Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : PERILAKU KEKERASAN


SESI II :
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN SECARA FISIK

Disusun Oleh :
Raditya Bagus Septian
(20160320075)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ANGKATAN 2016
a. Latar Belakang
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk prilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Prilaku kekerasan dapat dilakukan secara
verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. (modul MPKPT).
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapi
terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama yang bertujuan untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota yang memiliki karakteristik yang
sama.
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai latihan mempresepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang
dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi. Dengan proses
ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulasi dalam kehidupan menjadi adaptif
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).

b. Tujuan
 klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
 klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
 klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan

c. Kriteria Klien
 Klien yang tidak terlalu gelisah.
 Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi Aktifitas
Kelompok.
 Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam
kelompok kecil
 Klien tenang dan kooperatif.
 Kondisi fisik dalam keadaan baik.
 Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas.

d. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran membentuk huruf u.
b. Ruangan nyaman dan tenang.

e. Media dan Alat


1) kasur/kantong tinju/ gendang
2) papan tulis
3) buku catatan dan pulpen
4) jadwal kegiatan klien

f. Metode
 Dinamika kelompok.
 Diskusi dan tanya jawab.
 Bermain peran/ stimulasi

g. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Terapis memberi salam kepada klien
- Peserta dan terapis memakai tanda pengenal

b. Validasi evaluasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan : penyebab; tanda
gejala; perilaku kekerasan serta akibatnya.

c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2. Menjelaskan aturan main berikut .
Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
Lama kegiatan 15 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien.
 Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olahraga yang
biasa klien lakukan
 Tulis di papan tulis
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat : napas dalam, memukul bantal, menyikat
kamar mandi, main bola.
 Meredakan marah dengan napas dalam dengan cara :
1. Duduk tegak, boleh berbaring
2. Tarik napas melalui hidung. Tahan sambil menghitung
dalam hati 1,2,3
3. Hembuskan napas melalui mulut sambil dalam hati
menghitung mundur dari angka 10 sampai 0
4. Ulangi nomor 1-3 sebanyak 5x.
 Merededakan marah dengan pukul bantal dengan cara :
1. Saat ada tanda tanda marah yang dirasakan lakukan pukul
bantal berulang ulang sampai marah mereda
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan
d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang dipilih.
 Terapis mempraktikkan
 Klien mendemonstrasikan ulang
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara penyaluran
kemarahan
f. Memberikan pujian pada peran serta klien
g. Upayakan semua klien berperan aktif.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Menanyakan ulang cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan
b. Tindak lanjut
 Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika
menghadapi stimulus penyebab perilaku kekerasan
 Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari
 Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien

c. Kontrak yang akan datang


1. Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi social yang asertif.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

h. Pengorganisasian
1. Leader
Tugas:
a. Menyusun perencanaan pelaksanaan TAK
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Memfasilitasi setiap anggota kelompok untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan umpan balik.
d. Sebagai role model
e. Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik.

2. Co-leader
Tugas:
a. Membantu leader dalam mengorganisir kemampuan anggota kelompok
b. Membantu mengobservasi kemampuan klien dalam TAK
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

3. Fasilitator
Tugas:
a. Memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan memotivasi anggota
kelompok
b. Mempertahankan kehadiran anggota kelompok
c. Mencegah atau hambatan kelompok dari dalam maupun dari luar kelompok

4. Observator
Tugas:
a. Mengobservasi setiap respons klien
b. Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien (jumlah peserta yang hadir, daftar hadir, yang memberikan ide dan pendapat,
topic dan diskusi, respons verbal dan nonverbal)
c. Memberikan umpan balik kepada kelompok
d. Mengobservasi respons anggota kelompok
e. Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
f. Mencatat modifikasi strategi untuk kegiatan kelompok berikutnya.

i. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Terapi Aktivitas Kelompok ini akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Rabu, 27 Juni 2018
Waktu : 09.30WIB – 09.45 WIB
Lamanya : ± 15 menit
Tempat : Ruang TAK Sadewa

j. Susunan Pelaksana
1. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut:
a) Leader : Raditya Bagus Septian
b) Co. Leader : Candra Kusuma Tri Pamungkas
c) Fasilitator : Novika Rismawanti
d) Observator : Sesanti Amiasih

2. Pasien peserta TAK sebagai berikut:


a) Tn Z
b) Tn K
c) Tn O
d) Ny M
e) Ny P

k. Tata Tertib
1. Tata Tertib pelaksanaan TAK
a) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK dimulai.
c) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d) Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
berlangsung.
e) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan.
g) Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai.
h) Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK telah habis, sedangkan
permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK


a) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
- Memanggil klien
- Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat
atau klien yang lain

b) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:


- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh
kembali lagi

c) Bila ada klien lain ingin ikut


- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
- Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti
- oleh klien tersebut
- Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran
l. Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah
2 kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai
berikut.
No. Nama Klien Mempraktikkan cara Mempraktikkan cara fisik
fisik yang pertama yang kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua cara fisik
untuk mencegah perilaku kekerasan.Beri tanda (+) jika mampu dan beri tanda (-)
jika tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi persepsi
perilaku kekerasan, klien mampu mempraktikkan tarik napas dalam, tetapi belum
mampu mempraktikkan pukul bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktikan di
ruang rawat.
Daftar Pustaka
 Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakarta: EGC.

 Stuart, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.

 Yosep, Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai