Dosen Pembimbing
Indryani, S.ST., M.Kes
Oleh :
Kelompok V
Andi Salsabila Batara Bone (BSN18953)
Arnisa (BSN18954)
Diana Mariana (BSN18955)
Fitriani (BSN18957)
Fitriani K (BSN18958)
Neliati (BSN18963)
AKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE
tahun akademik 2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Balita” untuk melengkapi materi Pengantar Asuhan
Kebidanan. Tetapi, makalah ini disusun bukan hanya sebagai pelengkap materi
mata kuliah saja, namun juga untuk dapat menambah wawasan mahasiswi yang
membaca makalah ini.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Asuhan Kebidanan kami yaitu
Indryani, S.ST., M.Kes yang telah membimbing kami dan kepada teman-teman
semua yang memberikan dukungan. Setiap materi dalam makalah ini kami dapat
dari berbagai sumber dan kemudian kami merangkumnya menjadi satu.
Oleh karena itu, makalah faktor-faktor yang mempengaruhi balita yang
telah kami susun semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Apabila
dalam pemanfaatan makalah ini ditemukan adanya kekurangan, maka dengan
senang hati kami akan menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangu,
guna penyempurnaan penyusunan makalah kami berikutnya.
Penyusun
Kelompok V
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
a. Latar Belakang ........................................................................................ 1
b. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
c. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
d. Manfaat Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
a. Defenisi Balita ......................................................................................... 3
b. Kebutuhan Dasar Balita .......................................................................... 3
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Balita .............................................................................. 11
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita ........................... 21
BAB III PENUTUP ............................................................................................
a. Kesimpulan .............................................................................................
b. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
A. Latar Belakang
Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya mengalami masa
tumbuh kembang yang optimal, dimana pencapaian pertumbuhan dan
perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada
anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak (asah, asih,
asuh) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak yang harus terpenuhi mencakup iman
dan taqwa, perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan,
pengasuhan, rasa aman/perlindungan, partisipasi, simulasi, dan pendidikan.
Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada
di dalam kandungan (Aziz Alimul, 2005:37).
Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan
terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan gizi
dalam jumlah yang cukup dan memadai. Bila sampai terjadi kurang gizi pada
masa balita dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan gangguan
perkembangan mental (Tarigan, 2003).
Usia balita merupakan masa di mana proses pertumbuhan dan
perkembangan terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan
asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah dan kualitas yang lebih banyak,
karena pada umumnya aktivitas fisik yang cukup tinggi dan masih dalam
proses belajar. Apabila intake zat gizi tidak terpenuhi maka pertumbuhan fisik
dan intelektualitas balita akan mengalami gangguan, yang akirnya akan
menyebabkan mereka menjadi generasi yang hilang (lost generation), dan
dampak yang luar negara akan kehilangan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kebutuhan dasar balita.
2. Untuk mengetahui apa defenisi balita.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan balita.
4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
balita.
D. Manfaat Penulisan
Sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan mahasiswa agar
dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi balita.
A. Defenisi Balita
Balita merupakan singkatan bawah lima tahun, salah satu periode usia
manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun atau biasa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan. Balita merupakan kelompok yang
menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat
gizi yang tinggi dan jumlah relatif besar dalam setiap kilogram badannya.
Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi pada kelompok rentan gizi. Kelompok rentan gizi adalah
kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu
masyarakat terkena kekurangan penyediaan bahan makanan (Achmad Djaeni,
2000:239).
B. Kebutuhan Dasar Balita
1. ASIH
a. Ikatan Kasih Sayang
Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu/orang tua
sangatlah p-enting, karena berguna untuk menentukan perilaku anak di
kemudian hari, merangsang perkembangan otak anak, dan merangsang
perhatian anak terhadap dunia luar.
b. Sibling Rivalry
Sibling Rivalry dapat diartikan sebagai persaingan antara
saudara kandung. Persaingan antara saudara kandung merupakan
respon yang normal seorang anak karena merasa ada ancaman
gangguan yang mengganggu kestabilan hubungan keluarganya dengan
adanya saudara baru.
Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini agar tidak
terjadinya sibling rivalry antara lain:
1) Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa
minggu sebelum kelahiran.
Menurut Unicef (1998) gizi kurang pada anak balita disebabkan oleh
beberapa faktor yang kemudian diklasifikasikan sebagai penyebab
langsung, penyebab tidak langsung, pokok masalah dan akar masalah.
Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangnya konsumsi
makanan dan adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak makan
makin bertambah pula kebutuhannya. Konsumsi makanan dalam keluarga
dipengaruhi jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi
dalam keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan. Konsums juga
tergantung pada pendapatan, agama, adat istiadat, dan pendidikan keluarga
yang bersangkutan (Almatsier, 2001).
Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang
tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup
baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita
gizi kurang. Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik maka daya
tahan tubuhnya (imunitas) dapat melemah, sehingga mudah diserang
penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi
kurang (Soekirman, 2000). Sehingga disini terlihat interaksi antara
konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal yang
saling mempengaruhi.
Menurut Schaible & Kauffman (2007) hubungan antara kurang gizi
dengan penyakit infeksi tergantung dari besarnya dampak yang
ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu sendiri.
Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi terhadap kurang
gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare, HIV/AIDS,
tuberculosis,dan beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa
menyebabkan anemia dan parasite pada usus dapat menyebabkan anemia.
Penyakit infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih, pelayanan
A. Kesimpulan
Balita merupakan singkatan bawah lima tahun, salah satu periode usia
manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun atau biasa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan. Balita merupakan kelompok yang
menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat
gizi yang tinggi dan jumlah relatif besar dalam setiap kilogram badannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
balita, yaitu faktor internal (dalam) meliputi genetik. Faktor eksternal (luar)
meliputi lingkungan. Faktor lingkungan pranatal : gizi ibu pada waktu hamil,
mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia
embrio. Faktor lingkungan postnatal : lingkungan biologis, fisik, psikososial,
keluarga danadat istiadat.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan agar dapat
mengerti dan memahami tentang balita, yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita dan faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi balita.
Andriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta
: Salemba Medika.
Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kesehatan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
IDAI. 2005. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto.
Joyomartono, Mulyono. 2005. Antropologi Kesehatab. Semarang : UNNES Press.
Marmi, Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Septiari, B. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta
: Numed.
Soediaoetama, Achmad Djaeni. 1999. Ilmu Gizi Jilid III Ceakan III. Jakarta : Dian
Rakyat.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya : EGC.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Ladang Pustaka
dan Intimedia.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:EGC.