METODOLOGI
1
mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan surveilans penyakit
tuberkulosis di Puskesmas Poasia.
2) Data Sekunder
Data sekunder, yakni sebagai data penunjang untuk mengetahui
gambaran distribusi penyakit TB menurut karakteristik waktu,
tempat dan orang yang diperoleh dari instansi terkait dengan obyek
penelitian yakni laporan STP, dan buku register TB (TB 03) pada
periode Januari 2015-Agustus 2018 yang bersumber dari
Puskesmas Poasia bagian unit pelaksanaan sistem surveilans.
Selain itu, data sekunder lainnya diperoleh dengan membaca
berbagai literatur dari media cetak dan internet yang berkaitan
dengan penelitian penyakit TB. Data-data yang diperoleh dari
puskesmas kemudian ditabulasi sehingga menjadi lebih informatif.
b. Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan antara lain dari Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) mengenai
angka kejadian TB serta data yang berasal dari pencatatan khusus buku
register khusus TB (TB 03) dan laporan bulanan data kesakitan (LB1)
di Puskesmas Poasia.
4. Sampel & Informan
a. Sampel
Sampel pada kegiatan ini adalah seluruh data surveilans penyakit
Tuberkulosis di Puskesmas Poasia periode Januari 2015-Agustus 2018.
b. Informan
Informan responden dalam kegiatan penelitian ini adalah petugas
surveilans, dan petugas puskesmas yang diberi wewenang untuk
manangani penyakit TB di Puskesmas Poasia.
2
B. Pengolahan Data
Pengolahan data akan dilakukan secara komputerisasi dengan
menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science). Hasil
pengolahan data akan disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan narasi yang
menjelaskan kejadian penyakit TB yang dihubungkan dengan waktu, tempat,
dan orang melalui Microsoft Excel.
C. Analisis Data
Analisis data akan dilakukan dalam laporan ini adalah dengan analisis
statistik deskriptif (univariat) dengan menggunakan distribusi frekuensi dan
persentase pada variabel yang diteliti dalam penelitian seperti untuk
mengetahui gambaran karakteristik responden menurut waktu, tempat, dan
orang penyakit TB di Puskesmas Poasia periode Januari 2015-Agustus 2018.
D. Waktu dan Lokasi Pengamatan
1. Waktu
Pelaksanaan pengamatan praktik surveilans dilakukan selama tiga hari
dimulai pada tanggal 18– 20 September tahun 2018.
2. Lokasi pengamatan
Praktik survailans akan dilaksanakan di Puskesmas Poasia bagian unit
surveilans khususnya pada Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) dan pencatatan khusus lainnya.
3
Tabel 4. Karakteristik Data
Rencana
N Kategori Sumber
Nama variable Definisi operasional penyajian
O data data
data
Atribut survailans :
Kesederhanaan struktur dan kemudahan
pengoperasionnya yang dapat dilihat dari
1. Simplicity Nominal Narasi Wawancara
diagram alur informasi dan umpan balik dalam
suatu sistem survailans.
Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
informasi yang dibutuhkan atau situasi
2. Flexibility pelaksanaan tanpa disertai peningkatan yang Nominal Narasi Wawancara
berarti akan kebutuhan biaya, tenaga dan
waktu.
Kemauan seseorang atau organisasi untuk
3. Acceptability berpartisipasi dalammemanfaatkan sistem Nominal Narasi Wawancara
survailans.
Sensitifitas suatu sistem survailans dapat
dilihat pada dua tingkatan. Pertama, pada
tingkat pengumpulan data yaitu proporsi kasus
4. Sensitivity Nominal Narasi Wawancara
dari suatu penyakit yang dideteksi oleh sistem
survailans. Kedua, sistem dapat dinilai akan
kemampuannya mendeteksi KLB.
Nilai prediksi positif adalah proporsi dari
Predictive value populasi yang diidentifikasikan sebagai kasus
5. Nominal Narasi Wawancara
positif oleh suatu sistem survailans dan kenyataannya
memang kasus.
Suatu sistem survailans yang representatif akan
menggambarkan secara akurat:
- Kejadian dari suatu peristiwa kesehatan
6. Representativeness dalam periode waktu tertentu. Nominal Narasi Wawancara
- Distribusi peristiwa tersebut dalam
masyarakat menurut tempat dan orang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Distribusi penyakit tuberkulosis menurut waktu (time), tempat (place) dan
orang (person) di Puskesmas Poasia Kota Kendari Periode tahun Januari
2015-Agustus 2018.
a. Berdasarkan waktu, pada tahun 2015 distribusi penyakit TB dengan
persentase terbesar terjadi pada bulan Agustus dan November sebesar
12,7%, sedangkan persentase terendah pada bulan Januari, Maret dan
April sebesar 5,1% (4 kasus). Pada tahun 2016 persentase terbesar
terjadi pada bulan April dan Desember sebesar 14,0% (12 kasus),
terendah terjadi pada bulan September sebesar 3,5% (3 kasus). Pada
tahun 2017 persentase terbesar terjadi pada bulan Juli dan November
sebesar 14,1% (11 kasus), terendah pada bulan Februari dan Oktober
dengan persentase 3,8% (3 kasus). Pada tahun 2018 data bulan
September–Desember belum tersedia, untuk sementara persentase
terbesar terjadi pada bulan Agustus sebesar 25,6% (11 kasus),
sedangkan persentase terendah pada bulan Maret dan Mei yaitu 9,3%
(4 kasus).
b. Berdasarkan tempat, pada tahun 2015 persentase penderita penyakit
TB yang datang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Poasia dari
tahun ke tahun kebanyakan oleh penderita yang bertempat tinggal di
Kelurahan Andounohu yaitu 41 orang (51,9%) pada tahun 2015, 39
orang (45,3%) pada tahun 2016, 42 orang (53,8%) tahun 2017 dan
sebesar 20 orang (39,2%) pada tahun 2018. Persentase yang paling
rendah dari tahun 2015 adalah pada penderita yang bertempat tinggal
di Kelurahan Wundumbatu yaitu 0 orang pada tahun 2015-2017 dan 4
orang (7,8%) pada tahun 2018.
c. Berdasarkan orang, jumlah penderita TB pada tahun 2015 paling
banyak terdapat pada kelompok umur 45-54 tahun yaitu 22 orang
(27,8%) dan paling sedikit pada kelompok umur 0-14 tahun 0 oranng
(0%). Pada tahun 2016 jumlah penderita TB paling banyak terdapat
pada kelompok umur 15-24 tahun dan 35-44 tahun yaitu sebanyak 20
orang (23,3%) dan paling sedikit pada kelompok umur ≥75 tahun
yaitu sebanyak 1 orang (1,2%). Pada tahun 2017 jumlah penderita
tuberkulosis paling banyak terdapat pada kelompok umur 15-24 tahun
yaitu 25 orang (32,1%) dan paling sedikit pada kelompok umur 0-14
dan ≥75 tahun yaitu 2 orang (2,6%). Pada tahun 2018 data sampai
bulan agustus menunjukkan jumlah penderita TB terbanyak yaitu
kelompok umur 15-24 tahun yaitu 18 orang (35,3%), terendah umur
≥75 tahun 0 orang (0%).
2. Pelaksanaan Surveilans tuberkulosis di Puskesmas Poasia periode Januari
2015-Agustus 2018 belum cukup baik karena ada yang seharusnya di
lakukan di Puskesmas namun tidak dilaksanakan.
3. Atribut sistem surveilans tuberkulosis di Puskesmas Poasia periode Januari
2015-Agustus 2018 telah dilaksanakan dengan cukup baik mulai dari
kesederhananaan (simplicity), fleksibilitas (flexibility), dan ketepatan
waktu (timeliness).
B. Saran
1. Kepada petugas surveilans diharapkan agar melakukan pengamatan,
pencatatan dan pelaporan secara lengkap dan akurat agar data yang
dikumpulkan mengenai distribusi penyakit berdasarkan orang, tempat dan
waktu lebih baik. Selain itu, dalam pelaksanaan surveilans di Puskesmas
Poasia Kota Kendari, sebaiknya pihak Puskesmas menganalisis data
berdasarkan tempat secara rinci per Rukun Warga (RW) sehingga apabila
ada program pencegahan atau penanggulangan penyakit tuberkulosis
dapat tepat sasaran.
2. Penyelenggaraan Surveilans penyakit tuberkulosis diharapkan dapat
optimal, maka diperlukan peran serta semua sektor, terutama seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah ataupun masyarakat,
instansi kesehatan baik di daerah maupun di pusat.
3. Dalam pelaksanaan surveilans di Puskesmas Poasia diharapkan ada
penambahan jumlah fasilitas penginputan data (komputer) agar lebih
mempermudah dalam menganalisis data. Selain itu disarankan agar
mengikuti pelatihan penggunaan software bagi petugas surveilans untuk
peningkatan keterampilan dalam melakukan pengolahan data serta
penggunaan komputer dalam pencatatan dan pengolahan data.
4. Dokumen-dokumen hasil pencatatan penderita yang berkunjung di
Puskesmas Poasia hendaknya disimpan dengan baik agar mudah
didapatkan apabila dibutuhkan.
5. Distribusi epidemiologi berdasarkan waktu, tempat dan orang sangat perlu
dilakukan karena sangat penting dalam menentukan program dan
intervensi yang akan dilakukan selanjutnya. Misalnya distribusi
berdasarkan waktu, dapat dilihat dari peningkatan kasus pada musim hujan
atau musim dingin perlu dilakukan antisipasi dalam bentuk kegiatan
penyuluhan dalam menghadapi perubahan musim.