Anda di halaman 1dari 23

KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia untuk Penulisan

Karya Ilmiah

Dr. H. Agus Nero Sofyan, Drs., M.Hum.

Oleh:
Akhmad Nugraha Ihsan ( A 181 002 )
Aubrey Biancanitta ( A 181 007)
Dwi Suci Hanifah ( A 181 012 )
Massyifa Nuriyah Agustini ( A 181 024 )
Siti Nurdiani Afifah Afiah ( A 181 039 )
Theresia Elysabet ( A 181 045 )

Program Studi S-1 Farmasi

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Jl. Soekarno Hatta No. 354, Batununggal, Kota Bandung

Tahun Ajaran 2018/2019


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, yang telah melimpahkan
rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk”

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Dr. H. Agus Nero Sofyan, Drs., M.Hum. selaku doesen pengampu
mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan semua yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam penyelesaian
makalah ini.

“Tak ada gading yang tak retak”, begitu kata pepatah. Demikian pula dengan
makalah ini, tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatannya.
Pleh karena itu kritik dan saran daei semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan untuk kesempatan makalah ini

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi motivasi kepada rekan-rekan
yang berkepntingan untuk lebih meningkatkan pemahaman dan menambah wawasan
tentang Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk

Bandung, 8 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Pembatasan Masalah .................................................................
D. Tujuan Penulisan .......................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Kalimat ......................................................................................
B. Struktur Kalimat ........................................................................
C. Hubungan Kalimat Tunggal Dengan Majemuk ........................
D. Problematika Masalah.................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi dunia
pendidikan,terutama bagi seorang mahasiswa.Seorang mahasiswa harus mampu
menuliskan gagasan,ide,dan pemikirannya dalam ragam tulisan yang baik dan
benar.Kegiatan menulis sangat mendukung berhasil tidaknya suatu ide yang
dikemukakan. Suatu tulisan yang memiliki tatanan,dan susunan kalimat yang
baik,maka ide atau gagasan itu juga akan mendapat tanggapan yang baik.

Kegiatan menulis tidak lepas dari penyusunan kalimat,kata demi kata kita
rangkai menjadi sebuah kalimat dan setelah ituterbentuklah sebuah wacana.Oleh
karena itu,dalam makalah ini kami membahas tentang kalimat tunggal dan kalimat
majemuk sebagai rangkaian membuat sebuah wacana.Dan pembahasan atau
pembagian dari kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta hubungan dari
keduanya agar pembaca dapat membandingkan antara kalimat tunggal dan kalimat
majemuk.Penulisan makalah ini dilatar belakangi keingintahuan kami tentang
kalimat tunggal dan kalimat majemuk, serta hubungannya.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini kami merumuskan hanya mengenai kalimat tunggal
dan kalimat majemuk,kemudian hak-hal yang menghubungkan kedua kalimat
tersebut.
C. Batasan Masalah

Dalam penulisan makalah ini kami hanya membatasi mengenai kalimat:

1. Pengertian kalimat

2. Ciri-ciri kalimat

3. Kalimat tunggal dan ragamnya

4. Kalimat majemuk dan ragamnya

5. Hubungan kalimat tunggal dengan kalimat majemuk

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan kamimenulis makalah ini adalah untuk memudahkan kita menganalisa
hubungan atau relasi-relasi didalam suatu kalimat. Baik itu kalimat tunggal maupun
kalimat majemuk.Selain itu tujuan kami menulis makalah ini adalah sebagai kewajiban
untuk memenuhi persyaratan perkuliahan pelajaran sintaksis demi pemahaman
mengenai kalimat.jadi,dengan kami membaca dan menulis makalah ini kami bisa
seperti apa hubungan kalimat tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KALIMAT

1. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang secara efektif berdiri sendiri,mempunyai


intonasi,dan secara aktual dan potensial terdiri atas klausa (Cook,1971;Elson dan
Picket 1969).Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa kalimat adalah satuan
sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa,dilengkapi
dengan konjungsi bila diperlukan,serta disertai dengan intonasi final (DjokoKentjono,
1982).Di sisi lain,Lado (1996)mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari
ekspresi lengkap.Dipertegas lagi bahwa kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur
yang berisi pemikiran yang lengkap (Alisyahbana, 1978).

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah
susunan kata-kata yang berbentuk klausa,kemudian memiliki pemikiran yang lengkap
yang diawali huruf kapital dan diakhiri intonasi final,dilengkapi konjungsi bila
diperlukan.Karena kalimat bisa saja tanpa konjungsi.Satu kata pun apabila dia
memiliki pemikiran yang lengkap disebut kalimat,yaitu kalimat bebas.

Contoh : Diam!
Stop!
2. Ciri-Ciri Kalimat

Kalimat memiliki ciri-ciri,ciri tersebut dapat dilihat sebagai berikut: a.


Terdiridari dua kata atau lebih

b. Memiliki struktur SPOK

c. Diakhiri dengan intonasi final

d. Memiliki relasi predikat (S-P)


Selain itu kalimat memiliki ciri lain yaitu:

a. Kesatuan gagasan, yang memiliki S.P.Serta unsur objek dan keterangan yang
salingmendukung.Serta membentuk kesatuan tunggal.

b. Kesejajaran

c. Kehematan

d. Penekanan, dan

e. kelogisan

Jadi dalam pembuatan kalimat yang baik adalah sesuai dengan ciri-ciri yang
telah disebutkan di atas.Namun sekalipun ada kalimat tanpa struktur SPOK,asalkan
mempunyai pemikiran yang lengkap itu tetap dianggapkalimat,seperti contoh yang
telah disebutkan tadi. Yaitu,kalimat Diam!.

3. Jenis Kalimat

Kalimat terdiri empat jenis.Namun dalam makalah hanya membahas jenis


kalimat yang kedua saja yaitu, kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
a. Kalimat tunggal dan ragamnya

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mengandung satu buah klausa. Berdasarkan
kelas kata pengisi predikat,kalimat tunggal dapat dikelompokkan menjadi kalimat
verbal,nominal, dan adverbia.

Kalimat tunggal verbal atau lazim disebutkan kalimat verbal adalah kalimat tunggal
yang predikatnya berupa verba atau frasa verbal.

Contoh:

a. Ayah membaca s p
b. Ibu sedang menggorengikan s p o
c. Ibu memasak kue. s p o

Contoh:

Ibu Anipetani.
s p
Petani merupakan predikat yang nomina.Pengisi predikat pada kalimat itu merupakan
nomina atau seseorang yang profesinya sebagai petani.

Bu Annisa pegawai swasta.


s p
Pegawai swasta sebagai predikat nominal, sama halnya dengan contoh di atas pegawai
swasta juga merupakan profesi seseorang.

Kalimat tunggal adjektiva atau lazim disebut dengan kalimat adjektival adalah
kalimat yang predikatnya berupaadjektiva atau frasa adjektiva.

Contoh:

a) Putri itu cantik.


b) Lagu itu sangat merdu.
Pada kalimat a) Kita lihat bahwa kata “Putri” merupakan subjek dan kata
“cantik” yang menjadi predikatnya.Jadi,jika dianalisis kata cantik itu merupakan
adverbial atau kata sifat.Demikian juga dengan kalimat b) Kalimat adverbial tidak
ditemukan dalam bahasa indonesia karena adverbia itu selalu didampingi
verba.Adverbia yang bergabung dengan membentuk frasa verba.Karena yang jadi inti
frasa adalah verba.Frasa verba itu mengisi fungsi predikat sehingga membentuk verba,
bukan kalimat adverbial.

Berdasarkan predikat verbal dapat diikuti objek atau tidak,kalimat tunggal


verbal dapat dikelompokkan menjadi kalimat
transitif.semitransitif,danintrasitif.Kalimat transitif adalah kalimat yang verbanya
dapat diikuti objek.

Contoh:

Adik menyiram bunga.

Ibu memasak nasi wuduk.

Kakak menulis surat.


Kalimat di atas adalah kalimat tunggal yang transitif karena verba pengisi
fungsi predikatnya dapat diikuti oleh objek.Kalimat semi transitifadalah kalimat yang
predikat verbalnya dapat diikuti objek atau tidak.

Contoh :

Ayah sedang membaca.

Ayah sedang membaca koran.

Kalimat ini disebut kalimat semi transitif karena verba pengisi predikatnya
dapat diikuti dan juga tidak diikuti objek.
Terakhir yaitu kalimat intransitif adalah kalimat yang verbanya tidak bisa atau
dapat diikuti oleh objek.

Contoh:

Kakak berenang.
s p
Adik datang
s p
Kapal berlayar.
s p

Kalimat ini tidak dapat diikuti oleh objek,jadidisebut dengan kalimat


intransitif.Berdasarkan jumlah objek yang mengikuti verba pengisi predikat kalimat
tunggal dapat dikelompokkan menjadi kalimat ekatransitif,dan dwitransitif.Kalimat
ekatransitif adalah kalimat yang verba pengisi predikatnya hanya diikuti satu objek.

Contoh:

Ibu menggoreng pisang

s p o
Adi mendapat hadiah.
s p o
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang verba pengisi fungsi predikat nya dapat
diikuti oleh objek sekaligus pelengkap.

Contoh:

Ibu memberi aku uang saku


s p o pel
Ayah membelikan Adik buku.
s p o pel
b. Kalimat Majemuk dan Ragamnya

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua buah klausa atau lebih.
Berdasarkan hubungan antar klausanya,kalimat majemuk dapat dikelompokkan
menjadi:

1) Kalimat majemuk setara.

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang klausa-klausanya berkedudukan sejajar.


Yaitu semua klausa di dalam sebuah kalimat adalah klausa bebas. Jadi tidak ada klausa
terikat dalam kalimat ini.

Contoh:

Kakak dan adik berlari-lari di halaman belakang sambil berteriak-teriak.

Ibu menggoreng ayam kemudian Ibu memasak nasi.

Kakak suka membaca novel,dan adik juga suka membaca novel.

Kalimat di atas adalahkalimatmajemuk setara karena kedua klausanya berkedudukan


setara.

2).Kalimat majemuk tidak setara atau kalimat majemuk bertingkat

Sebaliknya kalimat majemuk tidak setar atau bertingkat adalah kalimat yang
kedudukan klausanyatidak sama,yaitu kalimat yang klausanya merupakan klausa
bebas dan yang lain merupakan klausa terikat.

Kalimat majemuk bertingkat dapat dikelompokkanberdasarkan makna semantis


klausa terikat itu dalam hubungannya dengan klausa utama,yaitu hubungan
waktu,tujuan,alat,cara,sebab,perbandingan,komplementasi,dan atributif.
Jenis kalimat majemuk bertingkat atau tidak setara berdasarkan makna
semantis yang berbentuk dari hubungan klausa utama dengan klausa terikat dapat
dilihat dalam contoh:

1. Para santri melakukan bakti sosial masyarakat yang terkena musibah


S p konj s p o
2. Para mahasiswa melakukan bakti sosial untuk menolong masyarakat yang tertimpa
musibah
s p p o
3. Para mahasiswa yang melakukan bakti sosial dengan membangun kembali ke
rumah mereka
s p konj p

4. Para relawan melakukan bakti sosial denhan menggunakan peralatan milik


pemeritah setempat
s p . konj p
5. Para mahasiswa melakukan baikti dan karena masyarakat tetimpa musibah
s p o konj s p pel
6. Pendapat orang itu selalu berubah seperti pucuk cemara di timur angin
s p konj s p pel

7. Mantan pejabat itu menyatakan dirinya tidak teribat korupsi


S p konj
8. Siswa yang menang lomba itu mendapatkan beasiswa
s p o
B. STRUKTUR KALIMAT

1. Struktur Kalimat Dasar

Kalimat dasar atau kalimat tunggal atau kalimat sederhana adalah kalimat yang hanya
memiliki satu objek dan satu predikat.Fakta kebahasaan yang demikian itulah yang
menyebabkan kalimat tersebut dikatakan sebagai kalimat tunggal.Dalam bahasa
indonesia dikenal enam struktur atau polakalimat tunggal,yakni:
1.Subjek(KB)+ predikat (KK)

2.Subjek (KB)+ predikat (KK)+ objek (KB)

3.Subjek (KB) + predikat (KK) + objek (KB) +objek ( KB)

4.subjek (KB)+ predikat (KS)

5.Subjek ( KB) + predikat (K.Bil)

6.Subjek ( KB) +predikat (KB)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sesungguhnya kalimat tunggalyang


bermacam –macam di dalam sebuah karangan itu selalu dapat ditarik kembali pola
susunan nya dan pasti akan termasuk di dalam satu pola yang disebutkan di atas.

Contoh pola kalimat yang berstruktur tunggal atau kalimattunggal.

Adik sedang tidur.

Orang yang datang 10 orang.

Mereka tidak merasa nyaman.


2. Struktur Kalimat majemuk

Kalimat majemuk jenis yang pertama adalah kalimat majemuk setara.Kalimat


majemuk setara sering disebut juga kalimat luas setara.Konstruksi kalimat majemuk
setara ,sesungguhnya sangat sederhana, yakni hanya beberapa kalimat dasar atau
kalimat tunggal,yang kemudian digabungkandengan konjungsi
atau kata penghubung.Kata penghubung yang memiliki tugas koordinatif
demikian ini lazim disebut sebagai konjungsi koordinatif.
Adapun konjungsi yang memiliki tugas koordinatif itu antara lain adalah
sebagai berikut: dan, atau, sedangkan. tetapi, melainkan.

Jadi,antara klausa yang satu dan klausa lainnya yang disambungkan dengan konjungsi
di atas memiliki kedudukan yang setara atau sejajar.

Contoh:

Adik sedang tidur,sedangkan ibu sedang memasak di dapur.

Kakak mandi di kamar mandi bawah,tetapi adik di bawah.

Kaitan dengan kalimat majemuk setara ini ,terdapat kesalahan yang sudah terlanjur
salah kaprah,yakni digunakannya bentuk „sementara‟pada posisi konjungsi
tersebut.Orang menyangka bahwa „sementara‟adalahkonjungsi padahal bentuk itu
sama sekali bukan konjunsi.

Jenis kalimat majemuk setara.Berdasarkan konjungsi yang digunakan,kalimat


majemuk setara dikelompokkan menjadi empat macam.
1.Kalimat majemuk penjumlahan

Kalimat majemuk penjumlahan ini adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan
hubungan penjumlahan.Kalimat majemuk ini ditandai yaitu memiliki konjungsi
tersebut menyatakan hubungan penjumlahan dari beberapa kalimat dasar.

Contoh:

Ibu membersihkan meja dan adik menyapu lantai.

2.Kalimat majemuk pemilihan

Kalimat majemuk pemilihan ini ditandai dengan konjungsi „atau‟konjunsi atau


ditempatkan pada posisi sebelum kalimat dasar yang pertama dipisahkan dengan tanda
koma dari kalimat dasar lain.

Contoh:

Ani boleh mengikuti ujian tulis, atau ujian lisan.

Kakak boleh mengikuti lomba menari,atau lomba menyanyi.


3.Kalimat majemuk urutan

Kalimat majemuk urutan ini ditandai oleh konjungsi lalu,lantas,terus,dan


kemudian.Kalimat yang menggunakan konjungsi tersebut menyatakan hubungan
urutan peristiwa .Jika kalimat majemuk jenis ini terdiri dari tiga kalimat dasar,dapat
menggunakan konjungsi secara serentak atau menggunakan tanda koma dan konjungsi
sebagai pemisah antar kalimat dasar.

Contoh:

Seorang pencuri menyelinap di balik pepohonan,lalu dia mengawasi keadaan di


sekelilingnya,lantas ia melihat seorang anak kecil bermain di halaman
rumah,kemudian ia berlari mendatangi anak itu.

Anak kecil itu merasaterancam,dia menoleh ke rumah,dia berteriak


memanggil ibunya,kemudian ia berlari menuju rumah.
4.Kalimat majemuk perlawanan

Kalimat majemuk perlawanan atau berlawanan ditandai oleh konjungsi


tetapi,melainkan,dan sedangkan.konjungsi tersebut menyatakan hubungan
perlawanan. Namun,masih perlu menggunakan tanda koma di antara kalimat dasar
yang satu dan kalimat dasar yang lainnya.Contoh:Ibu membeli baju merah,sedangkan
ayah membeli baju putih.Selanjutnya jenis kalimat majemuk yang kedua adalah
kalimat majemuk bertingkat.Di dalam kalimat majemuk bertingkat itu hubungan
klausa yang satu dengan klausa yang lainnya adalah sebagai induk dan anak.

Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa sesungguhnya yang satu menjadi sub
bagi klausa yang lainnya.Karena ciri inilah kalimat majemuk bertingkat sering disebut
juga sebagai kalimat majemuk subordinatif.Konjungsi yang menghubungkan klausa
yang satu dengan klausa yang lainnya juga sebagai penghubung atau kata
penghubungsubordinatif.Konjungsisubordinatif melekat pada unsur klausa
anak,bukan klausa induknya.
Jenis kalimat majemuk yang ketiga adalah kalimat majemuk
campuran.Dikatakan sebagai kalimat majemuk campuran karena di dalamnya memang
terdapat campuran antara kontruksi kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk
setara atau kalimat luas tidak bertingkat.

Contoh:

Dia berusaha menemui kakaknya yang sedang marah karena takut kakaknya putus
asa dan bunuh diri,serta membujuk untuk segera kembali lagi ke rumah.
Selanjutnya kalimat majemuk bertingkat rapatan.Dikatakan sebagai kalimat
majemuk bertingkat rapatan karena dua unsur subjek yang sama pada klausa–
klausanya yang ada kemudian dirapatkan menjadi satu.

Contoh:

Karena sakit,mereka tidak masuk sekolah hari ini.Pada awalnya berbunyi

‘karena mereka sakit,mereka tidak masuk sekolah hari ini’.

Karena menyelesaikan pekerjaan,mereka boleh pulang.Pada awalnya berbunyi


„karena mereka sudah menyelesaikan pekerjaan,mereka boleh pulang‟.

C. HUNGAN KALIMAT DASAR (TUNGGAL) DENGAN KALIMAT

MAJEMUK

Dalam sejarah kata bahasa dibidang kalimat kita mengenal sebutan kalimat tunggal
dengan kalimat majemuk dalam bahasa indonesia.Dalam bahasa inggris kita mengenal
pula istilah simple dan compound atau complex sentence. Untuk mengantar masalah
ini,kami ingin mempergunakan istilah bahasa ingris.1pengertian kalimat simple adalah
kalimat yang hanya mengenal satu pola dasar kalimat intiatau kalimat yang hanya
terdiri dari satu klausa.Jadi kalimat „Anak itu melempari anjing adalah kalimat
simple.Sedangkan kalimat complex secara tradisional dibedakan atas dua:

1.Kalimat yang secara gramatikal klausa-klausanya dihubungkan secara koordinatif


satu dengan yang lain.Mereka dihubungkan dengan petugas –petugas koortdinatif.

2.Kalimat yang terbentuk atas lebih dari satu klausa,tetapi salah satu klausa merupakan
bagian dari klausautama,mereka dihubungkan dengan petugas – petugas penghubung
subordinatisi.
Dengan pengembangan ini telah dibedakan pula atas kalimat simple,kalimat
kompleks,dan kalimat compound.Dalam tatabahasa tradisional bahasa
indonesia,ketiga istilah itu diterjemahkan dengan kalimat tunggal untuk
simple,kalimat majemuk setara untuk compound,dan kalimat majemuk bertingkat
untuk kompleks.

Walaupun kalimat tunggal,kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk


bertingkat mereka toh,tetap satu kalimat.Sebenarnya yang dimaksud dengan tunggal
atau majemuk ialah jumlah klausa membentuk kalimat itu.Sebagaimana telah kita
ketahui bahwa pengertian dari kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu
klausa.Kalimat majemuk adalah pengertian kalimat dalam hubungan dengan majemuk
itu,yang majemuk bukan kalimat, yang majemuk adalah klausa.Untuk itu penulis
mengusulkan pengertian istilah yang sesuai dengan uraian ini.2 Yaitu:eka klausa untuk
kalimat tunggal,kalimat klausa untuk kalimat majemuk Kita bandingkan contoh
dibawa ini:

Saya sedang makan nasi.

Dia sedang minum teh.

Kalimat satu dengan kalimat dua merupakan kalimat tunggal,dan kedua


kalimat tersebut bisa menjadi kalimat majemuk.yaitu, saya sedang makan nasi,dia
sedang minum teh.Hubungan kalimat dasar dengan kalimat majemuk tidak nampak
jelas karena tidak digunakan konjungsi di antara kedua kalimat dasar
tersebut.Hubungan yang paling dekat dengan makna kalimat majemuk setaratersebut
adalah hubungan urutan peristiwa.Konjungsi yang cocok adalah lalu,lantas,terus,atau
kemudian.

Contoh:Saya sedang makan nasi lalu dia sedang minum teh.


Dalam pendapat lain hubungan kalimat itu ada,3tiap-tiap kalimat adalah bagian dari
hubungan yang lebih besar.Di dalam hubungan yang lebih besar itu dapat dibedakan
lagi kesatuandari tingkatan yang lebih tinggi dari pada tingkatan kalimat.Kerap kali
terjadi bahwa ada serentetan kalimat yang berturut-turut.di antara rentetan kalimat
yang semacam itu selamanya ada suatu hubungan batin tertentu.Yaitu kesatuan bati
yang organis.Kesatuan yang demikian disebut periode.

(1) Wati sedang menidurkan anaknya (2)suaranya menggema di udara (3)


membelai-belai sikecil di dadanya (4) sehingga tangan yang kecil montok itu
tidak lagi bergerak-gerak kakinyatidak lagi meronta-ronta...

Keempat kalimat ini bertutur-turut yang bersama-sama membentuk suatu kesatuan


yang organis,sebuah periode.Didalam rangka periode ini keempat kalimat itu masing-
Masing bentuk lagi suatu kesatuan yang terbatas.Yang dibuktikan adanya tiap-tiap kali
suatu kalimat tersebut memiliki intonasi tersendiri.Padahal kita tahu tiap-tiap kalimat
itu masing-masing berisi pemberitaan yang tersendiri.Tetapi tersendirinya itu hanya
sampai pada batas tertentu,karena memang ada pertalian antara kalimat-kalimat
sesamanya. Jadi kalimat-kalimat itu pada satu pihak berdiri sendiri,tetapi dilain pihak
saling tergantung pula satu sama lain.

Untuk lebih jelasnya hubungan kalimat kita lihat pada kalimat bertingkat.Kalimat
majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara klausa
yang membentuknya.Untuk memperlihatkan hubungan klausa yang terdapat dalam
kalimat bertingkat dibutuhkan kata penghubung atau konjungsi.Berikut ini beberapa
konjungsi dalam kalimat beserta hubungan klausa yang diciptakan.
1.Hubungan “waktu‟

Kata penghubung yang digunakan adalah sejak, semenjak, sedari, ketika, sebelum,
sesudah, sehingga, seraya, tatkala, selama, lagi, setelah, sehabis, sampai, hingga.

Contoh:sejak anak-anak,saya sudah terbiasa hidup sederhana.

2.Hubungan “syarat‟
Kata penghubung yang digunakan adalahseandainya,andaikata, bilamana, Jika.
Contoh:Anda mau mendengarkannya,saya akan bercerita.Pembangunan sekolah ini
akan berjalan lancar andaikata seluruh warga mau berpartisipasi.

3.Hubungan “tujuan‟. Kata penghubung yang di inginkan adalah agar,agar


supaya,supaya, dan biar. Contoh: Saya mengerjakan tugas itu sampai malam agar
besok pagi dapat mengumpulkannya.

4. Hubungan “konsesif‟. Kata penghubung yang digunakan adalah


walaupun,meskipun,kendatipun. Contoh: Walaupun hatinya sedih ibu itu tidak mau
menangis dihadapan anak-anaknya.

5.Hubungan “perbandingan‟.Kata penghubung yang di gunakan adalah seperti, ibarat,


bagaikan.Contoh: Ibu menyayangi dia seperti beliau menyayangi anak-anaknya.

6.Hubungan “penyebab‟. Kata penghubung yang digunakan adalah sebab dan


karena.Contoh.Rencana penyelenggaraan MTQ, di kota saya ditunda karena panitia
acara belum siap.
7.Hubungan “akibat‟. kata penghubung yang digunakan adalah sehingga,sampai,dan
maka. Contoh:Pada saat ini harga buku memang sangat mahal sehingga kami tidak
sanggup membelinya.
8.Hubungan “cara‟. Kata penghubung yang digunakan adalah dengan. Contoh: Ia
merangkai bunga-bunga itu dengan penuh konsentrasi.Ibu merawat anaknya dengan
penuh kasih sayang.

9.Hubungan “sangkalan‟.kata penghubung yang digunakan adalah seolah -olah,


seakan-akan. Contoh:Anak itu diam seolah-olah dia tidak melakukannya.

10.Hubungan “kenyataan‟.Kata penghubung yang digunakan adalah padahal dan


sedangkan.

Contoh:Dia pura-pura tidak tahu,padahal dia tahu banyak hal.

11. Hubungan “hasil‟, kata penghubung yang digunakan adalah makanya. Contoh:

Ayah arif sangat galak,makanya saya takut mendekatinya.

12.Hubungan ”penjelasan‟. Kata penghubung yang digunakan adalah bahwa. Contoh:


Saya tidak tahu bahwa anak saya seorang siswa yang multi talenta.Saya tidak tahu
bahwa suami saya seorang karyawan yang teladan.

D. PROBLEMATIKA MASALAH

Problematika masalah untuk kalimat tunggal dan majemuk ini adalah cara
mengidentifikasi perbedaan antara kalimat tunggal dan majemuk itu sendiri. Masih
banyak orang yang tidak tahu bagaimana membedakan kalimat tunggal dan majemuk.
Dan di dalam kalimat tunggal itu sendiri terdapat banyak sekali macam dan jenisnya,
dan rata rata orang Indonesia tidak tahu mana yang objek, keterangan waktu, tempat,
dan lain lain. Dan posisi dari subjek, predikat, dan objek pun dapat berpindah pindah
asal kan inti nya sama. Hal ini terjadi pula pada kalimat majemuk, hal ini terjadi karena
banyak sekali jenis kalimat majemuk yang sudah teridentifikasi oleh cendekiawan
Indonesia. Terdapat banyak contoh untuk kalimat majemuk ini sendiri, dan
kebanyakan siswa dan mahasiswa Indonesia masih tidak dapat membedakan antara
masing masing jenis tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam uraian atau isidari makalah inidapat disimpulkan bahwa hubungan kalimat
tunggal dengan kalimat majemuk dapat dilihat dengan adanya kata penghubung atau
konjungsi,yang sangat berperan sehingga terjadi pertalian-pertalian antara kalimat
tunggal dengan kalimat majemuk.Dengan adanya konjungsi ini maka sebuah kalimat
tunggal bisa dikembangkan menjadi kalimat majemuk kemudian menjadi sebuah
paragraf yang mempunyai ide,tema,topik,atau gagasan utama dan jelas dari semua
yang disebut di atas.

B. Saran

Melihat sulitnya membahas hubungan-hubungan antara kalimat tunggal dan


majemuk.Jadi kita sebagai mahasiswa bidang bahasa,kami sarankan supaya lebih jeli
lagi untuk menganalisis hubungan atau pertalian kedua kalimat itu.Agar kita tidak
salah pengertiandan tidak salah kaprah mengenai hal ini.Supaya bahasa kita dapat
diimplementasikan dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidahnya,apalagi dalam
kegiatan menulis.
DAFTAR PUSTAKA

Permadi, Yudi dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: Program Studi Sastra Indonesia Ilmu Budaya Universitas
Padjadjaran

Anda mungkin juga menyukai