BAB IV
Nunggal
Status : Menikah
No RM : 608335
Dx Medis : G1P0A0 post sectio caesarea hari ke-0 atas indikas
Kalapa Nunggal
Hubungan dengan klien : Suami
3) Riwayat Kesehatan
a) Alasan masuk rumah sakit
Klien mengatakan usia kehamilannya 9 bulan, pada tanggal 24 April
2019 pukul 19.30 wib klien dibawa ke rumah sakit RSUD Sekarwangi.
dirujuk ke rumah sakit Tiara Bunda. Sampai pada malam hari kondisi
saat klien banyak bergerak dan berkurang saat klien beristirahat. Nyeri
nyeri klien 6 dalam rentang (0-10) dan dirasakan secara terus menerus.
d) Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit karena suatu
sakit ringan seperti demam dan flu. Klien juga mengatakan tidak
lainnya.
e) Riwayat kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa di dalam anggota keluarganya tidak ada yang
keturunan lainnya.
4) Riwayat Obstetri Ginekologi
a) Riwayat Ginekologi
(1) Riwayat menstruasi
Klien mengatakan bahwa ia pertama kali haid pada usia 16 tahun.
sehari, tidak penuh, keluhan yang dirasakan pada saat haid kadang-
kadang terasa sakit atau mules di daerah perut pada hari pertama
haid.
(2) Riwayat perkawinan
Klien mengatakan bahwa ia menikah pada usia 24 tahun dengan Tn.
haid terakhir (HPHT) klien yaitu pada tanggal 25 Mei 2018, dan
indikasi letak janin sungsang. Volume darah yang keluar pada saat
nilai APGAR SCORE pada 1 menit score 6, dan pada 5 menit score
8.
67
5) Data biologis
(CRT) dapat kembali pada waktu < 2 detik dan human sign (-) tidak
terdapat tromboflebitis.
3. Sistem Reproduksi
Payudara kiri dan kanan bentuk simetris, teraba lembek, putting susu
tinggi fundus uterus tidak terkaji karena klien merasa kesakitan saat
setiap hari.
4. Sistem Persyarafan
Kesadaran klien Composmentis (E4 M6 V5 = 15), tidak ada gangguan
orientasi terhadap orang, tempat dan waktu, reflek bisep dan trisep
69
(+), reflek patella (+), klien dapat menggerakan bola mata ke segala
arah, klien mampu bicara dengan jelas dan menelan dengan baik.
5. Sistem perkemihan
Klien terpasang kateter, jumlah urine ± 200 cc, warna kuning pekat,
nigra.
8. Sistem pencernaan
Bentuk bibir klien simetris, warna merah muda, kelembaban :
pembesaran hepar
9. Sistem endokrin
Tidak ada peningkatan kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid
7) Data psikososial
a. Psikologis klien
Pada hari ke 1-2 setelah melahirkan klien akan memasuki tahap (taking-
pasien lainnya.
c. Kelancaran komunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas, serta bahasa yang
dan payudara, luka, vulva, serta cara merawat bayinya karena ini
melaksanakan sholat 5 waktu karena masih dalam masa nifas akan tetapi
klien selalu berdoa agar klien dan bayinya cepat sehat dan cepat pulang ke
rumah.
9) Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Tabel 4.1
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 08/06/17 pada pukul 02.29
b. Program Therapi
Tabel 4.2
pada 1 menit score 6, dan pada 5 menit score 8, berat badan 3600 gram,
panjang badan 52 cm, warnanya merah muda, kuku panjang dan bersih.
b. Kepala
Bentuk kepala simetris, pertumbuhan rambut merata, berwarna hitam,
kepala 34 cm.
c. Mata
Bentuk mata simetris, refleks pupil mengecil saat dirangsang oleh
hidung (PCH).
e. Telinga
Bentuknya simetris, terdapat lubang telinga, tidak terdapat serumen,
berwarna merah dan lembab, reflek sucking (+), reflek rooting (+)
menghisap kuat.
g. Leher
Bentuknya simetris, reflek tonik neck (+), tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.
h. Dada
Bentuknya simetris, lingkar dada 32 cm, pergerakan dada simetris,
putting susu sejajar, kulit berwarna kemerahan, suara nafas bersih, tidak
lengkap, akral hangat, suhu tubuh : 36,40c, gerak aktif, reflek moro (+).
Ekstermitas bawah : bentuk simetris antara kiri dan kanan, jumlah jari
k. Genetalia
Jenis kelamin perempuan, terlihat bersih, labia mayora menutupi labia
BAB.
c. Analisa data
1. Analisa data pada Ibu
73
Masuknya mikroorganisme
Do :
75
Resti infeksi
tidakadekuat
b. Komplikasi potensial kelahiran sesar : hemoragi post partum atau bedah
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi bedah
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan efek anastesi.
e. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
76
sungsang
Ruang : Raden Dewi sartika
1. Tupan : setelah dilakukan 1. Kaji ulang tanda-tanda 1. Pada banyak klien nyeri dapat
tindakan keperawatan 3x24 vital. menyebabkan gelisah serta
jam gangguan rasa nyaman tekanan darah dan nadi
nyeri teratasi meningkat.
2. Skala nyeri dapat
Tupen : setelah dilakukan menunjukan kualitas nyeri
2. Kaji ulang karakteristik
tindakan keperawatan selama yang dapat dirasakan klien.
nyeri.
1x24 jam nyeri berkurang 3. Selama 12 jam pertama paska
3. Perhatikan nyeri tekan
secara bertahap dengan kriteria partum, kontraksi uterus kuat
uterus dan adanya
hasil : dan teratur dan ini berlanjut
karakteristik nyeri.
- Klien tidak meringis pada 4. Tentukan karakteristik dan 2-3 hari berikutnya.
saat melakukan perubahan lokasi ketidaknyamanan, 4. Klien mungkin tidak secara
posisi perhatikan isyarat verbal verbal melaporkan nyeri dan
- Klien tampak rileks dan dan nonverbal seperti ketidaknyamanan secara
tenang meringis, kaku, gerakan langsung. Membedakan
- Skala nyeri 0-1 dalam melindungi atau terbatas karakteristik dari nyeri,
rentang (0-10) membantu membedakan
- TTV klien normal nyeri paska operasi dari
5. Ajarkan teknik relaksasi terjadi komplikasi.
nafas dalam. 5. Teknik relaksasi nafas dalam
dapat menurunkan rasa nyeri
6. Anjurkan klien untuk dan meningkatkan koping
mengubah posisi. individu.
6. Merileksasikan otot dan
7. Berikan terapi obat mengalihkan perhatian dari
analgetik sesuai advist sensasi nyeri.
dokter 7. Meningkatkan kenyamanan
dan menurunkan distraksi
tidak menyenangkan.
77
mobilitas yang
diperlukan untuk ke
kamar mandi dan
menyediakan
perlengkapan mandi.
2. Tupan : setelah dilakukan 1. Anjurkan pada orang tua 1. Mencuci tangan yang baik
perawatan 3x24 jamresiko sebelum menggendong dan benar adalah faktor
tinggi infeksi tidak terjadi bayi terlebih dahulu cuci penting dalam melindungi
tangan bayi baru lahir dari infeksi.
Tupen : setelah dilakukan 2. Kaji tali pusat dan area tali 2. Adanya kemerahan, bau atau
perawatan selama 1x24 jam pusat setiap hari dari rabas, pada tali pusat atau
diharapkan resiko tinggi adanya bau, kemerahan daerah sekitarnya
infeksi tidak terjadi dengan dan rabas menandakan adanya proses
kriteria hasil : infeksi
3. Inspeksi mulut bayi 3. Bercak putih yang tidak dapat
- Tali pusat kering
terhadap adanya pla putih dihilangkan dan cenderung
- Tali pusat bersih
- Tidak terjadi peningkatan pada mukosa oral, gusi berdarah dan disebabkan oleh
suhu tubuh dan lidah candida albicans
- Bebas dari tanda-tanda
infeksi (kemerahan, 4. Mencegah invasi patogen
bengkak, panas dan terdapat 4. Inspeksi kulit setiap hari
pus) terhadap adanya ruam atau
kerusakan integritas kulit 5. Membantu mencegah
5. Pelihara peralatan kontaminasi silang terhadap
idividual dan bahan-bahan bayi melalu kontak langsung
persediaan untuk setiap atau droplet
bayi
nama nama
DX Jam Jam
08.25 Pita
2. Kamis Jumat S:
1. Mengbservasi ulang tanda- - Klien mengatakan
08/6/17 tanda infeksi. 09/6/17 akanmemakan-
R/ : Tidak tampak terjadi Maria makanan tinggi Maria
17.00 14.15
tanda-tanda infeksi. proteinseperti telur
rebus untuk
2. Mengobservasi daerah luka mempercepat proses
17.10 operasi dan karakteristik luka penyembuhan untuk
setiap melakukan perawatan Maria mempercepat proses
luka. penyembuhannya.
R/ :Pada hari ke-0 tidak
dilakukan perawatan luka,
tetapi tidak tampak rembesan
pada daerah luka yang O:
ditutup oleh perban.
- Pada hari ke-1 tidak
dilakukan perawatan
3. Menganjurkan klien makan
17.15 luka, tetapi tidak
dengan tinggi kalori protein.
tampak rembesan
R/ : Klien mengerti apa yang
Maria pada daerah luka
sudah dijelaskan dan klien yang ditutup oleh
mengatakan akan memakan- perban.
makanan tinggi proteinseperti - Tidak tampak terjadi
83
ke pasien.
Pita
2. Memberikan penkes O:
18.45 perawatan payudara. - Klien bisa
R/ : Klien mengerti apa yang mempergakan teknik
sudah dijelaskan mengenai menyusui terhadap
Maria
perawatan payudara . bayinya, dan bayi
sudah ikut rawat
19.05 3. Memberikan penkes teknik gabung bersama
menyusui yang benar. ibunya lama
R/ :Klien mengerti apa yang menyusui ± ½ jam.
sudah dijelaskan mengenai Maria
tekhnik atau cara-cara A:
menyusui yang baik dan Ketidakefektifan
benar. menyusui teratasi .
4. Mendemonstrasikan dan
tinjau ulang teknik-teknik P:
19.20
menyusui. Perhatikan posisi
Intervensi dihentikan.
bayi selama menyusui dan
lama menyusui. Maria
R/ : Klien sudah bisa
mempergakan teknik
menyusui yang baik dan
benar.
Jumat 1. Mengkaji pengetahuan klien
09/6/17 tentang menyusui.
R/ : Klien mengatakan sudah
12.15 tau cara menyusui yang baik
dan benar. Fatma
No Tanggal Tanggal
Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
DX dan Jam dan Jam
1. 09/06/2017 1. Mengkaji suhu 10/06/2017 S:
14.40 tubuh bayi setiap 8 07.00 -
jam. O:
R/ : Suhu - Suhu Bayi 36,80C Maria
87
indikasi KPD
Hari ke-1
O:
- TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 36,70C.
- Obat berhasil diberikan fetic 100 mg (supositoria)
-
A:
Nyeri teratasi sebagian.
P:
Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan.
I:
14.25 1. Mengkaji ulang tanda-tanda vital
R/: TD :120/80 mmHG, Nadi : 82x/menit, Respirasi :
20x/menit, Suhu : 36,60C. Maria
17.20 mengerti.
5. Memberikan terapi obat analgetik : Fetic 100 mg (Supp).
R/ : Obat berhasil diberikan melalui anus. Maria
20.45
1. Mengkaji ulang tanda-tanda vital
R/: TD :120/80 mmHG, Nadi : 82x/menit, Respirasi : Maria
18x/menit, Suhu : 37,20C.
21.05
2. Mengkaji ulang karakteristik nyeri.
R/ :klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi, nyeri Maria
dirasakan seperti di tusuk-tusuk. Nyeri dirasakan bertambah
bila klien bergerak dan berkurang saat klien beristirahat. Skala
nyeri klien 4 dalam rentang (0-10), nyeri yang dirasakan klien
± 5 menit sekali setelah klien bergerak.
21.20
3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Pita
R/ :Klien melakukan nafas dalam, nyeri sedikit berkurang
setelah nafas dalam.
21.25
4. Menganjurkan klien untuk mengubah posisi.
R/ :Klien disarankan untuk miring kiri, miring kanan, klien Pita
mengerti.
05.00
5. Memberikan terapi obat analgetik : Fetic 100 mg (Supp). Pita
R/ : Obat berhasil diberikan melalui anus.
Sabtu
10/06/2017 E:
07.30 klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi, nyeri dirasakan
seperti di tusuk-tusuk. Nyeri dirasakan bertambah bila klien Maria
bergerak dan berkurang saat klien beristirahat. Skala nyeri klien 4
dalam rentang (0-10), nyeri yang dirasakan klien ± 5 menit sekali
setelah klien bergerak. TD :120/80 mmHG, Nadi : 82x/menit,
Respirasi : 18x/menit, Suhu : 37,20C, Klien dapat melakukan
relaksasi nafas dalam, nyeri sedikit berkurang setelah nafas
dalam, Klien dianjurkan miring kiri, miring kanan, terapi obat
analgetik yaitu : Fetic 100 mg (Supp) berhasil diberikan melalui
anus. Nyeri teratasi sebagian. Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan.
2. Jumat
09/06/2017 S : Klien mengatakan akan memakan-makanan tinggi protein
seperti telur rebus untuk mempercepat penyembuhan.
O:
- Pada hari ke-1 tidak dilakukan perawatan luka, tetapi tidak
tampak rembesan pada daerah luka yang ditutup oleh perban.
- Tidak tampak terjadi tanda-tanda infeksi.
- Terdapat keluaran lochea rubra dengan jumlah minimal.
- Obat antibiotic yaitu : ceftriaxone berhasil diberikan ke
pasien.
A:
Resiko tinggi infeksi teratasi sebagian.
P:
Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan.
I:
5 5
4 4
A:
Intoleransi aktivitas teratasi sebagian.
P:
Intervensi 1,2,3,4 dilanjutkan.
I:
5 5 Maria
5 5 Pita
5 5 Maria
08.20 E:
Klien mengatakan sudah bisa berdiri, sudah bisa berjalan sedikit-
sedikit, Klien mengatakan rasa takut bergerak karena ada luka
operasi sudah berkurang, kekuatan otot estermitas atas dan bawah
5 | 5, ADL mulai mandiri, seperti mandi, mencuci rambut, Maria
menggosok gigi dll.Intoleransi aktivitas teratasi.Intervensi
dihentikan.
92
Hari ke-2
O:
- TD : 110/80 mmHg
Nadi : 85x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 37,20C.
- Terapi obat analgetik yaitu fetic 100 mg (supositoria) berhasil
diberikan
-
A:
Nyeri teratasi sebagian.
P:
Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan.
Sabtu
10/06/2017 I:
1. Mengkaji ulang tanda-tanda vital
08.00 R/: TD :120/80 mmHG, Nadi : 82x/menit, Respirasi :
20x/menit, Suhu : 36,20C. Maria
10.20 E:
- klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi, nyeri
dirasakan seperti di tusuk-tusuk. Nyeri dirasakan bertambah
bila klien bergerak dan berkurang saat klien beristirahat. Skala Maria
nyeri klien 1 dalam rentang (0-10), nyeri yang dirasakan klien
± 5 menit sekali setelah klien bergerak. Klien mengerti
tentang relaksasi nafas dalam, TD :120/80 mmHG, Nadi :
82x/menit, Respirasi : 20x/menit, Suhu : 36,20C, klien
93
2. Sabtu
10/06/2017 S : Klien mengatakan memakan-makanan tinggi protein seperti
telur rebus untuk mempercepat proses penyembuhan.
O:
- Pada hari ke-1 tidak dilakukan perawatan luka, tetapi tidak
tampak rembesan pada daerah luka yang ditutup oleh perban.
- Tidak tampak terjadi tanda-tanda infeksi.
- Terdapat keluaran lochea rubra dengan jumlah minimal.
- Obat antibiotic yaitu : ceftriaxone berhasil diberikan ke
pasien.
A:
Resiko tinggi infeksi teratasi sebagian.
P:
Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan.
I:
I:
4.2 Pembahasan
caesarea hari ke-0 atas Indikasi Ketuban Pecah Dini selama 3 hari di rumah sakit dari
mulai tanggal 08 Juni sampai 10 Juni 2017 yang bertempat di ruang Mawar Merah.
dengan evaluasi.
1) Pengkajian
Penulis melaksanakan pengkajian pada tanggal 08 Juni 2017 kepada klien
karena klien dan keluarga cukup kooperatif dalam memberikan informasi tentang
95
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik yang dilakukan secara hadtoetoe yang
wawancara kepada klien dan keluarga serta konsultasi kepada bidan tentang kondisi
pecah dini diantaranya yaitu :multipara dan peningkatan usia ibu, kehamilan
kembar, dan riwayat KPD sebelumnya. Dalam tinjauan kasus penulis menemukan
bahwa Ny.S berusia 29 tahun, ini merupakan kehamilan pertama dan klien
melahirkan 1 orang bayi berjenis kelamin laki-laki. Sebelumnya klien juga tidak
mempunyai riwayat ketuban pecah dini, hal ini terjadi karena pola hidup klien yang
kurang baik.
Pada data biologis pola eliminasi untuk BAB biasanya mengalami konstipasi
akibat dari anestesi yang memperlambat pengembalian tonus otot dan motilitas
dalam keadaan normal. Namun pada Ny. S tidak mengalami konstipasi setelah
operasi. Hal tersebut terjadi karena tidak semua orang yang mendapat anastesi pada
paska operasi akan mengalami konstipasi karena itu tergantung dari individu itu
nafas 20x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg , nadi 87x/menit, suhu 36,70C.
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada ibu menurut (Dongoes, 2012)
Caesarea.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan efek anastesi.
5. Konstipasi berhubungan dengan penuruan tonus otot.
6. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan.
96
akut, yaitu Ny. S mengeluh nyeri pada daerah luka operasi, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, Ny. S tampak meringis, skala nyeri 5 dalam rentang (0-10), diagnosa resiko
tinggi terhadap infeksi diangkat karena pada saat dikaji terdapat luka operasi pada
efek anastesi ditandai dengan klien hanya terbaring ditempat tidur, kebutuhan klien
payudara ibu tampak pasien belum mengetahui tentang cara perawatan payudara, cara
menyusui yang baik dan benar, putting susu kanan dan kiri tampak belum menonjol,
panas ke lingkungan.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan luka terbuka akibat
panas ke lingkungan.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan luka terbuka akibat
suhu bayi 36,70C, akral hangat. Serta diagnosa resiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan luka terbuka akibat pemotongan tali pusar yang ditandai
dengan kondisi tali pusar masih basah, tali pusar yang masih basah rentan terjadi
karena tidak ada data yang menunjang ditandai dengan nafsu makan klien
mengalami konstipasi setelah operasi, hal tersebut terjadi karena tidak semua
konstipasi karena itu tergantung dari individu itu sendiri, karena manusia itu
adalah unik.
3) Intervensi Keperawatan
Pada tahap ini penulis menyusun rencana tindakan sesuai dengan konsep teori
(Dongoes, 2012), namun disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada serta
kemampuan klien dan sarana yang tersedia. Terdapat beberapa perencanaan yang
perawatan kateter, dan vulva hygiene dengan teknik septik dan aseptic dan
Terdapat beberapa perencanaan yang dibuat pada kasus bayi Ny. S dengan
gunakan tutup kepala, memposisikan tempat tidur bayi jauh dari jendela atau
tua untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, mengkaji tali
pusat dan area pada dasar tali pusat setiap hari dari adanya kemerahan, bau dll.
4) Implementasi Keperawatan
Pada tahap pelaksanaan penulis mengacu pada rencana yang telah disusun,
implementasi yang penulis lakukan selama perawatan pada Ny. S untuk mengatasi
sama dengan bidan yang ada di ruangan, tim kesehatan lain serta sesama mahasiswa
RSUD. R.Syamsudin, S.H koordinasi dengan bidan ruangan dan mahasiswa lain
cukup baik dengan adanya pergantian dinas sehingga penulis dapat melimpahkan
rencana tindakan kepada bidan dan mahasiswa yang dinas selanjutnya untuk
yaitu pada saat melakukan perawatan luka, ketika melakukan perawatan luka
hanya memakai 2 pinset yaitu : 1 sirurgis dan 1 anatomis, karena itu sudah menjadi
membaik masalah teratasi yaitu :Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan
berhubungan dengan efek anastesi ditandai dengan kekuatan otot pada ekstermitas
klien sudah tahu tentang cara menyusui yang baik dan benar. Namun ada pula
masalah keperawatan yang belum teratasi yaitu :Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan adanya luka Post Sectio Caesarea. Maka untuk itu penulis menyampaikan
keluarga untuk melihat keadaan umum klien seperti suhu tubuh, menganjurkan klien
untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein, memberitahu kepada klien
untuk melakukan perawatan luka setiap hari di pelayanan kesehatan terdekat seperti
teratasi yaitu : resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kehilangan
36,50C, akral bayi hangat, tidak ada hipertermi ataupun stress dingin, serta resiko
tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka akibat pemotongan pada tali
pusat ditandai dengan tidak ada tanda-tanda infeksi, bebas dari eritema.