Anda di halaman 1dari 25

Mini Project

Gambaran Tingkat Pengetahuan


dan Alasan Penolakan Vaksin
Measles dan Rubela

Periode Agustus – Oktober 2018

Puskesmas Tambarangan
Tapin Selatan
Pendahuluan
Latar Belakang
Vaksin Measles dan Rubela (MR)
• Melindungi dari virus campak/measles dan virus campak Jerman/rubela

Kemenkes RI 2017
• 2010 – 2015 diperkirakan 23.164 kasus campak dan 30.463 kasus rubela
• Diperkirakan lebih rendah dari angka di lapangan
• Jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang

Virus MR sangat menular

Komplikasi berat pada bayi yang dikandung ibu hamil terinfeksi


penyakit ini

Vaksin MR di program secara nasional


Estimasi Kasus MR di Indonesia
tahun 2010-2015
Target Cakupan Vaksinasi

95% skala Nasional (70 Karena isu yang beredar


juta anak usia 9 bulan – Menurun jadi 85% dan penerimaan
15 tahun) masyarakat

Pulau Jawa (fase I) (Agt –


Sukses 100,98%
Sep 2017)
Fase vaksinasi MR
Luar Pulau Jawa (fase II) 50,13%
(Agt – Sep 2018) (sampai 23 Sep 2018)
Capaian vaksinasi MR

Terendah
Aceh
4,94% Tertinggi
Papua Barat
91,83%

Kalimantan Selatan
46,67%
Capaian
vaksinasi
MR kab.
Tapin Tertinggi
60,49% 94,35%

Terendah
41,35%
Isu Alasan Penolakan MR di Tapin

Capaian MR
Penolakan di Kabupaten
Tapin rendah

• Kandungan haram (yang


mutlak) pada vaksin MR
• Mengakibatkan kejang
dan kematian
Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran
tingkat pengetahuan dan
alasan penolakan vaksin MR
di wilayah kerja Puskesmas
Tambarangan Tapin Selatan
periode Agustus – Oktober
2018 ?
Manfaar Penelitian
Memberikan informasi dan masukan kepada Dinas Kesehatan
Tapin dan Puskesmas Tambarangan tentang gambaran tingkat
pengetahuan imunisasi MR di wilayah kerja Puskesmas
Tambarangan Tapin Selatan periode Agustus – Oktober 2018,
agar dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil
kebijakan ataupun program penatalaksanaan program vaksin
MR.

Menambah ilmu pengetahuan mengenai MR di wilayah kerja


Puskesmas Tambarangan Tapin Selatan.
Landasan Teori
Kerangka Konsep
Tingkat
Agama Usia Pekerjaan
pendidikan

Isu KIPI yang berat Ragu-ragu


Mubah / Haram
vaksin MR

Kurangnya
pengetahuan

Penolakan Vaksin MR
Metode Penelitian
Rancangan • Studi deskriptif dengan pendekatan
Penelitian cross-sectional

Populasi dan • Siswa MTsN Assunniyyah Tapin Selatan


Sampel • Orang tua target MR di wilayah kerja
(Purposive
sampling) PKM Tambarangan

Instrumen • Kuisioner
Penelitian
Metode • Pembagian kuisioner
Penelitian • Evaluasi hasil kuisioner
Variabel Penelitian
Usia • Balita – masa manula

• Islam
• Protestan
• Katholik
Agama • Hindu
• Budha
• Konghuchu

• Tidak sekolah
Tingkat • Tidak tamat sekolah
pendidikan
• Tamat sekolah

• Bekerja (petani/buruh/guru/dll)
Pekerjaan • Tidak bekerja

• Haram/mubah vaksin MR
Alasan • KIPI yang berat
Penolakan MR
• Ragu-ragu
Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di
poli umum, posyandu
balita, posbindu, dan
MTsN Assunniyyah
Tapin Selatan dari
tinggal 15 – 31 Oktober
2018
Hasil dan
Pembahasan
Jumlah Sampel

MTsN Assunniyyah
Orang tua target MR
Tapin Selatan (140
(66 sampel)
sampel)

110 menolak 15 menolak


vaksin MR vaksin MR
Sebaran Subjek Sampel Sasaran MR di MTsN Assunniyyah Tapin
Selatan (140 Sampel)
1.5
2
30
21.5 42
30

52.15
73

138
98.5
110
78.5 98
70
67
47.85

Jenis Kelamin Usia Singkatan MR Kepentingan Vaksin MR

Laki-laki > 15 th Benar Penting

Perempuan < 15 th Salah Tidak Penting


Alasan Penolakan Vaksin MR di MTsN Assunniyyah Tapin Selatan
(110 Sampel)
7
6.4

42
38.2

67 67
61 60.9

103
93.6
9
68 8.2 1
61.8 0.9
43
39 33
30

Alasan Penolakan Pelarangan tokoh Agama Sosialisasi MR Informasi MR

Pegawai PKM
Agama Tidak dilarang Baik Pegawai desa

Kurangnya
Teman/tetangga
pengetahuan MR Dilarang Kurang baik
Media massa
Sebaran Subjek Sampel Orang Tua Sasaran MR di Wilayah Kerja
PKM (61 Sampel)
0 3
5

24.6
15

59 61
96.7 100 58
95
46
75.4

2
3.3
Jenis Kelamin Usia Singkatan MR Kepentingan Vaksin MR

Laki-laki < 35 th Benar Penting

Perempuan > 35 th Salah Tidak Penting


Alasan Penolakan Vaksin MR oleh Orang Tua Sasaran MR di
Wilayah Kerja PKM (15 sampel)

13.4
2

7
46.6
10
73.4
11 66.7

1
6.7
13 1
86.6 6.7

5
4 40 6
33.3
26.6

Alasan Penolakan Pelarangan Tokoh Agama Sosialisasi MR Informasi MR

Pegawai PKM
Agama Tidak dilarang Baik Pegawai desa

Kurangnya
Teman/tetangga
pengetahuan MR Dilarang Kurang baik
Media massa
Informasi MR Alasan Penolakan MR Kedua Sampel

Pegawai PKM
Agama
31% Pegawai desa/dll
Kurang Pengetahuan
Teman/tetangga 42% MR
Media massa
59% 58%
2%
8%
Babi di Vaksin MR??

Memang Campak dan rubela


mengandung penyakit endemik
gelatin derivat dari dan diperkirakan MUI menganggap
MR adalah vaksin
babi terus meningkat darurat sehingga
hidup
• Menstabilkan dan • Komplikasi serius
boleh
melindungi virus dari
efek suhu
Saran

Peneliti menyarankan
Imunisasi MR terus
untuk membuat
dilaksanakan hingga
poster/kampanye ulang
cakupan MR khusunya
vaksin MR melalui
di wilayah Tapin
media sosial dengan hal
Selatan tercapai
yang berbau positif

Anda mungkin juga menyukai