Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kondisi alam sekarang sudah sangat memprihatinkan. Salah

satunya karena pemanasan global yang disebabkan oleh hasil pembakaran

pada motor bakar yang tidak sempurna. Gas bekas yang keluar dari knalpot

kendaraan bermotor mengandung unsur – unsur yang berbahaya bagi

kesehatan serta dapat merusak lingkungan. Salah satu polutan dari gas bekas

hasil pembakaran yang mengotori lingkungan adalah SO2. Gas ini terbentuk

karena hasil dari proses pembakaran bahan bakar yaitu solar, yang bereaksi

membentuk SO2.

Solar adalah jenis destilat yang dihasilkan dari proses pengolahan

minyak bumi, berwarna coklat jernih dengan trayek titik didih 250 oC – 350
o
C, dengan kandungan senyawa hidrokarbon C15 – C17. Solar digunakan

sebagai bahan bakar mesin diesel. Contoh mesin diesel ini misalnya pada

bus, mobil mesin diesel, kapal motor, mesin – mesin diesel pada industri dan

lain – lain (Mardono,2003).

Adanya sulfur dalam bahan bakar solar harus mendapatkan

perhatian serius. Hal ini karena, jika kandungan sulfur dalam bahan bakar

solar tinggi, maka dapat menyebabkan korosi pada silinder, cincin torak,

bantalan, dan saluran gas hasil pembakaran. Kandungan polutan gas buang

dari kendaraan bermotor paling banyak dipengaruhi oleh kesempurnaan

proses pembakaran di dalam silinder (Mardiansyah,2001).

1
2

Kecenderungan kualitas solar di dunia internasional pada saat

sekarang ini adalah bergerak ke arah low sulfur diesel fuel atau bahkan sama

sekali tidak terdapat sulfur dalam solar. Di Indonesia, kandungan sulfur

yang diperbolehkan adalah 0,25 % m/m (2500 ppm). Nilai tersebut masih

jauh jika dibandingkan dengan spesifikasi standar yang ditetapkan oleh

World Wide Fuel Charter (WWFC) kategori II sebesar 0,03% m/m (300

ppm) dan kategori III sebesar 0,003 % m/m (30 ppm) (Mardiansyah, 2001).

Minyak Solar hasil produksi sebelum dipasarkan harus melalui

serangkaian pengujian. Pengujian solar ini dilakukan berdasarkan standar

dan mutu (spesifikasi) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Standar dan

mutu (spesifikasi) solar yang berlaku di Indonesia didasarkan pada

Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Indonesia No.

113.K/72/djm/1999. Spesifikasi ini tidak hanya untuk solar saja tetapi juga

seluruh produk – produk minyak dan gas bumi baik BBM maupun non –

BBM (Mudjiraharjo,2003).

Analisis tugas akhir ini yaitu mengetahui standar mutu dan

spesifikasi yang baik dalam produk Minyak Solar dan Pengujian Kandungan

Sulfur, memahami penggunaan alat X-Ray Fluorescence Spectrometry

(XRF) dan mengetahui efektifitas alat X-Ray Fluorescence Spectrometry

(XRF). Pengujian kandungan sulfur kali ini dilakukan dengan menggunakan

alat X-Ray Fluorescence Spectrometry (XRF) dengan Metode ASTM D

4294. Jenis spektrometri fluoresensi sinar X yang digunakan pada analisis

ini adalah Energy Dispersive X-ray Fluorescence Spectrometry (EDXRF)


3

dengan metode ASTM D 4294 dimana pada spektrometri ini bekerja tanpa

menggunakan kristal, namun menggunakan software yang mengatur seluruh

radiasi dari sampel ke detektor. Radiasi emisi dari sampel yang dikenai sinar

X akan langsung ditangkap oleh detektor, dan hasil yang ditangkap detektor

dibaca oleh komputer. Penentuan kandungan sulfur dalam solar dapat

ditentukan dengan metode ASTM D 4294.

1.2 Tema

Dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir, mahasiswa mengambil

tema pembahasan Analisa Kinerja Alat X-Ray Fluorescence Spectrometry

(XRF) Dengan Metode ASTM D 4294 Terhadap Minyak Solar Pada

Pengujian Kandungan Sulfur Di Pusat Pengembangan Dan Penelitian

Teknologi Minyak Dan Gas Bumi “LEMIGAS”.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai sehubung dengan pelaksanaan

tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum

1. Memenuhi salah satu syarat mata kuliah Tugas Akhir

Program Studi Teknik Kimia Akamigas Balongan.

2. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh penyusun

selama perkuliahan Teknik Kimia.


4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Sifat Pengujian Mutu Bahan Bakar Minyak

Solar di Pusat Pengembangan dan Penelitian Teknologi Minyak

dan Gas Bumi “LEMIGAS”.

2. Memahami penggunaan alat X-Ray Fluorescence

Spectrometry (XRF) dengan Metode ASTM D 4294 di Pusat

Pengembangan dan Penelitian Teknologi Minyak dan Gas

Bumi “LEMIGAS”.

3. Mengetahui verifikasi alat X-Ray Fluorescence

Spectrometry (XRF) dengan Metode ASTM D 4294 di Pusat

Pengembangan dan Penelitian Teknologi Minyak dan Gas

Bumi “LEMIGAS”.

1.4 Manfaat

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari adanya pelaksanaan

Tugas Akhir yang dilakukan oleh mahasiswa, manfaatnya antara lain :

1.4.1 Manfaat Bagi Perusahaan

1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang

sedang melakukan Tugas Akhir dalam membantu

menyelesaikan tugas-tugas untuk kebutuhan di unit-unit kerja

yang relevan.
2. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada

spesialisasi yang ada pada perusahaan tersebut.


5

3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan

bermanfaat antara perusahaan tempat dilaksanakannya Tugas

Akhir dengan jurusan Teknik Kimia Akamigas Balongan.


1.4.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan

1. Terbinanya suatu jaringan kerja sama dengan perusahaan

tempat Tugas Akhir dalam upaya peningkatan keterkaitan dan

kesepadanan antara substansi akademik dengan pengetahuan

dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam

dunia industri.
2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan

yang nyata di lapangan.


3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan

melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan

Tugas Akhir.
1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengenal segala hal mengenai dunia industri serta

sebagai bahan pembelajaran beradaptasi diri untuk

mempersiapkan ke dunia kerja nanti.


2. Dapat mengaplikasikan ilmu mengenai teknik kimia yang

diperoleh selama kuliah ke dalam praktik dan kondisi kerja

yang sebenarnya.
3. Dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan baru selain di

perkuliahan.

1.5 Waktu dan Tempat Tugas Akhir


Tugas Akhir Lapangan dilaksanakan di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”, Jakarta


6

sejak tanggal 03 April 2017 sampai dengan 21 Juni 2017. Tugas Akhir

dilakukan seperti karyawan regular yaitu bekerja pada hari Senin-Jumat

mulai pukul 08.00-15.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai