PRAOPERASI
Rangga Wasita
TUJUAN
1. Mobilisasi penuh
2. Mobilisasi sebagian (temporer dan
permanen)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. Gaya hidup
2. Proses penyakit dan injury
3. Kebudayaan
4. Tingkat energy
5. Usia dan status perkembangan
RENTANG GERAK
Carpenito (2000)
1) Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien
2) Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan
kakinya.
3) Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan.
MANFAAT
Mochtar (1995)
1. Merasa lebih sehat dan kuat dengan early
ambulation
2. Faal usus dan kandung kencing lebih baik
3. Mempercepat pemulihan misalnya kontraksi usus
pasca SC
4. Mencegah trombosis dan thromboemboli
KERUGIAN BILA TIDAK MOBILISASI
1. Miokard akut
2. Disritmia jantung
3. Syok sepsis
4. Kelemahan umum dengan tingkat
energi yang kurang.
TAHAPAN
Tanda - tanda yang di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain (Gordon, 1976) :
1. Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
2. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi
orthostatic
3. Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal
4. Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
5. Kecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan
ketidak stabilan posisi tubuh
6. Status emosi labil.
SECTIO CAESARIA Kasdu (2003)
1. Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien paska operasi seksio sesarea
harus tirah baring dulu. Mobilisasi Post Operasi yang bisa dilakukan adalah
menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta
menekuk dan menggeser kaki
2. Setelah 6-10 jam, diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan
mencegah trombosis dan trombo emboli
3. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan
Bayer (1997)
1. Atelektasis
2. Pneumonia
3. Sulit buang air besar (BAB dan buang air
kecil (BAK).
4. Distensi lambung
NAFAS DALAM
1.Pernafasan Diafragma
2.Pursed Lips Breathing
PERNAFASAN DIAFRAGMA
1.Huff Coughing
2.Post Surgical Deep Coughing
HUFF COUGHING
Langkah 1 :
Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga
dapat berbaring terlentang dengan lutut agak
ditekukkan,
Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk
terhadap luka operasi dengan kedua tangan,
Bernapaslah dengan normal
Lagkah 2 :
Bernapaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung.
Kemudian keluarkan napas dengan penuh melalui mulut,
Ulangi untuk yang kedua kalinya.
Untuk ketiga kalinya, Ambil napas secara pelan dan dalam
melalui hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh
mungkin.
Langkah 3 :
Batukkan 2 – 3 kali secara berturut-turut.
Usahakan untuk mengeluarkan udara dari paru-
paru semaksimalkan mungkin ketika batuk.
Relax dan bernapas seperti biasa
Ulangi tindakan diatas.
Pasien Bedrest atau Post Operasi