Anda di halaman 1dari 1

Ilustrasi kasus

NH, seorang gadis berusia 16 tahun, dibawa oleh orang tuanya karena ketidakhadirannya di
sekolah selama hampir sebulan. Dia merupakan anak tunggal. Ibunya lumpuh dan ayahnya
seorang guru mengemudi yang bekerja berjam – jam. NH dibesarkan dalam lingkungan yang
sangat protektif; semua kegiatannya di awasi dengan ketat oleh orang tuanya. NH adalah anak
yang patuh dan menunjukkan prestasi akademik yang baik selama sekolah dasar. Ayahnya
menerapkan pengasuhan yang otoriter dan menggunakan hukuman fisik untuk kelakuan buruk
NH. Hal ini sebenarnya mengumpulkan kemarahan NH. Dia menjadi pemberontak setelah
memasuki sekolah menengah pertama. Sebagai reaksi terhadap perubahan perilaku NH, ayahnya
memberlakukan lebih banyak peraturan dan lebih sering memberikan hukuman fisik. Baik anak
dan ayahnya sering berakhir dengan perkelahian fisik. Sebaliknya ibu NH adalah orang tua yang
serba membolehkan, hal tersebut membuat NH mengambil keuntungan dari ibunya terutama
untuk keuntungan keuangan. Selanjutnya NH terlibat dalam kegiatan seperti merokok, minum
minuman beralkohol dan balap motor. Dia menghabiskan waktu bersama teman – temannya
hampir setiap malam dan pulang pada pagi hari selama satu bulan terakhir. Peristiwa ini
mengakibatkan dia terlambat ke sekolah dan sering absen di sekolah. Ada kalanya dia menginap
di tempat temannya tanpa persetujuan orang tua dan berbohong pada orang tuanya setiap kali
menghadapi kesulitan. Ketika kedisiplinan dan aktivitas NH tanpa hambatan ayahnya
mengurangi kontak dengan NH. Dia berhenti menghukumnya dan membiarkan ibu NH untuk
mengontrol NH sendirian. Karena kondisi ibunya yang cacat NH beberapa kali melukai ibunya
secara fisik dan emosional. NH memiliki hasil uji negative untuk penggunaan obat terlarang dan
dia tidak mengalami depresi. Dia tidak memiliki keterbelakangan mental dan penyakit penyerta
lainnya

Anda mungkin juga menyukai