2. Etiologi
a. Sindroma Kongesti Vena: edema paru dapat terjadi karena kelebihan cairan
intravaskuler. Sindroma ini sering terjadi pada klien yang mendapat cairan
kristaloid atau darah intravena dalam jumlah besar terutama pada klien
dengan gangguan fungsi ginjal (Muttaqin, 2008).
b. Udema Neurogenik : keadaan ini terjadi pada klien dengan gangguan system
saraf pusat. Diduga dasar mekanisme edema paru neurogenik adalah adanya
rangsangan hipotalamus yang menyebabkan rangsangan pada system
adrenergic, yang kemudian menyebabkan pergeseran volume darah dari
sirkulasi sistemik ke sirkulasi pulmonal dan penurunan komplien ventrikel
kiri (Muttaqin, 2008).
c. Perubahan permeabilitas kapiler
Infeksi (bakteri atau virus), pneumonia, reaksi imunologis dapat terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler paru sehingga terjadi pergesaran cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler (Price, 2005).
d. Peningkatan tekanan vaskuler paru (Price, 2005)
1) Penyebab jantung
Gagal jantung kiri, stenosis mitral, subakut endokarditis bakterial
2) Penyebab bukan jantung
Fibrosis vena pulmonalis, stenosis vena pulmonalis congenital, penyakit
oklusi vena pulmonalis.
e. Penurunan tekanan onkotik
Penyakit gagal Ginjal, gangguan hati dapat terjadi hipoalbumin sehingga
terjadi peningkatan permeabilitas kapiler (Price, 2005).
f. Penyebab campuran atau tidak diketahui
Emboli paru, bypass kardiopulmoner, kelebihan dosis narkotik (Price, 2005).
g. Keracunan inhalasi
Edema paru yang disebabkan karena inhalasi bahan kimia toksik dapat
menyebabkan lesi paru. Zat yang bersifat toksik seperti klorin, oksida
nitrogen, ozon, sulfur dioksida, oksida metalik, uap asam dan lain-lain
(Muttaqin, 2008).
Pneumonia
Peningkatan permeabilitas
Gagal ginjal dan gg. hepar Peningkatan
membran alveolokapiler
tekanan Gagal jantung kiri
hidrostatik
hipoalbuminemia
Peningkatan
asam lambung
Mual, muntah
d. Aminofilin
Bila pasien mengalami wheezing dan terjadi bronkospasme yang berarti,
maka perlu untuk merelaksasi bronkospasme
e. Morfin
Morfin diberikan secara intravena dalam dosis kecil untuk mengurangi
kecemasan dan dispnu sehingga darah dapat didistribusikan dari sirkulasi
paru ke bagian tubuh yang lain
f. Digitalis
Untuk meningkatkan kontraksitilitas jantung. perbaikan kontraktilitas akan
menurunkan tekanan diastole.
g. Antibiotik
Diberikan untuk mengatasi infeksi. Pemberian antibiotic sebaiknya diberikan
setelah diperoleh hasil kultur dan uji kepekaan terhadap kuman penyebab.
e. ADL
1) Nutrisi: sesak nafas akan membuat nafsu makan menurun
2) Eliminasi: dapat terjadi penurunan jumlah urine
3) Aktivitas istirahat: aktivitas istirahat dapat terganggu akibat adanya sesak
nafas.
4) Hygiene personal: hygiene personal tidak dapat dilakukan secara mandiri.
f. Psikososialspiritual
Pasien juga gelisah, cemas, depresi, takut, peningkatan ketegangan.
kebiasaan merokok dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung yang
nantinya akan menimbulkan terjadinya udema paru.
g. pemeriksaan fisik
1) B1 (Breathing)
Sesak nafas, dada tertekan, pernafasan cuping hidung, hiperventilasi,
batuk (produktif/ non produktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu
pernafasan, SpO2 , PO2 , PCO2 , pernafasan diafragma dan perut
meningkat, laju pernafasan meningkat, ronchi pada lapang pandang paru,
kulit pucat, cyanosis.
2) B2 (Blood)
Denyut nadi meningkat, denyut jantung tidak teratur, suara jantung
tambahan, banyak keringat, suhu kulit meningkat, kemerahan, akral
dingin dan lembab, CRT> 2 detik, tekanan darah meningkat
3) B3 (Brain)
Gelisah, penurunan kesadaran, kejang, GCS menurun, reflex menurun
4) B4 (Bladder)
Produksi urine menurun, VU(vesika urinaria) teraba lembek.
5) B5 (Bowel)
Kadang mual, muntah, bising usus normal.
6) B6 (Bone)
Lemah, cepat lelah, tonus otot menurun, sensasi nyeri sendi berkurang.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan sekresi yang kental
atau berlebihan sekunder akibat asma yang di tandai dengan takipneu,
pernafasan cupping hidung , nadi meningkat.
2. Ketidakefektifan Bersihan jalan napas berhubungan dengan:
intubasi, ventilasi, proses penyakit, kelemahan dan kelelahan
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan transport
oksigen melalui alveolar dan membrane kapiler
4. Resiko cedera berhubungan dengan kesadaran menurun.
5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2
dengan kebutuhan tubuh.
6. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan preload,
penurunan kontraktilitas dan penurunan curah jantung.
7. Kostipasi berhubungan dengan berhubungan dengan imobilisasi
8. Kebutuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
muntah, anoreksia dan gangguan pencernaan.
9. Penurunan curah jantung b.d perubahan volume sekuncup
10. Ansietas b.d hospitalisasi
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Criteria Intervensi
Hasil
1 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :
- Respiratory status : Airway Management
Definisi : Pertukaran udara Ventilation Buka jalan nafas, guanakan
inspirasi dan/atau ekspirasi - Respiratory status : teknik chin lift atau jaw
tidak adekuat Airway patency thrust bila perlu
- Vital sign Status Posisikan pasien untuk
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
- Penurunan tekanan Mendemonstrasikan Identifikasi pasien perlunya
inspirasi/ekspirasi batuk efektif dan suara pemasangan alat jalan nafas
- Penurunan pertukaran nafas yang bersih, tidak buatan
udara per menit ada sianosis dan Pasang mayo bila perlu
- Menggunakan otot dyspneu (mampu Lakukan fisioterapi dada jika
pernafasan tambahan mengeluarkan sputum, perlu
- Nasal flaring mampu bernafas Keluarkan sekret dengan
- Dyspnea dengan mudah, tidak batuk atau suction
- Orthopnea ada pursed lips) Auskultasi suara nafas, catat
- Perubahan penyimpangan Menunjukkan jalan adanya suara tambahan
dada nafas yang paten (klien Lakukan suction pada mayo
- Nafas pendek tidak merasa tercekik,
- Assumption of 3-point Berikan bronkodilator bila
irama nafas, frekuensi
position perlu
pernafasan dalam
- Pernafasan pursed-lip Berikan pelembab udara
rentang normal, tidak
- Tahap ekspirasi Kassa basah NaCl Lembab
ada suara nafas
berlangsung sangat lama abnormal) Atur intake untuk cairan
- Peningkatan diameter mengoptimalkan
Tanda Tanda vital
anterior-posterior keseimbangan.
dalam rentang normal
- Pernafasan rata- (tekanan darah, nadi, Monitor respirasi dan status
rata/minimal pernafasan) O2
Bayi : < 25 atau > 60
Usia 1-4 : < 20 atau > Terapi Oksigen
30 Bersihkan mulut, hidung dan
Usia 5-14 : < 14 atau secret trakea
> 25 Pertahankan jalan nafas yang
Usia > 14 : < 11 atau paten
> 24 Atur peralatan oksigenasi
- Kedalaman pernafasan Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Dewasa volume Onservasi adanya tanda tanda
tidalnya 500 ml saat hipoventilasi
istirahat Monitor adanya kecemasan
Bayi volume tidalnya pasien terhadap oksigenasi
6-8 ml/Kg
- Timing rasio
- Penurunan kapasitas vital Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan
Faktor yang berhubungan : RR
- Hiperventilasi Catat adanya fluktuasi
- Deformitas tulang tekanan darah
- Kelainan bentuk dinding
Monitor VS saat pasien
dada
berbaring, duduk, atau berdiri
- Penurunan
energi/kelelahan Auskultasi TD pada kedua
- Perusakan/pelemahan lengan dan bandingkan
muskulo-skeletal Monitor TD, nadi, RR,
- Obesitas sebelum, selama, dan setelah
- Posisi tubuh aktivitas
- Kelelahan otot pernafasan Monitor kualitas dari nadi
- Hipoventilasi sindrom Monitor frekuensi dan irama
- Nyeri pernapasan
- Kecemasan
- Disfungsi Neuromuskuler Monitor suara paru
- Kerusakan Monitor pola pernapasan
persepsi/kognitif abnormal
- Perlukaan pada jaringan Monitor suhu, warna, dan
syaraf tulang belakang kelembaban kulit
- Imaturitas Neurologis Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
2 Bersihan Jalan Nafas tidak NOC : NIC :
Efektif Respiratory status : Airway suction
Ventilation Pastikan kebutuhan oral /
Definisi : Ketidakmampuan Respiratory status : tracheal suctioning
untuk membersihkan sekresi Airway patency Auskultasi suara nafas
atau obstruksi dari saluran Aspiration Control sebelum dan sesudah
pernafasan untuk suctioning.
mempertahankan kebersihan Kriteria Hasil : Informasikan pada klien dan
jalan nafas. Mendemonstrasikan keluarga tentang suctioning
batuk efektif dan suara Minta klien nafas dalam
Batasan Karakteristik : nafas yang bersih, sebelum suction dilakukan.
- Dispneu, Penurunan tidak ada sianosis dan Berikan O2 dengan
suara nafas dyspneu (mampu menggunakan nasal untuk
- Orthopneu mengeluarkan sputum, memfasilitasi suksion
- Cyanosis mampu bernafas nasotrakeal
- Kelainan suara nafas dengan mudah, tidak Gunakan alat yang steril
(rales, wheezing) ada pursed lips) sitiap melakukan tindakan
- Kesulitan berbicara Menunjukkan jalan Anjurkan pasien untuk
- Batuk, tidak efekotif nafas yang paten (klien istirahat dan napas dalam
atau tidak ada tidak merasa tercekik, setelah kateter dikeluarkan
- Mata melebar irama nafas, frekuensi dari nasotrakeal
- Produksi sputum pernafasan dalam Monitor status oksigen
- Gelisah rentang normal, tidak pasien
- Perubahan frekuensi ada suara nafas Ajarkan keluarga bagaimana
dan irama nafas abnormal) cara melakukan suksion
Mampu Hentikan suksion dan berikan
Faktor-faktor yang mengidentifikasikan oksigen apabila pasien
berhubungan: dan mencegah factor menunjukkan bradikardi,
- Lingkungan : yang dapat peningkatan saturasi O2, dll.
merokok, menghirup menghambat jalan
asap rokok, perokok nafas Airway Management
pasif-POK, infeksi Buka jalan nafas, guanakan
- Fisiologis : disfungsi teknik chin lift atau jaw
neuromuskular, thrust bila perlu
hiperplasia dinding Posisikan pasien untuk
bronkus, alergi jalan memaksimalkan ventilasi
nafas, asma. Identifikasi pasien perlunya
- Obstruksi jalan nafas : pemasangan alat jalan nafas
spasme jalan nafas, buatan
sekresi tertahan, Pasang mayo bila perlu
banyaknya mukus, Lakukan fisioterapi dada jika
adanya jalan nafas perlu
buatan, sekresi Keluarkan sekret dengan
bronkus, adanya batuk atau suction
eksudat di alveolus, Auskultasi suara nafas, catat
adanya benda asing di adanya suara tambahan
jalan nafas. Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila
perlu
Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status
O2
3 Perfusi jaringan tidak efektif NOC : NIC :
Circulation status Peripheral Sensation
Definisi : Tissue Prefusion : Management (Manajemen
Penurunan pemberian oksigen cerebral sensasi perifer)
dalam kegagalan memberi Monitor adanya daerah
makan jaringan pada tingkat Kriteria Hasil : tertentu yang hanya peka
kapiler a. Mendemonstrasikan terhadap
Batasan karakteristik : status sirkulasi yang panas/dingin/tajam/tumpul
Renal ditandai dengan : Monitor adanya paretese
- Perubahan tekanan Tekanan systole dan Instruksikan keluarga untuk
darah di luar batas diastole dalam mengobservasi kulit jika ada
parameter rentang yang lsi atau laserasi
- Hematuria diharapkan Gunakan sarun tangan untuk
- Oliguri/anuria Tidak ada proteksi
- Elevasi/penurunan ortostatikhipertensi Batasi gerakan pada kepala,
BUN/rasio kreatinin Tidak ada tanda tanda leher dan punggung
Gastro Intestinal peningkatan tekanan Monitor kemampuan BAB
- Secara usus hipoaktif intrakranial (tidak Kolaborasi pemberian
atau tidak ada lebih dari 15 mmHg) analgetik
- Nausea b. mendemonstrasikan Monitor adanya
- Distensi abdomen kemampuan kognitif tromboplebitis
- Nyeri abdomen atau yang ditandai Diskusikan menganai
tidak terasa lunak dengan: penyebab perubahan sensasi
(tenderness) Berkomunikasi
Peripheral dengan jelas dan
- Edema sesuai dengan
- Tanda Homan positif kemampuan
- Perubahan Menunjukkan
karakteristik kulit perhatian,
(rambut, kuku, konsentrasi dan
air/kelembaban) orientasi
- Denyut nadi lemah Memproses informasi
atau tidak ada Membuat keputusan
- Diskolorisasi kulit dengan benar
- Perubahan suhu kulit c. Menunjukkan fungsi
- Perubahan sensasi sensori motori cranial
- Kebiru-biruan yang utuh : tingkat
- Perubahan tekanan kesadaran mambaik,
darah di ekstremitas tidak ada gerakan
- Bruit gerakan involunter
- Terlambat sembuh
- Pulsasi arterial
berkurang
- Warna kulit pucat pada
elevasi, warna tidak
kembali pada
penurunan kaki
Cerebral
- Abnormalitas bicara
- Kelemahan ekstremitas
atau paralis
- Perubahan status
mental
- Perubahan pada respon
motorik
- Perubahan reaksi pupil
- Kesulitan untuk
menelan
- Perubahan kebiasaan
Kardiopulmonar
- Perubahan frekuensi
respirasi di luar batas
parameter
- Penggunaan otot
pernafasan tambahan
- Balikkan kapiler > 3
detik (Capillary refill)
- Abnormal gas darah
arteri
- Perasaan ”Impending
Doom” (Takdir
terancam)
- Bronkospasme
- Dyspnea
- Aritmia
- Hidung kemerahan
- Retraksi dada
- Nyeri dada
Faktor-faktor yang
berhubungan :
- Hipovolemia
- Hipervolemia
- Aliran arteri terputus
- Exchange problems
- Aliran vena terputus
- Hipoventilasi
- Reduksi mekanik pada
vena dan atau aliran
darah arteri
- Kerusakan transport
oksigen melalui
alveolar dan atau
membran kapiler
- Tidak sebanding antara
ventilasi dengan aliran
darah
- Keracunan enzim
- Perubahan
afinitas/ikatan
O2 dengan Hb
- Penurunan konsentrasi
Hb dalam darah
4 Resiko cedera NOC : Risk Kontrol NIC : Environment
Kriteria Hasil : Management (Manajemen
Definsi : Klien terbebas dari lingkungan)
Dalam risiko cedera sebagai cedera Sediakan lingkungan yang
hasil dari interaksi kondisi Klien mampu aman untuk pasien
lingkungan dengan respon menjelaskan Identifikasi kebutuhan
adaptif indifidu dan sumber cara/metode keamanan pasien, sesuai
pertahanan. untukmencegah dengan kondisi fisik dan
injury/cedera fungsi kognitif pasien dan
Faktor resiko : Klien mampu riwayat penyakit terdahulu
Eksternal menjelaskan factor pasien
- Mode transpor atau resiko dari Menghindarkan lingkungan
cara perpindahan lingkungan/perilaku yang berbahaya (misalnya
- Manusia atau penyedia personal memindahkan perabotan)
pelayanan kesehatan Mampumemodifikasi Memasang side rail tempat
(contoh : agen gaya hidup tidur
nosokomial) untukmencegah injury Menyediakan tempat tidur
- Pola kepegawaian : Menggunakan fasilitas yang nyaman dan bersih
kognitif, afektif, dan kesehatan yang ada Menempatkan saklar lampu
faktor psikomotor Mampu mengenali ditempat yang mudah
- Fisik (contoh : perubahan status dijangkau pasien.
rancangan struktur dan kesehatan Membatasi pengunjung
arahan masyarakat, Memberikan penerangan
bangunan dan atau yang cukup
perlengkapan) Menganjurkan keluarga
- Nutrisi (contoh : untuk menemani pasien.
vitamin dan tipe Mengontrol lingkungan dari
makanan) kebisingan
- Biologikal ( contoh : Memindahkan barang-barang
tingkat imunisasi yang dapat membahayakan
dalam masyarakat, Berikan penjelasan pada
mikroorganisme) pasien dan keluarga atau
- Kimia (polutan, racun, pengunjung adanya
obat, agen farmasi, perubahan status kesehatan
alkohol, kafein nikotin, dan penyebab penyakit.
bahan pengawet,
kosmetik, celupan (zat
warna kain))
Internal
- Psikolgik (orientasi
afektif)
- Mal nutrisi
- Bentuk darah
abnormal, contoh :
leukositosis/leukopenia
, perubahan faktor
pembekuan,
trombositopeni, sickle
cell, thalassemia,
penurunan Hb, Imun-
autoimum tidak
berfungsi.
- Biokimia, fungsi
regulasi (contoh : tidak
berfungsinya sensoris)
- Disfugsi gabungan
- Disfungsi efektor
- Hipoksia jaringan
- Perkembangan usia
(fisiologik,
psikososial)
- Fisik (contoh :
kerusakan kulit/tidak
utuh, berhubungan
dengan mobilitas)
Fluid Management
Timbang popok/pembalut
jika diperlukan
Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
Pasang urin kateter jika
diperlukan
Monitor status hidrasi
( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ),
jika diperlukan
Monitor hasil lAb yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas urin )
Monitor status hemodinamik
termasuk CVP, MAP, PAP,
dan PCWP
Monitor vital sign sesuai
indikasi penyakit
Monitor indikasi retensi /
kelebihan cairan (cracles,
CVP , edema, distensi vena
leher, asites)
Monitor berat pasien sebelum
dan setelah dialisis
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor masukan makanan /
cairan dan hitung intake
kalori harian
Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi cairan
sesuai program
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Kolaborasi pemberian
diuretik sesuai program
Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Tawarkan snack ( jus buah,
buah segar )
Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatrermi dilusi
dengan serum Na < 130
mEq/l
Monitor respon pasien
terhadap terapi elektrolit
Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat jumlah dan
tipe intake cairan dan
eliminaSi
Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi hati, dll)
Monitor berat badan
Monitor serum dan elektrolit
urine
Monitor serum dan
osmilalitas urine
Monitor BP<HR, dan RR
Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
Monitor parameter
hemodinamik infasif
Catat secara akutar intake
dan output
Monitor membran mukosa
dan turgor kulit, serta rasa
haus
Catat monitor warna, jumlah
dan
Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
Monitor tanda dan gejala
dari odema
Beri cairan sesuai keperluan
Kolaborasi pemberian obat
yang dapat meningkatkan
output urin
Lakukan hemodialisis bila
perlu dan catat respons pasien
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah
keperawatan telah teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu
pada criteria evaluasi.