Anda di halaman 1dari 5

Nama : Intan Nafisah

NIM : 021500436
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Mata Kuliah : Praktikum Perundang-undangan Nuklir
Soal : Mengkaji peraturan mengenai Penanggulangan Kedaruratan Nuklir

Hal-hal mengenai penanggulangan kedaruratan nuklir dinyatakan pada beberapa peraturan


pemerintah hingga peraturan kepala BAPETEN, diantaranya sebagi berikut :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2000 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion, terdapat
beberapa pasal yang mengatur mengenai penanggulangan kedaruratan nuklir, seperti :

Pasal 34
(1) Pengusaha instalasi yang mempunyai instalasi dengan potensi dampak radiologi
tinggi harus memiliki Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat untuk mengatasi
potensi bahaya dari kecelakaan radiasi yang mungkin terjadi selama pengoperasian
instalasi tersebut.

(2) Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dibuat oleh pengusaha instalasi, sekurang-kurangnya harus memuat :
a. Jenis/klasifikasi kecelakaan yang mungkin terjadi pada instalasi;
b. Upaya penanggulangan terhadap jenis/klasifikasi kecelakaan tersebut;
c. Organisasi penanggulangan keadaan darurat;
d. Prosedur penanggulangan keadaan darurat;
e. Peralatan penanggulangan yang harus disediakan dan perawatannya;
f. Personil penanggulangan keadaan darurat;
g. Latihan penanggulangan keadaan darurat;
h. Sistem komunikasi dengan pihak lain yang terkait dalam penanggulangan keadaan
darurat.
Pasal 35
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan Pasal 34 diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Kepala Badan Pengawas.
2. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 05-P/Ka-BAPETEN/I-03
Tentang Pedoman Rencana Penaggulangan Keadaan Darurat. (ditetapkan 20 Januari
2003)

Pasal 1
Pedoman Rencana Penaggulangan Keadaan Darurat adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini.

Pasal 2
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 Tentang


Keselamatan Radiasi Pengion dn Keamanan Sumber Radioaktif.
Pasal 53
(1) Pemegang Izin wajib melaksanakan intervensi terhadap terjadinya Paparan Darurat
yang berasal dari fasilitas atau instalasi yang menjadi tanggung jawabnya melalui tindakan
protektif dan remedial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) berdasarkan
Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat.
(2) Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
disusun oleh Pemegang Izin sesuai dengan potensi bahaya Radiasi yang terkandung dalam
Sumber dan dampak kecelakaan yang ditimbulkan.
(3) Dampak kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi dampak: a. di dalam
tapak; dan/atau b. di luar tapak.

Pasal 54
(1) Pemegang Izin wajib melaksanakan penanggulangan terhadap keadaan darurat yang
dampaknya di dalam tapak.
(2) Dalam hal terjadi keadaan darurat yang dampaknya meluas hingga keluar tapak,
Pemegang Izin wajib melapor pada BAPETEN.
(3) BAPETEN menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan
berkoordinasi dengan instansi yang berwenang.

Pasal 55
Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1)
paling sedikit memuat tentang:
a. fungsi penanggulangan; dan
b. infrastruktur.

Pasal 56
Fungsi penanggulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf a paling sedikit
terdiri dari: a. identifikasi, pelaporan, dan pengaktifan;
b. tindakan mitigasi;
c. tindakan perlindungan segera;
d. tindakan perlindungan untuk pekerja radiasi dan masyarakat; dan/atau
e. informasi dan instruksi pada masyarakat.
4. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2010 Tentang
Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir.
Terdiri atas :
Bab I Ketentuan Umum
Bab II Kesiapsiagaan Nuklir
Bab III Penanggulangan Kedaruratan Nuklir

Pasal 28
Penanggulangan kedaruratan nuklir dilaksanakan untuk tujuan:
a. mengendalikan situasi;
b. mencegah atau memitigasi konsekuensi di tempat atau sumber kejadian;
c. mencegah terjadinya efek deterministik terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat;
d. melakukan pertolongan pertama dan mengelola penanganan korban luka radiasi;
e. mencegah terjadinya efek stokastik pada populasi;
f. mencegah terjadinya efek nonradiologi pada individu dan populasi; dan
g. melindungi harta benda dan lingkungan.

Pasal 29
Pemegang izin wajib melaksanakan penanggulangan saat terjadi kedaruratan nuklir
secepatnya untuk mencapai tujuan penanggulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28.
Bab IV Ketentuan Peralihan
Bab V Ketentuan Penutup
5. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
Terdiri atas :
Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1
2. Penatalaksanaan Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam rangka menanggulangi terjadinya kedaruratan nuklir dan/atau kedaruratan
radiologi, dan respons kejadian keamanan nuklir untuk mengurangi dampak serius
yang ditimbulkan terhadap keselamatan manusia, kerugian harta benda, atau
kerusakan lingkungan hidup.
3. Satuan Tanggap Darurat BAPETEN yang selanjutnya disingkat STD BAPETEN
adalah satuan tugas yang melaksanakan fungsi kesiapsiagaan dan tanggap darurat
pada saat terjadinya kedaruratan nuklir dan/atau kedaruratan radiologi, dan respons
kejadian keamanan nuklir.
4. Kedaruratan Nuklir adalah keadaan bahaya yang mengancam keselamatan manusia,
kerugian harta benda, atau kerusakan lingkungan hidup, yang timbul sebagai akibat
dari adanya lepasan zat radioaktif dari instalasi nuklir atau kejadian khusus.
5. Kedaruratan Radiologi adalah keadaan bahaya yang mengancam keselamatan
manusia, kerugian harta benda, atau kerusakan lingkungan hidup, yang timbul
sebagai akibat paparan radiasi.
6. Kecelakaan Radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan, termasuk kesalahan
operasi, kerusakan atau kegagalan fungsi alat, atau kejadian lain yang menjurus
pada timbulnya dampak radiasi, kondisi paparan radiasi dan/atau kontaminasi yang
melampaui batas sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7. Kecelakaan Nuklir adalah setiap kejadian atau rangkaian kejadian yang
menimbulkan kerugian nuklir.
8. Keamanan Nuklir adalah kondisi dinamis bangsa dan negara yang aman secara fisik
dan mental dari ancaman penyalahgunaan zat radioaktif atau sabotase fasilitas
nuklir, instalasi nuklir, fasilitas radiasi, atau pengangkutan zat radioaktif oleh setiap
orang yang dapat mengancam/ membahayakan warga negara, masyarakat,
pemerintah, negara, dan lingkungan hidup serta keberlangsungan pembangunan
nasional.
9. Kejadian Keamanan Nuklir adalah kejadian yang mempunyai potensi atau
pengaruh langsung terhadap Keamanan Nuklir.
10. Kesiapsiagaan Nuklir adalah serangkaian kegiatan sistematis dan terencana yang
dilakukan untuk mengantisipasi Kedaruratan Nuklir melalui penyediaan unsur
infrastruktur dan kemampuan fungsi penanggulangan untuk melaksanakan
penanggulangan Kedaruratan Nuklir dengan cepat, tepat, efektif, dan efisien.
11. Penanggulangan Kedaruratan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat terjadi Kedaruratan Nuklir dan/atau Kedaruratan Radiologi untuk
mengurangi dampak serius yang ditimbulkan terhadap keselamatan manusia,
kerugian harta benda, atau kerusakan lingkungan hidup.
12. Personil Tanggap Darurat adalah Pegawai Negeri Sipil BAPETEN yang ditetapkan
oleh Kepala BAPETEN untuk melaksanakan fungsi tanggap darurat nuklir.
13. Tindakan Perlindungan Segera adalah tindakan yang harus dilakukan dengan segera
untuk menghindari atau mengurangi dosis pada masyarakat pada Kedaruratan
Nuklir agar memberikan hasil yang efektif.

Pasal 2

Peraturan Kepala BAPETEN ini bertujuan memberikan ketentuan untuk STD BAPETEN
dalam rangka Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan, serta respons kejadian
keamanan nuklir.

Pasal 3

Peraturan Kepala BAPETEN ini mengatur tentang penatalaksanaan infrastruktur dan


fungsi STD BAPETEN.

Pasal 4

Lingkup Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 2 dilakukan terhadap kejadian khusus yang terdiri dari:
a. sumber radioaktif atau bahan nuklir yang tidak diketahui pemiliknya; dan

b. lepasan zat radioaktif dan kontaminasi dari negara lain.

Bab II Infrastruktur

Bab III Fungsi

Bab IV Ketentuan Penutup

Anda mungkin juga menyukai