SKENARIO
OLEH:
3. ASMIRA (P201601078)
MANDALA WALUYA
KENDARI
2019
1. Tn. A (25 th) datang ke RS menjalani terapi HD. Sebelumnya klien telah di
diagnosis gagal ginjal kronis. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
TTV; TD : 180/100. N : 98x/menit, RR : 22x/menit, S : 370C. Berat badan 50 kg
Pengkajian lanjutan yang paling tepat yang akan dilakukan pada Tn. A adalah.....
Alasan kami memilih jawaban C yaitu karena hal ini sesuai dengan teori Arif
Mutaqin dan Kumala Sari dalam buku yang berjudul Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Perkemihan (269) menjelaskan mengenai pengkajian pada
pasien dengan hemodialisa bahwa setelah mengkaji data subjektif (yang
dikeluhkan pasien dan data objektif (yang diamati perawat), pengkajian penunjang
yang menjadi paramater untuk dilakukan hemodialisa yaitu pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui Hb,kadar albumin,kreatinin dan elektrolit. Karena
sebelum dilakukan tindakan hemodialisa, perawat harus mengetahui jumlah Hb,
kadar albumin,kreatinin dan elektrolit klien. Jika kadar Hb,kadar albumin rendah
maka tindakan hemodialisa tidak dapaat dilakukan
2. Ny. B (54th) datang ke ruang HD. Klien sudah 5 bulan di diagnosis gagal ginjal
kronis. Klien mengeluh penglihatannya kabur,sakit kepala,dan bengkak pada
kakinya. Hasil pemeriksaan TD : 180/110mmHg, N :100x/menit, RR : 24x/menit,
S : 36,50C. Berat badan 63 Kg.
a. Penglihatannya kabur
b. Sakit kepala
c. TD :180/110mmHg
Alasan kami memilih bengkak pada kaki sebagai data subjektif yang
mengisyartkan bahwa harus segera dilakukan tindakan HD karena pasien-pasien
ynag dinyatakan memerlukan tindakan hemodialisa segera apabila terdapat
indikasi :
- Asidosis
- Kegagalan terapi konservatif
- Mual dan muntah hebat
- Kelebihan cairan
Dari beberapa indikasi tersebut diatas yang berkaitan dengan bengkak pada kaki
yaitu kelebihan cairan. Akibat dari kelebihan cairan adalah bengkak pada kaki.
Teori tersebut dikemukakan oleh Andre Saferi dalam bukunya yang berjudul
Keperawatan Medikal Bedah (239)