Anda di halaman 1dari 6

Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

Public Health Perspective Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PREVENTIONOf MOTHER TO


CHILD TRANSMISSION ( PMTCT ) PADA IBU HAMIL DI KOTA
TANJUNGPINANG

Putri Yuriati1, OktiaWoro Kasmini Handayani2, EunikeRaffy Rustiana2

1.
Akbid Anugerah Bintan Tanjungpinang, Indonesia.
2.
Prodi Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, UniversitasNegeri Semarang, Indonesia.

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tanjungpinang jumlah ibu hamil yang melakukan skrening HIV di
Diterima 2 Februari 2016 Puskesmas se-kota Tanjungpinang tahun 2013 jumlah 6.697 orang, yang melakukan skrening HIV sebanyak
Disetujui 8 Maret 2016 1977. Program PMTCT ini telah berjalan sejak tahun 2008, sehingga diperlukan penguatan program
baikdariefisiensi, efektifitasdan lain-lain. Tujuan penelitian ini menjelaskan UntukmengevaluasiPelaksanaan
Dipublikasikan 2 Juni
Kegiatan PMTCT Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kota Tanjungpinang.Jenis penelitian ini deskriptif dengan
2016
metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam pada informan utama Kepala
________________ puskesmas , Kepala KIA, Bidan, perawat, ibu hamil, dan informan triangulasi Kepala puskesmas, Bidan
Keywords: Pelaksana, dan Kepala P2PL Dinas Kesehatan Kota.Hasil penelitian dalam pelaksanaan kegiatan pelaksanaan
Evaluasi; Pelaksanaan; PMTCT sudah baik, hal ini terlihat dari standar input ( jumlah tenaga sudah memenuhi, tenaga kesehatan sudah
terampil, fasilitas memadai, peralatan terpenuhi namun belum terkalibrasi, sudah adanya kebijakan baik dalam
PMTCT
bentuk SOP, SK ataupun protap), standar proses ( tahap persiapan sudah baik, namun dalam pengembangan staf
____________________
perlu terprogram secara pasti, pengorganisasian perlu disusun, pelaksanaan sudah berjalan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan, Standar output (cakupankunjungan ANC meningkat, serta penularan bayi dengan
HIV kecil). Diharapkan Dinas Kesehatan mengalokasikan alat pemeriksaan yang telah terkalibrasi, serta
dibuatkan jadwal untuk pengembangan staf, dan untuk puskesmas tersedianya struktur organisasi kegiatan.

Abstract
___________________________________________________________________
Based on the data from Public Health CenterTanjungpinang, the number of pregnant women who went through screenings for
HIV in public health centers throughout Tanjungpinang in 2013 reached up to 6697 people, 1977 of them were screened for
HIV. The PMTCT has been running since 2008, so it needs more reinforcement for this program in terms of efficiency,
effectiveness, and so on. The purpose of this study was to evaluate the Implementation PMTCT On Pregnant Women in
Public Health Centers in Tanjungpinang. This study is a descriptive study that adopts qualitative method. Data was collected
using in-depth interviews on key informants; the head of the Public Health Center, the chief of KIA (Mother and Child
healthcare), midwives, nurses, pregnant women, and the triangular informants; the head of the public health center, the
executive midwife, and the chief of P2PL. The results showed the implementation of PMTCT activities was good, it can be seen
from the input standard (the number of health workers that already met the standard, highly skilled health workers, adequate
facilities, health equipments that met the standard, however, they were not well calibrated, they already had their policies in the
form of either SOP or SK ), process standard (preparation was good, however, the staff development needs to be programmed
more properly, the PMTCT activity organizing was already carried out, the implementation of PMTCT activities was already
underway in accordance with the established procedures, while the Standard output (increasing ANC visit coverage, and the
small number of infants infected with HIV). DKK needs to allocate calibrated health screening equipments and needs to
program a schedule and Public Health Centers need to create a necessary organizational structure.

© 2016UniversitasNegeri Semarang


Alamatkorespondensi: p-ISSN 2528-5998
JL. Nusantara, Km. 13, Kepulauan Riau
e-ISSN 2540-7945
E-mail: putri_yuriati@yahoo.com

29
Putri Yuriati, dkk./ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

PENDAHULUAN
mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai
(Acquired Immune Deficiency Syndrom ( dengan 2013 yang berjumlah 456 menjadi 925
AIDS ) yaitu penyakit yang disebabkan oleh kasus.
Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang Berdasarkan hasil rapat koordinasi komisi
menyebabkan menurunnya system kekebalan pemberantasan AIDS Kota Tanjungpinang,
tubuh atau imunitas tubuh. Penyakit ini faktor penularan utama adalah heteroseksual.
ditularkan melalui seksual, jarum suntik, Hasil skrining HIV untuk ibu hamil yang
transfusi dan dari ibu ke bayinya. HIV juga dilakukan di 6 Puskesmas Kota Tanjungpinang
dapat menular ibu HIV positif kepada bayinya pada bulan Juli 2010 dan November 2011,
pada saat dikandungan dan persalinan yang dengan sampel 700 orang ibu hamil, ditemukan
disebut “ Mother to Child Transmission ( MTCT )/ 3 orang ibu hamil positif HIV 2010 dan 4 orang
penularan Ibu ke Anak ( PIA )” ( Permenkes, ibu hamil positif HIV 2011. Data yang diperoleh
2013 ). Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke mulai Januari sampai Juli 2015, jumlah ibu
Anak (PPIA) atau Prevention Mother to Child hamil risiko rendah yang diperiksa di Puskesmas
Transmission ( PMTCT ) merupakan program Se-Kota Tanjungpinang berjumlah 1329, dan
pemerintah untuk mencegah penularan virus ditemukan 7 ibu hamil positif HIV. Secara
HIV dari ibu ke bayi yang dikandungnya. Pada kumulatif, didapatkan 126 kasus HIV/AIDS,
pertemuan United Nation General Assembly Special kondisi yang meninggal sebanyak 21 kasus.
Session on HIV/AIDS ( UNGASS ) ( 2007 ) para Kota Tanjungpinang sudah mulai melaksanakan
ahli kesehatan berkomitmen untuk program PMTCT di pusat kesehatan
menurunkan 20% bayi yang terinfeksi masyarakat. Program PMTCT di
HIV/AIDS pada tahun 2005, dan 50% sampai Tanjungpinang telah berjalan sejak tahun 2008,
dengan tahun 2010, serta menjamin 80% ibu sehingga diperlukan penguatan program baik
hamil yang berkunjung ke pelayanan antenatal dari efisiensi, efektifitas dan lain – lain. Dari
care (ANC ) untuk mendapat konseling dan dasar itulah dilakukan penelitian terhadap hasil
pelayanan pencegahan HIV/AIDS ( Philippe, dari program ini, untuk perbaikan di masa yang
2009 ). Menurut Cunningham FG ( 2001 )HIV akan datang. Dimana tujuan Tujuan penelitian
dalam kehamilan merupakan salah satu masalah ini menjelaskan Untuk mengevaluasi
utama dalam bidang obstetri. Menurut hasil Pelaksanaan Kegiatan PMTCT Pada Ibu Hamil
penelitian dari Beers (1999 ) risiko infeksi bayi di Puskesmas Kota Tanjungpinang.
baru lahir dari ibu HIV- seropositif diperkirakan
13 hingga 39%. Kebanyakan anak-anak yang METODE
terinfeksi bertahan hidup hingga usia 5 Tahun.
Berdasarkan WHO ( 2010 ) penularan Pendekatan dalam Penelitian ini adalah
infeksi HIV menjadi pandemik di dunia, Kualitatif dengan desain penelitian Studi Kasus
diperkirakan 5,1 juta anak di dunia terinfeksi ( Sugiyono, 2015; Saryono, 2013). Penelitian ini
HIVdan sebagian besar penderita tersebut merupakan penelitian kualitatif di Puskesmas
tertular melalui penularan dari ibu ke anak. Kota Tanjungpinang. Informan awal ditentukan
Berdasarkan laporan tercatat jumlah infeksi HIV dengan teknik purposive sampling. Metode
yang dilaporkan sebanyak 7.335 orang dan pegumpulan data diperoleh melalui wawancara
jumlah AIDS yang dilaporkan sebanyak 176 mendalam (indepth interview), observasi dan
orang dari bulan Juli sampai dengan September dokumentasi terhadap 5 informan awal yang
2014. Secara kumulatif sampai dengan tahun terdiri dari kepala puskesmas, bidan koordinator
2014, jumlah infeksi HIV tercatat sebanyak KIA, bidan, perawat, analis laboratorium, ibu
150.296 kasus dan jumlah penderita AIDS hamil. Keabsahan data dilakukan pada Tiga
dilaporkan sebanyak 55.799 orang ( Depkes, informan triangulasi yang terdiri Kepala
2014 ). Jumlah infeksi HIV di Kepulauan Riau Puskesmas, Kepala P2PL Dinas Kesehatan Kota

30
Putri Yuriati, dkk./ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

Tanjungpinang, dan Bidan Pelaksana.. Teknik secra teratur, terencana dan kontiyu, melaui
analisa data mengunakan metode content analysis pelatihan atau sekolah berkelanjutan.
( analisis isi ) yaitu penumpulan data, Selain kegiatan diatas, puskesmas juga
mereduksi, penyejian data, dan menerik memberikan layanan seperti imunisasi untuk
kesimpulan. ibu, pemeriksaan IMS, pemberian suplemen zat
besi yang dapat meningkatkan status kesehatan
HASIL DAN PEMBAHASAN ibu hamil, termasuk ibu hamil HIV positif.
Namun berdasarkan hasil wawancara
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan puskesmas belum menjangkau dalam
dalam pelaksanaan kegiatan PMTCT di keterlibatan suami atau pasangannya. Menurut
Puskesmas Tanjungpinang yaitu dengan Hasil penelitian Nyondo et al ( 2014 ), bahwa
memberikan pelayanan KIA yang keterlibatan suami/laki–laki sangat penting
komprehensip, pelaksanaan konseling dan Tes dalam kegiatan pencegahan penularan HIV dari
HIV, dan Tes Diagnostik HIV termasuk dalam ibu ke bayi. Jones et al, mengemukakan bahwa
kategori baik, hal ini hal ini dapat dilihat dari Menerapkan pencegahan komprehensif
beberapa kegiatan antara lain : penularan dari ibu ke anak dan pencegahan HIV
untuk pasangan Afrika Selatan didapatkan 90
Pelayanan KIA Yang Komprehensip sampai 95 % melalui terlibat perempuan dan
Berdasarkan hasil penelitian dalam pasangan hal ini secara signifikan akan
memberikan pelayanan KIA yang komprehensip mengurangi kejadian HIV pada bayi .
di puskesmas mulai dari pra persalinan, pasca
persalinan, serta kesehatan anak. Dalam Pelaksanaan konseling dan Tes HIV
pelayanan pra persalian yaitu pelayanan ANC Dalam pelaksanaan konseling dan tes
sudah sesuai dengan standar pelayanan HIV, perlu dilakukan konseling pre tes yang
antenatal, yang ditetapkan dalam standar diberikan oleh bidan Puskesmas untuk
pelayanan kebidanan meliputi anamnesa, kesediaan ibu hamil dalam menjalani tes
pemeriksaan fisik ( umum dan kebidanan ), sukarela dan konseling post tes bertujuan untuk
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, memberikan penjelasan hasil tes kepada ibu (
serta intervensi umum dan khusus. Hal ini Depkes, 2010 ). Berdasarkan hasil penelitian
didukung dengan adanya jumlah tenaga kegiatan ini sudah berjalan dengan baik hal ini
kesehatan sudah mencukupi yang terdapat 5 dapat di lihat dari seluruh tenaga kesehatan
bidan dalam pelayanan di KIA, terdapat satu telah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan
tenaga analis yang di tugaskan di laboratorium, tentang pelaksanaan PMTCT dari dinas
sebagian besar sudah berpendidikan D3 kesehatan, adanya tim kerja dalam kegiatan,
Kebidanan dan telah mempunyai sertifikat APN adanya tenaga konselor yang sudah terlatih di
serta berpendidikan sesuai dengan profesinya. Puskesmas, adanya sosialisasi PMTCT oleh
Untuk pemeriksaan laboratorium didukung bidan kepada ibu hamil yang melakukan
dengan perlengkapan alat–alat yang di gunakan kunjungan dan pemeriksaan dipuskesmas, baik
telah tersedia, dan adanya kebijakan dan melalui penyuluhan kelompok ( kelas ibu hamil
berbagai regulasi yang menjadi landasan dalam ) ataupun secara induvidu dengan menggunakan
pelaksanaan kegiatan baik dalam bentuk SOP, gambar. Dalam pemberian sosialisasi tidak
SK ataupun protap. Menurut Ghufron, dalam hanya terfokus dalam pemeriksaan HIV saja,
memberikan pelayanan perawat serta bidan melainkan sifatnya menyeluruh tentang hal–hal
harus mempunyai kemampuan dan yang harus di periksa pada ibu hamil seperti, tes
keterampilan, sikap dan kepribadian yang sesuai Hb, golongan darah, tes hepatitis, sampai tes
dengan tuntutan profesi, untuk itu tenaga HIV, serta menjelaskan maksud dan tujuan
kesehatan harus dipersiapkan dan ditingkatkan dilakukan pemeriksaan, dengan begitu sebagian

31
Putri Yuriati, dkk./ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

besar ibu hamil bersedia untuk melakukan tes peralatan serta kebijakan dan prosedur. Standar
HIV. proses adalah penilaian yang menitik beratkan
Sehubungan dengan pelaksanaan post tes, pada pelaksanaan program, hal ini mencakup
penyampaian hasil dilakukan di ruangan mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian
tertutup agar tetap terjaga kerahasiaannya dan dan pelaksanaan program. Standar output adalah
dilakukan oleh konselor. Apabila hasil dari tes penilaian terhadap hasil dari pelaksanaan suatu
tersebut negative bidan tetap memberikan program yaitu cakupan kunjungan ANC
konseling untuk menjaga tetap negative selama meningkat dan penularan bayi dengan
kehamilan menyusui dan seterusnya, jika HIV/AIDS menurun.
sebaliknya hasil tes positif bidan selaku konselor
memberikan saran untuk mengikuti konseling Standar input
berlanjut, pengobatan dan persiapan persalinan. Berdasarkan Sumber daya manusia yang
Hal ini telah sesuai dengan pedoman penerapan mencakup kuantitas dan kualitas. Hasil dari
tes dan konseling HIV. penelitian untuk tenaga kesehatan sudah
tercukupi dan sesuai dengan pedoman Nasional
Tes Diagnostik HIV . untuk tenaga kesehatan telah mendapatkan
Dalam pelaksanaan tes dianostik HIV pelatihan PMTCT, dan berpendidikan sesuai
sudah berjalan dengan baik, hal ini sesuai dengan profesinya. Hal ini sejalan dengan
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa penelitian dari Hanevi, yang menyatakan bahwa
sudah tersedianya layanan laboratorium dengan meningkatkan mutu pendidikan tenaga
kesehatan pemeriksaan HIV, alat–alat yang kesehatan dan pelatihan berdasarkan
memadai, tenaga kesehatan yang terlatih sesuai kompetensi profesi akan menghasilkan tenaga
dengan profesinya, adanya dukungan dari kesehatan yang memiliki kinerja sesuai dengan
pimpinan, adanya kerja sama antar tim pelakana kebutuhan pelayanan kesehatan serta dapat
kegiatan, serta adanya koordinasi antar tim memuaskan pasien atau masyarakat.
pelaksana. Berdasarkan Sumber daya Keuangan, kegiatan
Dalam pemeriksaan tes HIV puskesmas ini dapat bantuan dana dari Global Fund ( GF )
menggunakan rapid tes yang disediakan oleh dan dana APBD, sehingga kegiatan dapat
kementrian kesehatan. Namun disarankan untuk berjalan dengan baik. Untuk Fasilitas dan
sarana kesehatan yang memiliki fasilitas yang peralatan, Berdasarkan kemenkes RI, No
lebih baik , tes HIV bisa di konfirmasi dengan 241/Menkes/SK/IV/2006 tentang standar
pemeriksaan ELISA. pelayanan laboratorium kesehatan pemeriksaan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka HIV, dan peralatan yang dibutuhkan dalam
dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu pemeriksaan HIV. Hasil penelitian menunjukan
program/kegiatan PMTCT di puskesmas sudah tersedianya pelayanan laboratorium serta
Tanjungpinang tidak dapat dilepaskan dari ala –alat yang menunjang dalam kegiatan ini,
keberadaan dari kuantitas dan kualitas tenaga namun untuk alat belum terkalibrasi. ini juga
kesehatan sebagai pelaksana, ketersediaan sejalan dengan yang dikemukakan Rit dan
sumber daya yang mencukupi kebutuhan, Gomery dalam Sari, bahwa peralatan dan
sarana dan prasarana, kebijakan pendukung sarana merupakan hal yang sangat penting
yang jelas serta aspek dukungan yang diberikan dalam melakukan suatu kegiatan pelayanan di
baik oleh pemimpin maupun rekan kerja. puskesmas, hanya alat tersebut belum
Sesuai dengan teori evaluasi menurut terkalibrasi. Berdasarkan Kebijakan dan
Azwar, penilaian suatu kegiatan sangat prosedur, Hasil penelitian didapatkan Adanya
dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu dilihat kebijakan dan berbagai regulasi yang menjadi
standar input, proses, dan output. Standar input landasan dalam pelaksanaan kegiatan baik
adalah penilaian terhadap masukan yaitu dalam bentuk SOP, SK ataupun protap.
kuantitas dan kualitas SDM, dana, fasilitas dan

32
Putri Yuriati, dkk./ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

Standar Proses jumlah bayi yang positif bisa kecil sekali, hal ini
Standar ini terdiri dari tahap perencanaan dilihat dari pemantauan dari puskesmas yang
(persiapan awal dan pengembangan staf ), bekerja sama dengan klien atas tindakan yang
Organizing ( Struktur Organisasi ), dan sesuai dengan prosedur.
Pelaksanaan Program ( pelaksanaan protap ).
Dalam tahap perencanaan, berdasarkan SIMPULAN
hasil penelitian didapatkan tenaga kesehatan
sudah mendapatkan pelatihan serta sosialisasi Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
dari dinas terkait dalam pelaksanaan PMTCT pelaksanaan kegiatan PMTCT di Puskesmas
dan sosialisasi kepada ibu hamil juga oleh bidan Tanjungpinang sudah baik hal ini terlihat dari
sudah dilakukan dalam bentuk kelompok komponen input ( kuantitas dan kualitas SDM,
ataupun induvidu. Untuk pengembangan staf dana, kebijakan dan prosedur sudah baik ,
dengan diadakannya pelatihan untuk tenaga namun untu peralatan belum terkalibrasi),
kesehatan, hanya pelaksanaan secara pasti perlu komponen proses ( Tahap persiapan sudah baik,
terprogram/terjadwal. Serta udah terbentuknya pengorganisasian belum terstruktur baik,
Tim kerja dalam pelaksanaan kegitan sesuai pelaksanaan kegiatan sudah sesuai dengan
dengan SOP. Hal ini sejalan dengan penelitian protap) sedangkan dari komponen output
Mujayanah ( 2011 ) yang menyatakan bahwa (didapatkan cakupan kunjungan ANC di
peran petugas kesehatan sangat mempengaruhi Puskesmas setiap tahun meningkat dan ibu
keberhasilan dalam suatu pelayanan kesehatan hamil yang datang ke puskesmas sudah di
di Puskesmas. berikan penyuluhan dan tes HIV serta
Dalam tahap Organizing ( Struktur progresnya setiap tahun meningkat terus. Serta
Organisasi ),berdasarkan hasil penelitian di jumlah bayi yang positif bisa kecil sekali, hal ini
dapatkan dalam pelaksanaan kegiatan sudah ada dilihat dari pemantauan dari puskesmas yang
tim kerja/ pesonilnya, namun untuk struktur bekerja sama dengan klien atas tindakan yang
belum di buat secara nyata. Jika dilihat dari SK sesuai dengan prosedur).
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan adalah Kepala Puskesmas yang DAFTAR PUSTAKA
sekaligus menjadi dokter klinik.
Dalam pelaksanaan Program ( Azwar, A. 1994. Program
pelaksanaan protap ), berdasarkan hasil MenjagaMutuPelayananKesehatan
penelitian didapatkan tenaga kesehatan dalam (AplikasiPrinsipLingkaranPemecahanMa
melakukan kegiatan sudah sesuai dengan protap salah). YayasanPenerbitIDI,Jakarta.
yang ada, sesuai dengan buku pedoman dari Beers MH, Berkow R. 1999. Human
Kemenkes. immunodeficiency virus infection. In:
The Merck Manual of Diagnosis and
Standar Output Theraphy. 17 th ed. West Point: Merck
Hasil yang diperoleh dari sebuah and co. p.1312-23
proses, dalam system pelayanan kesehatan Best K. Family Planning and the Prevention of
hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang mother-to-child transmission of HIV.
berkualitas, efektif dan efesien serta dapat Available from: http://www.fhi.org.
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Brasher, V.L.
sehingga pasien sembuh dan sehat optimal. 2008.AplikasiKlinisPatologifisiologis.
Hasil penelitian didapatkan cakupan kunjungan PemeriksaandanManagemen.PenerbitBu
ANC di Puskesmas setiap tahun meningkat dan kuKedokteran, Jakarta.
ibu hamil yang datang ke puskesmas sudah di Cunningham FG, Gant NF, Lereno KJ,
berikan penyuluhan dan tes HIV serta Gilstrap III LC, Hanth JC, Wenstrom
progresnya setiap tahun meningkat terus. Serta KD. 2001. Editors. Infection.In : William

33
Putri Yuriati, dkk./ Public Health Perspective Journal 1 (1) (2016)

obstetric. 21 sted. New York: Mc Graw- Kementeriankesehatan RI. 2013.


Hill.p.1498-1504 PedomanPencegahanPenularan HIV
DepartemenKesehatan RI. 2014. dariIbukeAnak. Jakarta.
LaporanPerkembangan HIV/AIDS Mujayanah,U, Mifbakhuddin, &Kusumawati,E.
trIwulanII 2011.
DirektoratJenderalPengendalianPenakitd “HubunganAntaraPengetahuanDenganSi
anPenyehatanLingkungan, Jakarta. kapIbuHamilPada program Antenatal
Ghufron, A. 2007 Care IntegrasiTerhadap Prevention Of
StrategiTerkiniPeningkatanMutuPelayan Mother to Child Hiv Transmission (
anKesehatan. PMTCT ) Di Puskesmas Halmahera kota
PusatPengembanganSistemPembiayaand Semarang”. UniversitasMuhammadiyah
anJaminanKesehatan FK UGM, Semarang.
Yogyakarta. Nyondo et al. Exploring the relevance of male
Hanevi. 2006. Penerapan Clinical involvement in the prevention of mother
GevormanceMelalui ISO 9000. Jakarta. to child transmission of HIV services in
Hardon, A.P., Oosterhoff, P., Imelda, J.D., Blantyre, Malawi. BMC International
Anh, N.T. &Hidayana, I. 2009. Health and Human Rights 2014, 14:30
Preventing mother-to-child transmission http://www.biomedcentral.com/1472-
of HIV in Vietnam and Indonesia: 698X/14/30
Diverging care dynamics. Social Philippe, M. 2009. Improving mother’s acces
Science and Medicine, 69(6):838-45. to PMTCT program in West Africa: a
James, E. public health perspective. Social
2004.PanduanEvaluasiKinerjaKaryawan. Science and Medicine, 69(6):807-12.
PrestasiPustaka Publisher, Jakarta. Sari, RK. 2008.
Jones et al. Implementing comprehensive “EvaluasiPelaksanaanKegiatanBalaiKese
prevention of mother-to-child hatanIbudanAnakKhususnyaTumbuhKe
transmission and HIV prevention for mbangAnakSebagaiBagian Program
South African couples: study protocol for RumahSakitSayangIbudanBayi Di
arandomized controlled Trials 2014, Rumahsakit Islam Sultan Agung
15:417 Semarang”. Tesis.Semarang : Program
http://www.trialsjournal.com/content/1 Studi Magister
5/1/ IlmuKesehatanMasyarakatManajemenKe
KementerianKesehatan RI, sehatanIbudanAnak.
DirektoratJenderalPengendalianPenyakit Saryono,
danPenyehatanLingkungan. 2013.MetodologiPenelitianKualitatifdan
PedoamanPenerapanTesdanKonseling KuantitatifDalamBidangKesehatan.
HIV Terintegrasi Di SaranaKesehatan. Yogyakarta: NuhaMedika
Jakarta Sugiyono, 2015.MetodePenelitianPendidikan(
KementerianKesehatan RI. 2011. PendekatanKualitatif, Kualitatifdan R
PedomanNasionalTatalaksanaTerapi &D ). Bandung :CVAlfabeta
Antiretroviral. Jakarta. World Health Organization. 2010. Antiretroviral
KementerianKesehatan RI. 2011. therapy of HIV infection in infants and
PedomanNasionalPencegahanPenularan children: towards universal access:
HIV dariIbukeAnak. Jakarta recommendations for a public health
approach.

34

Anda mungkin juga menyukai