(1/2)
Sering kita memandangi langit yang indah dengan semburat sinar matahari di
pagi hari. Ia bagaikan kanvas biru yang terhampar luas dengan guratan cat
putih lapisan awan. Kita juga suka menikmati malam purnama dengan
pendaran sinar rembulan yang menerangi ufuk. Cahayanya menancapkan
ketenangan tidak menyilaukan, tidak pula memudarkan keindahan.
Selain keindahan dan kekokohan langit yang luas tanpa retak itu, pernahkah
kita merenungkan bahwa tempat yang berjarak 500 tahun perjalanan dari
muka bumi itu adalah sebuah negeri dimana makhluk-makhluk mulia tinggal.
Ya, di sanalah tempatnya para malaikat.
“Tidak ada satu ruang selebar 4 jari, kecuali di sana ada malaikat yang
sedang meletakkan dahinya, bersujud kepada Allah.” (HR. Ahmad No.
21516).
Artinya jumlah malaikat itu sangatlah banyak. Lebih banyak dari jumlah
manusia. Dan sejumlah besar malaikat itu dipimpin oleh Malaikat Jibril
‘alaihissalam.
Para malaikat adalah makhluk yang terbuat dari cahaya yang Allah ciptakan
dengan sayap-sayap. Allah ﷻberfirman,
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir: 1).
Di antara malaikat yang dipimpin oleh Jibril adalah malaikat pemikul arasy.
Pemikul ciptaan Allah ﷻyang terbesar. Rasulullah ﷺbersabda:
َ َس ْب ِع ِمائ َ ِة َم ِسي َْرة َعا ِت ِق ِه إلَى أذ ِن ِه شَحْ َم ِة َبيْنَ َما ْال َع ْر ِش ح َملَ ِة ِم ْن للاِ َمَلَ ِئ َك ِة ِم ْن َملَك َع ْن أ َح ِد
َث أ َ ْن ِل ْى أذِن
سنَة
َ .
“Aku diidzinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul
arasy, yaitu antara daging telinga (tempat anting. pen) dengan pundaknya
sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Dawud no 4727).
Salah satu dari pemikul arasy itu adalah Israfil sang peniup Sangkakala.
Tahukah Anda besarnya Sangkakala itu? Diameternya adalah antara langit
dan bumi. Sedangkan jarak langit dan bumi adalah 500 tahun perjalan dengan
kuda yang tercepat.
“Apakah kalian tahu berapa jarak antara langit dan bumi?” Kami (para
sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih mengetahui.” Beliau
bersabda, “Jarak langit dan bumi adalah perjalanan 500 tahun…” (HR. Abu
Dawud dan selainnya).
“Jarak antara dua ujung pundak orang kafir di dalam neraka sejauh perjalanan
3 hari yang ditempuh penunggang kuda yang larinya cepat.” (HR. Bukhari
6551 dan Muslim 2852).
Allah besarkan jisim mereka agar adzab yang mereka derita lebih maksimal
dan lebih terasa di setiap lekuk dan jengkal tubuhnya. Kalau penduduk neraka
sebesar itu, lalu bagaimana dengan Malaikat Malik, penjaga neraka. Malaikat
yang ditakuti oleh para kriminal dan pendosa penghuni Jahannam itu. Suatu
ketika, kelak penduduk neraka meminta kepada Malik agar menyampaikan
kepada Allah supaya mereka dimatikan saja. Karena tidak tahan dengan
pedihnya derita adzab.
ِ َما ِكثونَ ِإنَكم قَا َل َربُّكَ َعلَ ْينَا ِل َي ْق
ض َما ِلك َيا َونَا َد ْوا
“Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Rabbmu membunuh kami saja”. Dia
menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (hidup di neraka ini selama-lamanya)”.
(QS. Az-Zukhruf: 77).
“Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.” (QS.
At-Takwir: 23).
Dan surat:
ْال َمأ ْ َوى َجنَة ِع ْن َدهَا ْالم ْنت َ َهى ِسد َْر ِة ِع ْن َد أ ْخ َرى ن َْزلَةً َرآه َولَقَ ْد
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga
tempat tinggal.” (QS. An-Najm: 13-15).
Rasulullah ﷺmenjawab, “Itulah Jibril yang tidak pernah kulihat ia dalam wujud
aslinya. Kecuali pada dua kesempatan itu saja. Aku melihatnya turun dari
langit, dimana tubuhnya yang besar memenuhi ruang antara langit dan bumi.”
(HR. Muslim, No. 177).
“Rasulullah ﷺmelihat Jibril dengan bentuk aslinya. Dia memiliki enam ratus
sayap. Setiap satu sayapnya dapat menutupi ufuk. Dari sayapnya berjatuhan
mutiara dan yaqut dengan beragam warna.” (HR. Ahmad No. 460).
“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai
akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.”
(QS. an-Najm: 5-6).
Itulah kemuliaan Alquran. Malaikat yang paling mulia adalah yang paling layak
mengemban amanah wahyu-Nya dan manusia yang paling mulia adalah yang
paling layak menerimanya.
Ketika Jibril menyeru kepada para malaikat untuk mencintai seorang hamba,
maka seluruh malaikat penghuni langit akan tunduk kepadanya. Karena dialah
Jibril sang pemimpin Israfil yang perkasa dan pemimpin Malik Khazin neraka.