Anda di halaman 1dari 79

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN

DIARE PADA BAYI UMUR 0 – 6 BULAN DI POSYANDU


LESTARI LINGKUNGAN 24 WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEKAN LABUHAN
TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh
RIZKY RAMADHAN SAPUTRA

7114080001

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Hasil Penelitian dengan Judul :

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN


DIARE PADA BAYI UMUR 0 – 6 BULAN DI POSYANDU LESTARI
LINGKUNGAN 24 WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN LABUHAN
2017

Yang dipersiapkan oleh :

RIZKY RAMADHAN SAPUTRA

7114080001

Hasil Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui

Medan, 13 Desember 2017

Disetujui

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

( dr. Bambang Susanto, M.Kes) (dr. Dian Afriandi, M.Kes)

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA


DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI
UMUR 0–6 BULAN DI POSYANDU LESTARI
LINGKUNGAN 24 WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEKANLABUHAN MEDAN
TAHUN 2017

Nama Mahasiswa : RIZKY RAMADHAN SAPUTRA

Nomor Induk Mahasiswa : 7114080001

Telah diuji dan dinyatakan LULUS di depan Tim Penguji pada Kamis, 15
Desember 2017.

Tim Penguji Skripsi

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

( dr. Bambang Susanto, M.Kes) (dr. Dian Afriandi, M.Kes)

Diketahui

Dekan

( dr. Abd. Harris Pane, Sp.OG )

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh


Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Rabbal’alamin, segala puji
hanya bagi Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pemberian Susu
Formula Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0 – 6 Bulan Di Posyandu
Lestari Lingkungan 24 Wilayah Kerja Puskesmas Pekanlabuhan Medan
Tahun 2017”. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya yang telah menuntun umatnya kejalan yang diridhoi
Allah SWT.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat
memperoleh kelulusan sarjana kedokteran di Program Studi Pendidikan
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara. Dalam penyusunan skripsi ini
penulis mendapatkan bimbingan, semangat, dan pengarahan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih yang
tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mhd Asaad, Msi, selaku Rektor Universitas Islam
Sumatera Utara.
2. Bapak dr. Abd. Harris Pane, Sp.OG, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara.
3. Bapak dr. Syahlis Irwandi, M.kes, selaku Kepala Prodi Sarjana
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara.
4. Abangda dr. Bambang Susanto, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, waktu,
tenaga dan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
5. Abangda dr. Dian Afriandi, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan,
bimbingan, saran dan masukan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi
ini dapat diperbaiki dengan baik.

iii
iv

6. Kakanda dr. Meutia Atika Faradilla selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan motivasi, bimbingan, pengarahan, nasehat kepada
penulis selama berada di FK UISU.
7. Ibu dr. Suryani Eka Mustika, Sp.PA selaku reviewer yang telah memberikan
kritik yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.
8. Dosen-dosen dan staff Program Studi Pendidikan Kedokteran Universitas
Islam Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan bantuannya
sehingga penyusunan skripsi ini berjalan dengan baik.
9. Kedua orang tua tercinta Bapak H. Saddanur Harahap dan Ibu Hj. Idahnur
S.pd yang selalu mendoakan, memberi semangat, masukan dan dukungan
serta memberi kepercayaan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan
skripsi ini.
10. Abang tersayang Refly Setiawan Harahap, Idris Hardiansyah dan adik
tersayang Ridho Hamulian Harahap yang selalu mendoakan, selalu
memberikan dukungan, masukan, saran, dan semangat kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Kakak tersayang Lesta Vera Yasin dan Reni Afriani yang telah banyak
memberi dukungan dan motivasi selama ini.
12. Sahabat saya Muhharam, Rahmat Ilahi, Rico, M, Fahru Rezi, Kevin
Fernando, Efriadi, Tengku Rizky, Devi Ariadi yang menemani saya dari
saya SMA hingga sekarang dan selalu mendukung saya.
13. Sahabat tersayang Ainul Rakhman Tarigan, M. Rahmani B, Hardi Santoso,
Januar Iskandar Sormin, yang sudah menemani selama perjalanan kuliah di
FK UISU, yang selalu memberikan bantuan, yang selalu memberikan
kebahagian, semangat dan motivasi.
14. Sahabat saya Rizky Mayuri Saragih, Suhadatul Aulia Harahap, Sarvina
Hasari, yang selalu memberikan semangat, dan membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
15. Abang dan kakak BRO12THER yang selalu memberikan dukungan dan
semangat selama masa perkuliahan di FK UISU.
v

16. Teman dekat saya Ninda Karisa yang telah memberikan semangat, motivasi,
meluangkan waktu dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman-teman seperjuangan mahasiswa/i angkatan 2014 Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara yang selalu memberikan
motivasi, semangat, dan dukungannya.
18. Semua rekan dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan


kelemahan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk dijadikan perbaikan dimasa yang akan datang.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi untuk


perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang kesehatan bagi Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 13 Desember 2017


Penulis,

(Rizky Ramadhan S)
vi

vi
ABSTRAK

Diare adalah pengeluaran kotoran atau tinja dengan frekuensi yang


meningkat tiga kali dalam 24 jam disertai dengan perubahan tinja menjadi lembek
atau cair, dengan atau tanpa lendir. Pemberian susu formula pada anak usia kurang
dari 6 bulan dapat mengakibatkan diare karena sistem pencernaan bayi yang belum
terbentuk secara sempurna, dan didalam susu formula tidak mengandung antibodi
yang dapat melindungi bayi dari infeksi, maka dari itu bayi mudah mengalami
infeksi terutama infeksi diare. Akibatnya susu akan dikeluarkan kembali melalui
anus dan bayi mengalami diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0 – 6
Bulan di Posyandu Lestari Lingkungan 24 Wilayah Kerja Puskesmas Pekanlabuhan
Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian Survey Analitik dengan
pendekatan Cross Sectional. Sampel diambil dengan teknik Random Sampling
yaitu sebanyak 51 orang.
Analisa data menggunakan chi-square. Berdasarkan hasil uji statistik
didapatkan hasil nilai p-value = 0,000 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan antara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0 –
6 bulan di Posyandu Lestari Lingkungan 24 Wilayah Kerja Puskesmas
Pekanlabuhan Tahun 2017

Kata kunci : diare, susu formula

vi
ABSTRACT

Diarrhea is the excretion of dirt or stools at frequency that increase three


times in 24 hours and characterized with loose or watery stools. Formula feeding
for less than 6 months old infants can cause diarrhea because infants’s digestive
system is not fully formed yet and in formula milk doesn’t contain antibodies which
can protect the babies from infection, so infants are susceptible to infections,
especially diarrhea. As the result milk will be secreted through the anus and the
infants has diarrhea.
The objective for this research is to determine the correlation between formula milk
feeding with the incidence of diarrhea in infants age 0-6 months in posyandu lestari
environment 24 working area puskesmas pekanlabuhan year 2017.
The type of this research is analitic survey with cross sectional study. The samples
is taken with random sampling technique with total of 51 people. Data analysis
using chi-square. Based on the result of statistical test, the result of p-value = 0,000
(0,05) so it can be concluded that there is a relationship between formula feeding
with the incidence of diarrhea in infants age 0-6 months in posyandu lestari
environment 24 working area puskesmas pekanlabuhan year 2017.

Words: diarrhea, formula milk

vii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
1.4.1 Manfaat Praktis ....................................................................................... 3
1.4.2 Manfaat Teoritis...................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare ........................................................................................................ 5


2.1.1 Defenisi Diare ......................................................................................... 5
2.1.2 Etiologi Diare.......................................................................................... 5

viii
2.1.3 Klasifikasi Diare ..................................................................................... 5
2.1.4 Patofisiologi Diare .................................................................................. 7
2.1.5 Tanda dan Gejala Diare .......................................................................... 8
2.1.6 Diagnosis Diare ...................................................................................... 9

ix
ix

2.1.7 Tatalaksanaan Penderita Diare ............................................................... 10


2.1.8 Pencegahan Diare ................................................................................... 11
2.1.9 Komplikasi Diare .................................................................................... 12

2.2 Susu Formula ............................................................................................... 13


2.2.1 Pengertian Susu Formula ........................................................................ 13
2.2.2 Jenis Susu Formula ................................................................................. 13
2.2.3 Tips Penyiapan Susu Formula ................................................................ 14
2.2.4 Cara Pemberian Susu Botol pada Bayi ................................................... 15
2.2.5 Kerugian Pemberian Susu Formula ........................................................ 16
2.3 Kerangka Konsep ........................................................................................ 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 18


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 18
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................................... 18
3.2.2 Waktu Penelitian..................................................................................... 18
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 18
3.3.1 Populasi .................................................................................................. 18
3.3.2 Sampel .................................................................................................... 19
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 19
3.5 Teknik Pengambilan Sampel ....................................................................... 20
3.6 Variabel Penelitian ...................................................................................... 20
3.7 Definisi Operasional .................................................................................... 20
3.8 Pengolahan dan Analisa Data ...................................................................... 21
3.8.1 Analisa Univariat ................................................................................. 21
3.8.2 Analisa Bivariat .................................................................................... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian................................................................................................. 23


4.1.1.Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................................ 23
x

4.1.2.Analisa Bivariat ........................................................................................... 23


4.2. Pembahasan ...................................................................................................... 28
4.2.1. Analisa Bivariat ......................................................................................... 28
4.2.1.1. Deskripsi Frekuensi berdasarkan Pemberian Susu .......................... 28
4.2.1.2. Deskripsi Frekuensi berdasarkan Kejadian Diare ............................ 29
4.2.1.3. Deskripsi Frekuensi berdasarkan Klasifikasi Diare ......................... 29
4.2.1.4. Analisa Hubungan Antara Pemberian Susu Formula Dengan
Kejadian Diare ............................................................................................. 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... .. 32

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. … 32


5.2 Saran ...................................................................................................... ….32

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... .....34

LAMPIRAN
i
ii

ii
viii
xi
DAFTAR TABLE

No Judul Halaman

Tabel 2.1.3 Klasifikasi Diare Pada Anak ................................................................ 6


Tabel 3.7 Defenisi Operasional .......................................................................... 20
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Orangtua......................................... 23
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orangtua ........................................... 24
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia .............................................. 24
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Proses Persalinan .............................................. 25
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pemberian Susu................................................. 25
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Cara Pemberian Susu ........................................ 25
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare .................................................. 26
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Diare ............................................... 26
Tabel 4.9 Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Diare........................... 27

xi
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.3 Kerangka Konsep .............................................................................. 17

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

Lampiran I : Penjelasan Subjek


Lampiran II : Informed Consent
Lampiran III : Kuisioner
Lampiran IV : Jadwal Kegiatan
Lampiran V : Rencana Biaya Penelitian
Lampiran VI : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran VII : Izin Penelitian FK UISU
Lampiran VIII : Izin Penelitian DINKES MEDAN
Lampiran IX : Persetujuan Ethical Clerance
Lampiran X : Lembar Kegiatan Bimbingan Hasil
Lampiran XI : Keabsahan Daftar Pustaka
Lampiran XII : Master Data Penelitian
Lampiran XII : Dokumentasi

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare adalah buang air besar yang frekuesinya lebih sering dan
konsistensi tinja lebih encer dari biasanya. yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari
(Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014)

Diare merupakan penyebab terpenting terjadinya angka kesakitan dan


kematian pada semua usia dan di seluruh dunia. Selain itu diare juga
merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak di seluruh dunia.
Menurut data WHO diare menyebabkan 4-6 juta kematian penduduk dunia
tiap tahun, terutama berbahaya bagi bayi dan anak-anak. Diperkirakan
terdapat 1,4 juta kejadian diare pada anak-anak yang terjadi saat usia kurang
dari 5 tahun. Terdapat banyak penyebab diare, termasuk bakteri, parasit, dan
virus.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi diare pada 2013


(3,5%) lebih kecil dari Riskesdas 2007 (9,0%). Insiden diare balita di
Indonesia adalah 6,7 persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi
adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan
(8,1%), dan Banten (8,0%) (tabel 3.4.5). Karakteristik diare balita tertinggi
terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%), tinggal di
daerah pedesaan (5,3%), dan kelompok kuintil indeks kepemilikan terbawah
(6,2%)

Penemuan kasus di Kota Medan, Sumatera Utara penyakit diare


selama tahun 2007 menunjukkan sebanyak 17.928 balita ,kasus diare tertinggi
terdapat di Kecamatan Medan Marelan sebanyak 1.191 kasus tercatat di
Puskesmas Terjun, di Kecamatan Medan Belawan sebanyak 1.007 kasus
tercatat di Puskesmas Belawan, di Kecamatan Medan Deli sebanyak 1.000
kasus tercatat di Puskesmas Medan deli, dan terendah terdapat di Kecamatan
2

Medan Selayang sebanyak 95 kasus tercatat di Puskesmas Selayang (Profil


Kesehatan Kota Medan tahun 2007).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada bayi adalah
pemberian susu formula. Susu formula merupakan susu yang sesuai dan bisa
diterima oleh sistem tubuh pada bayi atau susu formula adalah susu sapi yang
kandungan nutrisinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat diberikan
kepada bayi tanpa memberikan efek samping. Pada susu sapi lebih banyak
mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi, termasuk
susu formula. Protein-protein yang terdapat dalam susu formula tidak dapat
dicerna dengan baik oleh pencernaan bayi, sehingga akan mengakibatkan
penyakit diare pada anak (Wijayanti, 2016)

Diare dapat disebabkan karena kesalahan dalam pemberian pengganti


ASI (PASI). Dimana bayi intoleran terhadap laktosa sehingga anak mengalami
diare, sebab lain anak mengalami diare adalah karena pencernaan bayi belum
mampu mencerna makanan selain ASI, dan adanya kemungkinan susu
formula yang diberikan sudah terkontaminasi oleh bakteri karena alat yang
digunakan tidak terjaga hygienisnya (Susanti ,2016)

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis


termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Pemberian Susu
Formula dengan Kejadian Diare Pada Bayi Umur0-6 Bulan di Posyandu
Lestari Lingkungan 24 wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan
dalam penelitian ini yaitu : “Bagaimanakah Hubungan Antara Pemberian Susu
Formula dengan Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0 – 6 bulan di Posyandu
Lestari Lingkungan 24 wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan.
3

1.3 Hipotesa penelitian


Ha Tidak ada hubungan antara pemberian susu formula dengan
kejadian diare pada bayi umur 0 – 6 bulan.
Ho Ada hubungan antara pemberian susu formula dengan kejadian
diare pada bayi umur 0 – 6 bulan.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Melihat secara umum hubungan antara pemberian susu formula
dengan kejadian diare pada bayi umur 0 – 6 bulan di Posyandu Lestari
Lingkungan 24 wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pemberian susu formula pada bayi umur 0 – 6 bulan


di Posyandu Lestari Lingkungan 24 wilayah kerja Puskesmas Pekan
Labuhan.
b. Mengidentifikasi kejadian diare pada bayiumur 0 – 6 bulan di
Posyandu Lestari Lingkungan 24 wilayah kerja Puskesmas Pekan
Labuhan.

c. Mengidentifikasi klasifikasi diare pada bayi umur 0 – 6 bulan di


Posyandu Lestari Lingkungan 24 wilayah kerja Puskesmas Pekan
Labuhan.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi Masyarakat

- memberikan tambahan informasi kepada masyarakat tentang susu


formula dan diare
4

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan


sebagai bahan masukan dalam perkembangan pendidikan tentang
kolesterol khususnya di FK UISU.
1.5.3 Bagi Peneliti

- penelitian dapat membuktikan dan memanfaatkan ilmu yang telah


dipelajari selama masa pendidikan
- Sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan program pendidikan
sarjana kedokteran.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DIARE
2.1.1 Definisi

Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba


akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 mL/KgBB/hari)
dengan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Pola defekasi neonatus dan bayi, hingga
usia 4-6 bulan, yang defekasi >3 hari dan konsistensinya cair atau lembek
masih dianggap normal selama tumbuh kembangnya baik (Venita, 2014)

2.1.2 Etiologi Diare


Menurut (Kadim, 2014) secara klinis penyebab diare dapat
dikelompokan dalam 5 golongan, yaitu:

a. Infeksi
1) Virus (rotavirus, adenovirus, norwalk ),
2) Bakteri (Shigella sp, Salmonelia sp, E. coli, vibrio sp.),
3) Parasit (protozoa, E. hystolytica, G. lamblia, Balantidium coli )
b. Malabsorpsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak, dan
protein
c. Alergi makanan : alergi susu sapi, protein kedelai, alergi multiple
d. Keracunan makanan : misalnya makan kaleng akibat Botulinum sp
e. Lain-lain : obat-obatan (antibiotic atau obat lainnya)
2.1.3 Klasifikasi Diare (Muzal, 2014)
Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari:
a) Diare akut

Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat
dan konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak
datangnya dan berlangsung dalan waktu kurang dari 2 minggu.
6

b) Diare persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,


merupakan kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan
diare kronik.

c) Diare kronik

Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama


dengan penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten
atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih
dari 30 hari.

Klasifikasi diare pada anak berdasarkan derajat dehidrasi:

Klasifikasi Tanda dan Gejala

Dehidrasi Berat Dua atau lebih tanda berikut:


• Kondisi umum lemah

 Ubun-ubun besar,mata sangat cekung

 Malas minum/tidak dapat minum

 Cubitan perut kembali sangat lambat (>=2detik)

Dehidrasi Ringan-Sedang Dua atau lebih tanda berikut:


• Rewel, gelisah, cengeng

• Ubun-ubun besar, mata sedikit cekung

• Tampak kehausan, minum lahap

• Cubitan perut kembali lambat

Tanpa Dehidrasi Tidak ada tanda untuk diklasifikasikan ke dua kriteria


Table 2.1.3. Klasifikasi diare pada anak.(Muzal, 2014)
7

2.1.4 Patofisiologi

Patofisiologi diare menurut (Kumar, 2011) dapat diklasifikasikan


menjadi:
a. Diare sekretorik
Dari sekitar 9 liter air yang masuk kedalam usus manusia (sebagai
makanan, air minum dan sekresi traktus GI), sekitar 1-1,5 L masuk
kedalam sekum. Dalam kolon, sebagian besar air tersebut diabsorpsi dan
ada seklitar 200 mL yang diekskresikan kedalam feses setiap harinya.
Kapasitas maksimal absorpsi pada kolon adalah sekitar 6 liter cairan per
hari jika kapasitas ini tertantang oleh aktivitas sekresi yang berlebihan atau
absorpsi yang berkurang pada usus halus. Situasi semacam ini secara khas
terjadi karena endotoksin yang dihasilkan oleh vibrio cholera atau pada
keadaan sindrom malabsorpsi.

Endotoksin V. cholera menyebabkan aktivitas sekresi yang tidak


terkontrol dalam sel-sel epitel mukoso usus halus. Kehilangan cairan
dalam feses dapat mencapai 1 liter per jam. Jika tidak segera diobati, maka
akan terjadi deplesi volume, dehidrasi , hiperkalemia, asidosi metabolic
(hiperkloremik) dan syok sirkulasi yang dapat menimbulkan kematian
dalam waktu beberapa jam sejak mula timbul diare. Toksin baklkteri tidak
mempengaruhi fungsi lambung atau kolon. Bahkan di dalam usus halus
terdapat fungsi absorpsi yang normal. Jadi terapi penggantian cairan per
oral tampak aman, logis dan bermanfaat.

b. Diare Eksudatif
Tipe diare ini disebabkan oleh oleh pengaliran keluar protein
serum, darah, mukus atau pus dari lokasi inflamasi dan ulserasi mukosa
kolon seperti misalnya pada colitis ulseratif dan diare infeksi yang
disebabkan oleh E. histolitica,shigella atau salmonella. Pada tipe diare ini,
frekuensi defekasi dapat tinggi tetapi volume feses yang diekskresikan
setiapm kali defekasi bisa sedemikian rupa sehingga volume total biasanya
kurang dari 1 liter per hari. Tenesmus, yaitu sensasi buang air besar yang
8

terasa pada rectum dengan diikuti oleh keluarnya feses sedikit-sedikit


merupakan gambaran yang harus diperhatikan untuk tipe diare ini.

c. Diare Osmotik
Tipe diare ini disebabkan oleh keberadaan solute yang tidak
absorpsi dengan baik didalam traktus GI, solut ini akan menarik air ke
dalam lumen usus melalui efek osmotik yang ditimbulkan. Mekanisme
semacam ini terlihat pada diare yang terjadi karena intoleransi laktosa atau
penggunaan antacid dengan kandungan Mg2+ dengan dosis berlebihan.
Volume feses biasanya melebihi satu liter per hari, dan diare akan mereda
ketika material penyebabnya dihilangkan dari dalam makanan.

d. Diare Malabsorpsi
Merupakan tipe diare kronis yang ditandai oleh perlintasan feses
yang besar, banyak, berminyak dan berbau busuk.

e. Diare karena kelainan motilitas


Yang meliputi diare pada irritable bowel syndrome dan
hipertiroidisme.

2.1.5 Tanda dan Gejala

Diare menurut Widoyono (2011) ada beberapa gejala dan tanda


diare diantaranya adalah :

1. Gejala umum
a. Mengeluarkan kotoran lembek dan sering merupakan gejala
khas diare
b. Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut
c. Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala
diare
d. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, turgor kulit menurun,
apatis bahkan gelisah
9

2. Gejala spesifik
a. Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti
cucian beras dan berbau amis
b. Disenteriform : tinja berlendir dan berdarah
2.1.6 Diagnosis
Beberapa langkah untuk mendiagnosis (Venita, 2014)
1. Anamnesis

Perlu ditanyakan deskripsi diare (frekuensi, lama diare


berlangsung, warna, konsistensi tinja, adanya lendir/tidak dalam tinja),
adanya muntah, tanda dehidrasi (rasa haus, anak rewel/lemah, kapan
BAK terakhir), demam, kejang, jumlah cairan masuk, riwayat makan
dan minum, pengobatan yang diterima.

2. Pemeriksaan fisis

 Periksa keadaan umum, kesadaran, tanda vital, dan berat badan.

 Selidiki tanda-tanda dehidrasi: rewel/gelisah, letargis/kesadaran


berkurang, mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat
(turgor abdomen), haus/minum lahap, malas/tidak dapat
minum, ubun-ubun cekung, air mata berkurang/tidak
ada,keadaan mukosa mulut.

 Tanda-tanda ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit:


kembung akibat gangguan natrium, nafas cepat dan dalam
akibat asidosis metabolik.

3. Pemeriksaan penunjang

 Pada pemeriksaan tinja, namun tidak rutin dilakukan, kecuali


ada tanda-tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis,
dapat dilakukan secara makroskopis, mikroskopis, maupun
kimiawi
10

 Pada dehidrasi berat: elektrolit serum, analisis gas darah,


nitrogen urea, kadar gula darah

2.1.7 Tatalaksana Penderita Diare

Tatalaksana pada penderita diare menurut (Suradi , 2012) adalah

a. Mencegah terjadinya dehidrasi


Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan dari rumah
dengan memberikan minuman lebih banyak dengan cairan rumah
tangga yang dianjurkan, seperti air tajin, kuah sayur, air sup. Macam
cairan yang dapat digunakan akan tergantung pada :

1) Kebiasaan setempat dalam mengobati diare


2) Tersedianya cairan sari makanan yang cocok
3) Jangkauan pelayanan kesehatan
4) Tersedianya oralit
b. Mengobati dehidrasi
Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak) penderita harus segera
dibawa ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan yang cepat dan tepat yaitu dengan oralit. Bila terjadi
dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan cairan intravena
dengan Ringer Laktat sebelum dilanjutkan terapi oral.

c. Memberikan makanan
Berikan makanan selama serangan diare untuk memberikan gizi
pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan. Berikan cairan termasuk oralit
dan makanan sesuai yang dianjurkan.

Anak yang masih minum ASI lebih sering diberikan ASI. Anak
yang minum formula diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6
bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat makanan padat
harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit-sedikit tetapi
sering.
11

d. Mengobati masalah lain


Apabila ditemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain,
maka diberikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap
mengutamakan rehidrasi. Tidak ada obat yang aman dan efektif untuk
menghentikan diare.

2.1.8 Pencegahan Diare

Tujuan pencegahan diare adalah untuk tercapainya penurunan


angka kesakitan akibat diare. Cara pencegahan yang benar dan efektif
terhadap diare (Wastam , 2011) adalah :

a) Memberikan ASI

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat


makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna
dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk
menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. ASI steril, berbeda
dengan sumber susu lain; susu formula atau cairan lain disiapkan
dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi dalam botol yang
kotor. Pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa
menggunakan botol menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan
organisme lain yang akan menyebabkan diare.

b) Menggunakan air bersih yang cukup

Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan


melalui jalur fekal-oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukan
ke dalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja,
misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam
panci yang dicuci dengan air tercemar.
12

c) Mencuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan


yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.
Mencuci tangan dengan sabun terutama sesudah buang air besar,
sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum
menyuapi makanan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak
dalam kejadian diare.

d) Menggunakan jamban

Pengalaman dibeberapa negara membuktikan bahwa upaya


penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan
resiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai
jamban harus membuat dan keluarga harus buang air besar di jamban.
Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

2.1.9 Komplikasi

Berat badan menurun, gangguan elektrolit, gagal tumbuh,


pertumbuhan bakteri di usus secara berlebihan, serta diare yang lebih
berat dan sering terjadi (Kadim, 2014)
13

2.2 Susu Formula

2.2.1 Pengertian susu formula

Susu formula menurut (Raspy, 2012) adalah cairan atau bubuk


dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak yang
berfungsi sebagai pengganti ASI.

2.2.2 Jenis susu formula

Di Indonesia telah beredar berbagai macam susu formula dengan


berbagai merk dagang. (Kurniasih, 2013) membagi susu formula
menjadi dua, yaitu :

1. Susu formula menurut bahan dasar


a. Susu formula berbahan dasar sapi
- Umumnya susu formula untuk bayi yang beredar di
pasaran berasal dari susu sapi. Susu sapi adalah
salah satu pilihan untuk bayi yang tidak ada riwayat
alergi dalam keluarga
b. Susu formula berbahan dasar soya atau kedelai
- Susu yang berasal dari sari kedelai ini di berikan
untuk bayi yang alergi terhadap susu sapi tetapi
tidak terhadap protein soya
2. Susu formula menurut usia bayi
a. Susu formula awal
- Susu ini memiliki susunan gizi yang lengkap untuk
bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. Susu formula
ini memiliki kadar protein dan mineral yang tinggi.
b. Susu formula lanjutan
- Susu formula ini khusus untuk bayi usia 6 bulan
lebih karena mengandung protein yang lebih tinggi
dari susu formula lengkap, kadar mineral,
14

karbohidrat, lemak, dan energinya juga lebih tinggi


karena untuk mengimbangi kebutuhan tumbuh
kembang anak.

2.2.3 Tips Penyiapan Susu Formula (Nirwana AB, 2014)

a Dianjurkan menggunakan air yang dimasak sampai mendidih,


biarkan air selama 10 – 15 menit agar suhunya turun menjadi
70°C.
b Siapkan susu sebanyak yang bisa dihabiskan bayi. Sesuaikan
takaran yang dianjurkan pada table
c Sisa susu yang sudah dilarutkan harus dibuang setelah 2 (dua)
jam.
d Susu formula bukan susu yang steril yang dapat terkontaminasi
kuman yang menyebabkan penyakit.

Langkah berikut yang harus ibu perhatikan dalam pemberian susu


formula adalah menjaga kebersian botol dan alat makan bayi dengan cara:

1. Cuci bersih alat makan, botol, dot serta tutupnya dengan


menggunakan sabun dan penyikat botol.
2. Rebus dengan panci selama 10 (sepuluh) menit (letakkan dot
dalam posisi terbalik untuk membersihkan bagian dalamnya.
Simpan dalam wadah tertutup dan sebaiknya wadah tersebut
tidak digunakan untuk keperluan lain.

Cara menyiapkan Susu Formula pengganti ASI

1. Pastikan tangan ibu dan peralatan minum bayi dalam keadaan


steril.
2. Isi botol dengan air yang kehangatannya pas untuk bayi,
dengan takaran yang sesuai dan cukup untuk melarutkan susu.
15

3. Tuangkan susu sesuai takaran yang tertera dalam kemasan


dengan menggunakan sendok takar yang tersedia.
4. Tutup botol susu. Kocok dengan menggoyangkan perlahan
sampai susu benar – benar larut.
5. Berikan kepada bayi tanpa menyentuh bagian dot yang akan
masuk ke mulut bayi. Jangan lupa masukkan kembali sendok
takar ke dalam kaleng dan menutupnya dengan rapat.

2.2.4 Cara memberikan susu botol pada bayi (Nirwana AB, 2014)

1. Dudukkan bayi dipangkuan ibu dengan posisi bersandar pada


lengan ibu.
2. Pegang botol dengan tangan satunya.
3. Lubang dot sebaiknya tidak terlalu besar karena ukuran terbaik
adalah membuat susu menetes dengan lancer, bukan mengalir
dengan deras, untuk menghindari bayi tersedak, muntah, dan
kembung.
4. Periksa lubang dengan cara membalikkan botol, apabila susu
menetes berarti lubangnya telah sesuai, tetapi apabila susu
seperti mengucur berarti ukuran lubang terlalu besar.
5. Ukur dahulu suhu susu dengan meneteskan pada punggung
tangan.
6. Waktu memberikan, atur kemiringan botol sehingga susu
menutup seluruh leher botol, selain untuk melancarkan
tetesannya, juga menjaga agar tidak ada udara yang terhisap
oleh bayi, karena hal bisa menyebabkan bayi kembung dan
sakit perut.
16

2.2.5 Kerugian pemberian Susu Formula

Menurut Depkes RI (2011), kerugian pemberian susu formula


adalah sebagai berikut :

a Bagi Ibu

Kerugian pemberian susu formula bagi ibu adalah :

1. Tidak ekonomis karena PASI harus dibeli dan dengan PASI


bayi kemungkinan sering sakit sehingga menambah biaya
berobat.

2. Suasana kejiwaan ibu tidak baik karena tidak menyusui


langsung, ibu akan merasa tidak diperlukan.

b Bagi Bayi

Kerugian pemberian susu formula bagi bayi adalah :

1. Bayi tidak memperoleh zat kekebalan yang ada pada ASI,


dengan demikian dapat menimbulkan resiko infeksi.

2. Ancaman kekurangan gizi, apabila diberikan tidak sesuai


dengan ketentuan petunjuk penggunaan PASI.

3. Ancaman kegemukan, apabila diberikan secara berlebihan.

4. Lebih mudah terserang penyakit diare dan alergi.

5. Pertumbuhan mulut, rahang dan gigi tidak baik.

6. Mengurangi hubungan kasih sayang ibu dan anak yang


dapat menghambat perkembangan mental selanjutnya.
17

2.3 Kerangka Konsep

Pemberian Susu Diare pada bayi


Formula 0 – 6 bulan

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


18

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan
Cross Sectional yakni data yang menyangkut variable independen dan dependen
akan dikumpulkan secara bersamaan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lestari Lingkungan 24 Pekan Labuhan
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2017 hingga Desember 2017.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah
sekelompok subjek dan karakteristik tertentu. Maka dalam hal ini yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang
memiliki anak usia 0 – 6 bulan yang datang ke Puskesmas Lestari
Lingkungan 24 Pekan Labuhan, Medan Labuhan. Dengan menentukan besar
sampel dengan menggunakan rumus Slovin(Notodmojo, 2010) dimana
terdapat 105 yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan.

𝑁 105
𝑛= = = 51,21 𝑎𝑡𝑎𝑢 51
1 + 𝑁(𝑑 2 ) 1 + 105(0,12 )

Keterangan : n = jumlah sample


N = jumlah populasi
d2 = presisi (ditetapkan 10% atau 0,1)
19

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi jumlah sampel penelitian. Dalam hal ini
yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian adalah orang tua
yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan yang datang ke Posyandu Lestari
Lingkungan 24 Pekan Labuhan, Medan Labuhan
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek dalam
populasi yang layak untuk dilakukan penelitiann (Notoadmojo, 2010).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a) Ibu yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan yang datang ke
Posyandu Lestari
b) Ibu yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan yang diberikan Susu
Formula
c) Ibu yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan yang diberikan ASI
d) Responden yang bersedia untuk mengikuti penelitian dan telah
menandatangani informed consent
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria yang dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel di karenakan tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian (Notoadmojo, 2010). Kriteria eksklusi
dalam penelitian ini adalah:
a) Anak usia >6 bulan
b) Orang tua yang tidak bersedia menjadi responden.
3.4 Instrumen penelitian
Instrument Penelitian adalah alat yang digunakan untuk
pengumpulan data primer yang langsung diambil dari responden
(Notoadmojo, 2012). Alat pengukuran yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuisioner (daftar pertanyaan)yang di adobsi dari penelitian Rini
Mutiara yang telah di uji validitas dan reabilitas pada penelitian
20

sebelumnya yang terdiri dari 20 soal, yaitu : 10 soal mengenai diare, dan
10 soal mengenai susu formula.
3.5 Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan data primer yaitu
data yang di peroleh melalui kuisioner yang berjumlah 20 pertanyaan yang sesuai
dengan masalah penelitian.
3.6 Variabel penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Sudigdo,
2014).
Berdasarkan hubungan fungsional perannya variable dapat dibedakan
menjadi:
1. Independent Variabel (Variabel Bebas) : Susu Formula
2. Dependent variabel (Variabel Terikat) : Diare
3.7 Defini Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Sudigdo, 2014).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Varaiabel Defenisi Cara Alat ukur Hasil Skala ukur
operasional ukur ukur
Diare Buang air besar wawanca kuesioner a. Ya Nominal
pada bayi atau ra b. Tidak
anak lebih dari
3 kali perhari,
disertai
perubahan
konsistensi
tinja menjadi
cair
Susu Susu yang Wawanc Kuesioner a. Ya Nominal
21

Formula diserupakan ara b. Tidak


nutrisinya
dengan ASI
Table 3.7 Defemisi Operasional
3.8 Pengolahan dan analisis data
3.8.1 Pengolahan data
Data yang telah terkumpul diolah melalui langkah sebagai berikut:
a) Editing
Proses editing dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan
data yang sudah terkumpul, dan data yang sudah terkumpul
diperiksa kebenarannya.
b) Coding
Yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya
dengan memberi kode tertentu.
c) Tabulating
data yang sudah terkumpul di tabulasikan dalam bentuk tabel.
3.8.2 Analisa Data
a) Analis univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitiannya.
Pada umumnya dalam analisis ini menghasilkan distribusi
frekuensi.
b) Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005 : 188).
Adapun data yang dianalisis menggunakan analisa bivariat dalam
penelitian ini adalah : hubungan antara pemberian susu formula
dengan kejadian diare.
Selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji
statistik dengan alat bantu komputer untuk menganalisa dengan
metode uji chi-square (Uji Kai Kuadrat).
22

Rumus Chi-square :

( fo  fh) 2
χ2  
fh

Keterangan :

² : Chi-square

fo : Frekuensi yang diobservasi/diperoleh dari hasil


pengisian kuesioner.

fh : Frekuensi yang diharapkan.

a. Ho diterima jika nilai value > (0,05)yang berarti tidak ada


hubungan antara pemberian susu formula dengan kejadian diare
b. Ho ditolak jika nilai value < (0,05)yang berarti ada hubungan
antara pemberian susu formula dengan kejadian diare.
23

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lestari Lingkungan 24
wilayah kerja Puskesmas PekanLabuhan, Medan Belawan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Oktober sampai bulan November 2017 dengan
menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti.

4.1.2. Analisa Univariat


Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel yang akan
diteliti dari data yang didapatkan sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil
analisa ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah balita
berusia 0-6 bulan di Posyandu Lestari Lingkungan 24 wilayah kerja
Puskesmas PekanLabuhan, Medan Belawan yang dipilih berdasarkan
kriteria yang telah peneliti tetapkan dengan total responden sebanyak 51
orang.
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari komisi etik untuk
pelaksanaannya dengan nomor 6475/L/E.03/X/2017. Adapun data penelitian
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Pendidikan Orangtua

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


SD 9 17.65 %
SMP 15 29.41 %
SMA 20 39.22 %
S1 7 13.73 %
Total 51 100 %
24

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui 9 (17,65%) orangtua dengan


pendidikan terakhir SD, 15 (29,41%) SMP, 20 (39,22%) SMA, dan 7
(13,73%) S1.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi berdasarkan Pekerjaan Orangtua

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)


Buruh 30 58.82 %
PNS 5 9.80 %
IRT 10 19.61 %
Wiraswasta 6 11.76 %
Total 51 100 %
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui 30 (58,82%) orangtua dengan
pekerjaan buruh, 5 (9,8%) dengan pekerjaan PNS, 10 (19,61%) dengan IRT,
dan 6 (11,76%) wiraswasta.

Pada penelitian ini, jumlah bayi yang diteliti sebanyak 51 bayi.


Berikut disajikan distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel penelitian.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)


1 Bulan 7 13.7 %
2 Bulan 12 23.5 %
3 Bulan 14 27.5 %
4 Bulan 9 17.6 %
5 Bulan 5 9.8 %
6 Bulan 4 7.8 %
Total 51 100 %
Berdasarkan Tabel 4.4, dari 51 bayi, diketahui terdapat 7 (13,7%) bayi
dengan usia 1 bulan, 12 (23,5%) bayi dengan usia 2 bulan, 14 (27,5%) bayi
dengan usia 3 bulan, 9 (17,6%) bayi dengan usia 4 bulan, 5 (9,8%) bayi
dengan usia 5 bulan, dan 4 (7,8%) bayi dengan usia 6 bulan.
25

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi berdasarkan Proses Persalinan

Proses Persalinan Frekuensi Persentase (%)


Normal 42 82.35 %
Caesarea 9 17.65 %
Total 51 100 %
Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui 42 (82,35%) dengan proses
persalinan normal, sementara 9 (17,65%) dengan proses persalinan
caesarea.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi berdasarkan Pemberian Susu

Konsumsi Susu Frekuensi Persentase (%)


Mengkonsumsi ASI 31 60.8 %
Mengkonsumsi Susu Formula 20 39.2 %
Total 51 100 %
Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui terdapat 31 (60,8%) bayi
mengkonsumsi ASI, sementara 20 (39,2%) bayi mengkonsumsi susu
formula.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi berdasarkan Cara Pemberian Susu


Formula

Cara Pemberian Susu Formula Frekuensi Persentase (%)


Baik 19 95 %
Buruk 1 5%
Total 20 100 %
Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui 19 (95%) baik dalam hal pemberian
susu formula, sementara 1 (5%) buruk dalam hal pemberian susu formula.
26

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi berdasarkan Kejadian Diare

Kejadian Diare Frekuensi Persentase (%)


Terjadi Diare 22 43.1 %
Tidak Terjadi Diare 29 56.9 %
Total 51 100 %
Berdasarkan table 4.7, diketahui 22 (43,1%) bayi mengalami diare
sementara 29 (56,9%) bayi tidak mengalami diare.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi berdasarkan Klasifikasi Diare

Klasifikasi Diare Frekuensi Persentase (%)


Akut 22 100 %
Kronik 0 0%
Total 22 100 %
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui 22 (100%) bayi dengan klasifikasi
diare akut, sementara 0 (0%) bayi dengan klasifikasi diare kronik.

4.1.1 Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara


dua variabel. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan
antara pemberian susu formula dengan kejadian diare di Posyandu Lestari
Lingkungan 24 wilayah kerja Puskesmas PekanLabuhan, Medan Belawan.
Analisa bivariat disini menggunakan uji chi-square. Taraf signifikan (∝ =
0,05), pedoman dalam penerima hipotesis: jika nilai probabilitas p < 0,05,
maka H0 ditolak, apabila p > 0,05 maka H0 diterima.

Analisa bivariat ini juga digunakan peneliti dengan tujuan untuk


mendeskripsikan hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare.
27

Tabel 4.9. Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare

Diare
Konsumsi susu Terjadi Tidak Total P- OR
formula diare terjadi Value
diare
Mengkonsumsi ASI 5 26 31
16.1% 83.9% 100% 0,000 5,591
Mengkonsumsi 17 3 20
susu formula 85.0% 15.0% 100%
Total 22 29 51
43.1% 56.9% 100%

Berdasarkan table 4.9, dapat dilihat pada bayi yang mengkonsumsi


ASI ada 7 bayi yang mengalami diare sedangkan yang mengkonsumsi Susu
Formula ada 27 bayi yang mengalami diare.

Hasil uji chi-square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05, maka

disimpulkan secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara

pemberian susu formula dengan kejadian diare. Diketahui nilai OR (odds

ratio) adalah 5,591. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa bayi yang

mengkonsumsi susu formula 5,591 kali lebih mungkin untuk terjadi diare,

dibandingkan dengan bayi yang mengkonsumsi susu ASI. Dengan kata lain,

peluang bayi yang mengkonsumsi susu ASI untuk tidak terjadi diare lebih

tinggi, dibandingkan dengan bayi yang mengkonsumsi susu formula.


28

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1. Analisa Univariat


4.2.1.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Susu
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 51 bayi,
didapatkan bahwa 31 (60,8%) bayi mengkonsumsi ASI, sementara 20
(39,2%) bayi mengkonsumsi susu formula.

Alasan ibu – ibu yang memberikan susu formula karena merasa ASI
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya walaupun hanya sedikit
sekali (2-5%) yang secara biologis memang kurang produktif ASI nya.
Alasan berikutnya yaitu karena ibu bekerja, takut bayi tumbuh menjadi anak
yang manja, susu formula lebih praktis dan ibu takut badannya tetap gemuk
(Roesli, 2010)

Demikian halnya dengan kekhawatiran ibu yang menganggap bahwa


produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan makanan bayi. Anggapan ini
sering menjadi kendala bagi ibu, yang akhirnya mencari alternatif lain
dengan memberikan susu pendamping saat bayi lapar.

4.2.1.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Kejadian Diare

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 51 bayi,


didapatkan 22 (43,1%) bayi mengalami diare sementara 29 (56,9%) bayi
tidak mengalami diare.

Adanya faktor yang menyebabkan bayi lebih rentan terkena diare


akibat susu formula yaitu pencucian botol yang kurang bersih sehingga
menimbulkan biakan dari bakteri. Bakteri E.coli masuk kedalam tubuh
manusia melalui tangan atau alat – alat seperti botol, dot. Penggunaan botol
susu perlu diwaspadai karena sangat rentan terkontaminasi bakteri dan hal
ini pengaruhi oleh perilaku ibu yang merupakan faktor resiko terjadinya
diare. Jadi, memperhatikan kebersihan botol susu sebelum digunakan adalah
hal yang amat mutlak untuk para ibu (Galih, 2011)
29

4.2.1.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Klasifikasi Diare

Hasil penelitian dari 22 bayi yang mengalami diare didapati bahwa 22


(100%) bayi di Posyandu Lestari Lingkungan 24 wilayah kerja Puskesmas
Pekanlabuhan mengalami diare akut. Tingginya persentase kejadian diare
akut pada bayi di bandingkan diare kronik dikarenakan seluruh bayi yang
mengalami diare hanya dalam jangka waktu kurang dari 2 minggu.

Diare adalah pengeluaran kotoran (tinja) dengan frekuensi yang


meningkat (tiga kali dalam 24 jam) disertai dengan perubahan tinja menjadi
lembek atau cair, dengan atau tanpa lendir, dan menurut klasifikasinya diare
dibagi menjadi diare akut dan kronik (Venita, 2014)

4.2.2. Analisa Bivariat


4.2.2.1. Analisa Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian
Diare

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan aplikasi statistik SPSS


22 dengan metode chi-square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05, maka
disimpulkan secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara
pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0 – 6 bulan di
Posyandu Lestari Lingkungan 24 wilayah Kerja Puskesmas Pekanlabuhan.

Bila di lihat dari hasil tabulasi silang bahwa bayi yang diberikan susu
formula lebih sering terkena diare dibandingkan dengan bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif. Jadi pemberian susu formula meningkatkan
angka kejadian diare. Diketahui nilai OR (odds ratio) adalah 5,591, nilai
tersebut dapat diartikan bahwa bayi yang mengkonsumsi susu formula 5,591
kali lebih mungkin untuk terkena diare

Pendidikan orangtua yang mayoritas sekolah menengah pertama dan


sekolah menengah atas sehingga orangtua memiliki pengetahuan yang
kurang tentang diare akibat pemberian susu formula. Sedangkan pekerjaan
orangtua yang mayoritas bekerja sebagai buruh tidak mempunyai waktu
30

untuk memberikan ASI kepada bayinya sehingga ibu memberikan susu


formula kepada bayinya

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wijayanti (2010) dan
Astari (2013) dengan judul Hubungan antara pemberian susu formula
dengan dengan kejadian diare pada anak usia 0-6 bulan diwilayah kerja
Puskesmas Mangkang. Pada penelitian Astari menunjukkan responden yang
memberikan susu formula pada bayinya yang berusia kurang dari 6 bulan
dan mengalami diare sebanyak 25 (60,97%) bayi, sedangkan yang tidak
diberikan susu formula dan mengalami diare sebanyak 16 (39,02%) bayi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Iskandar (2016) yang berjudul


Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia
0 – 6 Bulan di Puskesmas Teupin Raya Kabupaten Pidie Aceh Besar Tahun
2016, dengan jumlah responden 76 orang. Menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara pemberian susu formula dengan kejadian diare
dengan nilai sign(p-value)0,009 yang berarti (p-value < 0,05)

Penelitian lain yang dilakukan oleh Darah (2016) yang berjudul


Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia
0-6 Bulan di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo Tahun 2016 dengan jumlah
responden 32 orang. Menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
pemberian susu formula dengan kejadian diare dengan nilai sign (p=0,037).

Menurut pendapat (khasanah, 2011) bahwa pemberian susu formula


sebelum berumur 6 bulan membuat pencernaan bayi sulit mencerna
dikarenakan fungsi pencernaan dan imun bayi belum terbentuk secara
sempurna, jadi apabila ada asupan makanan yang terlalu kental atau encer
dapat membuat usus sulit mencerna, akibatnya susu akan dikeluarkan
kembali lewat anus dan bayi mengalami diare.

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli, maka peneliti


berpendapat bahwa pemberian susu formula pada usia kurang dari 6 bulan
dapat menyebabkan diare, karena didalam susu formula tidak mengandung
31

antibodi yang dapat melindungi tubuh bayi dari infeksi, maka dari itu bayi
mudah mengalami infeksi seperti infeksi diare.
32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, maka dapat
diambil kesimpulan mengenai Hubungan Antara Pemberian Susu Formula
Dengan Kejadian Diare di Posyandu Lestari Lingkungan 24 wilayah Kerja
Puskesmas Pekanlabuhan Tahun 2017 sebagai berikut :
1. Mayoritas bayi usia 0 – 6 bulan di Posyandu Lestari Lingkungan 24 Wilayah
Kerja Puskesmas Pekanlabuhan Tahun 2017 diberikan susu formula, yaitu
28 (54,9%) bayi, sedangkan 23 (45,1%) bayi diberikan ASI eksklusif.
2. Kejadian diare pada bayi usia 0 – 6 bulan di di Posyandu Lestari
Lingkungan 24 Wilayah Kerja Puskesmas Pekanlabuhan Tahun 2017 yaitu
sebanyak 24 (47,06%) bayi, sedangkan 27 (52,94%) bayi tidak mengalami
diare.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian susu formula dengan
kejadian diare pada bayi usia 0 – 6 bulan di Posyandu Lestari Lingkungan
24 Wilayah Kerja Puskesmas Pekanlabuhan Tahun 2017, dimana bayi yang
mengkonsumsi susu formula memiliki resiko 5,591 kali terkena diare dari
pada bayi yang mengkonsumsi ASI
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, saran – saran yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi responden
Diharapkan penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan kesadaran
pada ibu yang memiliki bayi agar tidak memberikan susu formula
kepada bayi kecuali dengan indikasi tertentu atau dalam keadaan
terpaksa.
33

2. Bagi Petugas Kesehatan


Sebaiknya tenaga kerja kesehatan terus berusaha meningkatkan pemberian
ASI eksklusif dengan cara salah satunya melaksanakan penyuluhan
tentang ASI eksklusif.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebaiknya Institusi Pendidikan menambah pustaka dan referensi di
institusi khususnya tentang pemberian susu formula dengan kejadian diare
pada bayi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya peneliti selanjutnya meningkatkan wawasan penelitian seperti
menambah variable pada penelitian tentang pemberian susu formula
dengan kejadian diare pada bayi usia 0 – 6 bulan dan sebagai referensi
peneliti selanjutnya.
34

DAFTAR PUSTAKA

Anasta Irawan Putra, Rizky AR. 2014. Hubungan Pemberian Susu Formula
Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan. Jambi: FKUJ.

Astari Nurita. 2013. Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare
Pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Semarang

Destri AM, Suparyani Sri. 2011. Jendela Data dan Informasi Kesehatan Indonesia.
Jakarta. Kemenkes RI.

Hasibuan Berlian, Guntur. 2011. Infeksi Rotavirus pada Anak Usia di Bawah Dua
Tahun. Medan: FKUSU.

Ifalahma Darah. 2016. Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian


Diare Pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo. Citra
Medika. Surakarta.

Kemenkes. 2008. Profil Kesehatan Kota Medan 2007. Medan : Kementerian


Kesehatan Medan.

Maulidar Iskandar. 2016. Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian


Diare Pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan di Puskesmas Teupian Raya Kabupaten
Pidue. Aceh: Poltekes Kemenkes Aceh.

Markum, AH. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI, p: 24.

Muzal Kadim, Venita. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Keempat. FKUI.
Jakarta.

Nirwana AB. 2014. Asi dan Susu Formula, Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Roesli U. 2013. Mengenal Susu ASI ekslusif. Jakarta: Tribus Agriwidya.


35

Sastroasmoro, S. 2013. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-5.


Jakarta: Sagung Seto

Setiati S dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta:
Internal Publishing.

Suherna Cucu. 2009. Hubungan Antara Pemberian Susu Formula Dengan


Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Balai Agung Sekayu.Jakarta

Suradi R, Roesli U. 2008. Manfaat Asi dan Menyusui. Jakarta: FKUI.

Syafri DR dkk. 2014. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid I.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Wayan IW. 2011. Prebiotik Sebagai Terapi Diare Akut Pada Bayi Dan Anak.
Denpasar: FK Udayana.
36

Lampiran I

LEMBAR PENJELASAN SUBJEK

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN


DIARE PADA BAYI UMUR 0 – 6 BULAN DI POSYANDU LESTARI
LINGKUNGAN 24 WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKANLABUHAN

Assalamualaikum Wr, Wb
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Mahasiswa Kedokteran Universitas Islam
Sumatera Utara:
Nama : RIZKY RAMADHAN SAPUTRA
NPM : 7114080001
Bermaksud melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN PEMBERIAN
SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0 – 6
BULAN DI POSYANDU LESTARI LINGKUNGAN 24 WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEKANLABUHAN”
Dalam penelitian ini saya ingin mengetahui apakah ada hubungan antara
pemberian susu formula dengan kejadian diare pada anak Ibu di posyandu lestari
lingkungan 24. Adapun manfaat penelitian saya yaitu agar Ibu dapat mengetahui
apakah anak ibu mengalami diare karena susu formula atau tidak.
Untuk mendapatkan data penelitian ini, saya memohon kesediaan Ibu untuk
mengisi lembar pertanyaan yang saya sediakan dengan jumlah pertanyaan sebanyak
12 pertanyaan.
Dalam Penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi
anak Ibu atau tidak ada efek samping. Saya menjamin kerahasiaan identitas dan
jawaban dari Ibu dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian.
37

Demikian penjelasan dari saya. Atas partisipasi dan kesedian waktu


Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr, Wb

Peneliti,

RIZKY RAMADHAN SAPUTRA


38

Lampiran II

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Setelah Penjelasan)

Ibu Yang Terhormat,

Saya ingin mewawancarai Ibu untuk meneliti Hubungan Pemberian Susu


Formula Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0 – 6 Bulan Di Posyandu Lestari
Lingkungan 24 Wilayah Kerja Puskesmas Pekanlabuhan. Penjelasan ini bersifat
ilmiah, dan hasilnya untuk dijadikan kepentingan persyaratan mencapai gelar
Sarjana.

Ibu berhak untuk berdia untuk menolak mengikuti wawancara ini. Jika
terdapat pertanyaan yang tidak berkenan bagi Ibu, Ibu berhak untuk menghentikan
wawancara meskipun wawancara belum selesai dan data pribadi ibu juga saya
rahasiakan, jika Ibu bersedia untuk di wawancarai, mohon Ibu memberikan tanda
tangan persetujuan Ibu sebagai berikut.

Saya Bersedia Diwawancarai,

( )
39

Lampiran III

Kuisioner Penelitian Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian


Diare Pada Bayi Umur0 – 6 Bulan di Posyandu Lestari Lingkungan 24 Pekan
Labuhan.

Tanggal :

A. IDENTITAS IBU

1. NAMA :
2. USIA :
3. PENDIDIKAN :
4. PEKERJAAN :
5. ALAMAT :

B. IDENTITAS BAYI

1. NAMA :
2. JENIS KELAMIN :
3. ANAK KE- :
4. USIA BAYI :........BULAN........MINGGU
5. PROSES PERSALINAN
a. Normal
b. Saesar
6. MENGONSUMSI
a. ASI Ekslusif
b. Susu Formul
40

I. CARA PEMBERIAN SUSU FORMULA

1. Bila anda memberikan susu formula pada anak, apakah botol


susunya direbus terlebih dahulu ?

Ya Tidak

2. Apakah dalam setiap memberikan susu formula pada anak anda


mengunakan takaran yang telah ditentukan ?

Ya Tidak

3. Apakah susu formula yang disajikan pada anak anda menggunakan


air yang matang ?

Ya Tidak

4. Apakah susu formula yang digunakan melewati ijin Depkes ?

Ya Tidak

5. Apakah susu formula yang digunakan tidak melewati mas


kadaluwarsa ?

Ya Tidak

6. Apakah setiap memberikan susu formula pada anak anda


menggunkan gelas / cangkir ?

Ya Tidak

7. Apakah susu formula yang sudah diseduh langsung diberikan pada


anak anda dan tidak disimpan > 4 jam ?

Ya Tidak

8. Apakah anda memberikan susu formula bubuk untuk bayi anda ?

Ya Tidak
41

9. Apakah susu formula yang anda berikan disimpan dalam keadaan


tertutup ?

Ya Tidak

10. Apakah susu formula yang digunakan cocok dengan usia anak anda?

Ya Tidak

II. KLASIFIKASI DIARE

Isi pertanyaan dibawah jika anak Ibu mengalami diare

1. Apakah anak anda diare kurang dari 14 hari ?

Ya Tidak

2. Apakah anak anda diare lebih dari 14 hari ?

Ya Tidak
42

Lampiran IV Surat Izin Penelitian


43

Lampiran V Surat Balasan Izin Penelitian


44

Lampiran VI Keabsahan Daftar Pustaka


45

Lampiran VII Lembar Kegiatan Bimbingan Proposal Penelitian


46

Lampiran VIII Persetujuan Komisi Etik


47

Lampiran IX Master Tabel

MASTER TABEL HASIL PENELITIAN

No Nama Jenis Umur Konsumsi Diare/tidak


Responden Kelamin diare
1 AA Perempuan 1 ASI Diare
2 AB Perempuan 5 ASI Tidak Diare
3 AC Perempuan 4 ASI Diare
4 AD Laki-laki 2 SF Diare
5 AE Perempuan 3 ASI Tidak Diare
6 AF Perempuan 3 SF Diare
7 AG Laki-laki 4 SF Diare
8 AH Perempuan 2 ASI Tidak Diare
9 AI Perempuan 5 ASI Tidak Diare
10 AJ Perempuan 1 SF Diare
11 AK Laki-laki 2 SF Diare
12 AL Perempuan 2 ASI Tidak Diare
13 AM Laki-Laki 4 SF Tidak Diare
14 AN Perempuan 4 SF Diare
15 AO Laki-laki 2 ASI Tidak Diare
16 AP Perempuan 5 ASI Tidak Diare
17 AQ Perempuan 3 ASI Tidak Diare
18 AR Perempuan 3 ASI Diare
19 AS Perempuan 1 SF Diare
20 AT Laki-Laki 3 ASI Tidak Diare
21 AU Perempuan 5 ASI Tidak Diare
22 AV Laki-Laki 1 ASI Tidak Diare
23 AW Perempuan 4 ASI Tidak Diare
24 AX Perempuan 2 ASI Tidak Diare
48

25 AY Laki-Laki 3 SF Tidak Diare


26 AZ Perempuan 4 ASI Tidak Diare
27 BA Laki-Laki 6 SF Diare
28 BB Perempuan 1 ASI Tidak Diare
29 BC Perempuan 3 ASI Tidak Diare
30 BD Laki-laki 6 SF Diare
31 BE Perempuan 2 SF Tidak Diare
32 BF Laki-laki 4 ASI Diare
33 BG Perempuan 5 ASI Tidak Diare
34 BH Perempuan 1 ASI Tidak Diare
35 BI Laki-laki 4 SF Diare
36 BJ Laki-laki 3 ASI Tidak Diare
37 BK Perempuan 2 SF Diare
38 BL Perempuan 3 SF Diare
39 BM Laki-laki 2 ASI Tidak Diare
40 BN Laki-laki 6 ASI Tidak Diare
41 BO Laki-Laki 1 ASI Tidak Diare
42 BP Perempuan 2 SF Diare
43 BQ Perempuan 3 SF Diare
44 BR Laki-laki 6 ASI Tidak Diare
45 BS Perempuan 2 SF Diare
46 BT Perempuan 2 SF Diare
47 BU Laki-Laki 4 ASI Diare
48 BV Perempuan 3 ASI Tidak Diare
49 BW Laki-Laki 3 ASI Tidak Diare
50 BX Perempuan 2 SF Diare
51 BY Perempuan 3 ASI Tidak Diare
49

Lampiran X Hasil Pengolahan Data

HASIL SPSS

Diare

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Terjadi Diare 22 43.1 43.1 43.1

Tidak Terjadi Diare 29 56.9 56.9 100.0

Total 51 100.0 100.0

Konsumsi Susu Formula

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mengkonsumsi ASI 31 60.8 60.8 60.8

Mengkonsumsi Susu 20 39.2 39.2 100.0


Formula

Total 51 100.0 100.0


50

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 19 37.3 37.3 37.3

Perempuan 32 62.7 62.7 100.0

Total 51 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 Bulan 7 13.7 13.7 13.7

2 Bulan 12 23.5 23.5 37.3

3 Bulan 14 27.5 27.5 64.7

4 Bulan 9 17.6 17.6 82.4

5 Bulan 5 9.8 9.8 92.2

6 Bulan 4 7.8 7.8 100.0

Total 51 100.0 100.0


51

Lampiran: Hubungan Pemberian Susu Formula terhadap Kejadian Diare

Konsumsi Susu Formula * Diare Crosstabulation

Diare

Tidak
Terjadi Terjadi
Diare Diare Total

Konsumsi Susu Mengkonsumsi ASI Count 5 26 31


Formula
% within Konsumsi 16.1% 83.9% 100.0%
Susu Formula

Mengkonsumsi Count 17 3 20
Susu Formula
% within Konsumsi 85.0% 15.0% 100.0%
Susu Formula

Total Count 22 29 51

% within Konsumsi 43.1% 56.9% 100.0%


Susu Formula
52

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 23.508a 1 .000

Continuity Correctionb 20.784 1 .000

Likelihood Ratio 25.437 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear 23.047 1 .000


Association

N of Valid Cases 51

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.63.

b. Computed only for a 2x2 table


53

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Konsumsi .034 .007 .161


Susu Formula
(Mengkonsumsi ASI /
Mengkonsumsi Susu
Formula)

For cohort Diare = Terjadi .190 .083 .432


Diare

For cohort Diare = Tidak 5.591 1.948 16.052


Terjadi Diare

N of Valid Cases 51
54

Lampiran XI Jadwal Kegiatan Penelitian

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Bulan ke
Kegiatan 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan Proposal

Survei Awal

Seminar proposal

Pengumpulan data

Pengelolaan data

Analisis data

Penyusunan laporan

Seminar hasil
55

Lampiran XII Rencana Biaya Penelitian

RENCANA BIAYA PENELITIAN

PROPOSAL

1. Biaya Print Proposal Rp. 100.000


2. Fotocopy Sumber-sumber Tinjauan Pustaka Rp. 30.000
3. Print Memperbanyak Proposal Rp. 50.000

PENGUMPULAN DATA

1. Izin Penelitian Rp. –


2. Transportasi Rp. –

ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

1. Biaya Print Rp. 100.000


2. Penjilidan Rp. 150.000
3. Compact Disc (CD) Rp. 10.000

BIAYA TIDAK TERDUGA Rp. 200.000

Rp. 640.000
56

Lampiran XIII

DOKUMENTASI
57
58

Lampiran XIV Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizky Ramadhan Saputra Harahap

Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Batu, 3 Februari 1996

Agama : Islam

Alamat : Jalan Karya Wisata Medan Johor

Riwayat Pendidikan : 1. TK Pembina Ujung Batu (2001-2002)

2. SDN. 002 Ujung Batu (2002-2008)

3. SMP Negeri 1 Ujung Batu (2008-2011)

4. SMA Negeri 1 Pasir Pangaraian (2011-2014)

5. Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Sumatera Utara (2014-Sekarang)

Riwayat Organisasi : - H20 (Human Healt Organization)

- BRO12THER EVOLUTION

Anda mungkin juga menyukai