Pkpa Puskesmas Iii Denpasar Selatan
Pkpa Puskesmas Iii Denpasar Selatan
PJ UKM Esensial dan Perkesmas PJ UKM Pengembangan PJ UKP Farmasi & Laboratorium PJ Jaringan, Jejaring Pukesmas
dr. Ni Luh Gede Armini dr. Ni Luh Gede Armini dr. I B Jelantik Manuabe drg. Meriflora Keron
Penyimpanan
• FIFO/FEFO
Perancanaan Pengadaan Penerimaan
Distribusi
• Internal
Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian
• External
Alur Pelayanan di Ruang Layanan Farmasi Puskesmas III Denpasar
Selatan
Apotek
Program Penunjang
Asisten Apotek
Penilaian penggunaan obat rasional ditinjau dari tiga indikator utama yaitu peresepan, pelayanan pasien dan
fasilitas kesehatan.
Indikator Parameter Kegiatan analisa POR yang dilakukan di Puskesmas III Denpasar Selatan
mencakup penggunaan obat pada 3 jenis penyakit yang direkomendasikan
Peresepan - Rerata jumlah obat yang diresepkan per pasien
oleh Menter Kesehatan yaitu penggunaan obat antibiotika pada pasien yang
- Persentase obat generik yang diresepkan per pasien
mengalami ISPA Non-Pneumonia dan Diare Non Spesifik serta penggunaan
- Persentase antibiotika yang diresepkan per pasien
injeksi pada pasien yang mengalami mialgia.
- Persentase injeksi yang diresepkan per pasien
- Persentase obat dari DOEN yang diresepkan
Pelayanan - Rerata waktu konsultasi Dasar pemilihan ketiga penyakit tersebut yaitu :
pasien - Rerata waktu penyiapan obat - Termasuk 10 penyakit terbanyak
- Persentase obat yag diresepkan secara actual - Diagnosis dapat ditegakkan oleh petugas tanpa memerlukan pemeriksaan
- Persentase obat dengan pelabelan cukup penunjang
- Persentase pasien yang memahami regimen obat - Pedoman terapi untuk ketiga diagnosis jelas
Fasilitas - Ketersediaan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) - Tidak memerlukan antibiotika/injeksi
kesehatan - Ketersediaan obat penting - Selama ini ketiga penyakit tersebut berpotensi untuk diterapi secara tidak
rasional.
Target parameter indikator peresepan :
Rerata item/lembar resep
Rata-rata jumlah obat tiap pasien yaitu 2,6 item Rerata item/lembar resep
Persentase obat yang diresepkan menggunakan nama generik yaitu 100% ISPA Diare Myalgia Rata-rata pada bulan Januari 2019
Persentase peresepan antibiotik pada ISPA Non Pneumonia yaitu 20% (1) (2) (3) (4)
Persentase peresepan antibiotik pada Diare Non Spesifik yaitu 8% 3,12 2,48 2,04 2,54
Persentase pemberian injeksi pada mialgia yaitu 1%
R/Obat
Persentase peresepan obat Jumlah lembar resep % R/Generik Th 2018 Total
generik per triwulan IV tahun Total /R Total R/Obat Generik
/R
2018
5517 13199 13096 99,2%
Berdasarkan laporan pada bulan Januari 2019 terkait peresepan penggunaan antibiotik untuk
pasien ISPA non pneumonia di Puskesmas III Denpasar Selatan diketahui besarnya 4%.
Target parameter:
Persentase peresepan antibiotik pada ISPA Non Pneumonia
yaitu 20%
Berdasarkan data per triwulan IV 2018 terkait penggunaan antibiotik pada diare non
spesifik untuk pasien di Puskesmas III Denpasar Selatan diketahui nilai persentasenya
adalah 4%.
Target parameter:
Persentase peresepan antibiotik pada Diare Non Spesifik
yaitu 8%
Berdasarkan data per triwulan IV tahun 2018 di Puskesmas III Denpasar
Selatan terkait penggunaan injeksi pada kasus myalgia adalah 0%.
Target parameter:
Persentase pemberian injeksi pada mialgia yaitu 1%
SKRINING ADMINISTRASI
Resep 1 ➢ Terdapat beberapa komponen yang tidak dicantumkan dalam resep tersebut,
yaitu: nama, SIP, alamat praktek serta nomor telepon dokter penulis resep
➢ Namun hal ini umum ditemukan pada puskesmas dimana umumnya dokter
penulis resep telah diketahui dengan melihat jadwal jaga dokter dan poli
atau unit sumber resep meskipun tidak dicantumkan di dalam resep
SKRINING FARMASETIS
Bentuk Sediaan
• Pasien berusia 35 tahun dimana pasien telah mampu menelan tablet,
maka bentuk sediaan dapat dikatakan telah sesuai
Dosis
• Dosis yang diresepkan sudah sesuai dengan dosis pustaka
Cara dan Lama Terapi
• Untuk antibiotik diberikan dengan jumlah 15 tablet untuk pengobatan
selama 5 hari dimana antibiotik dikonsumsi 3 kali sehari dan harus
dihabiskan hingga jadwal konsumsi hari ke-5
SKRINING KLINIS
Ditinjau:
• Ketepatan indikasi dan dosis obat;
• Duplikasi dan/atau polifarmasi;
• Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain);
• Kontra indikasi; dan
• Interaksi.
Kategori
Nama Sediaan Kandungan Dosis Pustaka Indikasi Efek Samping
Farmakologi
Terapi untuk mencegah atau
250 - 500 mg menyembuhkan infeksi yang Mual, muntah, diare; ruam
Amoksisilin Amoksisilin 500 mg Antibiotik
setiap 8 jam disebabkan oleh bakteri (hipersensitivitas) (Lacy et al., 2008).
(Lacy et al., 2008).
Asam Asam Mefenamat 500 mg tiga kali Anemia, meningkatkan risiko iritasi
Analgesik Antinyeri
Mefenamat 500 mg dalam sehari gastrointestinal (Lacy et al., 2011)
0,5 – 10 mg/hari
Dexamethasone 0,5 Gangguan cairan dan eletrolit dan
Dexamethasone dalam dosis Antiinflamasi Anti radang
mg hiperglikemia (MMN, 2017).
terbagi
Rasa ngantuk, depresi sistim saraf pusat,
Chlorpheniramin Chlorpheniramine 4 mg 4-6 jam max Alergi, menghilangkan rasa dan efek antikolinergik seperti mulut
Antihistamin
e Maleat Malet 4 mg 24mg/hari gatal (MIMS, 2016). kering dan penglihatan kabur (MIMS,
2016).
SKRINING ADMINISTRASI
Resep 2 ➢ Terdapat beberapa komponen yang tidak dicantumkan dalam resep tersebut,
yaitu: nama, SIP, alamat praktek serta nomor telepon dokter penulis resep
➢ Namun hal ini umum ditemukan pada puskesmas dimana umumnya dokter
penulis resep telah diketahui dengan melihat jadwal jaga dokter dan poli
atau unit sumber resep meskipun tidak dicantumkan di dalam resep
SKRINING FARMASETIS
Bentuk Sediaan
• Pasien berusia 22 tahun dimana pasien telah mampu menelan tablet,
maka bentuk sediaan dapat dikatakan telah sesuai
Dosis
• Dosis yang diresepkan sudah sesuai dengan dosis pustaka
Cara dan Lama Terapi
• Pada resep tertera Paracetamol tab 500 mg 3x1 sebanyak 10 tablet yang
artinya cara pemakaiannya adalah obat diminum 3 kali dalam sehari
sebanyak 1 tablet namun waktu minum obat tidak dicantumkan pada
resep, sehingga terapi pengobatannya selama 3-4 hari
SKRINING KLINIS
Ditinjau:
• Ketepatan indikasi dan dosis obat;
• Duplikasi dan/atau polifarmasi;
• Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain);
• Kontra indikasi; dan
• Interaksi.
Nama Kategori
Kandungan Dosis Pustaka Indikasi Efek Samping
Sediaan Farmakologi
Parasetamol Parasetamol 500 Analgesik, antipiretik Terapi untuk meringankan Mual, muntah, iritasi
mg rasa sakit dan demam saluran cerna
(Sweetman, 2009). (Sweetman, 2009).
SKRINING ADMINISTRASI
Resep 3 ➢ Terdapat beberapa komponen yang tidak dicantumkan dalam resep tersebut,
yaitu: nama, SIP, alamat praktek serta nomor telepon dokter penulis resep
➢ Namun hal ini umum ditemukan pada puskesmas dimana umumnya dokter
penulis resep telah diketahui dengan melihat jadwal jaga dokter dan poli
atau unit sumber resep meskipun tidak dicantumkan di dalam resep
SKRINING FARMASETIS
Bentuk Sediaan
• Terdapat dua sediaan yang diminta oleh dokter yaitu Parasetamol berupa
tablet dan Amoxicilin berupa sirup. Berdasarkan pertimbangan tidak
adanya sediaan sirup Paracetamol 250 mg dan keterbatasan stok obat di
Puskesmas sehingga pasien dapat diberikan sediaan Paracetamol
dalam bentuk tablet. Selain itu dilihat dari usia pasien yaitu 9 tahun dan
pasien menyatakan sudah dapat meminum obat tablet. maka bentuk
sediaan sudah sesuai.
Dosis
• Dosis yang diresepkan sudah sesuai dengan dosis pustaka
Cara dan Lama Terapi
• Pada resep pasien diberikan terapi pengobatan selama 5 hari, hal ini
sudah sesuai pustaka dimana pemberian antibiotik untuk terapi infeksi
ringan disarankan adalah 5 hari
SKRINING KLINIS
Ditinjau:
• Ketepatan indikasi dan dosis obat;
• Duplikasi dan/atau polifarmasi;
• Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain);
• Kontra indikasi; dan
• Interaksi.
Kategori
Nama Sediaan Kandungan Dosis Pustaka Indikasi Efek Samping
Farmakologi
Parasetamol tab Parasetamol Pada bayi dan anak ˂12th Analgesik, Terapi untuk meringankan Mual, muntah, iritasi
yang mengalami nyeri atau
500 mg 500 mg demam dosis10-15 mg/kg antipiretik rasa sakit dan demam saluran cerna
tiap 4-6 jam (Sweetman, 2009).
Amoksisilinsirup Amoksisilin Antibiotik Terapi untuk mencegah Mual, muntah, diare;
250-500 mg setiap 8 jam
kering 125 mg/5 ml atau menyembuhkan infeksi ruam
sekali
125mg/5ml yang disebabkanolehbakteri (hipersensitivitas
SKRINING ADMINISTRASI
Resep 4 ➢ Terdapat beberapa komponen yang tidak dicantumkan dalam resep tersebut,
yaitu: nama, SIP, alamat praktek serta nomor telepon dokter penulis resep
➢ Namun hal ini umum ditemukan pada puskesmas dimana umumnya dokter
penulis resep telah diketahui dengan melihat jadwal jaga dokter dan poli
atau unit sumber resep meskipun tidak dicantumkan di dalam resep
SKRINING FARMASETIS
Bentuk Sediaan
• Bentuk sediaan yang tertulis dalam resep yaitu tablet. Jika dilihat dari
umur pasien yaitu 35 tahun, dimana pasien telah mampu menelan tablet,
maka bentuk sediaan dapat dikatakan telah sesuai
Dosis
• Dosis yang diresepkan sudah sesuai dengan dosis pustaka
Cara dan Lama Terapi
• Pada resep pasien diberikan terapi pengobatan selama 5 hari, hal ini
sudah sesuai pustaka dimana pemberian antibiotik untuk terapi infeksi
ringan disarankan adalah 5 hari
SKRINING KLINIS
Ditinjau:
• Ketepatan indikasi dan dosis obat;
• Duplikasi dan/atau polifarmasi;
• Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain);
• Kontra indikasi; dan
• Interaksi.
Kategori
Nama Sediaan Kandungan Dosis Pustaka Indikasi Efek Samping
Farmakologi
250-500 mg setiap 8 Terapi untuk mencegah atau Mual, muntah, diare; ruam
Amoksisilin 500 menyembuhkan infeksi yang (hipersensitivitas) (Lacy et al, 2008).
Amoksisilin jam sekali (Lacy, Antibiotik disebabkan oleh bakteri
mg
2011).
500 mg tiga kali Anemia, meningkatkan risiko iritasi
Asam gastrointestinal (Lacy et al., 2011)
Asam Mefenamat Mefenamat 500 dalam sehari Analgesik Antinyeri
mg
(Sweetman, 2009).
0,5 – 10 mg/ hari. Insomnia, mual, perut kembung,
Dexamethasone keringat berlebih, sakit kepala dan
Dexamethasone Dalam dosis terbagi Antiinflamasi Anti radang kelemahan otot (MIMS, 2019)
0,5 mg
(MMN, 2017).
SKRINING ADMINISTRASI
Resep 5 ➢ Terdapat beberapa komponen yang tidak dicantumkan dalam resep tersebut,
yaitu: nama, SIP, alamat praktek serta nomor telepon dokter penulis resep
➢ Namun hal ini umum ditemukan pada puskesmas dimana umumnya dokter
penulis resep telah diketahui dengan melihat jadwal jaga dokter dan poli
atau unit sumber resep meskipun tidak dicantumkan di dalam resep
SKRINING FARMASETIS
Bentuk Sediaan
• Pasien berusia 46 tahun dimana pasien telah mampu menelan tablet,
maka bentuk sediaan dapat dikatakan telah sesuai
Dosis
• Dosis yang diresepkan sudah sesuai dengan dosis pustaka
Cara dan Lama Terapi
• Pada resep pasien diberikan terapi pengobatan selama 3 hari untuk
Asam mefenamat, Dexamethasone, dan CTM. Sedangkan untuk antibiotik
diberikan dengan jumlah 15 tablet untuk pengobatan selama 5 hari
dimana antibiotik dikonsumsi 3 kali sehari dengan selang waktu 8 jam
dan harus dihabiskan hingga jadwal konsumsi hari ke-5.
SKRINING KLINIS
Ditinjau:
• Ketepatan indikasi dan dosis obat;
• Duplikasi dan/atau polifarmasi;
• Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain);
• Kontra indikasi; dan
• Interaksi.
Kategori
Nama Sediaan Kandungan Dosis Pustaka Indikasi Efek Samping
Farmakologi
Asam Asam Analgeik Anti nyeri Anemia, meningkatkan risiko iritasi gastro
500 mg tiga kali
mefenamat 500 mefenamat 500 intestinal (Lacy et al., 2011)
dalam sehari
mg mg
Dexamethasone Dexamethasone 0,5 – 10 mg/ Antiinflamasi Anti radang Insomnia, mual, perut kembung, keringat
0,5 mg 0,5 mg hari. Dalam berlebih, sakit kepala dan kelemahan otot
dosis terbagi (MIMS, 2019)
Kesimpulan
Tupoksi apoteker di Puskesmas III Denpasar Selatan terdiri dari pengelolaan obat dan pelayanan
kefarmasian. Manajemen sistem pengelolaan obat meliputi perencanaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, pencatatan dan pelaporan. Terkait penanganan obat yang rusak atau telah kadaluwarsa, pihak
Puskesmas III Denpasar Selatan hanya memuat laporan terkait obat-obat yang telah kadaluwarsa atau yang
rusak, sedangkan proses pemusnahan dan penghapusan obat dilakukan oleh pihak UPT. Pengawasan
Farmasi dan Makanan sesuai dengan laporan yang dibuat oleh pihak Puskesmas III Denpasar Selatan.
Selain pengelolaan obat, peran apoteker lainnya di Puskesmas yaitu pelayanan kefarmasian yang dimulai
dari skrining resep, penyiapan obat (compounding), penyerahan obat (dispensing), pemberian informasi
obat, dan KIE.
Saran
Selama melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas III Denpasar Selatan terdapat beberapa saran yang kami
ajukan dan diharapkan saran ini dapat membantu meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan obat dan pelayanan
farmasi di Puskesmas III Denpasar Selatan. Adapun saran tersebut diantaranya:
1. Perlu ditambah sumber daya manusia khsusunya Apoteker di Puskesmas III Denpasar Selatan sebagai upaya
meningkatkan dan mengoptimalkan manajemen pengelolaan obat dan pelayanan kefarmasian di Puskesmas III
Denpasar Selatan, mengingat beban kerja yang besar tidak diikuti dengan ketersediaan sumber daya manusia yang
memadai.
2. 2. Klip obat di Puskesmas III Denpasar Selatan perlu ditambahkan nama obat dan kegunaan oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian yang bertugas dalam penyerahan obat kepada pasien, untuk mengurangi kesalahan pasien menaruh obat
di dalam klip, dan tidak tejadi kesalahan minum obat.