Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan bipolar terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas
yang berlebih (mania atau hipomania), dan dalam jangka waktu yang berbeda
terjadi penurunan afek yang disertai dengan penurunan aktivitas (depresi).
Gangguan bipolar terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang
berlebih (mania atau hipomania), dan dalam waktu yang berbeda terjadi
penurunan mood yang diikuti dengan penurunan energi maupun penurunan
aktivitas (depresi).

Jumlah kejadian setiap tahun dari gangguan bipolar dalam populasi


diperkirakan antara 10-15 per 100000 di antara manusia. Angka ini lebih tinggi di
kalangan wanita dan bahkan dapat mencapai 30 per 100000 . Kondisi ini dapat
mempengaruhi orang dari hampir semua usia, dari anak-anak sampai usia lanjut.
Prevalensi serupa terjadi pada pria maupun wanita.

Menurut PPDGJ III, pedoman diagnostik untuk gangguan afektif bipolar,


episode manik dengan psikotik, episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk
manik dengan gejala psikotik dan harus ada sekurang-kurangnya satu episode
afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 definisi

Episode manik didefinisikan sebagai kesamaan karakteristik dalam afek


yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik
dan mental, dalam berbagai derajat keparahan.

2.2 kriteria episode manik

Kriteria episode manik menurut DSM IV-TR :

A. Mood elasi, ekspansif atau iritabel yang menetap, secara abnormal,


selama periode tertentu, berlangsung paling sedikit satu minggu (atau waktunya
bisa kurang dari satu minggu bila pasien masuk perawatan),

B. Selama periode gangguan mood tersebut, tiga (atau lebih) gejala di


bawah ini menetap dengan derajat berat yang signifikan: a. grandiositas atau
meningkatnya kepercayaan diri b. berkurangnya kebutuhan tidur (merasa segar
dengan hanya tidur tiga jam) c. bicara lebih banyak dari biasanya atau adanya
desakan untuk tetap berbicara d. loncatan gagasan atau pengalaman subjektif
adanya pikiran yang berlomba e. distraktibilitas (perhatian mudah teralih kepada
stimulus eksternal yang tidak relevan atau tidak penting) f. meningkatnya aktivitas
yang diarahkan ke tujuan (sosial, pekerjaan, sekolah, atau seksual) atau agitasi
psikomotor g. keterlibatan berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang
berpotensi merugikan (investasi bisnis yang kurang perhitungan, hubungan
seksual yang tidak aman, mengendara yang sembrono atau terlalu boros),

C. Gejala-gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran,

D. Gangguan mood sangat berat sehingga menyebabkan hendaya yang


jelas dalam fungsi pekerjaan, aktivitas sosial yang biasa dilakukan, hubungan
dengan orang lain, atau memerlukan perawatan untuk menghindari melukai diri
sendiri atau orang lain, atau dengan gambaran psikotik,

2
E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung
penggunaan zat (misalnya, penyalahgunaan zat, obat atau terapi lainnya) atau
kondisi medik umum (misalnya hipertiroid).

2.3 pedoman diagnosis dari ICD-10 Classification of Mental and Behavioral


Disorders: Diagnostic Criteria for Research dan PPDGJ III, disebutkan
episode mania dengan gejala psikotik:

1. Suasana perasaan meningkat dengan jelas, ekspansif, atau iritabel, dan


abnormalbagi pribadi yang bersangkutan. Perubahan suasana perasaan har
us nyata dan menetap sekurangnya selama 1 minggu (kecuali jika cukup
berat dan membutuhkan perawatan rumah sakit),
2. Setidaknya ada 3 tanda yang harus menyertai (4 bila afeknya hanya
iritabel):
a. Peningkatan aktivitas atau kegelisahan fisik,
b. Suka bicara (ada dorongan untuk bicara terus),
c. Flight of ideas atau alur pikirnya seperti berpacu,
d. Hilangnya larangan sosial normal, menyebabkan perilaku yang tidak
sesuai kepada keadaan,
e. Kebutuhan tidur berkurang,
f. Meningkatnya harga diri atau grandiositas,
g.Distraktibilitas atau perubahan terus menerus dalam aktifitas dan
rencana,
h.Perilaku sembrono atau membabibuta dengan resiko yang tidak
diketahui,
i. Kecerobohan seksual,
3. Episode tidak dihubungkan dengan penggunaan zat psikoaktif atau
gangguan mentalorganik lain,
4. Episode tidak bertumpang tindih dengan kriteria skizofrenia atau
gangguan skizoafektiftipe Mania,
5. Waham atau halusinasi muncul.

3
Pedoman diagnostik mania dengan gejala psikotik menurut PPDGJ III :

1. Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania
tanpa psikotik,
2. Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran ( delusion of grandeur), iritabilitas dan
kecurigaan menjadi waham kejar ( delusion of persecution ). Waham dan
halusinasi “sesuai” dengan keadaan afek tersebut ( mood- congruent ).
2.4 Bentuk Gejala Psikotik pada Gangguan Bipolar Episode Manik

Bentuk gejala psikotik yang sering ditemukan pada gangguan bipolar episode
manik yaitu gangguan proses pikir, halusinasi dan waham, psikosis inkongruen-
mood, delirious mania, katatonia, psikosis postpartum, dan cycloid psychosis.

2.5 Diagnosis banding

1. Skizofrenia (F.20.-)
2. Skizoafektif tipe manik (F.25.0)
( ketidaksesuaian gejala afek dengan waham dan halusinasi / “ mood
incongruent “, sangat menonjol ).

2.6 penatalaksanaan

2.6.1 Penatalaksanaan pada Fase Akut

Farmakoterapi pada Mania Akut Pada mania akut, risiko perilaku agresif dan
kekerasan harus dinilai pada semua pasien. Selanjutnya, keamanan pasien dan tim
medis harus pula diperhatikan. Pada fase akut, perlu dipertimbangkan pengikatan
dan penempatan pasien di tempat yang tenang. Tabel Rekomendasi Farmakologi
untuk Gangguan Bipolar, Episode manik, Akut

pilihan Jenis obat


Lini I Litium, divalproat, olanzapin,
risperidon, quetiapin XR, aripipazol,
ziprasidon, litium atau divalproat +

4
risperidon, litium atau diva;proat +
quetiapin, litium Tu divalproat +
olanzapin, litium atau aripipazol
Lini II Karbamazepin, ECT, litium +
divalproat, asenapin, litium atau
divalproat + asinapinj, paliperidon
monoterapi
Lini III Haloperidol, chlorpromazine, litium
atau divalproat + karbamazepin,
clozapin, oksakarbazepin, tamoksifen
Tidak direkomendasikan Monoterapi gabapentin, topiramat,
lamotrigin, verapamil, tiagabin,
risperidon + karbamazepin, olanzapin
+ karbamazepin

2.6.2 Farmakoterapi pada Fase Rumatan

Penatalaksanaan gangguan bipolar jangka panjang merupakan tantangan


bagi klinisi karena keberagaman gejala, tolerabilitas, dan riwayat respon terhadap
pengobatan tiap individu berbeda-beda. Berikut ini adalah terapi rumatan yang
dianjurkan oleh seksi bipolar PDSKJI Rekomendasi terapi rumatan pada
gangguan bipolar I:

a) Lini I: Litium, Lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin,


quetiapin, litium atau divalproat+ quetiapin, risperidon injeksi
jangka panjang, aripiprazol
b) Lini II: karbamazepin, litium+divaproat, litium+karbamazepin,
litium atau divalproat+olanzapin, litium+risperidon,
litium+lamotrigin, olanzapin+fluoksetin

5
c) Lini III: penambahan fenitoin, penambahan olanzapin,
penambahan Electroconvulsive therapy, penambahan topiramat,
penambahan asam lemak omega3, penambahan okskarbazepin.

2.7 Prognosis

Mania dengan gejala psikotik merupakan bentuk mania yang paling berat
dan berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik - Scribd


[https://www.scribd.com/doc/213551249/Gangguan-Afektif-Bipolar-
Episode-Kini-Manik.].

2. Tinjauan Kepustakaan - Journal | Unair - Universitas Airlangga


[http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
psikiatric27896aa80full.pdf].
3. IPI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR MANIA DENGAN PSIKOTIK ...
[http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=1510
70].
4. Rusdi Maslim. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ
III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya .

Anda mungkin juga menyukai