Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan diera modern yang sangat pesat
ini dan dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, maka kebutuhan
akan efektifitas dan efisiensi sangat diutamakan dalam berbagai bidang.
Hal tersebut telah mendorong manusia untuk berkreasi dan berinovasi
dalam bidang ilmu pengetahuan untuk menciptakan suatu ilmu pengetahun
yang lebih efektif dan efisien yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali menjumpai materi
kimia yang ada di sekitar kehidupan kita. Misalnya saja air, bensin, solar,
gas-gas yang ada di alam dan masih banyak yang lainnya. Namun dengan
berfikiran secara abstrak memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan
penemuan-penemuan mengenai adanya ikatan di dalam materi tersebut.
Misalnya saja mengenai apa saja unsur yang berikatan, bagaimana ikatan
itu terbentuk dan apa saja jenis-jenis ikatan yang memungkinkan suatu
atom berikatan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
pembahasan tentang salah satu dalam bidang ilmu pegetahuan dibidang Fisika
Zat Padat. Yang akan membahas tentang ikatan kristal diantaranyaadalah
kekristalan zat padat dan macam-macam Ikatan Atom dalam Kristal
yaituIkatan Ionik, Ikatan Kovalen, Ikatan Logam, Ikatan Van Der Waals dan
Ikatan Hidrogen.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gaya interaksi ikatan kristal?
2. Apa saja jenis-jenis ikatan kristal?
3. Bagaimana energi kohesif ikatan ionik?
4. Apa yang dimaksud dengan konstanta madelung?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana gaya interaksi ikatan kristal.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis ikatan kristal.
3. Untuk mengetahui bagaimana energi kohesif ikatan ionik.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konstanta madelung.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gaya Interaksi Ikatan Kristal
Gaya antar atom dalam suatu struktur kristal akan menentukan
bentuk bangun zat padat. Manifestasi gaya antar atom ini akan
menentukan sifat fisik zat padat tersebut.
Letak atom-atom dalam suatu kristal cukup jauh sehingga gaya inti
tidak terlibat atau dapat diabaikan. Gaya-gaya atomik dalam kristal
bersifat listrik berupa gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak. Gaya
tarik menarik ion bersumber pada sifat listrik, yakni gaya tarik menarik
coulomb (elektrostatik) antara muatan positif dan negatif serta gaya tarik
menarik van der Waals yang berasal dari interaksi kutub banyak
(multipole) khususnya dwi kutub (dipole).
jika dua atom mendekat akan menyebabkan tumpang tindih (over
lapping) antara awan elektron yang memberikan gaya tolak menolak.
Hubungan energi tolak menolak dengan jarak r karena tumpang tindih
awan elektron adalah
1 𝑅
E∝ atau E ∝ exp [− (− ρ ) ] 1.1
𝑟𝑛
B. Macam-macam Ikatan Atom dalam Kristal

1. Ikatan Ionik
Ikatan Ionik adalah Ikatan yang dibentuk oleh-oleh ion, terjadi
karena gaya tarik elektrostatik (Coulomb) antara ion positif dan ion
negatif. dan Ikatan ionik dapat terbentuk antar atom yang memiliki
energi ionisasi rendah, sehingga mudah terjadi pelepasan elektronnya.
Dalam hal ini, atom yang satu memberikan elektronnya pada atom yang
lain, sehingga terbentuk ion positif dan ion negatif yang saling
mengikat.
Pada kristal ionik, tiap ion dikelilingi oleh ion-ion yang lain. Ikatan
ionik yang sempurna dapat terbentuk pada suatu molekul bila mana atom-

3
atom yang terlibat dapat membentukion-ion yang elektropositif dan
elektronegatif kuat.
Ikatan ionik terjadi antara ion atom golongan I dengan ion atom
golongan VII, misalnya LiF. Kita tahu bahwa elektron dalam sub kulit
pada Li = 1s² 2s dan F = 1s² 2s² 2p⁵, maka Li⁺ = 1s² dan F = 1s² 2s² 2p⁶.
Proses atau reaksi pembentukan LiF:
Li + Eionisasi → Li⁺ + e
e+F → F⁻ + Eavinitas
Li⁺ + F⁻ → LiF + Ekohesi
Energi total per mol dalam pembentukan kristal adalah:
Etot = Ekohesi − Eionisasi + Eavinitas 1.2
Energi ikattotal kristal dinyatakan dengan:
𝑅 α𝑒²
E = N [𝑧𝜆 exp (ρ ) − 4ε₀𝑅 ] 1.3

dengan z nomor atom ion tetangga terdekat, 𝜆 dan ρ merupakan


parameter empiris yang bergantung struktur kristal atau tetapan kisi.
Jika persamaan (1.3) dinyatakn dengan jarak terdekat setimbang adalah:
𝑁α𝑒² 𝑅
𝐸 = − 4ε₀𝑅𝑒𝑞 [1 − ( ρ ) ] 1.4

2. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena adanya
pemakaian bersama elektron-elektron dari atom-atom yang
bersangkutan, dan ikatan kovalen juga disebut juga ikatan homopolar.
Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian sebuah elektron secara
bersama-sama oleh kedua atom yang berikatan satu sama lain, misalnya
ikatan antara dua buah atom hidrogen. Dalam pembentukan ikatan
kovalen tidak berlaku pemindahan elektron.
Ikatan kovalen ini sifatnya sangat bergantung pada arah. Spin
elektron untuk satu kaitan kovalen adalah anti paralel. Ikatan ini terjadi
karena interaksi pasangan elektron pada sub kulit satau saling tumpang
tindih (overlapping) fungsi gelombang pada sub kulit p. Pada interaksi

4
di sub kulit p ini interaksi gayut arah sedangkan interksi pada sub kulit
sbersifat anti paralel dan menimbulkan energi ikat dengan interaksi
pertukaran.
Elektron-elektron yang membentuk ikatan cenderung untuk
bergerak secara terbatas dalam ruang antara atom-atom yang saling
mengikat diri. Contohnya ikatan kovalen pada molekul hidrogen.

Gambar 1. Ikatan Molekul H2


Adapun karakteristik dari ikatan kovalen adalah sebagai berikut:
a. Memiliki energi ikat yang besar sehingga sangat keras dan
tembus cahaya
b. Titik leleh tinggi
c. Tidak larut dalam zat cair biasa dan dalam hampir semua pelarut
d. Energi kohesif 16 sampai 12 eV
e. Sebagian besar dari ikatan senyawa (organik)
f. Elemen kolom VI, V, IV
g. Ikatan antara pasangan atom halogen, yakni H, N, dan O
h. Paduan III-V, seperti InSb dan GaAs

5
3. Ikatan Logam
Ikatan dalam logam terjadi karena energi rerata per elektron
valensi lebih kecil dari pada energi rerata dalam atom yang terisolasi
dan interaksi inti ion dengan elektron konduksi pada logam.
Sifat-sifat mikroskopis pada ikatan logam adalah:
a. Susunan ion yang teratur dan suatu lautan elektron valensi ion-ion
tersebut yang bergerak bebas diantara susunan ion. Elektron valensi
tersebut tidak lagiterikat pada ion-ion asalnya.
b. Logam terdiri atas inti-inti ion yang tersusun teratur sebagai kisi
kristal dan gas elektron (elektron valensi) yang tersuperposisi pada
kisi termaksud.
c. Fungsi gelombang elektron yang membentuk gas ini saling tumpang
tindih
d. Elektron-elektron yang terlibat dalam ikatan ini, yakni ikatan valensi
energinya tidak sama.
Ikatan Logam adalah golongan I karena bervalensi I, pada Kristal
logam atom-atom nya membentuk suatu ikatan yang dikenal dengan nama
ikatan logam, misaln nya padan Na, Fe, Cu, dan sebagainya.
Ikatan Logam terjadi bila tarikan antara ion logam positif dan gas
elektron melebihi saling tolak-menolak antara elektron dalam gas itu;
ini berarti jika reduksi dalam energi potensial elektron melebihi
pertambahan energi kinetik yang bersangkutan. Ikatannya jauh dari
kejenuahan sehingga mengakibatkan kemampuan elektron valensi
untuk mengembara secara bebas dari suatu atom ke atom yang lain.
Contoh : Natriun
Sifat-sifat logam yang nampak jelas (makroskopis) adalah
memiliki konduktivitas listrik dan konduktivitas kalor tinggi. Karena itu
logam merupakan konduktor listrik dan kalor yang baik. Pada umumya
logam-logam memiliki struktur kpr (BCC), kps (FCC), dan htp (HCP).
Misalnya besi pada suhu rendah memiliki struktur BCC dan pada suhu
tinggi FCC.

6
Sifat-sifat kristal logam adalah :
a. Tidak tembus cahaya.
b. Permukaannya tampak mengkilap.
c. Memiliki konduktivitas yang baik.
d. Dapat dilarutkan dan dicampurkan dengan logam lain sehingga
membentuk senyawa baru.

4. Ikatan Van Der Waals


Ikatan van der Waals disebabkan oleh adanya momen dwi kutub
magnet dan tolakan oleh distribusi elektron. Medan listrik yang
ditimbulkan momen dwi kutub listrik p
⃗ 1 pada jarak R seperti pada
gambar 2 adalah

1.5

Gambar 3. Medan listrik karena dwi kutub magnet


Ikatan van der Waals terjadinya interaksi antara momen dipole
listrik dari atom bertetangga. Terjadi tidak saja antara molekul, tapi juga
antara setiap atom, termasuk gas jarang yang hampir tidak berinteraksi,
jika tidak demikian gas tidak terkondensasi manjadi zat cair atau zat
padat. Kristal molekular memiliki titik leleh dan titik didih yang rendah
dan kekuatan mekanis yang kecil.
7
Kristal pada golongan VIII A (gas mulia) yakni Ne, Ar, Kr, Xe,
Rn. Atom-atom gas inert dapat mengalami distorsi yang sangat kecil
pada distribusi elektronnya dalam orbital kulit penuh yang berbentuk
simetri bola. Penyimpanan ini cukup mengubah atom-atom menjadi
dipol-dipol listrik. Interaksi antar dipol inilah yang menghasilkan gaya
tarik-menarik yang disebut gaya van der Waals.

5. Ikatan Kovalen
Ikatan hidrogen lebih lemah dari pada ikatan logam dan lebih
kuat dari pada ikatan van der Waals. Ikatan hidrogen dibentuk sebagian
besar dari atom-atom elektronegatif, misalnya F,O,dan N. Ikatan
hidrogen juga terdapat dalam ikatan kristal H2O, yakni es. Selain itu,
ikatan ini terdapat dalam zat organik. Di dalam molekul H2O terdapat
ikatan kovalen antara atom O dengan kedua atom H tetangganya. Untuk
mendapatkan kulit, atom O dan H saling bertukar dan pinjam
meminjam elektron.

Gambar 4. Ikatan Hidrogen


Dalam molekul H2O elektron lebih banyak tertarik oleh atom O
yang memiliki 8 proton dari pada oleh atom H yang hanya memiliki 1
proton. Hal ini mengakibatkan terjadinya polarisasi muatan, yakni
daerah atom O lebih negatif dari pada ujung molekul air (daerah atom
H). Beberapa dwi kutub (dipol) saling tarik menarik. dengan demikian,

8
ikatan ikatan dalam kristal es dalah kombinasi ikatan kovalen dan
ikatan van der Waals.

C. Energi Kohesi Ikatan Ionik


Jika kita mengabaikan energi kinetik atom gas lamban maka energi
kohesinya diberikan oleh potensial Lennard-Jones yang meliputi semua
pasangan atom dalam kristal. Jika ada N atom dalam kristal maka energi
potensial totalnya adalah:

1.6
dalam hal ini, pijR = jarak antara atom acuan i dan atom lain j pada jarak
terdekat R. Faktor (1/2) dimaksudkan untuk mencegah penghitungan dua
kali pasangan atom-atom. Setelah dihitung dan untuk struktur FCC
diperoleh,

1.7
Jika kita mengambil Utotal pada persamaan (1.6) sebagai energi total
kristal maka ∂Utotal / ∂R = 0

1.8
Anda dapat menghitung untuk R = Ro, dalam hal ini

1.9
yang sama untuk semua elemen dengan struktur FCC.
Energi kohesi kristal gas lamban pada suhu mutlak, tekanan nol
diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (1.7) dan (1.9) ke
persamaan (1.6) yakni,

9
1.10
dan untuk R = Ro persamaan 1.9 menjadi,

1.11
Hal yang sama untuk semua gas-gas lamban. Ini merupakan energi
kohesif yang diperoleh jika energi kinetik nol.

D. Konstanta Madelung
Deretan interaksi antara ion positif dan negatif merupakan interaksi
elektrostatis tarik – menarik antara ion-ion yang berbeda muatan dan tolak
menolak antara ion-ion sejenis. Ion-ion tersebut menata sendiri dalam
struktur kristal apapun yang memberikan interaksi tarikan paling kuat
sesuai dengan interaksi tolakan pada jarak pendek antara inti-inti ion.
Interaksi tolakan antara ion-ion dengan konfigurasi gas lamban
adalah serupa dengan interaksi tolakan atom-atom gas lamban. Interaksi
tolakan dari van der Waals memberikan kontribusi yang relatif kecil untuk
energi kohesi dalam kristal ionik. Kontribusi utama untuk energi ikat dari
kristal ionik adalah elektrostatik dan dinamakan energi Madelung.
Konstanta Madelung merupakan efek dari bentuk susunan ion-ion
pada energi potensial elektrostatis. Konstanta yang dimiliki struktur kristal
ini tergantung pada parameter kisi, jarak anion–kation atau volume
molekuler kristal.
Energi ikat total terdiri dari energi Madelung dan energi total inti.
Berdasarkan persamaan 1.4, suku pertama dinamakan energi Madelung,
yang dinyatakan dengan:
𝑁α𝑒²
EM= − 4ε₀𝑅𝑒𝑞 1.12

10
dengan α adalah tetapan Madelung yang didefinisikan sebagai:

1.13

1.14

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ikatan Ionik terjadi akibat ikatan ionik antara ion-ion dalam zat padat.
Ikatan ionik terjadi karena gaya tarik elektrostatik antara ion positif
dan ion negatif. Contoh : kristal NaCl , ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion
Cl-.
2. Ikatan Kovalen adalah patungan elektron valensi dari kedua atom.
Contoh : Atom hidrogen (H)
3. Ikatan Hidrogen terjadi pada molekul tertentu yang mengandung atom
hidrogen.
4. Ikatan Van Deer Wals terjadi tidak saja antara molekul, tapi juga
antara setiap atom, termasuk gas jarang yang hampir tidak
berinteraksi, jika tidak demikian gas tidak terkondensasi manjadi zat
cair atau zat padat.
5. Ikatan Logam terjadi bila tarikan antara ion logam positif dan gas
elektron melebihi saling tolak-menolak antara elektron dalam gas itu;
ini berarti jika reduksi dalam energi potensial elektron melebihi
pertambahan energi kinetik yang bersangkutan. Contoh : Natriun
6. Konstanta Madelung merupakan efek dari bentuk susunan ion-ion
pada energi potensial elektrostatis. Konstanta yang dimiliki struktur
kristal ini tergantung pada parameter kisi, jarak anion–kation atau
volume molekuler kristal.

B. Saran
Setelah disusunnya makalah ini semoga semua pihak akan terus
belajar meskipun terbatas usia atau waktu. Adanya ikatan kristal yang
hanya dapat diperkirakan secara abstrak, membuat manusia akan terus
belajar dan mensyukuri nikmat Allah dengan segala ciptaan-Nya. Semoga

12
makalah ini dapat bermanfaat, dan apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan penulis mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun.

13
DAFTAR PUSTAKA
Istiyono, Edi. 2015. Fisika Zat Padat Untuk Calon Dan Guru Fisika Serta Calon
Fisikawan. Yogyakarta:UNY Press
http://repository.ut.ac.id/4510/1/PEFI4420-M1.pdf diakses pada tanggal 2 Mei
2019 pukul 14.29 WIB
http://armitacahyani97.blogspot.co.id/Fisika_Zat_Padat_IKATAN_KRISTAL.pdf
diakses pada tanggal 2 Mei 2019 pukul 14.45 WIB

14

Anda mungkin juga menyukai