, seringkali motivasi belajar murid
SMA merupakan salah satu jenjang pendidikan yang ditempuh pelajar setelah
lulus SMP. Usia pelajar SMA secara umum dalam kisaran antara 15 sampai 18
tahun. Hurlock (2013) membagi rentangan usia manusia dalam banyak tingkatan.
Usia remaja awal yaitu 13-17 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun. Remaja SMA
termasuk ke dalam dua kategori tersebut. Pada usia tersebut siswa SMA sedang
cepat.
perubahan bentuk fisik yang cepat disertai tanda-tanda yang khas yang
membedakan dengan jelas antara laki-laki dan perempuan. Pada diri laki-laki
mengalami perubahan bentuk seperti ukuran badan yang lebih, besar, kekar dan
berotot dari pada sebelumnya, tumbuh bulu rambut di sekitar alat kelamin, dan di
bagian-bagian lain seporti betis, dada, kumis, jambang dan lain-lain. Namun
pertanda utama masa pubertas laki-laki adalah mimpi basah. Pada diri perempuan,
Orang tua merupakan penganggung jawab dari sebuah keluarga. Orang tua
terdiri ayah dan ibu yang mempunyai ikatan perkawinan yang sah. Pengertian
yang membentuk satu rumah tangga saling berinteraksi dan berkomunikasi satu
sama lain dengan melalui peran-perannya sendiri sebagai anggota keluarga dan
untuk diperhatikan anggota keluarga tersebut yang antara lain tentang keutuhan
keluarga yaitu berupa hubungan yang harmonis memegang peranan penting dalam
anak. Dari ketiga unsur dalam keluarga tersebut masing-masing mempunyai peran
dan fungsi yang tidak bisa dipisahkan utnuk mencapai keutuhan keluarga.
2) komunikasi,
3) keutuhan keluarga
4) pengawasan keluarga.
Orang tua yang baik bagi anak remajanya adalah mempunyai kemampuan
pendapatnya,
4) memberikan argumen yang jelas dan masuk akal terhadap suatu persoalan,
6) mengatakan salah kalau memang salah, dengn alasan yang masuk akal menurut
pemikiran mereka,
teman sebaya lebih baik jika dibanding dengan orangtua. Alasannya dengan teman
bagi kehidupan sosial dan perkembangan diri remaja. Pendapat dan pandangan
teman biasanya lebih diterima daripada pendapat orang tua. Informasi mengenai
kesehatan reproduksi dan bimbingan seksual yang diperoleh melalui teman sebaya
(peer) sedikit banyak telah memberikan dorongan untuk menentukan sikap seorang
dukungan teman sebaya (peer pressure) menjadi salah satu motivasi dan
dengan kelompoknya. Dengan demikian peranan kelompok atau peer sangat besar
remaja.
Menurut Kuswandi 2014, media massa secara garis besar terdiri dari media
elektronik dan media cetak. Media memiliki potensi besar dalam mengubah sikap
dan perilaku masyarakat, terutama anak-anak yang relatif masih mudah terpengaruh
dan dipengaruhi. Dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, Surat kabar,
majalah, buku, dan lain sebagainya), televisi merupakan gabungan dari media
dengan gambar hidup (gerak live) yang bisa bersifat politis, informatif, hiburan,
pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Sebagai media
pesan.
Namun dalam akhir dekade ini, semua media yang ada tergusur dengan
Tanpa harus terjebak macet, tanpa banyak menghabiskan waktu dan tenaga, serta
kepraktisan internet, ada banyak sisi negatif yang mengiringinya seperti terbukanya
kesempatan siswa SMA untuk membuka situs-situs porno baik berupa gambar
menimbulkan kejahatan baru bagi para pengaksesnya. Alasan ini didasarkan karena
banyak informasi yang negatif yang dapat menyebabkan kemerosotan moral dan
perilaku dari para pengaksesnya. Memang teknologi ini netral, yaitu tergantung
pada para pemakainya memilih dampak yang positif atau negatif. Informasi negatif
tanpa sensor tidak terbendung di internet saat ini salah satunya adalah layanan situs
siapa saja tanpa batasan usia. Menurut laporan data monitor yang dikutip dari
diperkirakan situs porno akan meningkat tiga kali lipat. Dan hal ini terbukti pada
tahun 2007 telah muncul piluhan situs-situs porno di internet, seperti Bokep.3gp dll.
kesehatan antara dokter dengan masayarakat awam dalam hal ini pasien menjadi
semakin dekat. Ruang konsultasi dokter dalam dunia internet telah terwakilkan
dalam bentuk wadah diskusi berupa mailling list dan rubrik konsultasi pada
homepage. Terdapat 5 strategi yang telah digunakan oleh MLDI (Mailling List
Konsultasi kesehatan yang diberikan oleh MLDI ini berupa mailing list
dalam bentuk multi opinion. Sehingga umumnya setiap penanya akan memperoleh
pendapat dari beberapa orang dokter dengan cepat dan murah, hal ini sulit ditemui
di kehidupan sehari-hari.
Perubahan yang sering terjadi sehubungan dengan masa awal reproduksi adalah
seksual, bahkan tidak cukup mengetahui saja, melainkan ingin mencoba. Menurut
UNFPA (2016) remaja cenderung melanggar larangan atau norma yang berlaku di
dan belum siap untuk menghadapi berbagai tantangan dan tanggung jawab yang
Masalah remaja kini adalah remaja yang mengalami usia pubertas dini,
dengan situasi ini, remaja yang belum memperoleh informasi pendidikan seksual
sebelum nikah. Hal yang demikian bertolak belakang dengan pengertian sehat
Akibat perilaku reproduksi yang tidak sehat adalah terjadi kehamilan yang tidak
menyalahkan anak karena anak bermasalah dan anak bicara bahwa tekanan emosi
keluarga
mengakibatkan anak tidak diterima di keluarga. Anak remaja yang belum menikah
dan hamil, membuat aib di keluarga dan anak cenderung untuk melakukan aborsi
maka dalam persalinanya cenderung mengalami gangguan baik pada ibu maupun
pada bayinya waktu persalinan dan nifas, berat badan bayi lahir rendah dan infeksi.
jiwa. Disamping itu, remaja yang mengalami kehamilan pada masa sekolah
cenderung untuk meninggalkan kegiatan sekolah sehingga mengalami putus
sekolah. Akibatnya, remaja tidak mempunyai masa depan yang baik sebagaimana
bermasalah.
benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya.
Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memilki sikap dan tingkah laku
b. Hamil tidak dikehendaki dan tidak direncanakan yang menjurus aborsi yang
c. Penularan PMS, HIV dan AIDS yang terkait dengan obat terlarang serta
komersial.
berikut:
1. Masa remaja merupakan masa yang penuh pencarian identitas dalam proses
menuju kedewasaan
2. Terjadi perubahan fisik, psikis yang sering membingungkan
6. terbatas
psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tak
dikehendaki, aborsi yang tidak aman, infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV
menunjukkan perbedaan antara wanita dan pria, atau jantan dan betina. Seks
adalah pengertian yang biologis sentris yaitu hubungan alatalat seksual, sehingga
tentang materi pokok yang harus terdapat dalam pendidikan seksual dan reproduksi:
2. Hubungan antar manusia (baik dengan keluarga, teman sejawat dan pacaran
dengan pernikahan)
negoisasi)
4. Perilaku seksual (kontrasepsi, IMS dan pencegahan HIV dan AIDS serta aborsi
pantangan seks, tekanan untuk terlibat seks masa remaja dan penggunaan
Hal-hal yang mereka lakukan hanya merupakan kesenangan sesaat. Ketidak jelasan
pendidikan seks dari orang tuanya akan menimbulkan berbagai masalah yang
sebenarnya dengan pasangannya. Oleh karena itu sangat dibutuhkan bimbingan dari
anak. Orangtua harus mengerti dan memahami terlebih dahulu jika terjadi
dan kasih sayang dari orangtuanya. Dengan demikian, mereka tanpa segan dan malu
dihadapinya.
menjelaskan tentang perubahan fungsi organ seksual sebagai tahapan yang harus
dilalui dalam kehidupan manusia. Selain itu, harus memasukkan ajaran agama dan
mengajak berdiskusi masalah seks yang ingin diketahui oleh si anak. Orangtua
harus memberikan informasi yang sejelas-jelasnya dan terbuka, kapan saja, sampai
si anak benar-benar mengerti apa yang dimaksud. Cara seperti itu akan
pendidikan seks ini diketahui, daripada si anak mendapatkannya dari pendapat atau
khayalan sendiri, teman, buku-buku, ataupun film-film porno yang kini dijual
bebas. Dari khayalannya itu mereka dapat saja menyalahgunakan arti dan fungsi
organ seksualnya, sehingga akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kehamilan
di luar nikah, aborsi, berbagai penyakit kelamin atau kelainan seksual. Apabila
ada baiknya mereka memberikan buku pedoman yang membahas masalah seks usia
remaja pada anak-anaknya. Setelah itu mengajak mereka untuk mendiskusikan atau
membahas isi buku tersebut, yang bagi mereka mungkin masih sangat
masalah seksual ini adalah harus dilakukan dalam suasana santai dan
menyenangkan, tidak tegang, disertai humor ringan tetapi tetap dengan pandangan
dewasa, juga perlu penyesuaian bahasa yang digunakan dengan usia anak.
Pendidikan seks yang hanya berupa larangan atau kata-kata ”tidak boleh”
tanpa adanya penjelasan lebih lanjut adalah sangat tidak efiktif karena pendidikan
terlarang, tekanan dari teman-teman, atau patah hati akibat hubungan cintanya akan
semakin menjerumuskan mereka pada aktivitas seksual lebih dini. Dengan menjalin
komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak, beban masalah yang dirasakan
seks tersebut, berpulang pada setiap orang tua. Artinya, orang tua harus berusaha
mencari cara-cara yang khusus dan praktis tentang penyampaian pendidikan seks
reproduksi.
Menurut Dendy Sugiono (2008: 849) “ pengaruh merupakan daya yang ada
atau yang timbul dari sesuatu (baik benda ataupun manusia) yang ikut membentuk
menyatakan bahwa pengaruh merupakan kekuatan yang muncul dari suatu benda
atau manusia dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahaan apa-apa
pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu
benda maupun manusia serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga
oleh guru dengan cara melontarkan suatu masalah kepada siswa di ruangan kelas,
untuk mengembangkan masalah tersebut menjadi lebih luas, bahkan dapat menjadi
masalah baru. Oleh karena itu Metode Branstorming ini dapat diartikan sebagai
suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu
tertulis di dalam bukunya yang berjudul “Applied Imagination”. Beberapa ahli juga
gagasan yang sudah terlontarkan tidak dapat dikomentari, bahkan disalahkan oleh
berikut :
Pada tahap ini guru memberikan materi ajar dan latar belakangnya, lalu
c. Klasifikasi
d. Verifikasi
e. Konklusi
pembelajaran lainnya dalam hal pengumpulan pendapat dan berfikir secara kritis,
pembelajaran ini.
5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai
(kelemahannya) yaitu:
3. Siswa tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemukakannya itu betul atau
salah.
Kelemahan di atas bisa diatasi jika guru atau pemimpin kelompok bisa
membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi. Guru
harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin
2.4 Hipotesis
Ho : Tidak Ada Hubungan Antara Keefektifan Metode Simulasi Dan Metode Brain
Tahun 2017. Lokasi penelitian dipilih karena merupakan salah satu Sekolah yang
sampel sehingga diperkirakan akan mudah didapatkan subjek penelitian dan dapat
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMK Putra Jaya/Jabal
Jaya/Jabal Rahmah Stabat yang berjumlah 245 orang. Karena jumlah populasi
yang cukup besar maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang
dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian
dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010).
Consent)
e. Pada tahap akhir peneliti memeriksa kembali apakah semua pertanyaan sudah diisi
oleh responden, apabila ada yang belum terisi maka peneliti meminta responden
yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
a. Inform Consent
persetujuan.
dengan cara tidak memberikan/ mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
c. Confidentiality (kerahasiaan)
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
Banyak kelas
p = 10 – 0 = 5
Kegiatan dalam mengolah data meliputi editing, coding, dan tabulasi (Wasis,
2008).
a. Editing
Data perlu diedit untuk mempermudahkan pengolahan data selanjutnya. Hal yang
perlu diperhatikan dalam mengedit adalah apakah pertanyaan telah terjawab dengan
lengkap, apakah catatan sudah jelas dan mudah dibaca, dan apakah coretan yang
memberi kode 1 untuk jawaban yang benar dan kode 0 untuk jawaban yang salah.
masing-masing pertanyaan.
d. Tabulating
Data yang sudah lengkap diberi tanda sesuai dengan variabelnya kemudian
Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji pired t-test pada
program SPSS. Uji pired t-test dengan derajat kemaknaan (α ) 0,05 dimana X2
hitung > X2 tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Jika didapat nilai
p < 0,05 berarti ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel yang diteliti,
sebaliknya jika p > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang signifikan diantara kedua
variabel yang diteliti. Kemudian hasil penelitian dilanjutkan dalam bentuk tabel dan