PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan
hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang dihadapi peserta didik
nasional yang dirancang dengan sangat baik oleh pemerintah, hal disebabkan oleh
terjadinya krisis yang cukup serius dalam bidang pendidikan. Krisis dalam bidang
membiayai kebutuhan vital pendidikan namun juga lemahnya tenaga ahli dalam
membuat murid dapat memperoleh ilmu yang lebih diluar sekolah, sehingga hal
dari berbagai kalangan sejak dahulu kala, hal ini tampak dari berbagai penelitian-
penelitian yang dilakukan oleh para ahli untuk menciptakan suatu cara agar
pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu propesi
1
2
(sekolah), dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
nampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh rana dimensi peserta didik itu
sendiri. Dalam arti yang lebih substansi, bahwa proses pembelajaran hingga
dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi
anak didik untuk berkembang secara mandiri melelui penemuan dan proses
2007).
Hasil berarti hasil yang dicapai peserta didik yang dilambangkan dengan
nilai-nilai hasil belajar pada dasarnya mencerminkan sampai sejauh mana tingkat
keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau bidang
Peningkatan hasil belajar siswa, tentunya tidak akan terlepas dari upaya
berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10 Januari 2018 dan hasil wawancara
dengan guru IPA SMP 2 Panaikang Kabupaten Sinjai khususnya kelas VIII-B
nilai hasil belajar IPA Terpadu siswa dikategorikan rendah, yaitu dari kelas VIII-
C siswa di kelas tersebut hanya 30% yang memperoleh nilai minimal 65. Hal ini
materi tersebut sehingga siswa mudah lupa materi yang telah diajarkan atau
dengan kata lain materi tidak tersimpan dalam memori siswa dalam jangka
panjang. Oleh sebab itu peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian di SMP 2
sebelumnya.
konkrit dan mandiri. Inovasi ini bermula diadopsi dari metode kerja para ilmuan
model pembelajaran yang modern. Maka dari itu penulis mengadakan penelitian
belajar IPA Terpadu siswa Kelas VIII SMP 2 Panaikang Kabupaten Sinjai”.
B. Rumusan masalah
pembelajaran generatif terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa Kelas VIII SMP
C. Tujuan Penelitian
dari penelitian ini Pada prinsipnya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
pembelajaran generatif terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa Kelas VIII SMP
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis.
2. Secara Praktis.
a. Sekolah.
b. Guru
Sebagai salah satu pedoman bagi guru dalam bidang studi IPA
c. Siswa.
Dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar IPA Terpadu dan
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Generatif
siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya
dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu
berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pemgetahuan baru itu akan
(Sanjaya, 2006).
itu bukan hanya terbentuk dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu
sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya atau lebih jelas
pengetahuan memang berasal dari luar akan tetapi dikontruksi oleh dan dalam diri
6
7
2007)
penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek
bersifat statis tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dan
mengontruksinya.
Dalam proses belajar generatif setiap guru perlu memahami tipe balajar
dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya
belajar siswa. Dalam proses pembelajaran ini hal yang sering dilupakan oleh
seorang guru adalah metode kekerasan atau tidak ada perubahan mengajar baik
yang dapat menunjukkan data dan fakta yang terkait dengan konsep yang
akan dipelajari.
yang lain. Pada tahap ini guru sebagai fasilitator yang menyangkut
Dalam tahap ini siswa berlatih untuk berani mengeluarkan ide, kritik,
dalam diskusi.
4) Penerapan yakni pada tahap ini siswa diajak untuk dapat memecahkan
hari dan pemberian tugas rumah atau tugas proyek yang dikerjakan siswa
dilakukan.
sedemikian rupa untuk membantu para tenaga pengajar agar sekiranya dapat
memahami strategi pembelajaran ini secara baik yang diantaranya para ahli
Sutarman dan Swasono secara garis besar ada tiga langka dikerjakan oleh
dapat mengutarakan pendapat tanpa rasa takut dari ajakan, dan kritikan dari
10
kooperatif.
proses.
mempresentasikan hipotesisnya.
panjang.
2. Hasil Belajar
dianjurkan. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan orang yang
mencarinya. Seseorang dengan ilmu akan memiliki iman yang tak mudah
ini dilakukan pada akhir tujuan intruksional yang memberikan suatu ujian
yang sekaligus sebagai alat ukur pengukuran hasil belajar yang bertujuan
atau skor sebagai hasil pengukuran belajar yang mempunyai makna bahwa
siswa telah menguasai secara tuntas materi pelajaran tersebut. Adapun tujuan
yang lain menurut Ibrahim (2000) “pengukuran hasil belajar, yaitu untuk
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Menurut Jihad dan Haris (2012) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan
peranan penting dalam proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai
untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi
keterampilan.
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
13
tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
atau proses belajar yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat
yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
Susanto, 2013) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
psikomotor”.
14
bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa
maupun kalimat.
cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis
2) Ranah Psikomotorik
Observasi dalam hal ini, dapat diartikan sebagai jenis tes mengenal
langsung”.
Salah satu bentuk tes ranah rasa yang populer adalah skala likerts
setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan setuju. Skala ini diberi skor 1 sampai 5
Hal lain yang perlu diingat guru yang hendak menggunakan skala
sikap ialah bahwa dalam evaluasi ranah rasa yang dicari bukan benar dan
salah, melainkan sikap atau kecenderungan setuju atau tidak setuju. Karena
yang ingin peneliti lihat dan amati bukan sekedar seberapa tinggi hasil belajar
yang dicapai oleh siswa, melainkan juga bagaimana hubungan antara persepsi
dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa itu sendiri.
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: (1) bakat siswa; (2) waktu yang
tersedia bagi siswa; (3) waktu yang diperlukan guru untuk menjelaskan
yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan
faktor instrumental.
peserta didik yaitu: faktor internal meliputi: a) aspek fisiologis, dan b) aspek
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
dan rohani siswa, hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan siswa baik
1) Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut dengan faktor
2) Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor sosial,
alat yang digunakan atau media pengajaran yang digunakan dalam proses
social
secara garis besar terbagi dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal.
pendengaran.
budayanya.
gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media
18
strategi pembelajaran.
faktor-faktor yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor-
pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya
yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, hasil
1) Informasi Verbal
2) Keterampilan Intelektual
3) Strategi Kognitif
memecahkan masalah.
4) Keterampilan Motorik
dan koordinasi.
5) Sikap
pengertian; (3) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori
hasil belajar, yakni: (1) informasi verbal; (2) keterampilan intelektual; (3)
diukur melalui alat evaluasi baik proses maupun hasil. Hasil belajar siswa
digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai
B. Kerangka Pikir
bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang wajar serta mencapai tujuan yang
yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang harus dikuasai dengan sasaran dan
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai pendidik dan pengajar
sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata
pelajaran.
maupun tindakan yang harus dilakukan guna peningkatan partisipasi dan hasil
dalam proses belajar mengajar, yang pada hakekatnya merupakan upaya dalam
terhadap siswa karena akan memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif
Ada pengaruh
C. Hipotesis
belajar IPA terpadu siswa Kelas VIII SMP 2 Panaikang Kabupaten Sinjai.
hasil belajar IPA terpadu siswa Kelas VIII SMP 2 Panaikang Kabupaten
Sinjai.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dengan membagi kelompok penelitian menjadi dua kelompok yang akan diteliti
Sinjai. Waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP 2
23
24
yang terdiri atas 3 kelas dan berjumlah 100 siswa. Untuk lebih jelasnya
1 VIII 1 13 20 33
2 VIII 2 14 19 33
3 VIII 3 14 20 34
Jumlah 100
2. Sampel
semester sebelumya, dengan mengambil dua kelas yang memiliki rata-rata nilai
yang relatif sama. Hal ini dilakukan agar tidak terdapat perbedaan kemampuan
awal yang cukup signifikan pada kedua kelas sampel. Setelah terpilih dua kelas
sebagai sampel, satu kelas dipilih sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII2 dan
kelas yang satunya dipilih sebagai kelas kontrol yaitu kelas VIII3. Untuk lebih
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 VIII 2 14 19 33
2 VIII 3 14 20 34
Jumlah 67
Sumber : Hasil olahan dari tabel 3.1
D. Variabel Penelitia
Variabel merupakan suatu konsep yang mempunyai lebih dari satu nilai,
Variabel penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini terdiri atas variabel
dependen (Terikat) yaitu hasil belajar IPA Terpadu siswa VIII SMP 2 Panaikang
Kabupaten Sinjai.
E. Desain Penelitian
randomized posttest only control group design” yang merupakan salah satu
K1 X O1
K2 - O2
Keterangan:
K1: Kelas eksperimen
K2: Kelas control
O1: Posttest untuk kelompok siswa dengan penggunaan model generatif
O2: Posttest untuk kelompok siswa tanpa penggunaan model generatif
X: Perlakuan (model generatif) (Sugiyono, 2012)
F. Instrumen Penelitian
lembar Tes. Tes hasil belajar IPA Terpadu siswa, adalah instrument yang
digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa Kelas VIII SMP 2
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, yakni
Memberikan tes pada kedua kelompok, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen
untuk mengetahui hasil belajar IPA Terpadu, yakni post-test digunakan untuk
generatif.
27
untuk pengolahan data hasil penelitian yang meliputi analisis deskriptif. Analisis
1. Statistik Deskriptif
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar maka dilakukan
x
𝑥=
n
Keterangan:
𝑥̅ = Mean (rata-rata)
x = Jumlah data / nilai
28
w
N x100%
n
Keterangan:
N : Nilai yang diperoleh siswa
w : Jumlah soal yang benar
n : Banyaknya item soal (Sudjana, 2006)
̅)𝟐
∑ 𝒇𝒊 (𝒙𝒊 −𝒙
S=√ (𝒏−𝟏)
2. Statistik Inferensial
mata pelajaran IPA Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Panaikang Kabupaten
Keterangan:
t : uji perbandingan signifikan
n1 : jumlah siswa kelompok ekperimen
n2 : jumlah siswa kelompok kontrol
X1 : Rata-rata hasil belajar (Kelompok eksperimen)
X2 : Rata-rata hasil belajar (Kelompok control)
𝑆𝑥2 : Nilai varian masing-masing kelompok sampel
n1 : Jumlah subjek pada kelompok sampel (Sugiyono, 2012)
29
Uji hipotesis
hasil belajar IPA terpadu siswa Kelas VIII SMP 2 Panaikang Kabupaten
Sinjai.
terhadap hasil belajar IPA terpadu siswa Kelas VIII SMP 2 Panaikang
Kabupaten Sinjai
Jika: t hitung ≥ t tabel, maka H1 diterima artinya signifikan, dan t hitung ≤ t tabel maka H1
ditolak artinya tidak signifikan, dengan taraf signifikansi: 0,05, dan derajat
kebebasan (dk) = n – 2
30
BAB IV
A. Hasil Penelitian
bahasan struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Penelitian dilaksanakan pada dua
kelas menggunakan penerapan yang berbeda. Siswa kelas VIII2 (33 orang) belajar
siswa kelas VIII3 (34 orang) belajar menggunakan penerapan model Pembelajaran
Data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian yaitu berupa data hasil
belajar biologi siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrument tes hasil
belajar yang diberikan sebagai tes kemampuan untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
Sinjai pada siswa kelas VIII2, penulis mengumpulkan data dari instrumen tes
melalui skor hasil belajar post-test siswa. Data-data yang dikumpulkan penulis
Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Statistik Hasil
Ukuran sampel 33
Skor tertinggi 90
Skor terendah 60
Range 30
Rata-rata skor 71,8
Standar deviasi 8,27
Varians 68
Sumber: Analisi statistik deskriptif
Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis statistik yang diperoleh dari post-
test, yaitu nilai tertinggi sebesar 90, nilai terendah 60, rentang nilai (Range)
sebesar 30, rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 71,8, standar deviasi 8,37 dan
nilai varians (S2) sebesar 68. Data keseluruhan hasil dapat di lihat pada tabel
“sangat tinggi” dengan persentase sebesar 9,09%, 26 orang berada pada kategori
“sedang” dengan persentase sebesar 12,12%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa tingkat penguasaan materi siswa saat test akhir (post-test) pada kelompok
Kabupaten Sinjai pada siswa kelas VIII3, penulis mengumpulkan data dari
Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen
Statistik Hasil
Ukuran sampel 34
Skor tertinggi 95
Skor terendah 75
Range 20
Rata-rata skor 83,97
Standar deviasi 7,05
Varians 49,66
Sumber: Analisi statistik deskriptif
Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis statistik yang diperoleh dari nilai
post-test, yaitu nilai tertinggi 95, nilai terendah 5, rentang nilai (Range) sebesar
20, rata-rata nilai (X) yang diperoleh sebesar 83,97, standard deviasi 7,05 dan
nilai varians sebesar 49,66. Data keseluruhan hasil dapat dilihat pada tabel
“sangat tinggi” dengan persentase sebesar 44,12%, dan 19 siswa berada pada
kategori “tinggi” dengan persentase sebesar 55,88%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat penguasaan materi siswa saat test akhir (post-test)
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada
kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dengan hasil belajar siswa pada
bantuan SPSS (Lihat pada Lampiran IV). Dengan demikian maka dirumuskan
Hipotesis Nihil (H0) = tidak ada perbedaan, jika t.hitung < t.tabel
Dengan kriteria pengujian adalah jika nilai sig. hitung > α (0,05) maka H1
diterima dan H0 ditolak, berarti ada perbedaan hasil belajar biologi siswa antara
diperoleh nilai t.hitung sebesar 5,706 dengan t.tabel (0,05) sebesar 2,036. Dengan
demikian jelas terlihat bahwa nilai t.hitung (5,706) > t.tabel (2,036), berarti H0 ditolak
B. Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas
VIII2 (kelas kontrol) adalah 71.8. Tingkat penguasaan materi siswa setelah
pemberian post-test, terdapat 3 orang yang berada pada kategori “sangat tinggi”
dengan persentase sebesar 9.09%, 26 orang berada pada kategori “tinggi” dengan
persentase sebesar 12.12%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
penguasaan materi siswa saat test akhir (post-test) pada kelompok kontrol
tergolong tinggi. Hasil belajar kelas kontrol mengalami peningkatan cukup rendah
disebabkan karena metode yang digunakan yaitu metode ceramah biasa yang
kurang memotivasi siswa bagaimana belajar dan berpikir dengan baik. Hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Trianto (2007) bahwa berdasarkan
hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut
kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Dalam hal ini
siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar,
35
berpikir, dan memotivasi diri sendiri. Hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian yang diungkapkan oleh Anggraeni pada tahun 2010 dengan judul
hasil belajar siswa kelas VIII3 adalah 87,69. Tingkat penguasaan materi siswa
kelas eksperimen pada pemberian pre-test, terdapat 15 siswa yang berada pada
kategori “sangat tinggi” dengan persentase sebesar 44.12%, dan 19 siswa berada
pada kategori “tinggi” dengan persentase sebesar 55.88%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat penguasaan materi siswa saat test akhir (post-test)
bertukar pikiran dengan siswa lainnya, menjawab pertanyaan guru serta berani
oleh siswa seperti membangun ide tentang susatu fenomena atau membangun arti
mendorong siswa yang kurang mampu ikut perpartisipasi secara aktif dalam
proses pembelajaran. Selain itu, menurut Tri Mulyani (2006) bahwa diskusi
36
kesempatan pada kedua belah pihak untuk dapat mencurahkan perasaan secara
seluruh siswa yang terlibat dan berpartisipasi didalamnya secara lebih bebas, dan
interaksi antara siswa dengan siswa menjadi lebih erat. Selain itu pada
lebih aktif dalam pembelajaran, yang nantinya akan berimbas pada peningkatan
hasil belajar sekaligus penguasaan materi siswa. Hasil penelitian yang relevan
dengan penelitian yang diungkapkan oleh Anggraeni pada tahun 2010 yaitu
adalah 94.37.
Berdasarkan hasil uji SPSS untuk pengujian hipotesis antara nilai post-test
kelas kontrol dan eksperimen, dimana nilai thitung sebesar 5,706 > ttabel α(0,05)
(mean) hasil belajar siswa antara kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa
hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
generatif (eksperimen) lebih baik daripada hasil belajar biologi siswa yang diajar
belajar siswa (post-test) kelas eksperimen adalah 83.97 dan nilai rata-rata hasil
generatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang tentunya dapat membantu
para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-
temannya (orang lain). Selain itu, Menurut Maria (1999) bahwa “Model
oleh siswa seperti membangun ide tentang susatu fenomena atau membangun arti
mendorong siswa yang kurang mampu ikut perpartisipasi secara aktif dalam
proses pembelajaran. Hal inilah yang juga terjadi pada kelas VIII3 yang
yang kuat antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru sebagai pembimbing
pokok sistem respirasi ini. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang
diungkapkan oleh Anggraeni pada tahun 2010 yaitu setelah penerapan model
pembelajaran generatif yaitu nilai signifikansi yang diperoleh dari uji perbedaan
dua rata-rata adalah 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, maka berdasarkan
BAB V
A. Kesimpulan
hipotesis menunjukkan bahwa t.hitung sebesar 5,706 dengan t.tabel (0,05) sebesar
2,036. Dengan demikian jelas terlihat bahwa nilai t.hitung (5,706) > t.tabel (2,036),
B. Saran
belajar biologi.
2. Setiap tugas yang diberikan diharapkan, agar guru memberikan umpan balik
berikutnya.
pendekatan kepada siswa terlebih dahulu agar hasilnya dapat lebih maksimal.
C. Keterbatasan Penelitian
pembelajaran dalam proses pembelajaran IPA khususnya pada materi struktur dan
sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat saja beruba apabila diterapkan pada
DAFTAR PUSTAKA
40
41