Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


RUMAH SAKIT UMUM DATU SANGGUL RANTAU
Jln. Brigjend.H.Hasan Basry Km.1 Rantau Kalimantan Selatan 71111
Telp. (0517) 31075-31112 Fax (0517) 31075

POTENSI RESIKO DI RUANGAN DAN BANGUNAN

NO RUANGAN/BANGUNAN SUMBER RESIKO RESIKO UPAYA DAN TINDAK LANJUT

I BERESIKO RENDAH : 1. Konstruksi Bangunan : 1. Konstruksi Bangunan 1. Konstruksi Bangunan


 Ruang Administrasi  Lantai Bangunan Ambruk Karena konstruksi  Dibuat sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Kementerian
 Ruang Komputer  Dinding bangunan tidak sesuai dengan persyaratan Kesehatan No. 24/2016 tentang Standar Gedung Pelayanan Rumah
 Ruang Pertemuan  Atap yang ditetapkan oleh Instansi yang Sakit dengan melibatkan tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dalam
 Ruang Perpustakaan  Langit – langit (Plafon) berwenang antar ruang tidak terdapat perencanaan dan pembangunan gedung baru agar bangunan tersebut
 Ruang Resepsionis  Ventilasi penyekat yang tahan api bila ada kebakaran aman, kokoh sesuai dengan standar untuk digunakan dalam setiap
 Ruang Diklat  Pintu sehingga tidak safety kegiatan pelayanan serta sitem Utilitas yang handal
 Lantai pecah, tidak rata dan licin sehingga  Material bangunan menggunakan bahan yang kuat, sesuai standar
pengguna bisa jatuh dan kepleset yang yang ada anti rayap dan tidak mengandung asbes serta bahan-bahan
berakibat cedera/luka yang ramah lingkungan
 Dinding mengelupas dan berjamur  Merubah bukaan pintu kamar mandi lama yang ada agar dapat dibuka
berpotensi sebagai sarang kuman pathogen dari luar
 Konstruksi atap dari kayu rawan dimakan  Setiap bangunan harus mendapatkan izin mendirikan bangunan (IMB)
rayap sehingga rawan jebol/ambruk dan bangunan sesuai dengan peruntukan dan memenuhi standar yang
 Langit- langit (Plafon) rangka dan ditetapkan untuk tiap jenis pelayanan yang dilakukan rumah sakit dan
penutupnya jebol karena dimakan rayap tersedia emergency exit
 Ventilasi yang tidak baik dapat  Membuat alur dan lay out (sign) petunjuk arah ruangan agar
menyebabkan sakit akibat karena sirkulasi memudahkan dalam evakuasi jika terjadi musibah kebakaran maupun
udara yang kurang efektif dan pencahayaan gempa
yang kurang baik juga dapat menimbulkan  Terdapat fasilitas keselamatan secara memadai sesuai peraturan
kecelakaan kerja yang berakibat hasil kerja  Meningkatkan mutu gedung yang ada melalui perencanaan anggaran
tidak optimal pemeliharaan sesuai dengan standar pemeliharaan gedung rumah
 Pintu yang tidak dapat dibuka dari luar bila sakit serta kegiatan pemeliharaan secara berkala sesuai dengan
terkunci/rusak yang dapat membahayakan standar yang ditetapkan oleh Instansi terkait melalui penataan
pemakai bila terjadi hal yang tidak pencahayaan maupun system ventilasi alami maupun buatan agar
diharapkan (trauma psikis) tercipta kenyamanan dan kemanan terhadap setiap gedung yang ada
di rumah sakit

2. Jaringan Instalasi ( Utilitas ) : 2. Jaringan Instalasi 2. Jaringan Instalasi yang merliputi :


 Sistim Jaringan Air bersih  Jaringan distribusi Air Bersih yang tidak  Tersedia sumber air yang memadai setiap saat sesuai dengan
 Sistim Jaringan Air memakai bahan yang kuat sesuai standar kebutuhan baik dari PDAM maupun sumber cadangan (Sumur Dalam)
Limbah/Kotor sehingga mudah bocor dapat berperan yang dilengkapi dengan bak penampungan yang cukup dan air bersih
 Instalasi Jaringan Listrik sebagai sumber kontaminasi (cross tersedia di setiap ruangan yang membutuhkan serta memenuhi
 Jaringan Telekomunikasi conection) dapat menyebabkan muntaber standar kuantitas maupun kwalitasnya didistribusikan dengan tekanan
 Sistim penghawaan (dhiare) dan penularan penyakit melalui positif
 Fasilitas kebakaran (Smoke media air  Tersedia fasilitas pengolahan air limbah sesuai dengan kapasitas yang
Detektor  Instalasi Listrik yang tidak memenuhi memadai untuk mengolah air buangan yang dihasilkan dalam
 Sistem Zoning (Pengeras standar yang ditentukan dalam PUIL 2000 pelayanan sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 Tahun 2004 tentang
Suara) dapat mengakibatkan bahaya hubungan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan baku mutu
 Alat Pemadam Api Ringan arus pendek dan mengakibatkan bahaya outpunya sesuai dengan Peraturan Men LH tentang baku mutu air
(APAR) tersetrum serta bahaya kebakaran buangan rumah sakit dimana jaringan instalasi antara jalur
 Air Limbah dapat mencemari lingkungan bila pembuangan air limbah dengan instalasi saluran air hujan terpisah
konstruksi saluranya tidak kedap air dan bila  Tersedia kapasitas Daya Listrik yang memadai dan handal, baik sumber
effluentnya tidak memenuhi baku mutu Normal maupun Emergency serta Jaringan Instalasi Listrik di rumah
yang ditetapkan oleh peraturan terkait sakit mengikuti Peraturan dalam PUIL 2000 tentang syarat dan standar
 Sistem telekomunikasi yang tidak baik dapat Instalasi Listrik yang aman
mengganggu system pelayanan dan  Memasang system komunikasi yang handal di setiap unit pelayanan
menimbulkan ketidak efisienan dalam untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan guna
pekerjaan mempercepat waktu maupun hasil pelayanan sesuai dengan standar
 Sistem penghawaan yang kurang baik sangat pelayanan yang efektif dan efisien
mengganggu kenyamanan baik untuk  Membuat system penghawaan sesuai dengan standar yang ditetapkan
petugas maupun pasien dan pengunjung di setiap unit pelayanan agar terdapat kenyamanan sebagai suatu
sehingga dapat mempengaruhi kualitas standar dalam setiap pelayanan sehingga dapat mengurangi complain
pelayanan dan kesalahan dalam pelayanan
 Fasilitas smoke detector sangat vital sebagai  Memasang smoke detector untuk setiap ruangan sebagai peringatan
pendeteksi asap agar berfungsi sebagai dini dan kewaspadaan dalam menanggulangi kebakaran serta
deteksi dini sumber asap dan kebakaran dilakukan pengecekan apakah masih kondisinya aktif atau sebaliknya
 Sistim zoning yang baik dapat membantu  Memasang APAR sesuai standar dari K3 (20 mtr) yang dilengkapi
dalam pemberitahuan di areal rumah sakit dengan petunjuk penggunaan serta dilakukan inspeksi setiap 3 bulan
saat terjadi beberapa kejadian sesuai dengan kartu control untuk memastikan kondisi APAR apakah bahan di
dengan standar kegawat daruratan dalamnya masih aktif ataukah sudah tidak aktif
 APAR harus tersedia dan masih aktif

3. Sampah : 3. Sampah : 3. Sampah


 Sampah Non Medis ( Umum )  Sampah non medis yang tidak dikelola  Dilakukan pemilahan pewadahan dalam pengumpulannya dengan
secara baik dapat dipakai sebagai tempat prinsip 3 R (Reduce, Re-Use dan Recycling) antara sampah organic
bersarang/berkembang biaknya binatang dengan sampah non organic sesuai dengan Kep. Menkes. RI. No.
pengganggu di rumah sakit sekaligus dapat 1204 tahun 2004 dan PP. No. 18 tahun 2008 tentang Sampah dan
berperan sebagai vector penular penyakit pemilahan pewadahan dan diberi label yang jelas antara tempat
seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk, dll sampah Organik dengan Anorganik dan buat kebijakan maupun
 Sampah yang berserakan/tidak pada wadah pedoman
yang tersedia secara estetika terlihat jorok  Dibuatkan jadwal pengangkutan ke TPS agar tercipta kebersihan
dan dapat membuat citra buruk bagi lingkungan dan kegiatan pengawasannya secara periodik jika
pengelolaan lingkungan di rumah sakit dan terdapat tempat sampah yang penuh segera dilakukan
cerminan terhadap perilaku yang kurang pengangkutan ke TPS untuk mengurangi dampak negative dari
baik. sampah terhadap pelayanan di rumah sakit disertai dengan SOP

4. Bahan Berbahaya & Beracun : 4. Bahan Berbahaya & Beracun : 4. Pengelolaan B3 :


 Penggunaan  Pengelolaan B3 yang tidak baik mulai dari :  Identifikasi dengan pelabelan serta MSDS
 Penyimpanan proses perencanaan pengadaan,  Sosialisasi terhadap Resiko dan dampak penggunaan B3 beserta
 Pembuangan penggunaan, pewadahan, pendistribusian, cara pengelolaanya dari penggunaan, pewadahan, pelabelan,
penyimpanan, pelabelan dan pembuangan penyimpanan serta pencatatan dan pelaporan
yang tidak sesuai dengan SOP dapat  Mengacu pada PP. No. 19 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
mengakibatkan kecelakaan baik kepada B3 ( From Grave to Cradel ) yaitu pengelolaan dari awal sampai akhir
petugas maupun pasien dan penunggunya  Pelatihan penanganan B3 dan Pembuatan SOP yang benar
akibat kesalahan karena tidak diberi label  Koordinasi dengan Unit & Dinas terkait dalam pengelolaan B3
karena limbah B3 dapat bersifat  Menyiapkan APD dan Kit
 Iritasi bila terkena organ tubuh manusia  Buatkan kebijakan tentang Bahan Beracun dan Berbahaya
 Mudah Meledak bila terkena panas dan bila  Penyediaan alat Eye Washer di setiap tempat beresiko
tidak disimpan pada tempat yang sesuai  Partisipasi dari semua petugas
 Bereaksi bila langsung kena sinar
matahari/panas
 Korosif bila pewadahan yang tidak baik
 Kebakaran, dll
5. Fasilitas Pemadam Kebakaran
5. Fasilitas Pemadam Kebakaran 5. Fasilitas Pemadam Kebakaran
Hidrant dan Springkler :  Fasilitas pemadam kebakaran menjadi  Terdapat tangki penyimpanan air untuk mensuplay sistim Hydrant dan
 Fungsi sangat vital di setiap unit bangunan yang Springkler dalam jumlah yang cukup beserta Instalasinya dan Pressure
 Kuantitas & Kualitas bertingkat karena setiap saat dapat terjadi Bar kontrol dalam kondisi standby menunjukkan tekanan pada angka
kebakaran baik dari akibat hubungan arus minimal 6 Bar
pendek, B3 yang meledak, Puntung rokok  Pemasangan Smoke Detektor APAR pada tiap ruang pada unit
maupun sebab lainya sehingga harus Bangunan sesuai dengan persyaratan
tersedia Smoke Detektor, APAR Hydrant  Lakukan Inspeksi kondisi Smoke Detektor dan APAR terhadap jumlah
maupun Springkler dan berfungsi. jika dan masa kedaluwarsanya ( masa aktifnya )
fasilitas ini tidak tersedia dalam jumlah yang  Pemasangan Hidrant pada tiap unit Bangunan berlantai beserta
cukup sesuai dengan ketentuan yang outboxnya serta pemeriksaan kelengkapan dan fungsinya
berlaku akan dapat menghanguskan  Pelatihan setiap tahun bekerja sama dengan Badan Pemadam
bangunan tersebut jika terjadi kebakaran Kebakaran Kodya Denpasar dan Instansi terkait lainnya
secara cepat  Buatkan pedoman tentang Bahaya Kebakaran dan alur pelaporannya

II BERESIKO SEDANG : 1.Konstruksi Bangunan : 1. Konstruksi Bangunan 1. Konstruksi Bangunan


 Ruang Rawat Inap bukan  Lantai  Bangunan Ambruk/jatuh : Karena konstruksi  Semua bangunan lama di up grade Dibuat sesuai dengan standar yang
penyakit menular  Dinding bangunan yang tidak kuat dan kokoh seperti dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan melibatkan
 Ruang Rawat Jalan  Atap dinding, plafon dan kap atap serta jika tidak tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dalam pembangunan gedung
 Ruang Ganti Pakaian  Langit - langit terdapat sekat yang kuat, tahan api untuk agar bangunan tersebut aman, sesuai dengan standar untuk
 Ruang Tunggu Pasien  Ventilasi meminimalisir bila terjadi kebakaran digunakan dalam pelayanan sesuai dengan Kep Menkes RI No. 1204
 Pintu  Lantai pecah dan tidak rata : jatuh dan Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
kepleset dan bahkan mengakibatkan cedera  Bahan dan Material bangunan menggunakan bahan yang kuat, anti
ringan sampai dengan berat rayap dan tidak mengandung asbes
 Dinding bangunan yang tidak dicat/dilapisi  Semua fasilitas penunjang dibuat sesuai dengan standar yang
dengan bahan yang kedap air dan kuat ditetapkan oleh pemerintah melalui kementrian terkait
dapat mengahasilkan debu halus dari bahan
tersebut dan berakibat gangguan penafasan
 Atap yang tidak kuat dapat berakibat
kebocoran dan merusak bangunan tersebut
 Ventilasi yang tidak baik dapat
menyebabkan sakit akibat sirkulasi udara
dan pencahayaan yang kurang baik
 Pintu yang tidak dapat dibuka dari luar bila
terkunci/kunci rusak berkabibat fatal

2.Jaringan Instalasi : 2. Jaringan Instalasi 2. Jaringan Instalasi yang merliputi :


 Air bersih  Air Bersih yang terkontaminasi dapat  Instalasi air bersih dan air limbah mengikuti Kep. Menkes No. 1204
 Air Limbah menyebabkan muntaber dan penularan Tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
 Listrik penyakit melalui media air  Instalasi Listrik mengikuti PUIL 2000
 Gas  Air Limbah dapat mencemari lingkungan bila  Instalasi Gas Medis , Telekomunikasi dan system penghawaan
 Telekomunikasi konstruksi saluranya tidak kedap air dan bila mengikuti Pedoman Teknis di Bidang Sarana dan Prasarana Kesehatan
 Sistim penghawaan tidak tertutup maupun bila effluentnya tidak tahun 2011
memenuhi baku mutu yang ditetapkan
 Instalasi Listrik yang tidak memenuhi
standar yang ditentukan dalam PUIL 2000
dapat mengakibatkan bahaya hubungan
arus pendek dan mengakibatkan bahaya
tersetrum dan kebakaran

3. Sampah
3.Sampah : 3. Sampah : Dilakukan pemilahan dalam pengumpulannya dengan prinsip 3 R (
 Sampah Non Medis  Sampah non medis yang tidak dikelola Reduce, Re-Use dan Recycling) pada sumbernya antara sampah organic
 Sampah Medis Infeksius secara baik dapat mengakibatkan dengan sampah non organic sesuai dengan Kep. Menkes. RI. No. 1204
 Sampah Medis Benda Tajam meningkatnya jumlah binatang pengganggu tahun 2004 dan PP. No. 18 tahun 2008 tentang Sampah
sebagai vektor penular penyakit seperti :  Tersedia pewadahan sesuai dengan tiap jenis sampah dalam jumlah
lalat, kecoa, tikus, nyamuk, dll yang cukup dan diberi label
 Sampah medis yang tidak dikelola secara  Khusus sampah medis benda tajam dimasukkan kedalam sharp box
khusus dibungkus dengan kemasan khususn yang tidak bisa dibuka dan kemasan yang kuat
berwarna kuning, dibuang ke TPS Sampah  Spuite dan sampah benda medis tajam lainnya sebelum dibakar di
Medis dan ditimbag diberi label sumber, Incinerator dihancurkan terlebih dahulu untuk mengubah bentuknya
jam pengiriman, nama pengirim dan agar tidak terjadi penyalah gunaan kemasan yang kategori limbah
volume dari sampah tsb akan dapat medis tsb oleh orang yang tidak bertanggung jawab
berpotensi menimbulkan penyalahgunaan  Pembungkusan sampah medis dengan kresek kuning, non medis
limbah Medis ( daur ulang setempat) dengan kresek hitam, radiologi dengan kresek merah, citotoksik
 Sampah Medis Benda tajam masukkan ke dengan warna ungu dan dibakar dalam Incinertor atau bekerjasama
Save Box khusus dengan pihak lain yang memiliki ijin pengolahan limbah B3

4.Bahan Berbahaya & Beracun : 4. Bahan Berbahaya & Beracun : 4. Pengelolaan B3 :


 Penggunaan  Pengelolaan B3 yang tidak baik seperti :  Identifikasi dengan pelabelan
 Penyimpanan penggunaan, pewadahan, penyimpanan,  Sosialisasi terhadap Resiko dan dampak penggunaan B3 beserta
 Pembuangan pelabelan dan pembuangan yang tidak cara pengelolaanya dari penggunaan, pewadahan, pelabelan,
sesuai dengan SOP dapat mengakibatkan penyimpanan serta pencatatan dan pelaporan
kecelakaan dalam penggunaan baik kepada  Mengacu pada PP. No. 19 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
petugas maupun pasien akibat tidak diberi B3
label  Pelatihan dan Pembuatan SOP
 Iritasi bila terkena organ tubuh manusia  Koordinasi dengan Dinas terkait
 Meledak bila tidak disimpan pada tempat  Menyiapkan APD
yang sesuai
 Bereaksi bila langsung kena sinar
matahari/panas

5.Fasilitas Pemadam Kebakaran : 5. Fasilitas Pemadam Kebakaran 5. Fasilitas Pemadam Kebakaran


 Fungsi  Fasilitas pemadam kebakaran menjadi  Pemasangan APAR pada tiap unit Bangunan
 Kuantitas & Kualitas sangat vital di setiap unit bangunan karena  Pemasangan Hidrant pada tiap unit Bangunan berlantai
setiap saat dapat terjadi kebakaran dan  Pelatihan bekerja sama dengan Badan Pemadam Kebakaran Kodya
harus berfungsi baik berupa APAR maupun Denpasasr
Hydrant
III BERESIKO TINGGI : 1. Konstruksi Bangunan : 1. Konstruksi Bangunan 1. Konstruksi Bangunan
 Ruang Isolasi  Lantai Bangunan Ambruk/jatuh :  dibuat sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Kementerian
 Ruang Rawai Intensif  Dinding  Karena konstruksi bangunan yang tidak kuat Pekerjaan Umum dengan melibatkan tim teknis dari Dinas Pekerjaan
 Laboratorium  Atap dan kokoh seperti dinding, plafon dan kap Umum dalam pembangunan gedung agar bangunan tersebut aman,
 Ruang Penginderaan  Langit - langit atap serta terdapat sekat yang kuat, tahan sesuai dengan standar untuk digunakan dalam pelayanan Kep Menkes
Medis (Medical Imaging)  Ventilasi api untuk meminimalisir bila terjadi RI No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
 Ruang Bedah Mayat  Pintu kebakaran Rumah Sakit
 Ruang Jenasah  Lantai pecah dan tidak rata : jatuh dan  Bahan dan Material bangunan menggunakan bahan yang kuat, anti
kepleset rayap dan tidak mengandung asbes
 Sistem Ventilasi dan penghawaan yang tidak
sesuai dengan standar tata kelola
penghawaan ruang resiko tinggi dapat
menyebabkan sakit akibat sirkulasi udara
dan pencahayaan yang kurang baik
 Pintu yang tidak dapat dibuka dari luar bila
terkunci/kunci rusak
2. Jaringan Instalasi : 2. Jaringan Instalasi 2. Jaringan Instalasi yang merliputi :
 Air bersih  Air Bersih yang terkontaminasi dapat  Instalasi air bersih dan air limbah mengikuti Kep. Menkes No. 1204
 Air Limbah menyebabkan muntaber dan penularan Tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
 Listrik penyakit melalui media air  Instalasi Eyeswasher
 Gas  Air Limbah dapat mencemari lingkungan bila  Instalasi Listrik mengikuti PUIL 2000
 Telekomunikasi konstruksi saluranya tidak kedap air dan bila  Instalasi Gas Medis , Telekomunikasi dan system penghawaan
 Sistim penghawaan tidak tertutup maupun bila effluentnya tidak mengikuti Pedoman Teknis di Bidang Sarana dan Prasarana Kesehatan
memenuhi baku mutu yang ditetapkan tahun 2011
 Instalasi Listrik yang tidak memenuhi  Khusus untuk sistim penghawaan harus menggunakan sistim sentral
standar yang ditentukan dalam PUIL 2000 agar dapat memenuhi standar kelembaban, suhu dan filtrasi untuk
dapat mengakibatkan bahaya hubungan menangkap partikel udara yang mengandung kuman dan dilakukan
arus pendek dan mengakibatkan bahaya pemeliharaan yang baik agar tekanan positif maupun tekanan
tersetrum dan kebakaran negative sesuai kebutuhan dapat berjalan efektif untuk pencegahan
 Sistim penghawaan yang tidak baik, tidak penularan kuman baik kepada petugas maupun kepada pasien dan
sesuai dengan standar pengelolaan tata pengunjung di rumah sakit yang dikenal dengan infeksi nosokomial
udara ruangan isolasi dan beresiko dapat
berakibat fatal terhadap output tindakan
medis dan juga terhadap petugas

3. Sampah : 3. Sampah : 3. Sampah


 Sampah Non Medis  Sampah non medis yang tidak dikelola Dilakukan pemilahan dalam pengumpulannya dengan prinsip 3 R (
 Sampah Medis Infeksius secara baik dapat mengakibatkan Reduce, Re-Use dan Recycling) antara sampah organic dengan sampah
 Sampah Medis Benda Tajam meningkatnya jumlah binatang pengganggu non organic sesuai dengan Kep. Menkes. RI. No. 1204 tahun 2004 dan
sebagai vektor penular penyakit seperti : PP. No. 18 tahun 2008 tentang Sampah
lalat, kecoa, tikus, nyamuk, dll  Khusus sampah medis benda tajam dimasukkan kedalam sharp box
 Sampah medis infeksius dan benda tajam  Spuite dan sampah benda medis tajam lainnya sebelum dibakar di
yang tidak dikelola secara baik juga dapat Incinerator dihancurkan terlebih dahulu dengan alat penghancur
menjadi sumber penularan penyakit dan Milling Unit
bahkan dapat menyebabkan luka tertutusuk  Pembungkusan sampah medis dengan kresek kuning, non medis
oleh benda tajam sampah medis seperti : dengan kresek hitam, radiologi dengan kresek merah, citotoksik
spuite dan pecahan ampul/vial obat, dll dengan warna ungu dan bahan kimia warna coklat
 Sampah yang berserakan secara estetika
terlihat jorok dan dapat membuat citra
buruk bagi pengelolaan kebersihan di rumah
sakit tersebut
4. Pengelolaan B3 :
4. Bahan Berbahaya & Beracun :  Identifikasi dengan pelabelan
 Pengelolaan B3 yang tidak baik seperti :  Sosialisasi terhadap Resiko dan dampak penggunaan B3 beserta
penggunaan, pewadahan, penyimpanan, cara pengelolaanya dari penggunaan, pewadahan, pelabelan,
pelabelan dan pembuangan yang tidak penyimpanan serta pencatatan dan pelaporan
sesuai dengan SOP dapat mengakibatkan  Mengacu pada PP. No. 19 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
4. Bahan Berbahaya & Beracun : kecelakaan dalam penggunaan baik kepada B3
 Penggunaan petugas maupun pasien akibat tidak diberi  Pelatihan
 Penyimpanan label  Koordinasi dengan Dinas terkait
 Pembuangan  Iritasi bila terkena organ tubuh manusia  Menyiapkan APD
 Meledak bila tidak disimpan pada tempat
yang sesuai
 Bereaksi bila langsung kena sinar
matahari/panas
5. Fasilitas Pemadam Kebakaran
5. Fasilitas Pemadam Kebakaran  Pemasangan APAR pada tiap unit Bangunan
 Fasilitas pemadam kebakaran menjadi  Pemasangan Hidrant pada tiap unit Bangunan berlantai
sangat vital di setiap unit bangunan karena  Pelatihan bekerja sama dengan Badan Pemadam Kebakaran Kodya
setiap saat dapat terjadi kebakaran dan Denpasasr
harus berfungsi baik berupa APAR maupun
5. Kebakaran : Hydrant
 Fungsi
 Kuantitas & Kualitas

IV BERESIKO SANGAT TINGGI: 1. Konstruksi Bangunan : 1. Konstruksi Bangunan 1. Konstruksi Bangunan dibuat sesuai dengan standar yang dikeluarkan
 Ruang Operasi  Lantai Bangunan Ambruk/jatuh : oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan melibatkan tim teknis dari
 Ruang Bedah Mulut  Dinding  Karena konstruksi bangunan yang tidak kuat Dinas Pekerjaan Umum dalam pembangunan gedung agar bangunan
 Ruang Perawatan Gigi  Atap dan kokoh seperti dinding, plafon dan kap tersebut aman, sesuai dengan standar untuk digunakan dalam pelayanan
 Ruang Gawat Darurat  Langit - langit atap serta terdapat sekat yang kuat, tahan Kep Menkes RI No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
 Ruang Bersalin  Ventilasi api untuk meminimalisir bila terjadi Lingkungan Rumah Sakit
 Ruang Patologi  Pintu kebakaran  Bahan dan Material bangunan menggunakan bahan yang kuat, anti
rayap dan tidak mengandung asbes
 Lantai pecah dan tidak rata : jatuh dan
kepleset
 Ventilasi yang tidak baik dapat
menyebabkan sakit akibat sirkulasi udara
dan pencahayaan yang kurang baik
 Pintu yang tidak dapat dibuka dari luar bila
terkunci/kunci rusak

2. Jaringan Instalasi : 2. Jaringan Instalasi 2. Jaringan Instalasi yang merliputi :


 Air bersih  Air Bersih yang terkontaminasi dapat  Instalasi air bersih dan air limbah mengikuti Kep. Menkes No. 1204
 Air Limbah menyebabkan muntaber dan penularan Tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
 Listrik penyakit melalui media air  Instalasi Eyeswasher
 Gas  Air Limbah dapat mencemari lingkungan bila  Instalasi Listrik mengikuti PUIL 2000
 Telekomunikasi konstruksi saluranya tidak kedap air dan bila  Instalasi Gas Medis , Telekomunikasi dan system penghawaan
 Sistim penghawaan tidak tertutup maupun bila effluentnya tidak mengikuti Pedoman Teknis di Bidang Sarana dan Prasarana Kesehatan
memenuhi baku mutu yang ditetapkan tahun 2011
 Instalasi Listrik yang tidak memenuhi
standar yang ditentukan dalam PUIL 2000
dapat mengakibatkan bahaya hubungan
arus pendek dan mengakibatkan bahaya
tersetrum dan kebakaran

3. Sampah : 3. Sampah : 3. Sampah


 Sampah Non Medis  Sampah non medis yang tidak dikelola Dilakukan pemilahan dalam pengumpulannya dengan prinsip 3 R (
 Sampah Medis Infeksius secara baik dapat mengakibatkan Reduce, Re-Use dan Recycling) antara sampah organic dengan sampah
 Sampah Medis Benda Tajam meningkatnya jumlah binatang pengganggu non organic sesuai dengan Kep. Menkes. RI. No. 1204 tahun 2004 dan
sebagai vektor penular penyakit seperti : PP. No. 18 tahun 2008 tentang Sampah
lalat, kecoa, tikus, nyamuk, dll  Khusus sampah medis benda tajam dimasukkan kedalam sharp box
 Sampah medis yang tidak dikelola secara  Spuite dan sampah benda medis tajam lainnya sebelum dibakar di
baik juga dapat menjadi sumber penularan Incinerator dihancurkan terlebih dahulu dengan Milling Unit
penyakit dan bahkan dapat menyebabkan  Pembungkusan sampah medis dengan kresek kuning, non medis
luka tertutusuk oleh benda tajam sampah dengan kresek hitam, radiologi dengan kresek merah, citotoksik
medis seperti : spuite dan pecahan dengan warna ungu
ampul/vial obat, dll
 Sampah yang berserakan secara estetika
terlihat jorok dan dapat membuat citra
buruk bagi pengelolaan ybs

4. Bahan Berbahaya & Beracun : 4. Bahan Berbahaya & Beracun : 4. Pengelolaan B3 :


 Penggunaan  Pengelolaan B3 yang tidak baik seperti :  Identifikasi dengan pelabelan
 Penyimpanan penggunaan, pewadahan, penyimpanan,  Sosialisasi terhadap Resiko dan dampak penggunaan B3 beserta
 Pembuangan pelabelan dan pembuangan yang tidak cara pengelolaanya dari penggunaan, pewadahan, pelabelan,
sesuai dengan SOP dapat mengakibatkan penyimpanan serta pencatatan dan pelaporan
kecelakaan dalam penggunaan baik kepada  Mengacu pada PP. No. 19 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
petugas maupun pasien akibat tidak diberi B3
label  Pelatihan dan Pembuatan SOP
 Iritasi bila terkena organ tubuh manusia  Koordinasi dengan Dinas terkait
 Meledak bila tidak disimpan pada tempat  Menyiapkan APD
yang sesuai
 Bereaksi bila langsung kena sinar
matahari/panas

5. Fasilitas Pemadam Kebakaran 5. Fasilitas Pemadam Kebakaran 5. Fasilitas Pemadam Kebakaran


:  Fasilitas pemadam kebakaran menjadi  Pemasangan APAR pada tiap unit Bangunan
 Fungsi sangat vital di setiap unit bangunan karena  Pemasangan Hidrant pada tiap unit Bangunan berlantai
 Kuantitas & Kualitas setiap saat dapat terjadi kebakaran dan  Pelatihan bekerja sama dengan Badan Pemadam Kebakaran Kodya
harus berfungsi baik berupa APAR maupun Denpasasr
Hydrant

Denpasar, Januari 2017

IPPGS

Anda mungkin juga menyukai