MASYARAKAT
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
pembuatan tugas ini terutama kepada Dosen yang telah membimbing kami
sehingga penulis bisa menyelesaikan “Makalah Ilmu Dasar Kesehatan
Masyarakat” .
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat mendukung
dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan para
peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari peralatan ataupun
teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan untuk bisa memiliki
dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-teori serta
keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan reproduksi. Wilayah keilmuan
tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana
demi kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai
perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau spesialais tetapi
sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau
bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka.
Untuk itu, penulis dalam makalah ini bermaksud ingin memberikan beberapa pengertian yang mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat untuk khalayak pembaca khususnya para perempuan. Oleh karena
itu penulis mengambil judul pada makalah ini, yaitu “KESEHATAN REPRODUKSI”.
4
BAB II
Pembahasan
Deklarasi dan platform aksi beijing (Fourth World Confrence on Women/ WCW) yang diadopsi
oleh perwakilan dari 189 negara, mencerminkan komitmen internasional terhadap tujuan
kesetaraan, pengembangan dan perdamaian bagi seluruh perempuan di dunia. Platfor tersebut
egidetifikasi area kritis kepedulia yag diaggap sebagai peghabat utaa kaum perempuan yaitu :
kemiskinan, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, kekerasan, konflik bersenjata, ekonomi,
pengambilan keputusan, mekanisme institusional, HAM, media dan lingkungan
ICPD+5 menetapkan target baru untuk mengukur penerapan ICPD dengan indikator antara lain :
5
2.2 Definisi Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan
bukan hanya tidak ada penyakit dan kelemahan, dalam segala hal, yang berhubungan dengan
sistem reproduksi dan fungsi- fungsi serta proses-prosesnya (ICPD Cairo, 1994)
• Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, utuh, bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi, serta prosesnya (WHO)
• Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 61 Tahun 2014, Kesehatan Reproduksi adalah
keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi
Menurut Depkes RI (2011) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas, sesuai
dengan definisi yang tertera di atas, karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir
hingga mati. Dalam uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan
pendekatan siklus hidup (life-cycle approach), sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata
dan dapat dilaksanakan. Secara lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi :
Keluarga Berencana
Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula
dll.
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah
pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem
reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar-fase kehidupan tersebut. Dengan
demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tak
ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya
6
remaja
usia subur
usia lanjut
Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki maupun
perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll) untuk memutuskan
secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah anak,
jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan. Hak reproduksi ini
didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang diakui di dunia internasional (Depkes
RI, 2002).
Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik. Ini
berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang
berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan
keamanan klien.
Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu) berhak
memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat
serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan
dan/atau mengatasi masalah kesehtan reproduksi.
Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,
dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki hubungan yang didasari penghargaan
Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan
bersama tanpa unsure pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar
tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang
bertanggungjawab
Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap, dan
akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
7
Ada 12 hak reproduksi menurut ICPD Cairo 1994 yang sebaiknya diketahui, yaitu:
Hak untuk bebas dari risiko kematian karena kehamilan, infeksi menular seksual (IMS) dan HIV &
AIDS
Individu berhak untuk menikmati dan mengatur kehidupan seksual dan reproduksi. Kita juga
punya hak untuk tidak dipaksa sama siapapun untuk hamil, sterilisasi dan aborsi.
Hak untuk bebas dari segala bentuk pebedaan, termasuk dalam kehidupan seksual dan reproduksi.
Kita punya hak untuk dapat pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi. Dan pemberi layanan
harus menghormati kerahasiaan pribadi kita.
Bebas dari penafsiran ajaran agama yang sempit, kepercayaan dan tradisi yang ngebatasin
kemerdekaan kita untuk berfikir yentang kesehatan seksual dan reproduksi.
Hak untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang kesehatan seksual dan reproduksi.
Informasinya juga harus mudah dimengerti dan membuat kita merasa nyaman akan diri kita, tubuh
kita dan seksualitas kita. Informasi yang kita terima harus bisa ngejamin untuk membuat keputusan
sendiri dan tidak membuat kita merasa di hakimi.
7. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan merencanakan keluarga
Memiliki kebebasan untuk memilih tanpa paksaaan apalagi ancaman dari siapapun untuk menikah
dengan pasangan kita atau memilih untuk tidak menikah.
8. Hak untuk memutuskan mempunyai atau tidak dan kapan waktu memiliki anak
Kebebasan untuk memilih dan memutuskan ingin mempunyai anak atau tidak dan kapan
waktunya. Tidak boleh ada yang memaksa perempuan untuk punya anak atau menggugurkan
kandungannya.
Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual yang tersedia termasuk alat
kontrasepsi. Pusat pelayanan harus membuat kita merasa aman dan nyaman.
8
Kita punya hak untuk dapat pelayanana kesehatan reproduksi dengan teknologi mutakhir yang
aman dan dapat diterima.
Hak untuk membuat dan mengemukakakn pandangan kita sendiri tentang isu kesehatan
reproduksi dan seksual. Pandangan kita itu harus dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah
dan pihak-pihak terkait. Kita juga punya hak untuk mengadakan acara pertemuan atau diskusi
tentang isu-isu kesehatan reproduksi dans seksual.
Hak untuk bilang tidak saat diminta melakukan hubungan seksual atau kegiatan apapun yang
tidak kita ungunkan, seperti disentuh atau dipaksa menyentuk ornag lain. Termasuk hak-hak
perlindungan anak dari perdagangan, eksploitasi dan penganiayaan seksual. Kita juga punya hak
untuk melindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual.
4. Hak privasi
7. Hak memilih untuk menikah atau tidak serta untuk membentuk dan merencanakan sebuah
keluarga
11. Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik
9
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diketahui oleh para perempuan bakal calon ibu ataupun
laki-laki calon bapak. Oleh karena itu bverdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa.
Definisi kesehatan sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik,
tetapi juga kesehatan mental dana sosial, ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan
UNICEF) dengan syart baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif, baik secara
ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan bukan
hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan individual untuk
memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta
untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.
3.2 Saran
Untuk itu wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk bisa dikuasai dan
dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki yang berumah tangga, supaya kesejahtaraan dan kesehatan
bisa tercapai dengan sempurna. Oleh kerana itu penulis memberi saran kepada para pihak yang terkait
khususnya pemerintah, Dinas Kesehatan untuk bisa memberikan pengetahuan dan wawasan tersebut
kepada khalayak masyarakat dengan cara sosialisasi, kegiatan tersebut mudah-mudahan kesehatan
reproduksi masyarakat bisa tercapai dan masyarakat lebih pintar dalam menjaga kesehatannya.
10
11