Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124

Perencanaan Produksi Sirup

PERENCANAAN PRODUKSI SIRUP BUAH PEPINO (SOLANUM MURICATUM)


PADA INDUSTRI SKALA MIKRO

PRODUCTION PLANNING OF MICRO INDUSTRY PEPINO FRUIT (SOLANUM


MURICATUM) SYRUP

Aditya Nugroho1, Susinggih Wijana2, dan Nur Lailatul Rahmah2


1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.
2)
Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Penulis Korespondensi : Email yohanesadityanugroho@yahoo.co.id

Abstrak

Buah pepino merupakan buah yang termasuk dalam family solanaceae dan dapat dikembangkan
sebagai bahan dasar pembuatan sirup. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kualitas produksi sirup buah
pepino pada peningkatan skala dan mendapatkan perencanaan produksi pada industri skala mikro. Penelitian
dilakukan dengan melakukan peningkatan skala penelitihan terdahulu, yaitu sirup buah pepino dengan
penambahan karaginan 0,4 % (b/v), dan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Hasil pengujian kimia
menunjukkan bahwa total padatan sirup sebesar 69,15 brix, viskositas sebesar 1,53 cps, vitamin C sebesar
3,02 mg/ 100ml, dan total gula sebesar 66,4%. Uji fisik menggunakan paired comparisen test menunjukkan
hasil dari skala industri mikro tidak berbeda dengan hasil dari penelitian pendahuluan. Kebutuhan utilitas
meliputi air sebesar Rp 24.743,00/ bulan, listrik sebesar Rp 37.033,00/ bulan, dan LPG sebesar Rp
246.093,00/ bulan. Analisis Finansial meliputi penetapan HPP sebesar Rp 1.240,94/ botol, BEP unit yang
dicapai pada saat volume penjualan 1689 unit, dan payback period selama 2 tahun 3 bulan 18 hari.

Kata Kunci: Buah Pepino, Karaginan, Perencanaan Produksi, Sirup Buah Pepino, Skala Industri Mikro

Abstrack

Pepino fruit is a fruit that is included in the family solanaceae and can be developed as a base for the
manufacture of syrup. The purpose of this study is to get the quality of pepino fruit syrup production on the
scale and get production planning at the micro-scale industries. The research was done by the previous
research scaling, ie pepino fruit syrups with the addition of carrageenan 0.4% (w / v), and be repeated twice.
The results of chemical testing showed that a total of 69.15 brix syrup solids, viscosity of 1.53 cps, vitamin C
of 3.02 mg / 100ml, and 66.4% total sugar. Physical tests using paired comparison test shows the results of the
micro-scale industry is not different from the results of preliminary research. The need for utilities including
water IDR 24743.00 / month, electricity is IDR 37,033.00 / month, and LPG at IDR 246,093.00 / month.
Financial analysis includes determination of HPP IDR 1240.94 / bottle, BEP achieved unit sales volume at
1689 units, and the payback period for 2 years and 3 months 18 days.

Keywords: Fruit Pepino, Carragenan, Production Planning, Syrup Fruit Pepino, Micro Scale Industries

Pendahuluan Selatan). Bentuknya bulat telur, satu buah


pepino beratnya bisa mencapai 250 g
Pepino (Solanum muricatum), (Fernando, 2007).
adalah buah yang masih satu family Buah pepino sering disebut
dengan keluarga terong. Buah pepino dengan terong garis ini memiliki khasiat
berasal dari pegunungan Andes di dalam penyembuhan penyakit, antara lain
wilayah Peru dan Chili (Amerika penyakit stroke, tekanan darah tinggi,

115
Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124
Perencanaan Produksi Sirup

menurunkan kolesterol jahat di dalam BAHAN DAN METODE


tubuh, mengobati sariawan maupun Bahan baku yang digunakan
menurunkan resiko terkena penyakit dalam pembuatan sirup pepino adalah
jantung. Buah pepino juga mengandung buah pepino berjenis pepino ungu yang
banyak vitamin yang dibutuhkan oleh diperoleh dari Kota Batu dan air mineral.
tubuh, antara lain vitamin B kompleks, Bahan pembantu yang digunakan adalah
vitamin C, betakaroten, protein dan sukrosa atau gula pasir, asam sitrat 2,5
mineral (Anonymous, 2011). (b/v), serta karaginan 0,4 % (b/v).
Buah pepino memiliki potensi Bahan yang digunakan untuk analisa
yang besar untuk dikembangkan menjadi sirup pepino adalah larutan glukosa
produk sirup. Sirup adalah sejenis standar 0,2 mg/ml, larutan glukosa,
minuman berupa larutan yang kental aquades, pereaksi Anthrone 0,1% dalam
dengan citarasa yang beranekaragam. asam sulfat pekat, amilum 1%, larutan
Berbeda dengan sari buah, penggunaan iodium 0,01 N.
sirup tidak langsung diminum, tetapi Alat – alat yang digunakan untuk
harus diencerkan terlebih dahulu. pembuatan sirup pepino pada industri
Pengenceran diperlukan karena kadar skala mikro adalah kompor gas elpiji,
gula dalam sirup yang terlalu tinggi yaitu blender, kain saring, panci kapasitas 25
antara 55%- 65%. Pembuatan sirup dapat liter, pengaduk kayu, baskom, takaran air,
ditambah pewarna dan asam sitrat untuk dan pisau, sedangkan alat –alat yang
menambahkan warna dan citarasa digunakan untuk analisa sirup pepino
(Susanto, 1994), karaginan yang sangat adalah refraktometer (Merk Atago), pipet,
penting perannya sebagai pengatur tabung reaksi, water bath (Merk
keseimbangan, bahan pengental, dan Memert), spektofotometer (Merk 20 D
pembentuk gel (Winarno, 1996), serta Plus), timbangan, labu ukur, dan
gula yang dapat menyerap dan mengikat erlemenyer.
air sehingga tidak bebas lagi digunakan
oleh mikroorganisme dan aw bahan Metode
menjadi rendah (Winarno, 1997). Rancangan percobaan yang
Produksi sirup buah pepino digunakan pada penelitian sirup pepino
memerlukan perencanaan agar dapat industri skala mikro adalah hasil
memproduksi barang- barang dalam perlakuan terbaik dari skala laboratorium,
waktu tertentu di masa yang akan datang yaitu sirup buah pepino dengan
dengan kuantitas dan kualitas yang konsentrasi karaginan 0,4 %, yang
dikehendaki serta keuntungan maksimum kemudian dilakukan peningkatan skala
serta dapat dikembangkan ke arah skala dari bahan baku buah pepino 2 kg
industri mikro (Assauri, 1999). Produksi menjadi bahan baku sebanyak 10 kg,
sirup buah pepino pada skala industri yang dilanjutkan dengan proses ulangan
mikro memerlukan sebuah perencanaan sebanyak 2 kali.
baik dari segi teknis, utilitas, dan finansial Pengamatan kimia sirup buah
untuk mengoptimalkan produksi agar pepino meliputi analisa total padatan
didapatkan kesinambungan proses terlarut, viskositas, vitamin C dan total
produksi pada suatu periode tertentu. gula (Yuwono dan Susanto,1998).
Pengujian fisik menggunakan uji
organoleptik paired comparison test

116
Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124
Perencanaan Produksi Sirup

(Rahayu, 2011) dengan membandingkan hasil peningkatan skalanya dari produk


hasil penelitian sirup pepino pada industri sirup buah pepino dari hasil perlakuan
skala mikro dengan sirup pepino pada terbaik penelitian skala laboratorium,
penelitian sebelumnya yang masih dalam dengan penambahan karaginan sebesar
skala laboratorium. 4% (b/v). Hasil produksi sirup dilakukan
pengujian kimia yang meliputi uji total
Prosedur Penelitian padatan terlarut, vitamin C, total gula,
Buah pepino yang digunakan serta viskositas, dan dilakukan pengujian
dalam penelitian sirup buah pepino pada organoleptik yang meliputi rasa, aroma,
industri skala mikro adalah buah pepino kekentalan, serta warna. Hasil dari uji
jenis pepino ungu. Buah ditimbang kualitas kimia sirup pepino skala indutri
seberat 10 kg, kemudian dicuci dengan air mikro dan SII syarat mutu sirup, disajikan
mengalir. Buah dipotong kecil – kecil, pada Tabel 1.
untuk satu buah pepino menjadi 3 buah
bagian dan diblanching dengan cara Tabel 1. Kualitas Sirup Buah Pepino
dikukus selama 5 menit. Buah diblender Industri Skala Mikro dan SII.
dengan penambahan air mineral sebanyak
20% (b/v), dan dilakukan penyaringan Kualitas Satuan Industri Skala SII
dengan menggunakan kain saring. Sari Mikro
TPT Brix 69,15 65-
buah pepino dimasak dengan
75
ditambahkan gula sebanyak 150% (b/v) Total % 66,4 55-
dan diaduk terus – menerus sampai 2 jam Gula 70
setelah mendidih, dan ditambahkan Vit C. mg/100 3,02 Min
karaginan sebesar 0,4% (b/v). Sirup ml 3
dimasukkan ke dalam botol yang sudah Viskositas Cps 1,53 -
disterilisasi. Dan ditutup rapat. *SII.0153-77, SII 01-3719-1995

Hasil dan pembahasan Berdasarkan Tabel 1, hasil uji


Potensi Bahan Baku total padatan terlarut pada penelitian
Pemilihan jenis bahan baku pada industri skala mikro adalah 69,15 yang
sebuah industri pangan harus masih dalam kisaran nilai total padatan
mempertimbangkan potensi dan terlarut sirup yang beredar di pasaran.
kontinuitas bahan baku tersebut. Bahan Hasil uji total gula yaitu sebesar 66,4%
baku utama yang digunakan dalam dan hasil uji vitamin C didapatkan nilai
memproduksi sirup pepino adalah buah sebesar 3,02 sedangkan SII vitamin C
pepino segar. Buah pepino di kota Batu adalah min 3 sehingga sirup buah pepino
± 3 – 5 ha, yang tersebar di tiga desa yaitu hasil dari industri skala mikro ini telah
desa Tulungrejo, Sumberjo, dan Bumiaji memenuhi acuan pembuatan sirup yaitu
(Dinas Perindustrian dan Perdagangan, SII. Hasil uji viskositas sebesar 1,53, dan
2010). untuk pengujian viskositas ini belum ada
acuan SII viskositas, namun hasil pada
Karakteristik Produk Sirup Pepino penelitian industri skala mikro ini tidak
Industri Skala Mikro berbeda jauh dengan sirup komersial lain
Produk sirup pepino skala (Sirup Marjan) sebesar 0,941 cps,
industri mikro adalah produk sirup pepino

117
Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124
Perencanaan Produksi Sirup

sehingga viskositas sirup pepino masih cenderung menurun dengan semakin


dalam rentang sirup komersial lainnya. lamanya proses pemasakan dan
Total padatan terlarut merupakan pengolahan sirup. Vitamin C merupakan
salah satu aspek penting yang digunakan vitamin yang mudah rusak oleh panas,
menentukan kualitas sebuah sirup, yaitu alkali, dan enzim (Winarno, 2002).
berguna menentukan banyaknya padatan Viskositas adalah sifat ketahanan
yang ditambahkan pada proses terhadap aliran suatu bahan yang
pembuatan produk dan acuan dalam berwujud cair, pasta, atau dalam bentuk
menentukan kadar air dalam bahan gel dan bubur ( Susanto dan Setyohadi,
pangan (Susanto dan Setyohadi, 2011). 2011) dan merupakan sifat ketidakmauan
Pada pembuatan sirup pepino padatan suatu bahan untuk berubah bentuk karena
yang ditambahkan adalah gula pasir adanya gaya yang diberikan atau ketidak
(Sukrosa) dengan konsentrasi 150 % mauan suatu bahan menyatu (Pomeranz
(b/v), asam sitrat 2,5% (b/v), dan and Meloan, 1991). Viskositas sirup
karaginan 0,4 % (b/v), dan hasil total pepino sebesar 1,53 cps. Viskositas sirup
padatan terlarut sirup buah pepino sebesar cenderung meningkat dengan adanya
69,15 0Brix. lama waktu pemasakan. Viskositas yang
Total padatan terlarut yang dihasilkan cukup tinggi, disebabkan
dihasilkan cukup tinggi karena adanya karena penambahan sukrosa saat
penambahan gula asam sitrat, dan pemanasan sehingga sukrosa dapat
karaginan. Penambahan karaginan mengikat air bebas dan karaginan yang
menyebabkan bertambahnya asam berfungsi mengentalkan adonan.
karagenik dan sulfat yang menyebabkan Uji organoleptik sirup pepino
nilai total padatan terlarut semakin tinggi. industri skala mikro menggunakan
Komponen yang terukur sebagai total metode paired comparison test, yaitu
padatan terlarut adalah sukrosa, gula dengan membandingkan hasil sirup pada
pereduksi, asam organik, dan protein industri skala mikro dengan sirup hasil
(Muafi, 2004). dari perlakuan terbaik skala laboratorium,
Total gula merupakan faktor yaitu penambahan karaginan sebesar
penting yang digunakan dalam 0,4%. Pada pengujian ini panelis akan
menentukan kandungan gula pereduksi menilai atribut warna, rasa, aroma, dan
(glukosa dan fruktosa) yang terkandung kekentalan. Berikut disajikan hasil uji
dalam sirup (Susanto dan Setyohadi, organoleptik pada sirup pepino industri
2011). Nilai total gula sirup pepino relatif skala mikro.
tinggi yaitu sebesar 66,4%, hal ini Berdasarkan tabel “two sample
dikarenakan tingginya kadar gula yang test” pada jumlah panelis 10 orang, dapat
ditambahkan, dan juga dikarenakan dilihat probability level 5%, jumlah
penambahan karaginan yang merupakan minimum yang beda adalah 9, sedangkan
residu galaktosa dan merupakan gula pada hasil pengujian terhadap atribut rasa,
pereduksi (Fatimah, 2006). aroma, warna, dan kekentalan, jumlah
Kadar vitamin C yang terkandung beda < 9, sehingga diambil kesimpulan
dalam vitamin C relatif kecil yaitu bahwa hasil penelitian pada skala
sebesar sebesar 3,02 mg/ 100 ml,akan laboratorium sama dengan sirup buah
tetapi tetap dalam rentang SII, yaitu pepino pada industri skala mikro.
minimal 3 mg/ 100 ml. Vitamin C

118
Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124
Perencanaan Produksi Sirup

akhir dari proses pembuatan sirup buah


Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik Sirup pepino pada penelitian skala laboratorium
Pepino Industri Skala Mikro cukup berbeda dengan saat kapasitas
tersebut ditingkatkan, sehingga
Panelis Rasa Aroma Warna Kekentalan perhitungan waktu dan produk akhir pada
1 S S B S skala laboratorium tidak bisa langsung
2 S B S S dikonversi ke skala yang telah
3 S S B S ditingkatkan (kapasitas yang besar)
4 S B S B karena perbedaan alat dan kapasitas.
5 B S S S
6 B B S S
7 S S S S
Perencanaan Kapasitas Produksi
8 S S S S Kapasitas produksi pembuatan
9 S S S S sirup buah pepino dibuat berdasarkan atas
10 S B S S potensi pasar. Perencanaan kapasitas
produksi untuk sirup buah pepino ini
Proses pembuatan sirup buah ditetapkan berdasarkan pendekatan
pepino pada peningkatan skala ini tidak terhadap proyeksi permintaan produk atau
jauh berbeda dengan proses pembuatan aspek pasar sirup di kota Malang,
sirup buah pepino pada skala sehingga akan diperoleh perkiraan
laboratorium, yang membedakan yakni konsumsi potensial sirup buah pepino
alat yang digunakan memiliki kapasitas sebagai berikut.
berbeda namun fungsi alatnya hampir
sama. Pada penelitian skala laboratorium Tabel 3. Proyeksi permintaan pasar
buah pepino yang dibutuhkan sebesar 2 Kota Malang
kg yang menghasilkan 1,9 liter. Proses
sebanyak 10 kg dan mampu Tahun Konsumsi Konsumsi Sirup
menghasilkan 9 liter sari Buah pepino. Sirup di Potensial Pepino
Waktu pemasakan sirup buah Kota (%) (liter)
Malang
pepino skala laboratorium berbeda
(liter)
dengan industri skala mikro. Pada skala 2011 95.000 4 3800
laboratorium pemasakan sirup buah 2012 100.206 4 4008
pepino menggunakan panci berkapasitas 2013 105.697 4 4227,9
5 liter sedangkan pada industri skala 2014 111.489 4 4459,6
mikro menggunakan panci berkapasitas 2015 117.598 4 4703,9
25 liter. Waktu pemasakan pada industri 2016 124.024 4 4961,7
skala mikro juga membutuhkan waktu 2017 130.839 4 5233,6
lebih lama, yaitu sekitar 2 jam dan pada
skala laboratorium hanya sekitar 15 Berdasarkan perkiraan konsumsi
menit, hal ini dikarenakan volume alat sirup buah pepino pada tahun 2013 di
yang luas, sehingga dibutuhkan waktu Kota Malang, dapat diketahui kapasitas
yang lama untuk mencapai panas yang produksi sirup Buah Pepino yang akan
merata. direncanakan sebesar 4227,9 l per tahun
Secara garis besar dapat diketahui atau sebesar 352,3 liter/ bulan, sehingga
bahwa perhitungan waktu serta produk didapatkan pengeluaran per bulan sebesar

119
Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124
Perencanaan Produksi Sirup

542 botol atau sebesar 22 botol digunakan dalam proses pencucian buah,
berkapasitas 650 ml per hari blanching, proses pemasakan,
pasteurisasi, pencucian alat, dan
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku penggunaan lain- lain. Kebutuhan air
dan Bahan Pembantu dalam 1 hari proses produksi adalah
Perencanaan kebutuhan bahan sebesar 0,0363 m3. Sehingga pemakaian
baku untuk produksi sirup pepino air yang dibutuhkan untuk proses
meliputi buah pepino ungu yang yang produksi setiap bulannya adalah sebesar
banyak dijumpai di pasaran. Pemilihan Rp 24.743,00).
bahan baku didasarkan pada ciri- ciri fisik
seperti utuh, segar, dan berumur ± 3 Kebutuhan Listrik
bulan. Kebutuhan bahan baku buah Kebutuhan listrik dalam produksi
pepino sebanyak 10 kg per hari dengan sirup buah pepino ini dibutuhkan oleh
harga Rp 5.500,00/ kg. blender dengan jumlah 1 buah, daya 0,35
Gula yang digunakan adalah gula kw, dengan konsumsi energi per hari
dengan kualitas yang baik, yaitu berwarna 0,056 kw. Kebutuhan listrik penerangan
putih dan bersih. Penggunaan gula ini dengan jumlah 3 buah, daya alat 0,02
diperlukan untuk memberikan rasa manis kwh, sehingga total daya yang listrik
dan pengental dalam pembuatan sirup yang dibutuhkan untuk proses produksi
buah pepino. Gula yang dibutuhkan dalam 1 bulan adalah sebesar Rp
dalam proses produksi adalah sebesar 37.033,00.
13,5 kg/ hari, dan dapat dibeli di pasaran
yang pada umumnya berkisar dengan Kebutuhan LPG
harga Rp 10.500,00. Kebutuhan LPG dalam pembuatan
Karaginan yang digunakan dalam sirup buah pepino industri skala mikro
pembuatan sirup buah pepino adalah dalam satu hari proses produksi adalah
karaginan dengan kualitas baik, agar 1,15 kg. Kemudian ditambahkan dengan
menghasilkan sirup yang seimbang. proses blanching serta proses pasteurisasi
Karaginan yang digunakan dalam menjadikan total kebutuhan gas LPG tiap
produksi sirup buah pepino adalah 0,036 hari untuk proses produksi sebesar 1,575
kg/ hari dan dapat diperoleh di pasaran kg, sehingga biaya untuk LPG yang
dengan harga Rp 260.000,00 /kg. dibutuhkan tiap bulan produksi adalah
Asam sitrat digunakan sebagai sebesar Rp 246.093,-
bahan penyegar, dan dapat menjadi bahan
pengawet bagi produk. Asam sitrat yang
digunakan sebesar 0,225 kg/ hari dan Analisis Finansial
banyak dijumpai di pasaran, umumnya Analisis finansial yang dilakukan
dengan harga berkisar antara Rp 8.000,00 meliputi analisis biaya modal, biaya
/ kg. operasional, harga pokok produksi (HPP),
analisis break even point (BEP), dan
Kebutuhan Utilitas payback period.
Kebutuhan Air
Investasi awal
Kebutuhan air dalam produksi Investasi awal dalam pembuatan
sirup buah pepino ini adalah untuk sirup buah pepino terdiri atas modal tetap

120
Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124
Perencanaan Produksi Sirup

dan modal kerja untuk membangun dan pembuatan sirup buah pepino pada skala
mengawali suatu proses pembuatan industri rumah tangga dengan kapasitas
industri sirup buah pepino. produksi 14,4 liter adalah sebesar Rp
1. Modal tetap 34.857.887,00. Sumber dana yang
Modal tetap dalam pembuatan sirup digunakan berasal dari dana pribadi.
buah pepino meliputi biaya persiapan
dan perijinan, biaya kebutuhan
peralatan produksi, peralatan kerja, alat Tabel 5. Rekapitulasi Dana Modal
transportasi dan biaya tidak terduga Kerja per Bulan
(5% dari total biaya). Hasil
perhitungan modal tetap didapatkan No Jenis Total
modal tetap sebesar Rp 12.680.850,00. 1 Bahan Baku (Rp)
137.500
Rekapitulasi modal tetap dapat dilihat 2 Bahan Pembantu 3.822.750
pada Tabel 4. 3 Bahan Pengemas 550.000
4 Utilitas 612.869
5 Tenaga kerja 1.900.000
6 Pemeliharaan alat dan 188.925
Tabel 4. Rekapitulasi Modal Tetap
bangunan
7 Biaya Tak terduga 180.301
No Jenis Biaya (Rp) Total
1 Persiapan 1.000.000,00 7.392.346
2 Peralatan Produksi 2.362.000,00
3 Peralatan kantor 195.000,00
4 Alat Transportasi 5.000.000,00
5 Pemasaran Produk 3.500.000,00
Biaya
(Promosi) Biaya dalam pembuatan sirup
5 Biaya tak terduga 603.850,00 buah pepino terdiri dari biaya tetap dan
Total 12.680.850,00 biaya tidak tetap. Dari hasil perhitungan,
didapatkan total biaya tetap dan tidak
2. Modal Kerja tetap masing- masing sebesar Rp
Dari hasil perhitungan didapatkan 15.663.641,00 dan Rp 98.126.548,00,
modal kerja sebesar Rp 7.392.346,00. sehingga didapatkan total biaya selama 1
Rekapitulasi dana modal kerja dapat tahun sebesar Rp 113.790.189,00.
dilihat pada Tabel 5. Perhitungan modal Rekapitulasi biaya tetap dan tidak tetap
kerja yang dilakukan, berdasarkan atas dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7.
waktu keterikatan dana dalam modal
kerja, yaitu waktu yang diperlukan sejak Harga Pokok Produksi
kas dikeluarkan untuk melakukan operasi Produk sirup buah pepino ini dikemas
sampai dengan kembali menjadi kas dan dalam botol berukuran 650 ml. Hasil dari
pengeluaran kas per hari. perkiraan biaya produksi sirup buah
Dari hasil perhitungan didapatkan pepino dapat dilihat pada Tabel 8.
modal tetap sebesar Rp 12.680.850,00
dan modal kerja per bulan sebesar Rp
7.497.254,00, sehingga diperoleh modal
kerja selama 3 bulan sebesar Rp
22.177.037,00. Dana investasi awal untuk

121
Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124
Perencanaan Produksi Sirup

Tabel 6. Rekapitulasi Biaya Tetap per Tabel 8. Hasil Perkiraan Biaya


Tahun Produksi Sirup Buah Pepino

No Jenis Biaya No Jenis Jumlah (Rp)


Biaya Tetap selama 1
1 Upah tenaga kerja tak 13.800.000 1 Tahun (FC) 15.663.641,67
langsung Biaya tidak tetap selama
2 Pemeliharaan 188.925 1 tahun (VC) 98.126.547,86
3 Biaya utilitas 952.800 Total Biaya selama 1 113.790.189,5
4 Penyusutan modal 721.916,67 tahun (TC) 0
tetap Jumlah Produksi selama
Total 15.663.641,67 2 1 tahun 6.600
Biaya tidak tetap per
Tabel 7. Rekapitulasi Biaya Tidak Tetap 3 unit (VC/unit) 14.867,66
per Tahun .
No Jenis Biaya (Rp) Break Even Point
Hasil perhitungan Break Even
1 Gaji tenaga kerja 9.000.000
Point, menunjukkan bahwa titik balik
langsung
2 Bahan Baku 16.500.000
pokok akan dicapai pada volume
3 Bahan Pembantu 45.873.000 penjualan 1689 unit (botol) atau senilai
4 Kemasan 6.600.000 Rp 15.663.641,00 dan apabila unit usaha
5 Utilitas 7.354.443 tersebut telah mencapai angka penjualan
6 Biaya Barang Kembali 12.799.115 tersebut, maka dapat diartikan usaha
(15%) tersebut mencapai titik dimana usaha
Total 98.126.548 tidak mengalami kerugian maupun
memperoleh keuntungan. Perhitungan
Total biaya produksi selama 1 efisiensi usaha (R/C ratio), diperoleh nilai
tahun dari sirup buah pepino adalah sebesar 1,42, dimana apabila nilai R/C >
sebesar Rp 113.790.189,50 dan biaya 1, maka usaha dikatakan telah efisien dan
tidak tetap per unit sebesar Rp 14.867,66. menguntungkan. Berikut disajikan tabel
Harga pokok produksi adalah sebesar Rp analisis efisiensi usaha berdasarkan
17.240,94/ botol. Harga jual yang asumsi produk yang terjual untuk
dihitung di tingkat produsen hingga mengetahui besarnya efisiensi usaha.
konsumen adalah Rp 24.500,00, dengan Pada Tabel 9, dapat dilihat bahwa
asumsi pengambilan keuntungan (mark usaha tidak layak untuk dijalankan ketika
up) sebesar 40% dari harga pokok produk yang terjual hanya 60% dari
produksi. Pertimbangan harga jual keseluruhan produk yang diproduksi,
disesuaikan dengan kondisi produk karena nilai R/C<1, dimana usaha tidak
sejenis yang ada di pasaran. efisien atau merugikan. Produk dimana
hanya terjual 70% dari keseluruhan
produk yang diproduksi, maka usaha
dikatakan tidak mengalami kerugian
ataupun tidak menguntungkan

122
Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124
Perencanaan Produksi Sirup

Pada peningkatan skala dilakukan


Tabel 9.Analisis Efisiensi Usaha peningkatan terhadap jumlah bahan baku,
Berdasarkan Asumsi Produk yang bahan pembantu, dan alat yang
Dijual digunakan. Analisis data meliputi
pengujian kimia dan fisik. Pengujian
Asumsi Total Biaya R/C kimia meliputi total padatan terlarut
penjualan Penerimaan Produksi sebesar 69,15 %, viskositas sebesar 1,53
per Bulan cps, vitamin C sebesar 3,02 mg/100 ml,
(Rp) dan total gula sebesar 66,4%. Uji fisik
100% 13.475.000 9.482.516 1,42 menggunakan uji organoleptik paired
90% 12.127.500 9.482.516 1,27
comparison test yang menunjukkan hasil
80% 10.780.000 9.482.516 1,13
70% 9.432.500 9.482.516 1
bahwa hasil dari skala industri mikro
60% 8.085.000 9.482.516 0,85 tidak berbeda dengan hasil dari skala
laboratorium
Hasil dari penelitian ini memerlukan
Payback Period sebuah perencanaan baik dari segi teknis,
Hasil perhitungan payback period utilitas, dan finansial untuk
diperoleh dari perhitungan cashflow. dikembangkan ke arah industri mikro.
Perhitungan Payback period, dan Utilitas meliputi kebutuhan air yaitu
menunjukkan bahwa nilai payback period sebesar Rp 24.743,00/ bulan, kebutuhan
adalah 2 tahun 3 bulan 18 hari. Menurut listrik sebesar Rp 37.033/ bulan, dan
Susanto dan Saneto (1994) payback kebutuhan LPG sebesar Rp 246.093,00/
period harus lebih kecil dari umur bulan. Analisis finansial meliputi
ekonomis proyek, dan untuk industri penetapan HPP yaitu sebesar Rp
pertanian diharapkan nilai tersebut lebih 17.240,94/ botol, break even point yang
kecil dari 10 tahun, sehingga dapat dapat dicapai pada volume penjualan
diketahui bahwa usulan investasi ini 1689 unit, dan payback period yang dapat
layak untuk dijalankan. dicapai selama 2 tahun 3 bulan 18 hari.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian perencanaan produksi sirup Anonymous. 2011. Pepino, Makanan
Buah pepino pada industri skala mikro, Pencegah Diabetes. diakses pada
adalah sebagai berikut : tanggal 29 Desember 2011. http://
Produk sirup buah pepino merupakan anneahira.com.
inovasi produk baru yang belum ada di
Assauri, S. 1999. Manajemen Produksi.
pasaran, sehingga perlu dilakukan
Fakultas Ekonomi Universitas
penelitian pendahuluan untuk mengetahui
Indonesia. Jakarta.
kualitas sirup buah pepino. Hasil dari
penelitian pendahuluan kemudian Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
dilakukan peningkatan skala, yaitu dari 2011. Konsumsi Sirup di Kota
sirup buah pepino dengan penambahan Malang. www. bps.go.id. diakses
karaginan 0,4%. pada tanggal 20 Mei 2012.

123
Jurnal Industria Vol 1 No 2 Hal 115 – 124
Perencanaan Produksi Sirup

Fatimah, A. 2006. Penambahan Tepung Winarno, F. 2004. Kimia Pangan dan


Wortel dan Karaginan untuk Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Meningkatkan Kadar Serat Utama. Jakarta.
Pangan pada Nugget Ikan Nila.
Skripsi. Jurusan Ilmu dan Yuwono, S. dan Susanto. 1998.
Teknologi Pangan. Institut Pengujian Fisik Pangan. Jurusan
Pertanian Bogor. Bogor. Teknologi Hasil Pertanian.
Fakultas Teknologi Pertanian.
Fernando. 2007. Aflp and DNA Universitas Brawijaya, Malang
Sequence variation in an Anden
Domisticate, Pepino (Solanum
murcatum, Solanaceae):
Implication for Evoluation and
Domestication. American Journal
of Botany 94: 1219-1229.2007.

Muafi K. 2004. Produksi Asam Asetat


Kasar dari Jerami Nangka.
Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya.

Pomeranz Y. dan Meloan CE. 1991.


Food Analysis. Chapman and
Hall. New York.

Rahayu, W. 2011. Penuntun Praktikum


Penilaian Organoleptik. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Susanto. 1994. Teknologi Pengolahan
Hasil Pertanian. Bina Ilmu.
Surabaya.

Susanto, W.H dan Setyohadi, B.R. 2011.


Pengaruh Varietas Apel dan
lama Fermentasi oleh Khamir.
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 12
No 3.

Winarno, F. G. 1996. Teknologi


pengolahan Rumput laut. Sinar
Harapan. Jakarta.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan


Gizi. M- Brio Press. Bogor

124

Anda mungkin juga menyukai