Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan

Hipertensi Pada Lansia

A. Konsep Dasar Lansia


1. Definisi Lansia
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65-75 tahun
( Potter, 2005).

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tigas tahap kehidupan, yaitu
anak, dewasa dan tua ( Nugroho, 2008).

2. Batasan Lansia
Menurut WHO adalah :
a. Usia pertengahan (middle age) usia 45 sampai dengan 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai dengan 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai perut adengan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun

3. Tipe Lansia
a. Tipe Arif Bijaksana
Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman, mempunyai
kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi
undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe Mandiri
Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan baru,
selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi
undangan.
c. Tipe Tidak Puas
Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses
penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik
jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
d. Tipe Pasrah
Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai
konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti kegiatan beribadat,
ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe Bingung
Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa
minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008)

4. Tugas Perkembangan Lansia


Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri
terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang
pada tahap sebelumnya adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.
b. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
c. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
d. Mempersiapkan kehidupan baru.
e. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai.
f. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan (Maryam,
2008)

5. Teori Proses Menua


a. Teori-teori Biologi
1) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel
kelamin (terjadi penurunankemampuan fungsional sel).
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (rusak)
c. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat tersebut sehingga jari
ngantubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori“immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus
kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh.
e. Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan intern
al, kelebihanusaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai
f. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik
sepertikarbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel
tidak dapatregenerasi.
g. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat,khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauandan hilangnya fungsi.
h. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel-sel tersebut mati

6. Teori Kejiwaan Sosial


a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secaralangsung.
Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yangaktif
dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.Ukuran optimum (pola hidup)
dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.Mempertahankan hubungan antara
sistem sosial dan individu agar tetap stabil dariusia pertengahan ke lanjut usia
b. Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori
inimerupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahanyang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh
tipe personality yang dimiliki.
c. Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupunkuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss) yaitu :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontak sosial
3) Berkurangnya kontak komitmen

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Menua


a. Hereditas atau ketuaan genetik
b. Nutrisi atau makanan
c. Stastus kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stress

B. KONSEP HIPERTENSI PADA LANSIA


1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik
yangintermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau
lebih
tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden hiperte
nsimeningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager , 2008).

2. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnyakontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletakdipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras sarafsimpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medullaspinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkandalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke gangliasimpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsangserabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannyanoreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
faktor sepertikecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsangvasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipuntidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darahsebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkantambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin
II,suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
olehkorteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal,menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi
perubahan structural danfungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darahyang terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan


penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasivolume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunancurang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh
cuffsphygmomanometer (Darmojo, 1999)

Pemeriksaan
Penunjang
a.
Hemoglobin /
hematokritUntuk
mengkaji
hubungan dari sel

sel terhadap
volume cairan
( viskositas ) dan
dapatmengindikas
ikan factor

factor resiko
seperti
hiperkoagulabilita
s, anemia. b.
BUNMemberikan
informasi tentang
perfusi ginjal
Glukosa
Hiperglikemi
(diabetes
mellitusadalah
pencetus
hipertensi) dapat
diakibatkan oleh
peningkatan
katekolamin(meni
ngkatkan
hipertensi)c.
Kalium serumHipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadiefek samping terapi diuretik.d.

Kalsium serumPeningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensie.

Kolesterol dan trigliserid serumPeningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plakateromatosa ( efek kardiovaskuler )f.

Pemeriksaan tiroidHipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertens

4.

Anda mungkin juga menyukai