3. Fase pemilihan Merupakan fase seleksi alternatif atau tindakan yang dilakukan dari
alternatif-alternatif tersebut. Alternatif yang dipilih kemudian diputuskan dan
dilaksanakan. Jadi merupakan kegiatan memilih tindakan atau alternatif tertentu dari
bermacam-macam kemungkinan yang akan ditempuh.
1.Jelaskan pengertian dari :
a.Keputusan
Keputusan merupakan tahap akhir dalam pemecahan masalah dan menjadi solusi
dalam suatu permasalahan. Keputusan yang tepat berasal dari pemilihan alternatif-
alternatif yang dipertimbangkan secara matang baik dari dampak negatif maupun
manfaatnya.
b.Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan menurut Horold dan Cyril O’Donnell adalah pemilihan diantara
alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana
tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
c.Teori Pengambilan keputusan
Teori pengambilan keputusan merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara memilih
alternatif yang tepat yang akan dijadikan sebuah keputusan.
2.Sebutkan dan jelaskan secara singkat fungsi dan tujuan teori pengambilan
keputusan
a.Fungsi
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah
mempunyai fungsi antara lain:
1.Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara lnstitusional maupun secara
organisasional.
2.Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang
akan dating, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama
b.Tujuan
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada
kaitannya dengan masalah lain
2.Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil itu
sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif atau yang
bersifat tidak kontradiktif.
3.Ada beberapa unsur atau komponen dari pengambilan keputusan, sebutkan
unsur-unsurnya
a.Tujuan dari pengambilan keputusan
b.Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
c.Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/ diluar
jangkauan manusia
d.Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan
keputusan
4.Menurut George R. Tery ada beberapa hal yang menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan, sebutkan dan jelaskan dasar-dasar pengambilan
keputusan tersebut
George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan, yaitu:
a.Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang
berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam pengambilan keputusan
berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif
pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena
seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.
b.Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-
buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
c.Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan
terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang
yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka
waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan
sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati
permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan
d.Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap
pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan
yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
e.Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan
bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara
rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal.
4. Keputusan Fungsional
Keputusan jenis ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan atau penyelenggaraan
tugas pokok, dan mencakup penyediaan logistic, penyediaan fasilitas, atau pemecahan
masalah-masalah teknis kualitatif atau kuantitatif.
Keputusan fungsional ini diambil oleh anggota-anggota organisasi yang memiliki
kedudukan fungsional, yakni kedudukan membantu pimpinan lini atau pimpinan
komando.
5. Keputusan rutin
Keputusan rutin merupakan keputusan yang diambil untuk menangani atau
menyelesaikan problema rutin, yakni masalah yang terjadi secara berkala atau teratur,
dan datangnya dapat diperhitungkan ataupun diperkirakan secara relatif tepat.
Dalam mengembangkan sistem kerja atau sistem operasional, pekerjaan atau kegiatan
harus dijadikan rutin karena:
· Memberikan ketenangan kerja, sehingga anggota-anggota organisasi dapat
mengadakan persiapan yang sebaik-baiknya, dimana hal tersebut dapat meningkatkan
mutu kerja.
· Memberikan kesempatan pada pimpinan kerja untuk mengembangkan prosedur-
prosedur dan tata kerja yang dapat dibakukan, dimana hal tersebut mempermudah
penyediaan peralatan (equipment) dan bahan-bahan kerja sehingga dapat menekan
biaya operasi
· Memberikan kesempatan pada para karyawan untuk mengembangkan
kebiasaan-kebiasaan serta keterampilan-keterampilan mereka yang dapat
meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya operasi
Namun, dalam pelaksanaan pekerjaan maupun kegiatan yang rutin seperti ini dapat
menimbukan bahaya, yakni dapat memicu adanya kecenderungan orang untuk
melawan tindakan pimpinan yang mengadakan perubahan-perubahan untuk
menyesuaikan keadaan organisasi dan operasi kepada perubahan-perubahan yang
terjadi pada lingkungan atau situasi organisasi.
6. Keputusan non-rutin
Keputusan non-rutin merupakan keputusan yang bukan pengulangan dari pola atau
bentuk atau isi dari keputusan-keputusan sebelumnya. Keputusan jenis ini cenderung
lebih mengeluarkan biaya, tenaga dan pikiran yang relatif lebih mahal daripada
keputusan rutin. Oleh karena hal itu, semaksimal mungkin masalah pekerjaan dalam
organisasi sebaiknya dijadikan pekerjaan rutin.